Perencanaan Partisipatif dalam Penyusunan RPJMD

3. Adanya upaya untuk saling memahami dan posisi saling bernegosiasi, dan berdialog, serta semangat toleransi dengan seluruh anggota kelompok masyarakat. 4. Dalam setiap diskusi tidak hanya sekedar menghasilkan keputusan tetapi secara bersama-sama memikirkan implikasi dan akibat dari keputusan yang diambil menyangkut keuntungan dan hambatan dan kemungkinan kerugian. 5. Dalam interaksi ada proses saling belajar dan upaya untuk mengoptimalkan hasil melalui metode partisipatoris yaitu berusaha melakukan proses evaluasi untuk menimbulkan kesadaran diri masyarakat.

1.5.5 Perencanaan Partisipatif dalam Penyusunan RPJMD

Perencanaan Partisipatif dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah keterlibatan mental atau pikiran dan emosi perasaan, sumbangan masyarakat dan para pemangku kepentingan stakeholder pembangunan dalam penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dengan tujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sebagai wujud dari proses perencanaan partisipatif dalam perencanaan pembangunan daerah, maka untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD perlu menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Musrenbang penyusunan RPJMD, yang dilaksanakan sepanjang bulan maret. Musrenbang adalah forum multi-pihak terbuka yang secara bersama mengidentifikasi dan menentukan prioritas kebijakan pembangunan masyarakat. Kegiatan ini berfungsi sebagai negosiasi, rekonsiliasi, dan harmonisasi perbedaan antara pemerintah dan pemangku kepentingan non pemerintah, sekaligus mencapai konsensus bersama mengenai prioritas kegiatan pembangunan berikut anggarannya Modul Bahan Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Rencana pembangunan, USAID LGSP, 2007 : 2. Pemerintah telah menetapkan kegiatan Musrenbang sebagai sarana untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan di daerah. Berbagai prakarsa juga telah ditempuh sejumlah daerah untuk meningkatkan efektifitas partisipasi masyarakat, antara lain dengan melembagakan prosedur Musrenbang dalam Peraturan Daerah Perda dan keterlibatan stakeholder dalam berbagai pembahasan dan perumusan perencanaan pembangunan daerah, baik rencana jangka panjang, menengah, maupun rencana kerja tahunan pemerintah daerah. Adapun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD disusun dengan tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut : 2. Tahap pertama: Penyiapan Rancangan Awal RPJM Rancangan awal RPJM yang disiapkan oleh kepala Bappeda untuk mendapatkan gambaran awal visi, misi, dan program bupati terpilih yang memuat strategi pembangunan kabupaten, kebijakan umum, program prioritas bupati, dan arah kebijakan keuangan kabupaten. Rancangan awal RPJMD menjadi pedoman bagi kepala SKPD dalam menyusun rancangan Renstra-SKPD. 2. Tahap kedua : Penyiapan Rancangan Rencana Strategis Renstra SKPD. Penyiapan Rancangan Rencana Strategis Renstra SKPD merupakan tanggungjawab kepala SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD dengan berpedoman pada rancangan RPJM. Program dalam renstra SKPD bersifat indikatif, tidak mengabaikan keberhasilan yang sudah dicapai selama ini, dan diselaraskan dengan program prioritas bupati terpilih. 3. Tahap ketiga : Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Kabupaten. Rancangan akhir RPJM merupakan integrasi rancangan awal RPJM dengan rancangan Renstra-SKPD, yang penyusunannya menjadi tanggungjawab Kepala Bappeda, dan menjadi masukan utama dalam Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten. 4. Tahap keempat : Penyelenggaraan Musrenbang Jangka Menengah kabupaten. Musrenbang Jangka Menengah kabupaten merupakan forum konsultasi dengan para pemangku kepentingan stakeholders pembangunan untuk membahas rancangan RPJM kabupaten. Tujuan penyelenggaraan Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten adalah mendapatkan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan yang menjadi masukan dalam penyempurnaan rancangan RPJM. Musrenbang Jangka Menengah kabupaten dilaksanakan paling lambat 3 bulan setelah bupatiwakil bupati terpilih dilantik. Adapun langkah-langkah dalam penyelenggaraan Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten adalah sebagai berikut : a. Persiapan, meliputi : 1. Penggandaan naskah rancangan RPJM Kabupaten. 2. Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi, tanggalwaktu pelaksanaan, mekanisme, dan susunan acaradengan kelompok bahasan sebagai berikut : i. Pemaparan visi, misi, dan program bupati. ii.Pemaparan kondisi umum kabupaten dan prediksi 5 tahun kedepan. iii. Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan kabupaten dan kebijakan umum. iv. Pemamparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan kabupaten. v.Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan kabupaten yang meliputi program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan. 3. Mengirim surat undangan kepada peserta. b. Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten 1. Pembukaan oleh : Bupati sekaligus membuka secara resmi, dan ketua Bappeda kabupaten, Ketua DPRD. 2. Pemaparan visi, misi, dan program bupati oleh kepala Bappeda. 3. Pemaparan kondisi umum kabupaten dan prediksi oleh tim fasilitasitenaga ahli. 4. Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan kabupaten dan kebijakan umum oleh tim fasilitasi. 5. Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan kabupaten oleh tim fasilitasitenaga ahli. 6. Pemaparan dan penyepakan program pembangunan kabupaten yang meliputi program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan oleh kepala SKPD. 7. Kepala Bappeda kabupaten merumuskan kesepakatan para pemangku kepentingan pembangunan hasil Musrenbang Jangka Menegah Kabupaten. 8. Penutupan : Kepala Bappeda kabupaten membacakan hasil rumusan kesepakatan dalam Musrenbang dan diakhiri dengan sambutan dan penutupan secara resmi oleh Bupati. c. Keluaran Materi kesepakatan dan komitmen hasil Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten sebagai masukan utama penyempurnaan rancangan RPJM, menjadi rancangan akhir RPJM. d. Peserta 1. Para Kepala satuan Kerja Perangkat Daerah, anggota DPRD, instansilembaga daerah, TNI dan POLRI, Pengadilan dan Kejaksaan, para pemangku kepentingan stakeholders pembangunan kabupaten. 2. selain unsur-unsur terkait di atas Kabupaten wajib mengikutsertakan perwakilan dari Bappeda Provinsi dan mengikutsertakan pihak-pihak lain yang dianggap memiliki kepentingan terhadap pembangunan kabupaten. e. Nara Sumber 1. Kepala Bappeda sebagai penyampai Rancangan RPJM. 2. Fasilitatortenaga ahli dalam mengenai bahan bahasan. 3. Fasilitatortenaga ahli dalam memfasilitasi pembahasan dan pengambilan keputusan dalam Musrenbang jangja Menengah Kabupaten. 5. Tahap kelima : Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Penyusunan rancangan akhir RPJM kabupaten merupakan tanggungjawab Kepala Bappeda kabupaten dengan masukan utama hasil kesepakatan Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten untuk disampaikan kepada bupati, dan selanjutnya diproses untuk ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Adapun langkah-langkah dalam penyusunan Rancangan akhir RPJM kabupaten adalah, sebagai berikut : a. Menyusun rancangan akhir RPJM dengan memuat kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten dibantu tim fasilitasi. b. Menyusun naskah akademis rancangan peraturan daerah tentang RPJM dibantu Tim fasilitasi dan Kepala SKPD yang bertanggung jawab tehadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum. c. Menyampaikan rancangan akhir RPJM, beserta naskah akademis dan naskah kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten kepada bupati. 6. Tahap keenam : Penetapan Peraturan daerah Perda tentang RPJM. Agar RPJM kabupaten menjadi dokumen perencanaan Jangka Menengah kabupaten, maka perlu ditetapkan dengan peraturan daerah paling lambat 3 tiga bulan sejak bupati dilantik. Peraturan Daerah tentang RPJM menjadi pedoman kepala SKPD untuk menyempurnakan rancangan Renstra-SKPD menjadi Renstra-SKPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala SKPD. Adapun langkah-langkah dalam penetapan Peraturan daerah tentang RPJM adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan surat Bupati, perihal penyampaian naskah rancangan Peraturan daerah tentang RPJM oleh kepala SKPD yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum, beserta lampirannya kepada DPRD sebagai inisiatif Pemerintah kabupaten. 2. Sebelum RPJM ditetapkan menjadi Peraturan daerah perlu melakukan konsultasi dengan Gubernur cq. Bappeda Provinsi. Diagram Tata cara Penyusunan RPJM Kabupaten Sumber : Undang-undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. diacu Lokasi Kegiatan Rencana Tata Ruang Analisis Keuangan Daerah Visi, Misi dan Program Bupati Musrenbang Jangka Menegah Kabupaten Rumusan hasil Kesepakatan Komitmen Stakeholder Rancangan Awal RPJM --------------------- - Srtategi Pembangunan Kabupaten - Arah Kebijakan Umum - Arah Kebijakan Keuangan Daerah - Program Prioritas dijabarkan Rancangan Renstra SKPD - Visi, Misi, Tujuan, - Strategi,, Kebijakan - Program, Indikasi Kegiatan, dan Pendanaan • Rancangan kerangka Regulasi • Rancangan Kerangka Pendanaan Rancangan Akhir RPJM - Visi, Misi, Program Bupati - Arah, Kebijakan keuangan daerah - Strategi Pembangun an Kabupaten Kebija- Kan umum - Program, indikasi kegiatan, dan penda- naan • Ranca- ngan Kerang- ka Reu- lasi • Ranca- ng an Kerang- ka pen- Danaan - Program transisi - Kaidah Pelaksana- an. Penetapan Perda Tentang RPJM Peraturan Daerah tentang RPJM Prediksi Kondisi Umum Kabupaten - Geografi -Perekonomi- an daerah - Sosial- Buadaya - Prasarana dan sarana - Pemeriintah- an Umum - dll Rancangan RPJM - Visi, Misi, Program Bupati - Arah Kebijakan Keuangan daerah - Strategi Pembangun an Kabupatend Kebija- kan Umum - Program, indikasi ke- giatan, dan pendanaan a.Rancang an Kerang- ka Reulasi b.Rancang an Kerang- kaPenda- naan

1.6 Defenisi Konsep