Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan Domba Jantan Lokal.
PEMANFAATAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI
LEVEL BIOMOL+ TERHADAP PENGGEMUKAN DOMBA JANTAN LOKAL
Skripsi Oleh: DONI AQBARI 090306009 PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
PEMANFAATAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI
LEVEL BIOMOL+ TERHADAP PENGGEMUKAN DOMBA JANTAN LOKAL Skripsi Oleh: DONI AQBARI 090306009 PETERNAKAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar sarjana di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Judul
: Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan
Domba Jantan Lokal.
Nama
: Doni Aqbari
NIM
: 090306009
Program Studi : Peternakan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA Ketua
Ir. Iskandar Sembiring, MM Anggota
Mengetahui,
Dr. Ir. Ma’ruf Tafsin, Msi Ketua Program Studi Peternakan
ABSTRAK
Doni Aqbari, 2014. “ Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan Domba Jantan Lokal”. Dibimbing oleh Bapak Armyn Hakim Daulay sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Iskandar Sembiring sebagai anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui level penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap penggemukan domba jantan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3, berlangsung selama 90 hari dimulai pada bulan November sampai dengan bulan Februari 2014. Menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuannya adalah P1: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 5%, P2: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 10% dan P3: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 15%, dengan rataan bobot badan awal 7,05 ± 0,65 kg. Parameter yang diteliti adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan berbeda nyata, rataan konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (406,38 ± 2,56B), dan yang terendah adalah P3 (396,31 ± 3,08A). Sedangkan pada pertambahan bobot badan mmberikan pengaruh sangat nyata, pertambahan bobot badan tertinggi adalah perlakuan P3 (50.80 ± 9,23A) dan yang terendah adalah P1 (18.79 ± 3,36C) dan pada konversi pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata, konversi pakan tertinggi adalah perlakuan P1 (35,39 ± 4,00C) dan yang terendah adalah P3 (7,81 ± 1,10A).
Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit memberikan hasil yang sangat baik karena mampu melakukan pemecahan serat, kadar lignin dan menigkatkan kecernaan pakan, sehingga memberikan hasil yang sangat baik terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian.
Kata kunci : Domba jantan lokal, Biomol+, fermentasi, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
ABSTRACT
Doni Aqbari, 2014, "Utilization of palm leaf midrib Fermentation by Addition of Various Levels Biomol+ to concern Local Male Ram Fattening". Advisered by Mr. Armyn Hakim Daulay as committee Leader Mr.Iskandar Sembiring as a member of the advise committee.
The purpose of this study was to determine the level of use of palm leaf midrib in feed waste-based plantations on localmale goat fattening. This research was conducted at the Laboratory of Animal Biology, Animal Husbandry Studies Program, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra. The Street Of Prof. Dr. A Sofyan 3, lasts for 90 days beginning in November until February 2014 Using a completely randomized design (CRD) consisting of 3 treatments and 4 replications. treatment is P1: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 5%), P2: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 10% and P3 feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 15%, with the average initial body weight of 7.05 ± 0.65 kg. parameters studied were feed intake, body weight gain and feed conversion
The results showed that feed intake was significantly different, the average consumption is highest in the P2 treatment (406.38 ± 2,56B), and the lowest is P3 (396.31 ± 3,08A). While the influence of body weight gain resulting very real, is the highest body weight gain treatment P3 (50.80 ± 9,23A) and the lowest is P1 (18.79 ± 3,36C) and the feed conversion is a very real effect, the highest feed conversion was P1 treatment (35.39 ± 4,00C) and the lowest is P3 (7.81 ± 1,10A).
Keywords: local male ram, biomol +, fermentation, feed intake, body weight gain and feed conversion.
RIWAYAT HIDUP
Doni Aqbari, dilahirkan di Medan pada tanggal 04 Juni 1991. Anak ke tiga dari 5 bersaudara dari Ayahanda Suripto dan Ibunda Rita Susilawati. Pendidikan yang ditempuh hingga saat ini adalah: 1. Tahun 2003 lulus dari SD Negeri 1 Perdagangan 2. Tahun 2006 lulus dari SMP swasta Teladan Sei Rampah 3. Tahun 2009 lulus dari SMAN 1 Sei Rampah 4. Tahun 2009 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur undangan PMP. Kegiatan yang pernah diikuti selama kuliah:
1. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam Peternakan (HIMMIP).
2. Asisten Laboratorium Ilmu Ekonomi dan Proyek Peternakan dari tahun 2012-2013.
3. Pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Pusat penelitian Kelapa Sawit yang terletak di Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat pada bulan Agustus 2012.
4. Melaksanakan penelitian Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan November sampai bulan Februari 2014.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi Dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan Domba Jantan Lokal”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, mendidik dan mendoakan penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Armyn Hakim Daulay dan Bapak Iskandar Sembiring selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis.
Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Peternakan, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i ABSTRACT............................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP.................................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................... iv DAFTAR ISI.............................................................................................. v DAFTAR TABEL...................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................. Hipotesis Penelitian..................................................................................... Kegunaan penelitian....................................................................................
