PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF BUD
PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PERSPEKTIF BUDAYA
Definisi Pendidikan Karakter
Thomas
Lickona menyatakan bahwa
pengertian pendidikan karakter adalah suatu
usaha yang disengaja untuk membantu seseorang
sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Penguatan
pendidikan moral (moral education) atau
pendidikan karakter (character education) dalam
konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis
moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut
antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas,
maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan
menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan
perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial
yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas,
oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Keterkaitan antara komponen moral dalam rangka
pembentukan Karakter yang baik menurut Lickona
BUDAYA DI INDONESIA
menurut analisis
Pilliang (Tilaar, 2002), profil manusia
Indonesia saat ini telah mengalami proses
dehumanisasi yang diakibatkan oleh
orientasi pendidikan. Pada masa orde
lama, telah menghasilkan “manusia
ideologi”, orde baru telah menghasilkan
“manusia-manusia mesin”
Gelombang
globalisasi yang ditunjang
dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi telah menghancurkan batasbatas waktu, dan mengubah tata pergaulan
umat manusia.Bahkan pengertian mengenai
negara-bangsa mulai berubah. Di manamana lahirlah bentuk nasionalisme baru
yang dikenal sebagai etno-nasionalisme atau
bentuk negara post nation state.
Sementara
itu, diiakui bahwa banyak faktor
mempengaruhi merosotnya nilai-nilai moralitas
dalam tata kehidupan kolektif sebagai bangsa.Hal
ini terjadi akibat perubahan sistem politik pasca
reformasi yang menimbulkan euforia politik
berlebihan, kebebasan berdemokrasi yang nyaris
tanpa batas, sampai mengabaikan nilai-nilai
etika.Selain itu, pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang
membuat arus informasi begitu deras. Nyaris tak
ada lagi filter untuk memilih dan memilah.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa:
Pendidikan
nilai-nilai luhur (karakter) melalui
jalur pendidikan formal dipandang akan lebih
efektif dibanding melalui jalur lainnya, seperti:
pendidikan informaldi keluarga,
Hal ini karena pendidikan karakter melalui
jalur pendidikan formal akan lebih terprogram
dan hasilnya akan terukur.
TERIMAKASIH
DALAM PERSPEKTIF BUDAYA
Definisi Pendidikan Karakter
Thomas
Lickona menyatakan bahwa
pengertian pendidikan karakter adalah suatu
usaha yang disengaja untuk membantu seseorang
sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Penguatan
pendidikan moral (moral education) atau
pendidikan karakter (character education) dalam
konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis
moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut
antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas,
maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan
menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan
perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial
yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas,
oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Keterkaitan antara komponen moral dalam rangka
pembentukan Karakter yang baik menurut Lickona
BUDAYA DI INDONESIA
menurut analisis
Pilliang (Tilaar, 2002), profil manusia
Indonesia saat ini telah mengalami proses
dehumanisasi yang diakibatkan oleh
orientasi pendidikan. Pada masa orde
lama, telah menghasilkan “manusia
ideologi”, orde baru telah menghasilkan
“manusia-manusia mesin”
Gelombang
globalisasi yang ditunjang
dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi telah menghancurkan batasbatas waktu, dan mengubah tata pergaulan
umat manusia.Bahkan pengertian mengenai
negara-bangsa mulai berubah. Di manamana lahirlah bentuk nasionalisme baru
yang dikenal sebagai etno-nasionalisme atau
bentuk negara post nation state.
Sementara
itu, diiakui bahwa banyak faktor
mempengaruhi merosotnya nilai-nilai moralitas
dalam tata kehidupan kolektif sebagai bangsa.Hal
ini terjadi akibat perubahan sistem politik pasca
reformasi yang menimbulkan euforia politik
berlebihan, kebebasan berdemokrasi yang nyaris
tanpa batas, sampai mengabaikan nilai-nilai
etika.Selain itu, pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang
membuat arus informasi begitu deras. Nyaris tak
ada lagi filter untuk memilih dan memilah.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa:
Pendidikan
nilai-nilai luhur (karakter) melalui
jalur pendidikan formal dipandang akan lebih
efektif dibanding melalui jalur lainnya, seperti:
pendidikan informaldi keluarga,
Hal ini karena pendidikan karakter melalui
jalur pendidikan formal akan lebih terprogram
dan hasilnya akan terukur.
TERIMAKASIH