Analisis Kesalahan dan Tipe-Tipe Kesalahan

7 dalam pemakaian istilah, dan ketidakstabilan dalam menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lain pada saat atau situasi yang tepat. Penyebab lain yang menjadi sumber miskonsepsi menurut Mujadi 2002 adalah: anak cenderung melihat suatu benda atau peristiwa dari sudut pandang dirinya sendiri, pengalaman anak dari lingkungan terbatas dan cenderung tidak mempunyai kesempatan untuk melihat secara langsung suatu peristiwa melalui demonstrasi, dan anak cenderung memahami suatu peristiwa secara parsial dan tidak mengaitkan satu bagian dengan bagian lainnya. Indraswari 2005 menyatakan bahwa miskonsepsi yang dialami para siswa bisa diperoleh melalui proses pembelajaran pada jenjang sebelumnya, namun penyebab utama timbulnya miskonsepsi adalah karena setiap orang membangun pengetahuan mereka persis dengan pengalamannya serta tidak mengetahui konsep yang sebenarnya. Miskonsepsi didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi para ahli, hanya dapat diterima dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Konsepsi tersebut pada umumnya dibangun berdasarkan akal sehat common sense atau dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia pengalaman mereka sehari-hari dan hanya merupakan eksplanasi pragmatis terhadap dunia realita. Sedangkan penganut konstruktivis menyebut miskonsepsi dengan konsep alternatif. Mereka beranggapan suatu konsep dibentuk oleh masing-masing individu siswa adalah wajar bila mereka memiliki konsep yang berbeda, dan konsep tersebut layak untuk dihargai Suparno, 2005.