1 3 3 3
TINJAUAN PUSTAKA Domba ........................................................................................................ 4 Penggemukan Domba ................................................................................ 5 Sistem Pencernaan Domba......................................................................... 6 Pakan Domba ............................................................................................. 7
Pelepah Daun Kelapa Sawit ................................................................... 8 Bungkil Inti Sawit .................................................................................. 10 Ultra Mineral.......................................................................................... 11 Garam..................................................................................................... 12 Fermentasi .................................................................................................. 12 Probiotik Biomol+ ................................................................................. 12 Konsumsi Pakan......................................................................................... 14 Pertambahan Bobot Badan......................................................................... 14 Konversi Pakan .......................................................................................... 15
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu penelitian ..................................................................... 16 Bahan dan Alat Penelitian........................................................................... 16 Metode penelitian........................................................................................ 17 Parameter Penelitian.................................................................................... 18
Pelaksanaan penelitian .......................................................................... 18 Persiapan Kandang................................................................................ 18 Pemberian Pakan dan Air minum ......................................................... 18 Pemberian Obat-Obatan ........................................................................ 19 Pengamatan dan Pengumpulan Data..................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ........................................................................................................... 20
Konsumsi pakan .................................................................................... 20 Pertambahan Bobot Badan.................................................................... 21 Konversi Pakan ..................................................................................... 22 Pembahasan................................................................................................ 24 Konsumsi pakan ................................................................................... 24 Pertambahan Bobot Badan................................................................... 25 Konversi Pakan .................................................................................... 27 Rekapitulasi Penelitian............................................................................... 28
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................ 29 Saran........................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
LAMPIRAN............................................................................................... 33
DAFTAR TABEL
No Hal 1. Perkembangan dan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia
kurun waktu 5 tahun (2007-2011).................................................... 1 2. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk domba fase
pertumbuhan..................................................................................... 7 3. Kandungan nutrisi bahan pakan selama penelitian .......................... 10 4. Kandungan beberapa mineral dalam ultra mineral .......................... 11 5. Komposisi yang terkandung di dalan Biomol+ ................................ 12 6. Formula pakan perlakuan................................................................. 18 7. Rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian
(g/ekor/hari)...................................................................................... 20 8. Rataan data rataan pertambahan bobot badan selama penelitian
(g/ekor/hari)...................................................................................... 21 9. Rataan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian......... 22 10. Analisa ragam konsumsi pakan domba jantan lokal selama
Penelitian.......................................................................................... 24 11. Uji BNT 0,01 konsumsi pakan ........................................................ 25 12. Analisa ragam pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian ......................................................................................... 26 13. Uji BNT 0,01 pertambahan bobot badan ........................................ 27 14. Analisa ragam konversi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .......................................................................................... 27 15. Rekapitulasi hasil penelitian pemanfaatan pelepah daun kelapa
sawit fermentasi dengan penambahan berbagai level Biomol+ terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan........................................................................ 28
DAFTAR GAMBAR
No Hal 1. Kurva penggemukan domba jantan..................................................... 6 2. Kurva konsumsi domba jantan lokal................................................... 20 3. Kurva pertambahan domba jantan lokal ............................................. 21 4. Kurva konversi pakan domba jantan lokal.......................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal 1. Hasil analisis proksimat bahan pakan penelitian.................................. 34 2. Pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi
Biomol+ 5% ......................................................................................... 34 3. Pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi
Biomol+ 10% ........................................................................................ 34 4. Pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi
Biomol+ 15% ........................................................................................ 35 5. Data rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian
(g/ekor/hari) .......................................................................................... 35 6. Rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian
(g/ekor/hari) .......................................................................................... 35 7. Analisis ragam konsumsi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 36 8. Uji BNT 0,01 konsumsi pakan ............................................................. 36 9. Data penimbangan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 36 10. Data rataan pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian (g/ekor/hari) ......................................................................... 36 11. Analisis ragam pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 37 12. BNT 0,01 pertambahan bobot badan.................................................... 37 13. Data rataan konversi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 37 14. Analisis ragam konversi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 37 16. Rekapitulasi hasil penelitian pemanfaatan pelepah daun kelapa
sawit fermentasi dengan penambahan berbagai level Biomol+ terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan............................................................................ 38 17. Skema proses pembuatan pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ ................................................................................................ 39
ABSTRAK
Doni Aqbari, 2014. “ Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan Domba Jantan Lokal”. Dibimbing oleh Bapak Armyn Hakim Daulay sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Iskandar Sembiring sebagai anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui level penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap penggemukan domba jantan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3, berlangsung selama 90 hari dimulai pada bulan November sampai dengan bulan Februari 2014. Menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuannya adalah P1: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 5%, P2: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 10% dan P3: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 15%, dengan rataan bobot badan awal 7,05 ± 0,65 kg. Parameter yang diteliti adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan berbeda nyata, rataan konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (406,38 ± 2,56B), dan yang terendah adalah P3 (396,31 ± 3,08A). Sedangkan pada pertambahan bobot badan mmberikan pengaruh sangat nyata, pertambahan bobot badan tertinggi adalah perlakuan P3 (50.80 ± 9,23A) dan yang terendah adalah P1 (18.79 ± 3,36C) dan pada konversi pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata, konversi pakan tertinggi adalah perlakuan P1 (35,39 ± 4,00C) dan yang terendah adalah P3 (7,81 ± 1,10A).
Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit memberikan hasil yang sangat baik karena mampu melakukan pemecahan serat, kadar lignin dan menigkatkan kecernaan pakan, sehingga memberikan hasil yang sangat baik terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian.
Kata kunci : Domba jantan lokal, Biomol+, fermentasi, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
ABSTRACT
Doni Aqbari, 2014, "Utilization of palm leaf midrib Fermentation by Addition of Various Levels Biomol+ to concern Local Male Ram Fattening". Advisered by Mr. Armyn Hakim Daulay as committee Leader Mr.Iskandar Sembiring as a member of the advise committee.
The purpose of this study was to determine the level of use of palm leaf midrib in feed waste-based plantations on localmale goat fattening. This research was conducted at the Laboratory of Animal Biology, Animal Husbandry Studies Program, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra. The Street Of Prof. Dr. A Sofyan 3, lasts for 90 days beginning in November until February 2014 Using a completely randomized design (CRD) consisting of 3 treatments and 4 replications. treatment is P1: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 5%), P2: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 10% and P3 feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 15%, with the average initial body weight of 7.05 ± 0.65 kg. parameters studied were feed intake, body weight gain and feed conversion
The results showed that feed intake was significantly different, the average consumption is highest in the P2 treatment (406.38 ± 2,56B), and the lowest is P3 (396.31 ± 3,08A). While the influence of body weight gain resulting very real, is the highest body weight gain treatment P3 (50.80 ± 9,23A) and the lowest is P1 (18.79 ± 3,36C) and the feed conversion is a very real effect, the highest feed conversion was P1 treatment (35.39 ± 4,00C) and the lowest is P3 (7.81 ± 1,10A).
Keywords: local male ram, biomol +, fermentation, feed intake, body weight gain and feed conversion.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara nasional, perkebunan kelapa sawit dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya dalam sepuluh
tahun terakhir menunjukkan hal tersebut. Tercatat pada tahun 2000 luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia hanya sekitar 4,1 juta Ha dan pada tahun
2011 meningkat menjadi 8,2 juta Ha. Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit
dalam kurun waktu tersebut sekitar 97,21% atau rata-rata 8,84 persen setiap
tahunnya.
Tabel 1. Perkembangan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia (ha) kurun waktu 5 tahun (2007-2011)
Tahun
Pemerintah (ha)
Swasta (ha)
Total (ha)
2007
606.248
3.408.416
6.766.836
2008
602.963
3.878.986
7.363.847
2009
630.512
4.181.369
7.873.294
2010
637.485
4.321.317
8.036.431
2011
643.952
4.465.806
8.200.166
Sumber: Statistik Perkebunan (Tree Crop Estate Statistics 2007-2011) Kelapa
Sawit, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementrian Pertanian, 2011
Tingkat kecernaan pelepah daun kelapa sawit pada ruminansia dapat
mencapai 54%. Namun, adanya lidi pada pelepah daun kelapa sawit menyulitkan
ternak domba untuk mengkonsumsinya. Masalah tersebut dapat diatasi dengan
melakukan pencacahan dengan mesin chooper. Untuk meningkatkan konsumsi
dan kecernaan pada pelepah daun kelapa sawit dapat dilakukan dengan proses
fermentasi menggunakan mikroorganisme. Melalui fermentasi terjadi pemecahan
substrat oleh enzim-enzim tertentu terhadap bahan yang tidak dapat dicerna,
misalnya selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana. Selama proses
fermentasi terjadi pertumbuhan kapang yang dihasilkan oleh protein hasil metabolisme sehingga terjadi peningkatan kadar nurisi pakan.
Salah satu faktor yang terkait dengan manajemen pemeliharaan domba adalah pemberian pakan. Pakan mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan ternak akan menghasilkan produktivitas yang baik. Kecukupan atau kesesuaian pakan untuk kebutuhan ternak tersebut selain ditinjau dari segi kuantitas, namun juga dari segi kualitas.
