1
METODE PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SALATIGA
Ika Sri Widyaningrum, Sutriyono, Wahyudi Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga, Indonesia
e-mail : iqqa_ciecupidhyahoo.com
Abstrak
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan guru pada mata pelajaran matematika di lembaga bimbingan
belajar Salatiga. Penelitian dilakukan di lembaga bimbingan belajar PRIMAGAMA, IPIEMS dan SSC. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan merekam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti proses pembelajaran dikelas. Wawancara dilakukan dengan tentorguru matematika dan siswa di bimbingan belajar.
Merekam data dilakukan dengan mengambil foto dan video selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan pembelajarn yang dilaksanakan di PRIMAGAMA
menggunakan metode driil dan metode pemberian tugas. Bimbingan belajar IPIEMS menggunakan metode tanya jawab, metode kerja kelompok dan metode driil pada proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Bimbingan belajar SSC menggunakan metode driil dan metode pemberian tugas. Berbeda dengan PRIMAGAMA, partisipasi siswa di bimbingan belajar SSC selama proses pembelajaran
lebih aktif . Secara umum metode pembelajaran yang digunakan di bimbingan belajar PRIMAGAMA, IPIEMS dan SSC adalah metode driil.
Kata Kunci :
Metode pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang
terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode dan evaluasi.
Metode pembelajaran adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode
pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain 2002, guru harus memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan
dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Penyebab guru gagal mencapai
tujuan pembelajaran adalah jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan
2 terhadap karakteristik dari masing-masing metode pembelajaran. Cukup banyak bahan pelajaran yang
terbuang percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas serta situasi kelas. Efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada
kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran.
Menurut Lester D. Crow Alice Crow dalam Santosa 1988 bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang secara pribadi bermutu tinggi dan terlatih
dengan baik, kepada seseorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan
sendiri dan memikul bebannya sendiri. Pelaksanaan bimbingan diperlukan adanya personal yang memiliki keahlian dan pengalaman yang khusus dalam bidang bimbingan.
Aktivitas belajar matematika setiap siswa di sekolah tidak selamanya berlangsung secara wajar. Faktor cara guru menyajikan pelajaran di kelas, penguasaan bahan dan cara mengajar yang tidak baik
membuat siswa malas memperhatikan pelajaran dan minat untuk belajar rendah. Menurut pendapat Purwanto 2004, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting. Sikap dan kepribadian
guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan kepada siswanya. Dengan situasi dan kondisi pembelajaran yang mereka tempuh di sekolah seperti itu,
siswa tidak hanya cukup mengandalkan bekal pendidikan yang diberikan di sekolah saja untuk menjaga prestasi bahkan untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Pengamat pendidikan yang
juga seorang pendidikan Santosa 1986 mengungkapkan dengan mengikuti bimbingan belajar berarti siswa maupun orangtua siswa yang mengirimkan anak mereka untuk mengikuti bimbingan belajar
cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu membawa anak mereka bisa lebih berprestasi. Oleh karena itu diperlukan usaha ekstra untuk menutup, melengkapi atau mengganti
ketidakjelasannya akan suatu materi yang diberikan guru di sekolah yaitu dengan mengikuti bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Sudirman 2011, menyatakan ada peningkatan prestasi dan ketuntasan belajar dengan menggunakan metode demonstrasi pada
pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Laila Mardhiyah 2009, adalah pembelajaran luas bangun datar menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika. Penelitian lain yang mendukung yaitu yang dilakukan oleh Silvia Afriani, menyatakan penggunaan metode discovery membuat siswa lebih
memahami materi trigonometri dibandingkan dengan penggunaan metode ekspositori karena
menjadikan siswa lebih mampu mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dengan bimbingan guru.
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dan melihat adanya penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang
digunakan pada mata pelajaran matematika di lembaga bimbingan belajar Salatiga.
B. Kajian Teori