Urgensi Pendidikan Karakter Konsep Pendidikan Karakter Perspektif Thomas Lickona

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Ada sebagian siswa yang tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain; d. Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam; e. Banyaknya masalah yang berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja belajar yang rendah; f. Merupakan persiapan terbaik untuk memiliki perilaku yang baik di tempat kerja; dan g. Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.

3. Urgensi Pendidikan Karakter

Saat ini di seluruh dunia, mulai dari masyarakat secara individu sampai dengan organisasi kemasyarakatan, baik kaum liberal maupun konservatif telah meminta sekolah-sekolah untuk melibatkan peran pendidik moral sebagai bagian dari pendidikan anak-anak. Dari sekian banyak masalah moral yang tengah menjadi perhatian sekolah, tampaknya tidak ada masalah yang lebih mengkhawatirkan daripada masalah kenakalan remaja. Sejak tahun 1978 sampai dengan 1988, berdasarkan statistic FBI, tindak pemerkosaan yang melibatkan remaja lelaki berusia 13-14 tahun meningkat jumlahnya menjadi dua kali lipat. Lebih dari 20 tahun 1968-1988, jumlah tindakan kekerasan kriminal meningkat sebanyak 53, dan tindakan- digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tindakan tersebut berupa pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan perusakan. Lebih tepatnya tindakan tersebut dilakukan oleh para remaja lelaki dan perempuan yang berusia di bawah tujuh belas tahun. Perilaku kenakalan remaja yang berbentuk kekerasan sering terjadi pada anak-anak remaja yang tinggal dalam satu lingkungan, yang kemudian membentuk tindakan-tindakan keji dan berutal yang memperlihatkan rendahnya jiwa kemanusiaan yang senagaja dilakukan tanpa rasa bersalah. 92 Demikianlah gambaran mendalam betapa perilaku anak-anak pada masa ini telah berubah lebih jauh dalam hal keterlibatan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut, menurut Thomas Lickona, juga tidak hanya tergambar dari perilaku kekerasan yang dilakukan oleh remaja, tetapi juga dari berbagai bentuk ucapan dan tindakan tidak terpuji yang sudah mulai dilakukan anak-anak. Thomas Lickona mencontohkan di masyarakat New Orleans, seorang anak kelas 1 SD menggerus kapur dan memperlihatkan kepada anak-anak lain seraya memberitahu bahwa seolah-olah barang yang dimilikinya adalah kokain. Menurut Thomas Lickona, anak-anak yang hidup dengan rendahnya kesadaran moral kini mulai bermunculan, guru-guru mereka mengatakan bahwa mereka berasal dari keluarga yang bermasalah. Tentunya saja 92 Ibid., 4. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kurangnya perhatian orang tua menjadi alasan utama bagi sekolah untuk secara terpaksa harus terlibat dalam pendidikan karakter. 93 Dewasa ini, berbagai perdebatan serius telah lebih banyak muncul di sekolah-sekolah yang memfasilitasi siswa dengan pendidikan karakter. Pendidikan nilai merupakan salah satu topik utama dalam bidang pendidikan saat ini. Berberapa kelompok orang baik yang secara politis berpihak ke kanan ataupun ke kiri benar-benar menyangsikan tentang pendidikan moral yang berlaku di sekolah. Namun di atas semua permasalahan itu, perbedaan pendapat hanyalah berkembang secara stagnan, dan sebagai resikonya: tidaklah etis jika sekolah hanya memulai dapat bertindak ketika masyarakat sudah berada dalam keterpurukan moral. Sebaiknya, sekolah melakukan suatu kontribusi lebih kepada anak-anak muda dan juga bagi kesehatan moral dari bangsa ini. 94 Dari beberapa masalah di atas, maka sangat jelas urgensi atau pentingnya pendidikan karakter pada saat ini karena karakter akan menunjukkan siapa diri kita sebenarnya, karater akan menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan, karakter menentukan sikap, perkataan dan perbuatan sesorang, orang yang memiliki karakter baik, maka perkataan dan perbuatannya juga pasti akan baik, sehingga semua itu akan menjadi 93 Ibid., 5. 94 Ibid., 6. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id identitas yang menyatu dan mempersonaliasasi terhadap dirinya, sehingga mudah membedakan dengan identitas lainnya.

4. Nilai Dasar Pendidikan Karakter