Bahan pakan yang berasal dari produk samping perkebunan dan pertanian mempunyai kandungan serat kasar yang tinggi. Kadar serat kasar yang tinggi dapat mengganggu pencernaan zat-zat lain akibatnya tingkat kecernaan menjadi menurun. Pemberian pakan dari limbah perkebunan dan pertanian sebagai pakan domba dirasa perlu untuk mengetahui peranannya terhadap pertumbuhan domba setelah diolah menjadi pakan dalam bentuk kering.
Bahan pakan yang berasal dari limbah perkebunan dan pertanian dapat diberikan zat additive untuk membantu dalam hal pencernaan serat kasar, dimana zat additive berupa Biomol+ dapat menambah dan menyeimbangkan populasi mikroorganisme yang menguntungkan dalam saluran pencernaan sehingga mengoptimalkan kerja mikroorganisme tersebut untuk merombak pakan yang berkualitas rendah menjadi pakan yang memiliki zat-zat yang dibutuhkan oleh ternak.
Dengan pemikiran ini perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemanfaatan pelepah daun kelapa sawit sebagai limbah perkebunan serta pemanfaatan hasil samping industri pertanian seperti pelepah daun kelapa sawit,
Bungkil Inti Sawit, dedak padi, ampas tahu dan molasses terhadap konsumsi pakan, konversi pakan dan pertambahan bobot badan.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui level terbaik Biomol+
sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap penggemukan domba jantan lokal.
Hipotesis Penelitian Penggunaan pelepah daun kelapa sawit yang difermentasi menggunakan
berbagai level Biomol+ dalam pakan berbasis limbah perkebunan dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan serta menurunkan konversi pakan pada ternak domba pada fase penggemukan selama penelitian
Kegunaan Penelitian 1. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi peternak domba dalam
penggunaan pelepah daun kelapa sawit 2. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi para peneliti dan kalangan
akademis atau instansi yang berhubungan dengan pemeliharaan ternak domba 3. Memberikan informasi tentang potensi nilai tambah hasil samping perkebunan
bagi pemilik kebun kelapa sawit.
TINJAUAN PUSTAKA
Domba
Populasi domba paling tinggi berada di pulau Jawa, yang menyebar
di Jawa Barat (46%). Ciri-ciri domba antara lain muka cembung, telinga pendek
dan terletak dibelakang tanduk, sering terdapat timbunan lemak dipangkal ekor,
warna bulu putih, pertumbuhan lambat namun dapat bertahan hidup ditempat yang
kering (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007).
Pertambahan bobot badan (PBB) domba dipelihara dipeternakan rakyat
berkisar 30 gram/hari, namun melalui perbaikan teknologi pakan PBB domba
mampu mencapai 57 gr – 132 gr/hari. Domba yang diberi complete feed
(17,35% Protein kasar) dalam bentuk pellet yang diberikan 5,6% dari bobot badan
menghasilkan PBB harian 164 gr (Rianto, 2004).
Domba mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Sub Ordo : Ruminantia
Family
: Bovidae
Sub Family : Caprinae
Genus
: Capra
(Blakely dan Bade, 1998)
Penggemukan Domba Istilah penggemukan berasal dari kata fattening yang berarti pembentukan
lemak dan istilah tersebut dewasa ini tidak sesuai lagi karena sistem produksi dan selera konsumen yang berubah. Hewan yang dipotong semakin muda dagingnya semakin empuk. Tujuan penggemukan ini adalah untuk memperbaiki kualitas karkas dengan cara mendeposit lemak seperlunya saja. Bila hewan yang digunakan dalam penggemukan belum dewasa, maka kegiatan tersebut membesarkan sambil menggemukkan atau memperbaiki kualitas karkas. Pengurangan kadar lemak atau peningkatan kadar protein masih terus diusahakan, tujuannya untuk meningkatkan daging yang dapat dimakan (Prakkasi, 1999).
Pertumbuhan adalah pertambahan dalam bentuk dan berat jaringanjaringan pembangun seperti urat daging, tulang otak, jantung dan semua jaringan tubuh kecuali jaringan lemak serta alat-alat tubuh lainnya. Lebih lanjut dikatakan pertumbuhan murni adalah penambahan dalam jumlah protein dan zat-zat mineral, sedangkan pertambahan akibat penimbunan lemak atau penimbunan air bukanlah pertumbuhan murni (Anggorodi, 1994).
Pada domba yang telah selesai masa sapih pertumbuhan akan berjalan dengan lambat. Pertumbuhan anak domba umur 4-5 minggu merupakan fase peralihan. Pada saat itu rumen dan retikulum anak domba mulai berkembang, volume meningkat mencapai 60-70%, sedangkan omasum dan abomasum mengecil menjadi 30% dari seluruh lambung. Setelah domba dewasa volume rumen mencapai 80%, retikulum 5%, omasum dan abomasum 2% (Sugeng, 2006).
Bobot Badan (Kg) 30 25 20 15 10 5 0
5 10 15 20 Umur (minggu) Gambar 1. Kurva penggemukan domba jantan (Church and Pond, 1998). Sistem Pencernaan Domba
Proses pencernaan pada ruminansia sangat komplek dan beberapa faktor saling mempengaruhi, sehingga mekanisme pencernaan terutama yang terjadi dalam rumen perlu diketahui untuk mengoptimalkan penggunaan nutrien. Sistem pencernaan adalah sebuah sistem yang terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang bertanggung jawab atas pengambilan, penerimaan dan pencernaan bahan pakan dalam perjalanannya menuju tubuh mulai rongga mulut sampai anus. Disamping itu sistem pencernaan bertanggung jawab pula atas pengeluaran (ekskresi) bahan-bahan pakan yang tidak terserap atau tidak dapat diserap kembali (Prakkasi, 1999).
Perbedaan antara ternak ruminansia dengan non ruminansia adalah terletak pada sistem pencernaan pakannya. Pencernaan ruminansia mempunyai sistem 4 lambung (lambung majemuk) yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Pada ternak ruminansia pencernaan pakan terjadi secara: a) mekanis yaitu terjadi dimulut, b) fermentatif terjadi di retikulo-rumen oleh mikroba rumen dan
c) hidrolitis oleh enzim pencernaan yang dihasilkan oleh induk semang (ternak sendiri) terjadi di abomasum. Berbeda dengan ternak lain, dimana pada ternak ruminansia proses fermentasi terjadi sebelum usus dan kapasitasnya sangat besar (Siregar, 2008). Pakan Domba
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan. Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis kelamin, tingkat produksi, keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak. Kebutuhan nutrisi ternak dapat digolongkan menjadi komponen utama yaitu energi, protein, mineral dan vitamin. Zat-zat makanan tersebut berasal dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak (Rohaeni, 2005).
Kebutuhan ternak akan dicerminkan oleh kebutuhan terhadap nutrisi, jumlah nutrisi setiap harinya tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan hidupnya serta berat badannya. Jadi setiap ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda (Tomaszeweska et al, 1993). Tabel 2. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk domba fase pertumbuhan
BB BK
(Kg) (Kg) (%BB) 5 0,14 10 0,25 2,5 15 0,36 2,4 20 0,51 2,6 25 0,61 2,5 30 0,81 2,7 Sumber: NRC (1995).
