12 menyuruh siswa menukarkan lembar jawaban dengan teman sebelahnya untuk dikoreksi.
Guru membagi 30 soal dengan jumlah siswa, jadi setiap siswa mendapat 5 soal untuk dipertanggungjawabkannya. Caranya dengan siswa membaca soal dan menjelaskan langkah
penyelesaian secara singkat. Siswa menghitung jumlah kesalahan lembar jawaban siswa lainnya yang diteliti. Lembar jawaban lalu diserahkan kepada guru untuk dinilai. Lembar
jawaban kembali diberikan siswa, untuh dipelajari dirumah. Kegiatan akhir, guru memberikan hukuman bagi siswa yang nilainya terendah yaitu menghapus whiteboard. Guru
memberitahukan bahan latihan soal pada pertemuan selanjutnya yaitu materi bilangan romawi. Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
2. Hasil wawancara
a. Guru dan siswa di PRIMAGAMA
Guru dalam pelaksanaan pembelajaran hanya menjelaskan pokok-pokok penting materi secara singkat. Pembelajaran berpusat pada guru, karena waktu pembelajaran
terbatas. Guru tidak menyediakan alat peraga dan menggunakan media pembelajaran elektonik. Whiteboard yang sering digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar.
Diskusi, kerja kelompok, praktik membuat dan menghasilkan sesuatu tidak pernah dilakukan. Tanya jawab pun jarang dilakukan. Demonstrasi dilakukan jika kebetulan ada
benda yang bentuknya menyerupai materi yang sedang diajarakan. Soal diberikan setelah materi selesai diberikan. Pertemuan lebih sering dilakukan dengan mengerjakan latihan-
latihan soal. Jawaban soal dicocokkan bersama dengan lisan. Soal yang sulit dan tidak dapat diselesaikan oleh siswa, dibahas oleh guru. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk maju
menuliskan jawabannya. Kesimpulan dari materi yang dipelajari terkadang diberikan jika ingat. Terdapat perbedaan mengajar ketika siswa akan menghadapi ujiantes. Pertemuan
lebih banyak diisi dengan latihan soal jika siswa akan menghadapi ujiantes. Kegiatan akhir jarang memberikan kesimpulan dan ringkasan dari garis besar materi yang sudah dipelajari.
Sebagai penutup kegiatan pembelajaran dilakukan doa bersama. b.
Guru dan siswa di IPIEMS Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, pembelajaran diawali bertanya pada
siswa sejauh mana materi yang diajarkan di sekolah. Materi yang berbeda-beda tersebut digabungkan dengan materi yang diajarkan di bimbel. Apersepsi diberikan diawal pelajaran,
dan menyakakan kesulitan materi sebelumnya. Guru memberikan game-game untuk membangkitkan semangat belajar siswa. Game diberikan secara kelompok dan individu.
Guru juga menanyakan pekerjaan rumah, jika ada dibahas bersama-sama. Kegiatan inti, materi diberikan dengan ceramah dan tanya jawab dengan siswa, Guru tidak memberikan
kesempatan siswa berdiskusi dengan temannya karena waktu habis, diskusi dilakukan secara personal antara siswa dan guru. Dalam mengerjakan soal, guru berkeliling menghampiri
siswa satu persatu mengecek dan menanyakan kesulitan mereka. Jika ada siswa yang belum mengerti mereka bertanya. Jika waktu tidak memungkinkan dijelaskan diakhir pertemuan
karena dapat mengganggu siswa lain. Pada materi tertentu guru mengelompokan siswa untuk membuat sesuatu. Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya. Cara melaporakan
hasil pekerjannya dengan menjawab pertanyaan yang dilempar oleh guru dan dilakukan pembahasan bersama yang kemudian diambil kesimpulan. Pembahasan soal dilakukan
dengan menyuruh siswa maju kedepan kelas menulisakan jawabannya dan menjelasakan bagaimana cara memperolehnya. Terdapat perbedaan mengajar ketika siswa akan
13 menghadapi ujiantes. Pertemuan lebih banyak diisi dengan latihan soal jika siswa akan
menghadapi ujiantes. Evaluasi diberikan diakhir pertemuan untuk mengetahui kemampuan siswa sejauh mana.
c. Guru dan siswa di SSC
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, awal pembelajaran dimulai pemberian salam terlebih dahulu. Motivasi dan apersepsi jarang diberikan kepada siswa. Materi yang
diberikan dengan cara lisan dan mencatatkan di whiteboard hal-hal yang pokok. Siswa kemudian menyalin catatan tersebut. Lamanya pemberian materi tergantung dari kesulitan
materi dan daya tangkap siswa. Diskusi dilakukan guru jika materi yang diberikan mudah. alat peraga maupun media pembelajaran tidak digunakan. Guru biasanya mencontohkan
benda konkret yang ada disekitar siswa dan menggambarkan di whiteboard, agar pemahaman siswa tidak abstrak. Guru mengalokasikan waktu dengan baik antara
pemberian materi dan latihan soal. Pekerjaan rumah diberikan jika ada soal yang belum selesai dikerjakan dan jika ingin. Terdapat perbedaan mengajar ketika siswa akan
menghadapi ujiantes. Pertemuan lebih banyak diisi dengan latihan soal jika siswa akan menghadapi ujiantes. Evaluasi dilakukan dengan menarik kesimpulan dari materi yang
sudah dipelajari.
3. Pembahasan