4. Analisis Kesalahan dan Tipe-Tipe Kesalahan

Banyak pandangan yang menggolongkan kesalahan berdasarkan tipenya. Berikut ini adalah pengertian analisis kesalahan dan tipe-tipe kesalahan menurut para ahli. Analisis menurut Komaruddin 2001 adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen, atau hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu. Sukirman 2005 menyatakan kesalahan adalah penyimpangan dari hal yang sifatnya sistematis, konsisten maupun insidental pada daerah tertentu. Kesalahan yang sifatnya insidental 8 tidak merupakan akibat dari rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran. Menurut Hufeisen dan Neuner 1994 analisis kesalahan adalah sebuah tindakan yang berasal dari tingkatan yang berbeda untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menjelaskan, mengoreksi, serta menilai, mengobati, dan melakukan pencegahan dari kesalahan, sedangkan menurut Parera 1997 analisis kesalahan adalah kajian mengenai kesalahan yang terjadi pada proses pembelajaran. Menurut Soedjadi 2004, dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa dapat diklasifikasikan beberapa bentuk kesalahan, diantaranya: kesalahan prosedur prosedur pekerjaan, kesalahan dalam mengorganisasikan data, kesalahan mengurutkan, mengelompokkan, dan menyajikan data, kesalahan dalam pemanfaatan simbol, tabel dan grafik yang memuat suatu informasi, kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, kesalahan dalam membuat kalimat atau model matematika. Sriati 1994 menyatakan bahwa kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika adalah: kesalahan terjemahan adalah kesalahan mengubah informasi ke ungkapan matematika atau kesalahan dalam memberi makna suatu ungkapan matematika, kesalahan konsep adalah kesalahan memahami gagasan abstrak, kesalahan strategi adalah kesalahan yang terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarah ke jalan buntu, kesalahan sistematik adalah kesalahan yang berkenaan dengan pemilihan yang salah atas teknik ekstrapolasi, kesalahan tanda adalah kesalahan dalam memberikan atau menulis tanda atau notasi matematika, kesalahan hitung adalah kesalahan menghitung dalam operasi matematika. Menurut Clement 1980, adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat dikelompokkan menjadi 5 yang meliputi : Reading errors yaitu kesalahan membaca soal, Reading comprehension difficulty yaitu kesalahan memahami makna soal, Transform errors yaitu kesalahan transformasi, Weakness in process skill yaitu kelemahan perhitungan atau komputasi, dan Encoding errors yaitu kesalahan penyimpulan. Watson Letuna, 2007 menyatakan tipe-tipe kesalahan terbagi atas 8 tipe yaitu: Inappropriate data adalah data yang tidak tepat, Inappropriate prosedur adalah prosedur yang tidak tepat, omitted data adalah data hilang, omitted kesimpulan adalah kesimpulan yang hilang, response level konflik adalah konflik level respon, undered manipulation 9 adalah manipulasi tidak langsung, skill hierarchy problem adalah masalah hierarki keterampilan, dan other adalah kesalahan selain kesalahan yang disebutkan. Menurut Subanji dan Mulyoto Kristinatali, 2010 tipe-tipe kesalahan umum yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika antara lain: kesalahan konsep yaitu kesalahan menentukan teorema dan penggunaan teorema, kesalahan dalam menggunakan data yaitu tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai, kesalahan dalam memasukan data ke variabel, dan menambahkan data yang seharusnya tidak dipakai, kesalahan interpretasi bahasa yaitu kesalahan menyatakan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika, dan kesalahan menginterpretasikan simbol, grafik, dan tabel ke dalam bahasa matematika, kesalahan teknis yaitu kesalahan perhitungan dan kesalahan memanipulasikan operasi aljabar, kesalahan penarikan kesimpulan yaitu kesalahan dalam melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang tepat dan kesalahan karena penyimpulan tidak sesuai dengan penalaran logis. Tipe-tipe kesalahan dibagi ke dalam indikator agar penggolongan kesalahan lebih spesifik. Tabel Tipe Kesalahan Berdasarkan Indikator menurut Subanji dan Mulyoto Kristinatali, 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Tipe Kesalahan Berdasarkan Indikator No Tipe Kesalahan Indikator 1 Kesalahan Konsep Kesalahan menentukan teorema rumus untuk menjawab suatu masalah 2 Kesalahan dalam Menggunakan Data Tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai. Kesalahan memasukkan data ke variabel 3 Kesalahan Interpretasi Bahasa Kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari-hari dalam bahasa matematika Kesalahan menginterpretasikan simbol, grafik, dan tabel ke dalam bahasa Matematika 4 Kesalahan Teknis Kesalahan perhitungan 5 Kesalahan Penarikan Kesimpulan Melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar tidak sesuai dengan penalaran logis 10 Penelitian ini mengacu pada pendapat Subanji dan Mulyoto Kristinatali, 2010, dimana pengklasifikasian kesalahan berdasarkan indikatornya. Pengklasifikasian tipe-tipe kesalahan jawaban siswa dalam penelitian ini berdasarkan Pedoman Pengklasifikasian Kesalahan pada Materi Operasi Hitung Matriks, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pedoman Pengklasifikasian Kesalahan pada Materi Operasi Hitung Matriks No Indikator kesalahan Kesalahan yang dilakukan Siswa 1 Kesalahan menentukan teorema rumus untuk menjawab suatu masalah Kesalahan dalam menentukan dan menggunakan rumus terkait dengan penjumlahan, pengurangan, atau perkalian matriks. 2 Tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai. Kesalahan dalam menggunakan data terkait dengan soal operasi hitung matriks. Kesalahan memasukkan data ke variabel Kesalahan dalam mensubstitusikan data ke dalam variabel pada soal operasi hitung matriks. 3 Kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari- hari dalam bahasa matematika Kesalahan dalam menyatakan suatu bentuk permasalahan soal cerita ke dalam bentuk matriks. Kesalahan menyatakan simbol, grafik, dan tabel ke dalam bahasa matematika. Keesalahan dalam menyatakan suatu bentuk simbol, grafik, atau tabel ke dalam bentuk tabel. 4 Kesalahan perhitungan Kesalahan dalam melakukan perhitungan pada operasi hitung matriks. 5 Melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar Kesalahan dalam melakukan penyimpulan yang tidak sesuai dengan alasan pendukung yang benar tidak sesuai penalaran logis

B. Penelitian yang Relevan