Energi ME TDN (MCal (Kg) 0,6 0,61 1,01 1,28 1,37 0,38 1,8 0,5 1,91 0,53 2,44 0,67
Protein Total DD (g)
51 41 81 68 115 92 150 120 160 128 204 163
Ca
(g) 1,91 2,3 2,8 3,4 4,1 4,8
P
(g) 1,4 1,6 1,9 2,3 2,8 2,3
Pelepah daun kelapa sawit Pelepah daun kelapa sawit dapat mensubtitusi hijauan pakan. Potensi ini
dapat digunakan untuk mengembangkan pakan komplit tanpa menggunakan rumput dengan memanfaatkan pelepah sebagai sumber serat. Pelepah dapat mengatasi keterbatasan hijauan pakan untuk menopang usaha produksi ternak ruminansia. Salah satu ciri pakan ternak ruminansia adalah kandungan serat yang cukup tinggi untuk mendukung fungsi saluran cerna. Pelepah daun kelapa sawit dapat menjadi sumber utama serat yang potensial karena tersedia dalam volume yang besar dan relatif tersedia setiap saat (Supriyatna, 2006).
Pemanfaatan pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan ruminansia disarankan tidak melebihi dari 30%. Konsumsi dan kecernaan pelepah daun kelapa sawit dapat ditingkatkan dengan menambahkan produk samping lain dari kelapa sawit seperti bungkil inti sawit. Pemberian pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan dalam jangka panjang dapat menghasilkan kualitas karkas yang baik (Balitnak, 2003).
Pelepah dapat diberikan dalam bentuk segar atau diproses terlebih dahulu menjadi silase. Penggunaan dalam bentuk silase yang diberikan pada domba sebanyak 50% dari total pakan dapat menghasilkan pertambahan bobot badan harian sekitar 42-55 gr dengan nilai konversi pakan antara 6,0-7,0. Hal ini menunjukkan pelepah daun kelapa sawit dapat menggantikan rumput sampai 80% tanpa mengurangi laju pertumbuhan bobot badan domba yang sedang tumbuh (Ishida dan Hasan, 1993).
Penggunaan silase pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan untuk menggantikan rumput. Silase dapat digunakan sebanyak 60% sebagai pakan
ternak domba (karena masih memberikan pertambahan bobot badan sebesar 44,95 gr/ekor/hari) dan merupakan pakan basal alternatif untuk menggantikan rumput terutama pada saat musim panas/kemarau karena ketersediaan hijauan pakan ternak terbatas (Simanihuruk et al., 2008).
Kandungan nutrisi yang terdapat pada pelepah daun kelapa sawit seperti bahan organik sebesar 16,6% serat deterjen netral sebesar 78,7% dan serat deterjen asam sebesar 55,6% relatif sebanding dengan zat nutrisi rumput, meskipun kandungan protein kasar pelepah sawit (7-14%), tetapi nilai kecernaan bahan kering pelepah kelapa sawit 53%, relatif sama dengan rumput alam yang mencapai 50-54%. Dengan kandungan zat nutrisi dan nilai kecernaan pelepah kelapa sawit tersebut maka energi pelepah kelapa sawit diperkirakan hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok, sehingga untuk pertumbuhan, bunting dan laktasi diperlukan pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi (Purba et al., 1997).
Pemberian pelepah daun kelapa sawit dalam bentuk segar sebanyak 40% dalam komponen pakan memberikan pertambahan bobot hidup domba sebesar 50,22 gr/ekor/hari. Tingkat kecernaan bahan kering daun sawit lebih tinggi dari pelepah ditinjau dari protein kasar dan bahan kering. Serat NDF pada daun sawit lebih tinggi dari pada pelepah sawit (56% dan 52%). Sedangkan ADF pada pelepah sawit lebih tinggi dibandingkan daun sawit (53% dan 52%). Perlakuan melalui fermentasi membuat hasil samping perkebunan dapat dimanfaatkan secara lebih efisien (Ginting et al., 1998).
Masalah utama pemanfaatan hasil samping perkebunan kelapa sawit adalah bagaimana cara meningkatkan kecernaan. (Preston dan Leng, 1978),
menyatakan bahwa tujuan utama dalam konteks fisiologi pencernaan yaitu
meningkatkan tingkat kecernaan pakan oleh ternak. Peningkatan kecernaan
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi peningkatan konsumsi dan
pertumbuhan bobot badan melalui teknik prosessing. Salah satu ciri pakan ternak
ruminansia adalah kandungan serat yang cukup tinggi untuk mendukung fungsi
saluran cerna. Pelepah dapat menjadi sumber utama serat yang potensial karena
tersedia dalam volume yang besar dan relatif tersedia setiap saat. Hasil penelitian
di Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih bahwa pemberian tepung daun
kelapa sawit giling tanpa olah dan diolah dapat diberikan untuk ternak ruminansia
bisa sampai dengan 40% dari total ransum (Ginting et al., 1997).
Berikut ini adalah kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan selama
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan selama penelitian
No Nama bahan
1 PDKSF Biomol+ 5% PDKSF Biomol+ 10% PDKSF Biomol+ 15%
2 BIS 3 Dedak padi 4 Ampas tahu 5 Molasses 6 Ultra mineral 7 Garam
BK 92,43b 92,26b 92,38b 91,11c 89,10a 89,26a 67,50a
-
-
Kandungan nutrisi (%)
PK
9,48b 11,35b 12,29b 21,41c 13,80a 19,30a 3,50a
SK
34,70b 34,31b 34,27b 11,98c 8,20a 20,44a 0,38a
LK
4,64b 4,49b 4,85b 6,41c 8,0a 5,64a 0,08a
- --
- --
TDN 66,73b 68,62b 70,62b 81c
64,30 80a 81a
-
-
Sumber: a : Laboratorium Ilmu Nutrisi Program Studi Peternakan FP USU (2008) b : Laboratorium Ilmu Nutrisi Program Studi Peternakan FP USU (2013) c : Laboratorium Sungai Putih (2009)
Bungkil Inti Sawit Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan
ini dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik. Walaupun
kandungan proteinnya tinggi, tetapi karena kandungan serat kasarnya tinggi dan
palatabilitasnya rendah menyebabkan kurang cocok untuk ternak monogastrik dan
lebih sering diberikan pada ruminansia (Sinurat, 2006).
Bungkil inti sawit sebagai hasil ikutan dari industri minyak inti sawit
sebagai bahan pakan lokal potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak,
hanya permasalahannya bahan lokal tersebut mengandung serat yang tinggi
karena terdapat sebagian pecahan cangkang (kulit yang keras). Bungkil inti sawit
dapat digunakan sebesar 40% dalam pakan domba ditambah 5% molasses
(Sinurat dkk, 1996).
Ultra Mineral
Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun
berperan penting agar proses biologis dapat dengan baik. Mineral digunakan
sebagai kerangka pembentukan tulang, gigi, pembentukan darah, pembentukan
jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang berperan dalam
proses metabolisme didalam sel (Setiadi dan Inouno, 1991).
