Gambar 2.6 Kerusakan pada permukaan sudu impeller akibat kavitasi
2.2.5. Net Positive Suction Head NPSH
Kavitasi akan terjadi bila tekanan statis suatu aliran turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Untuk menghindati kavitasi diusahakan agar tidak ada satu
bagianpun dari aliran didalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan dua macam tekanan yang memegang peran penting. Pertama,tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang dan kedua, tekanan yang
ditentukan oleh keadaan aliran didalam pompa. Berhubungan dengan dua hal diatas maka didefinisikanlah suatu Net Positive
Suction Head NPSH atau Head Isap Positif Neto yang dipakai sebagai ukuran
keamanan pompa terhadap kavitasi.Ada dua macam NPSH, yaitu NPSH yang tersedia pada sistem instalasi,dan NPSH yang diperlukan oleh pompa. Pompa terhindar dari
kavitasi jika NPSH yang tersedia lebih besar daripada NPSH yang dibutuhkan.
2.3. AIR
2.3.1. Pengertian Air
Air merupakan pelarut yang baik, oleh karena itu, air alam tidak pernah murni. Air alam mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut. Air alam juga
mengandung mikroorganisme. Apabila kandungan air tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air tersebut dianggap bersih. Air yang tidak layak diminum
masih bisa digunakan untuk keperluan yang lain, misalnya, irigasi, industri, maupun
kepentingan rumah tangga seperti halnya memasak, mencuci, dan masih banyak yang lainnya.
Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kwalitas air, sehingga air tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Air tercemar akibat
masuknya makhuk hidup, zat, atau energi kedalam air, sehingga kwalitas air menurun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya atau kegunaannya.
2.3.2. Beberapa Parameter Kwalitas Air
Komposisi air kotor ditentukan melalui berbagai macam analisis, dimaksudkan untuk menentukan kandungan zat pada BO,COD, dan PH.
a. Kandungan Zat Padat
Limbah padatan dalam air dapat dibedakan atas padatan tersuspensi dan padatan terlarut. Padatan tersuspensi adalah padatan yang tidak dapat melewati kerats sering,
sementara padatan tersuspensi juga masih dapat dibedakan atas padatan yang dapat mengalami sedimentasi dan yang tidak dapat sedimentasi.
b. Oksigen Terlarut Dissolued Oxygen,DO
Air mengandung oksigen terlarut dengan kadar sekitar 10 ppm dalam air bersih pada suhu kamar. Oksigen terlarut diperlukan oleh makhluk hidup di dalam air.
Misalnya, ikan, udang, kerang dan binatang yang lainnya, termasuk bakteri. Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung sedikitnya 5 ppm oksigen. Oksigen terlarut juga
digunakan bakteri mikroorganisme aerob untuk menguraikan sampah organik yang terdapat di dalam air. Bakteri aerob, mengoksidasi sampel organik C menjadi CO2, N
menjadi nitrat dan S menjadi sulfat, serta fasforus, menjadi fosfor. Oleh karena itu, jika air mengandung banyak bahan organik, maka bakteri aerob di dalamnya akan
berkembang. Akibatnya, kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat sehingga ikan dan udang akan mati. Selanjutnya, proses penguraian akan diambil oleh bakteri
anaerob. Bakteri anaerob mereduksi karbon, nitrogen, dan bahan belerang dari bahan
organik menjadi CH4, NH3, dan H2S. Gas NH3 dan H2S berbau tidak sedap itulah sebabnya got atau selokan,sungai yang tercemar berat berbau busuk.
c. BOD dan COD
BOD Biochemical Oxygen Demand dan COD Chemical Oxygen Demand menyatakan banyaknya limbah organik dalam air. BOD adalah banyaknya oksigen yang
digunakan oleh microorganisme dalam lima hari untuk menguraikan sampah yang terdapat dalam air limbah. COD menyatakan jumlah oksigen yang digunakan untuk
mengoksidasi limbah organik dalam contoh air secara kimiawi. COD ditentukan dengan memasak Marefluks contoh air dengan kalium dikromat K2Cr2O7 sebagai
pengoksidasi. BOD dan COD dinyatakan dalam mg perliter = ppm. Makin banyak limbah organik dalam air, makin besar nilai BOD dan COD. Nilai COD umumnya lebih
besar dari nilai BOD . Hal itu terjadi karena berbagai senyawa karbon organik tidak dapat didegradasi oleh microorganisme, tetapi dapat dioksidasi secara kimiawi. Jika nilai
COD berbeda secara nyata dari nilai BOD dapat memberi indikasi bahwa air mengandung zat beracun yang menghambat pertumbuhan microorganisme.
d. PH
Air murni mempunyai PH = 7. Air dapat dianggap bersih jika PHnya antara 6,5 - 8,5. Akan tetapi air yang mempunyai PH antara 6,5 - 8,5 sebelum tentu bersih.
Bergantung pada parameter lainnya.
2.3.3. Air Bersih