Proyeksi dalam Perencanaan Pendidikan

15 melaksanakan tugas tambahan. Dijelaskan pula bahwa beban kerja guru sebagaimana dimaksudkan tersebut yaitu sekurang-kurangnya 24 dua puluh empat jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 empat puluh jam tatap muka dalam 1 satu minggu. Fakry Gaffar 1989: 123 menyebutkan beberapa faktor yang diperhitungkan dalam melakukan proyeksi kebutuhan guru sebagai data dasar yang mencakup: 1. enrollment sekolah, 2. jumlah jam per minggu yang diterima siswa masing-masing mata pelajaran tertentu maupun seluruh mata pelajaran, 3. beban mengajar penuh guru per minggu, 4. besar kelas yang dianggap efektif untuk menerima suatu mata pelajaran, 5. jumlah guru yang ada, 6. jumlah guru yang akan pensiun atau berhenti atau karena sesuatu hal akan meninggalkan jabatan keguruan, 7. jenis sekolah dan jenjang sekolah yang memerlukan guru. Dalam perkiraan kebutuhan guru Sekolah Menengah Kejuruan SMK diperhatikan sistem bidang studi. Adapun terdapat tiga kelompok guru berdasarkan bidang studi yaitu bidang studi normatif, adaptif dan produktif. Bidang studi produktif di SMK merupakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sesuai dengan kompetensi kejuruan. Jumlah jam per minggu yang diterima siswa untuk masing-masing mata pelajaran didasarkan atas kurikulum yang berlaku. Langkah awal yang harus dilakukan untuk menghitung proyeksi guru untuk beberapa tahun ke depan adalah perlu dilakukan proyeksi siswa terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan hasil proyeksi siswa menjadi salah satu dasar dalam perhitungan proyeksi guru. Metode proyeksi siswa terdiri dari lima jenis sebagaimana dijelaskan oleh Pusat Statistik Pendidikan 2007: 22-34 sebagai berikut: 16 1. Angka Pertumbuhan Angka Pertumbuhan merupakan kenaikan siswa setiap tahun yang dinyatakan dalam presentase. Angka pertumbuhan biasanya digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk, akan tetapi metode ini juga dapat digunakan untuk menghitung proyeksi di bidang pendidikan seperti untuk menghitung proyeksi siswamahasiswa secara makro untuk semua jenis dan jenjang pendidikan seperti TTK, SLB, SD,SMP, SM dan PT bahkan untuk PLS. 2. Angka Penyerapan Kasar Dalam angka penyerapan yang menjadi masukan siswa adalah penduduk usia sekolah akan tetapi tidak memperhitungkan usia masuk sekolah tetapi menggunakan semua anak usia sekolah yang masukan sekolah. Atau dapat dikatakan bahwa angka penyerapan kasar merupakan penduduk usia sekolah yang terserap menjadi siswa baru di sekolah. 3. Kohort Siswa Ditinjau dari istilah aslinya, yang dimaksud kohort adalah satu angkatan orang yang akan dilihat hasil atau keluarannya. Dalam dunia pendidikan, adapun yang dimaksud kohort siswa adalah satu angkatan siswa yang bersekolah sampai mereka dapat menamatkan pendidikannya di suatu jenjang pendidikan. Misalnya, siswa tingkat I SD sampai lulus SD, siswa tingkat I SMP sampai lulus SMP, dan tingkat I SM sampai lulus SM. 4. Masukan-Keluaran Siswa Metode ini lebih dikenal untuk melihat sistem efisiensi secara internal pendidikan yang didasarkan pada siswa tahun lalu, siswa baru tingkat I, lulusan