Tabel 5. Kandungan beberapa mineral dalam ultra mineral
Kandungan zat Phosfor Calcium Magnesium Ferrum (zat besi) Iodium Mangan Cobalt Zincum Cupri Sulfat Natrium chloride Sumber: Eka Farma
Kadar zat 1,8% 2,33%
2587 mg 2211 mg 122 mg 650 mg
54 mg 301 mg 0,25%
87%
Garam Garam merangsang sekresi saliva, terlalu banyak garam akan
menyebabkan retensi air sehingga meningglkan udema. Defisiensi garam lebih sering terjadi pada hewan herbivora daripada hewan lainnya. Hal ini disebabkan hijauan dan sedikit mengandung garam. Garam dapat ditambahkan sebanyak 5% untuk menurunkan tingkat konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25-1,75 kg/ekor/hari. Semula pengaruhnya terlihat peningkatan konsumsi kemudian menurun sampai jumlah yang dikehendaki (Prakkasi, 1999). Fermentasi
Fermentasi adalah proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob yaitu tanpa oksigen. Melalui fermentasi terjadi pemecahan substrat oleh enzim-enzim tertentu terhadap bahan pakan yang tidak dapat dapat dicerna, misalnya selulosa dan hemiselulosa. Selama proses fermentasi terjadi pertumbuhan kapang yang mampu meningkatkan kadar protein dan nilai nutrisi yang lainnya. Proses fermentasi tidak akan terjadi tanpa adanya enzim katalis spesifik yang dapat dikeluarkan oleh mikroorganisme tertentu. Proses fermentasi mikroorganisme memperoleh sejumlah energi untuk pertumbuhannya dengan jalan merombak bahan yang memberikan zat-zat hara atau mineral bagi mikroorganisme seperti hidrat arang, protein, vitamin dan lain-lain (Sembiring, 2006) Probiotik Biomol+
Probiotik dapat didefinisikan sebagai pakan aditif dalam bentuk mikroorganisme hidup, baik secara tunggal maupun campuran dari berbagai spesies. Hingga kini pengembangan pemanfaatan probiotik dalam pakan ternak
semakin luas dilakukan. Dalam upaya meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan yang mempunyai nilai manfaat yang tinggi. Zat gizi yang terkandung didalam bahan pakan kadang-kadang berada didalam ikatan molekuler yang sulit dicerna sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber zat gizi yang diperlukan ternak (Hobson. 1998).
Pemanfaatan probiotik yang merupakan campuran berbagai spesies mikroorganisme, terutama mikroorganisme yang mampu memecah komponen serat celulolytic microorganisms melalui pakan dapat meningkatkan produktivitas ternak. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kecepatan cerna rute of digestions serat pada awal proses pencernaan sehingga mempengaruhi ketersediaan energi Adenosin Triphosphate (ATP) yang diperlukan dalam poliferasi microbial rumen (Haryanto et al., 1998).
BioMol adalah produk bioteknologi terapan yang merupakan campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat dalam pemecahan serat, protein dan lemak pakan sehingga akan mendorong proses fermentasi pakan serta meningkatkan sentesis protein mikroba rumen. Seleksi mikroba rumen kearah pemurnian mikroba yang mempunyai keunggulan tertentu, misalnya dalam hal mencerna serat kasar, mencerna lignin atau menghilangkan pengaruh negatif anti nutrisi dalam pakan dapat juga membantu upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan pakan. Berikut ini adalah komponen mikroorganisme yang terdapat pada probiotik Biomol+ dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Komposisi yang terkandung dalam Biomol+
Bakteri 1. Azotobacter paspalii 2. Bacillus lentus 3. Bacillus licheniformes 4. Bacillus pumilus 5. Bacillus stearothermophyllus 6. Bacillus subtilis 7. Corynebacterium pseudodipteriticum 8. Microccus varians 9. Sarcina lutea 10. Staphylococcus epidermis Khamir: 1. Saccharomyces cereviseae Sumber: PT Banyumas Raya Purwokerto (2007).
Cfu/g 3,20 x 107 8,00 x 106 2,00 x 107 4,20 x 109 3,20 x 109 2,00 x 105 8,00 x 109 2,00 x 107 8,00 x 108 2,00 x 107
2,00 x 107
Konsumsi Pakan
Tingkat konsumsi (Voluntary Feed Intake/VFI) adalah jumlah makanan
yang terkonsumsi oleh hewan bila bahan makanan tersebut diberikan ad libitum.
Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan lingkungan. Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri.
Faktor eksternal berasal dari pakan, sedangkan faktor lingkungan berhubungan
dengan lingkungan sekitar dimana ternak hidup. Konsumsi pakan dipengaruhi
oleh palatabilitas (Church dan Pond, 1988).
Jumlah konsumsi bahan kering pakan dipengaruhi beberapa variabel
meliputi jumlah pakan yang tersedia dan komposisi kimia serta kualitas bahan
pakan. Tingkat perbedaan konsumsi juga dipengaruhi oleh bobot badan, umur,
tingkat kecernaan pakan, kualitas, dan palatabilitas (Hardjoswora, 2000).
Pertambahan Bobot Badan
Pertumbuhan adalah korelasi peningkatan pada tubuh yang tampak pada
interval waktu sesuai dengan karakteristik spesies, sehingga terdapat karakteristik
kisaran tubuh untuk setiap spesies dan karakteristik perkembangan serta ukuran
tubuh dewasa. Bobot maksimum dan perkembangan dimunculkan oleh gabungan dari heriditas, nutrisi dan manajemen yang merupakan faktor esensial yang mendukung laju tumbuh hewan (Preston dan Leng, 1997).
Laju pertumbuhan seekor ternak dikendalikan oleh banyaknya konsumsi dan ransum terutama energi yang diperoleh. Energi merupakan perintis pada produksi ternak dan hal tersebut terjadi secara alami. Untuk mendapatkan PBB yang maksimal maka sangat perlu diperhatikan keadaan kuantitas ransum. Ransum tersebut harus mengandung zat nutrisi dalam keadaan cukup dan seimbang sehingga dapat menunjang pertumbuhan maksimal (Tilman et al., 2002) Konversi Pakan
Feed Conversation Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan produksi yang dihasilkan. Konversi pakan pada broiler termasuk jumlah pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg bobot hidup. Konversi ransum dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti umur ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, keadaan temperatur dan kondisi unggas (Anggorodi, 1994).
Konversi pakan adalah ransum yang habis dikonsumsi oleh ternak dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan PBB pada waktu tertentu, semakin baik mutu ransum semakin kecil konversinya. Baik tidaknya mutu ransum ditentukan oleh seimbang tidaknya zat-zat gizi dalam ransum. Ransum yang kekurangan salah satu unsur gizi akan mengakibatkan ternak akan mengkonsumsi pakannya secara berlebihan untuk mencukupi kekurangan zat yang diperlukan tubuhnya (Rasyaf, 2003).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak
Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3 Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 90 hari dimulai pada bulan November sampai dengan bulan Februari 2014.
Bahan dan Alat Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 ekor domba, ransum yang terdiri dari cincangan pelepah daun kelapa sawit, BIS, dedak padi, ampas tahu, molasses, ultra mineral, garam, Biomol+, air minum diberikan secara ad-libitum, obat-obatan seperti obat cacing (Kalbazen), anti bloat kembung, vitamin B-Kompleks diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh domba dan Rodalon sebagai desinfektan kandang. Alat
Kandang individual sebanyak 12 unit beserta perlengkapannya, tempat pakan dan air minum 12 buah, timbangan bobot badan berkapasitas 50 kg dengan kepekaan 50 gram, timbangan pakan berkapasitas 2 kg dengan kepekaan 10 gram, mesin penggiling (chooper), mesin mixer, alat pembersih kandang seperti sapu lidi dan sekop, thermometer untuk mengetahui suhu kandang, pisau cutter, ember plastik, terpal plastik, buku data dan kalkulator.
Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
non fakorial dengan 3 perlakuan 4 ulangan, yaitu: P1 : Ransum dengan suplementasi PDKSF Biomol+ 5% P2 : Ransum dengan suplementasi PDKFS Biomol+ 10% P3 : Ransum dengan suplementasi PDKSF Biomol+ 15% Metode linier percobaan yang digunakan adalah: Yij = µ + σi + ∑ij Dimana: i : 1,2,3…..t (perlakuan) j : 1,2,3…..t (ulangan) Yij = Nilai pengamatan yang diperoleh dari satu perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Efek nilai tengah σi = Efek perlakuan pada taraf ke-i ∑ij = Pengaruh galat percobaan taraf ke- i pada ulangan ke-j (Hanafiah, 2002). Kombinasi susunan pada percobaan adalah: P2U2 P3U4 P3U1 P1U3 P3U3 P1U4 P2U4 P1U1 P2U1 P1U2 P2U3 P3U
Tabel 6. Formula pakan perlakuan
No Bahan pakan 1 PDKSF Biomol+ 5%
PDKSF Biomol+ 10% PDKSF Biomol+ 15% 2 BIS 3 Dedak 4 Ampas tahu 5 Molasses 6 Ultra mineral 7 Garam Jumlah Kandungan nutrisi: Protein Kasar (%) Serat Kasar (%) Lemak Kasar (%) TDN (%)
Parameter Penelitian
a. Konsumsi Pakan (gr)
b. Pertambahan Bobot Badan (gr)
c. Konversi Pakan
P1 55
30 8 4 2 0,5 0,5 100
13,57 24,13 5,33 70,96
Formula pakan P2
P3
55 55
30 30 88 44 22 0,5 0,5 0,5 0,5 100 100
14,53 23,92 5,24 72,00
15,04 23,86 5,44 73,10
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Kandang
Kandang yang digunakan yaitu kandang individual dengan ukuran 1m x 0,5m x1m sebanyak 12 unit. Kandang dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan dengan Rodalon. Pemberian Pakan dan Air Minum
Pakan yang akan diberikan adalah pakan perlakuan. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan 17.00 WIB. Sisa pakan ditimbang keesokan harinya untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan tersebut.
Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan adaptasi terhadap pakan perlakuan selama 2 minggu secara teratur. Pemberian air minum dilakukan secara ad-libitum. Air diganti setiap hari dan tempat minumnya dicuci dengan air bersih. Pemberian Obat-obatan
Ternak domba masuk kandang langsung diberikan vitamin B-Kompleks dan obat cacing dengan dosis 1 cc setiap 5 kg bobot badan, sedangkan obat lain seperti teramycin sebanyak 1 ml/10 kg bobot badan diberikan bila ternak sakit. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Konsumsi pakan ditimbang setiap hari. Penimbangan bobot badan dilakukan pada awal dilakukannya perlakuan penelitian dan pengambilan data pertambahan bobot badan selama dua minggu sekali selama 90 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak untuk menghabiskan sejumlah
pakan yang diberikan secara ad libitum. Konsumsi pakan dapat dihitung dengan
pengurangan jumlah pakan yang diberikan terhadap sisa pakan. Rataan konsumsi
pakan perlakuan dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian (gr/ekor/hari)
Perlakuan
P1 P2 P3 Total
I 404,66 406,23 399,64 1210,53
Ulangan II III 410,30 403,76 409,94 405,45 392,18 396,64 1212,42 1205,85
IV 404,65 403,90 396,79 1205,34
Total Rataan ± sd
1623,37 1625,52 1585,25 4834,14
405,84 ± 3,00 406,38 ± 2,56 396,31 ± 3,08 1208,53 ± 3,48
Konsumsi pakan dari setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar 2.
Konsumsi pakan (gr)
Gambar 2. Grafik konsumsi pakan domba jantan lokal
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan konsumsi pakan domba jantan
lokal tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu sebanyak
406,38 ± 2,56 gr/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terendah terdapat pada
perlakuan P3 yaitu sebanyak 396,31 ± 3,08 gr/ekor/hari.
Pertambahan Bobot Badan
Pengambilan data pertambahan bobot badan dilakukan dengan cara
penimbangan setiap 2 minggu sekali. PBB dihitung berdasarkan bobot badan
akhir dikurangi bobot badan awal dalam satuan gr/ekor/hari. Hasil pertambahan
bobot badan domba jantan lokal selama penelitian seperti pada tabel 8.
Tabel 8. Rataan pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama penelitian (gr/ekor/hari).
Perlakuan
P1 P2 P3 Total
I 22.8 25.7 49.11 97.61
Ulangan II III 19.78 14.8 23.6 21.6 48 42.22 91.38 78.62
IV 17.8 47.77 63.89 129.46
Total Rataan ± sd
75.18 118.67 203.22 397.07
18.79 ± 3,36 29.66 ± 12,18 50.80 ± 9,23 99.26 ± 21,62
Pertambahan bobot badan dari setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar 3.
PBB (gr)
70 60 50 40 30 20 10
0 Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Gambar 3. Grafik pertambahan bobot badan domba
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV
Tabel 8 menunjukkan bahwa rataan pertambahan bobot badan yang
tertinggi adalah perlakuan P3 yaitu sebesar 50,80 ± 9,23 gr/ekor/hari, sedangkan
rataan pertambahan bobot badan yang terendah adalah P1 yaitu sebesar 18,79 ±
3,36 gr/ekor/hari.
Konversi Pakan
Konversi pakan dihitung berdasarkan perbandingan konsumsi pakan
dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan dengan satuan yang sama.
Rataan konversi pakan domba jantan lokal tertera pada tabel 9.
Tabel 9. Rataan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian
Perlakuan
P1 P2 P3 Total
I 17,74 15,80 8,30 41,67
Ulangan II III 20,74 27,28 17,37 18,77 8,17 8,75 46,28 63,55
IV 22,73 8,45 6,21 37,39
Total Rataan ± sd
88,49 60,39 31,26 180,14
35,39 ± 4,00 15,09 ± 4,59 7,81 ± 1,10 47,22 ± 11,47
Rataan konversi pakan setiap perlakuan dapat pada gambar 4.
Konversi pakan
30 25 20 15 10
5 0
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Gambar 4. Rataan konversi pakan domba jantan lokal
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan konversi pakan
LEVEL BIOMOL+ TERHADAP PENGGEMUKAN DOMBA JANTAN LOKAL
Skripsi Oleh: DONI AQBARI 090306009 PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
PEMANFAATAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI
LEVEL BIOMOL+ TERHADAP PENGGEMUKAN DOMBA JANTAN LOKAL Skripsi Oleh: DONI AQBARI 090306009 PETERNAKAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar sarjana di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Judul
: Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan
Domba Jantan Lokal.
Nama
: Doni Aqbari
NIM
: 090306009
Program Studi : Peternakan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA Ketua
Ir. Iskandar Sembiring, MM Anggota
Mengetahui,
Dr. Ir. Ma’ruf Tafsin, Msi Ketua Program Studi Peternakan
ABSTRAK
Doni Aqbari, 2014. “ Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan Domba Jantan Lokal”. Dibimbing oleh Bapak Armyn Hakim Daulay sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Iskandar Sembiring sebagai anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui level penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap penggemukan domba jantan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3, berlangsung selama 90 hari dimulai pada bulan November sampai dengan bulan Februari 2014. Menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuannya adalah P1: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 5%, P2: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 10% dan P3: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 15%, dengan rataan bobot badan awal 7,05 ± 0,65 kg. Parameter yang diteliti adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan berbeda nyata, rataan konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (406,38 ± 2,56B), dan yang terendah adalah P3 (396,31 ± 3,08A). Sedangkan pada pertambahan bobot badan mmberikan pengaruh sangat nyata, pertambahan bobot badan tertinggi adalah perlakuan P3 (50.80 ± 9,23A) dan yang terendah adalah P1 (18.79 ± 3,36C) dan pada konversi pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata, konversi pakan tertinggi adalah perlakuan P1 (35,39 ± 4,00C) dan yang terendah adalah P3 (7,81 ± 1,10A).
Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit memberikan hasil yang sangat baik karena mampu melakukan pemecahan serat, kadar lignin dan menigkatkan kecernaan pakan, sehingga memberikan hasil yang sangat baik terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian.
Kata kunci : Domba jantan lokal, Biomol+, fermentasi, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
ABSTRACT
Doni Aqbari, 2014, "Utilization of palm leaf midrib Fermentation by Addition of Various Levels Biomol+ to concern Local Male Ram Fattening". Advisered by Mr. Armyn Hakim Daulay as committee Leader Mr.Iskandar Sembiring as a member of the advise committee.
The purpose of this study was to determine the level of use of palm leaf midrib in feed waste-based plantations on localmale goat fattening. This research was conducted at the Laboratory of Animal Biology, Animal Husbandry Studies Program, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra. The Street Of Prof. Dr. A Sofyan 3, lasts for 90 days beginning in November until February 2014 Using a completely randomized design (CRD) consisting of 3 treatments and 4 replications. treatment is P1: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 5%), P2: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 10% and P3 feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 15%, with the average initial body weight of 7.05 ± 0.65 kg. parameters studied were feed intake, body weight gain and feed conversion
The results showed that feed intake was significantly different, the average consumption is highest in the P2 treatment (406.38 ± 2,56B), and the lowest is P3 (396.31 ± 3,08A). While the influence of body weight gain resulting very real, is the highest body weight gain treatment P3 (50.80 ± 9,23A) and the lowest is P1 (18.79 ± 3,36C) and the feed conversion is a very real effect, the highest feed conversion was P1 treatment (35.39 ± 4,00C) and the lowest is P3 (7.81 ± 1,10A).
Keywords: local male ram, biomol +, fermentation, feed intake, body weight gain and feed conversion.
RIWAYAT HIDUP
Doni Aqbari, dilahirkan di Medan pada tanggal 04 Juni 1991. Anak ke tiga dari 5 bersaudara dari Ayahanda Suripto dan Ibunda Rita Susilawati. Pendidikan yang ditempuh hingga saat ini adalah: 1. Tahun 2003 lulus dari SD Negeri 1 Perdagangan 2. Tahun 2006 lulus dari SMP swasta Teladan Sei Rampah 3. Tahun 2009 lulus dari SMAN 1 Sei Rampah 4. Tahun 2009 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur undangan PMP. Kegiatan yang pernah diikuti selama kuliah:
1. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam Peternakan (HIMMIP).
2. Asisten Laboratorium Ilmu Ekonomi dan Proyek Peternakan dari tahun 2012-2013.
3. Pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Pusat penelitian Kelapa Sawit yang terletak di Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat pada bulan Agustus 2012.
4. Melaksanakan penelitian Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan November sampai bulan Februari 2014.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi Dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan Domba Jantan Lokal”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, mendidik dan mendoakan penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Armyn Hakim Daulay dan Bapak Iskandar Sembiring selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis.
Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Peternakan, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i ABSTRACT............................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP.................................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................... iv DAFTAR ISI.............................................................................................. v DAFTAR TABEL...................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................. Hipotesis Penelitian..................................................................................... Kegunaan penelitian....................................................................................
1 3 3 3
TINJAUAN PUSTAKA Domba ........................................................................................................ 4 Penggemukan Domba ................................................................................ 5 Sistem Pencernaan Domba......................................................................... 6 Pakan Domba ............................................................................................. 7
Pelepah Daun Kelapa Sawit ................................................................... 8 Bungkil Inti Sawit .................................................................................. 10 Ultra Mineral.......................................................................................... 11 Garam..................................................................................................... 12 Fermentasi .................................................................................................. 12 Probiotik Biomol+ ................................................................................. 12 Konsumsi Pakan......................................................................................... 14 Pertambahan Bobot Badan......................................................................... 14 Konversi Pakan .......................................................................................... 15
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu penelitian ..................................................................... 16 Bahan dan Alat Penelitian........................................................................... 16 Metode penelitian........................................................................................ 17 Parameter Penelitian.................................................................................... 18
Pelaksanaan penelitian .......................................................................... 18 Persiapan Kandang................................................................................ 18 Pemberian Pakan dan Air minum ......................................................... 18 Pemberian Obat-Obatan ........................................................................ 19 Pengamatan dan Pengumpulan Data..................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ........................................................................................................... 20
Konsumsi pakan .................................................................................... 20 Pertambahan Bobot Badan.................................................................... 21 Konversi Pakan ..................................................................................... 22 Pembahasan................................................................................................ 24 Konsumsi pakan ................................................................................... 24 Pertambahan Bobot Badan................................................................... 25 Konversi Pakan .................................................................................... 27 Rekapitulasi Penelitian............................................................................... 28
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................ 29 Saran........................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
LAMPIRAN............................................................................................... 33
DAFTAR TABEL
No Hal 1. Perkembangan dan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia
kurun waktu 5 tahun (2007-2011).................................................... 1 2. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk domba fase
pertumbuhan..................................................................................... 7 3. Kandungan nutrisi bahan pakan selama penelitian .......................... 10 4. Kandungan beberapa mineral dalam ultra mineral .......................... 11 5. Komposisi yang terkandung di dalan Biomol+ ................................ 12 6. Formula pakan perlakuan................................................................. 18 7. Rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian
(g/ekor/hari)...................................................................................... 20 8. Rataan data rataan pertambahan bobot badan selama penelitian
(g/ekor/hari)...................................................................................... 21 9. Rataan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian......... 22 10. Analisa ragam konsumsi pakan domba jantan lokal selama
Penelitian.......................................................................................... 24 11. Uji BNT 0,01 konsumsi pakan ........................................................ 25 12. Analisa ragam pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian ......................................................................................... 26 13. Uji BNT 0,01 pertambahan bobot badan ........................................ 27 14. Analisa ragam konversi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .......................................................................................... 27 15. Rekapitulasi hasil penelitian pemanfaatan pelepah daun kelapa
sawit fermentasi dengan penambahan berbagai level Biomol+ terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan........................................................................ 28
DAFTAR GAMBAR
No Hal 1. Kurva penggemukan domba jantan..................................................... 6 2. Kurva konsumsi domba jantan lokal................................................... 20 3. Kurva pertambahan domba jantan lokal ............................................. 21 4. Kurva konversi pakan domba jantan lokal.......................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal 1. Hasil analisis proksimat bahan pakan penelitian.................................. 34 2. Pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi
Biomol+ 5% ......................................................................................... 34 3. Pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi
Biomol+ 10% ........................................................................................ 34 4. Pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi
Biomol+ 15% ........................................................................................ 35 5. Data rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian
(g/ekor/hari) .......................................................................................... 35 6. Rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian
(g/ekor/hari) .......................................................................................... 35 7. Analisis ragam konsumsi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 36 8. Uji BNT 0,01 konsumsi pakan ............................................................. 36 9. Data penimbangan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 36 10. Data rataan pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian (g/ekor/hari) ......................................................................... 36 11. Analisis ragam pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 37 12. BNT 0,01 pertambahan bobot badan.................................................... 37 13. Data rataan konversi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 37 14. Analisis ragam konversi pakan domba jantan lokal selama
penelitian .............................................................................................. 37 16. Rekapitulasi hasil penelitian pemanfaatan pelepah daun kelapa
sawit fermentasi dengan penambahan berbagai level Biomol+ terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan............................................................................ 38 17. Skema proses pembuatan pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ ................................................................................................ 39
ABSTRAK
Doni Aqbari, 2014. “ Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Penambahan Berbagai Level Biomol+ Terhadap Penggemukan Domba Jantan Lokal”. Dibimbing oleh Bapak Armyn Hakim Daulay sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Iskandar Sembiring sebagai anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui level penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap penggemukan domba jantan lokal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3, berlangsung selama 90 hari dimulai pada bulan November sampai dengan bulan Februari 2014. Menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuannya adalah P1: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 5%, P2: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 10% dan P3: pakan yang mengandung pelepah daun kelapa sawit fermentasi Biomol+ 15%, dengan rataan bobot badan awal 7,05 ± 0,65 kg. Parameter yang diteliti adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan berbeda nyata, rataan konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (406,38 ± 2,56B), dan yang terendah adalah P3 (396,31 ± 3,08A). Sedangkan pada pertambahan bobot badan mmberikan pengaruh sangat nyata, pertambahan bobot badan tertinggi adalah perlakuan P3 (50.80 ± 9,23A) dan yang terendah adalah P1 (18.79 ± 3,36C) dan pada konversi pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata, konversi pakan tertinggi adalah perlakuan P1 (35,39 ± 4,00C) dan yang terendah adalah P3 (7,81 ± 1,10A).
Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan Biomol+ sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit memberikan hasil yang sangat baik karena mampu melakukan pemecahan serat, kadar lignin dan menigkatkan kecernaan pakan, sehingga memberikan hasil yang sangat baik terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian.
Kata kunci : Domba jantan lokal, Biomol+, fermentasi, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
ABSTRACT
Doni Aqbari, 2014, "Utilization of palm leaf midrib Fermentation by Addition of Various Levels Biomol+ to concern Local Male Ram Fattening". Advisered by Mr. Armyn Hakim Daulay as committee Leader Mr.Iskandar Sembiring as a member of the advise committee.
The purpose of this study was to determine the level of use of palm leaf midrib in feed waste-based plantations on localmale goat fattening. This research was conducted at the Laboratory of Animal Biology, Animal Husbandry Studies Program, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra. The Street Of Prof. Dr. A Sofyan 3, lasts for 90 days beginning in November until February 2014 Using a completely randomized design (CRD) consisting of 3 treatments and 4 replications. treatment is P1: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 5%), P2: feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 10% and P3 feed containing leaf midrib palm fermentation biomol + 15%, with the average initial body weight of 7.05 ± 0.65 kg. parameters studied were feed intake, body weight gain and feed conversion
The results showed that feed intake was significantly different, the average consumption is highest in the P2 treatment (406.38 ± 2,56B), and the lowest is P3 (396.31 ± 3,08A). While the influence of body weight gain resulting very real, is the highest body weight gain treatment P3 (50.80 ± 9,23A) and the lowest is P1 (18.79 ± 3,36C) and the feed conversion is a very real effect, the highest feed conversion was P1 treatment (35.39 ± 4,00C) and the lowest is P3 (7.81 ± 1,10A).
Keywords: local male ram, biomol +, fermentation, feed intake, body weight gain and feed conversion.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara nasional, perkebunan kelapa sawit dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya dalam sepuluh
tahun terakhir menunjukkan hal tersebut. Tercatat pada tahun 2000 luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia hanya sekitar 4,1 juta Ha dan pada tahun
2011 meningkat menjadi 8,2 juta Ha. Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit
dalam kurun waktu tersebut sekitar 97,21% atau rata-rata 8,84 persen setiap
tahunnya.
Tabel 1. Perkembangan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia (ha) kurun waktu 5 tahun (2007-2011)
Tahun
Pemerintah (ha)
Swasta (ha)
Total (ha)
2007
606.248
3.408.416
6.766.836
2008
602.963
3.878.986
7.363.847
2009
630.512
4.181.369
7.873.294
2010
637.485
4.321.317
8.036.431
2011
643.952
4.465.806
8.200.166
Sumber: Statistik Perkebunan (Tree Crop Estate Statistics 2007-2011) Kelapa
Sawit, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementrian Pertanian, 2011
Tingkat kecernaan pelepah daun kelapa sawit pada ruminansia dapat
mencapai 54%. Namun, adanya lidi pada pelepah daun kelapa sawit menyulitkan
ternak domba untuk mengkonsumsinya. Masalah tersebut dapat diatasi dengan
melakukan pencacahan dengan mesin chooper. Untuk meningkatkan konsumsi
dan kecernaan pada pelepah daun kelapa sawit dapat dilakukan dengan proses
fermentasi menggunakan mikroorganisme. Melalui fermentasi terjadi pemecahan
substrat oleh enzim-enzim tertentu terhadap bahan yang tidak dapat dicerna,
misalnya selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana. Selama proses
fermentasi terjadi pertumbuhan kapang yang dihasilkan oleh protein hasil metabolisme sehingga terjadi peningkatan kadar nurisi pakan.
Salah satu faktor yang terkait dengan manajemen pemeliharaan domba adalah pemberian pakan. Pakan mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan ternak akan menghasilkan produktivitas yang baik. Kecukupan atau kesesuaian pakan untuk kebutuhan ternak tersebut selain ditinjau dari segi kuantitas, namun juga dari segi kualitas.
Bahan pakan yang berasal dari produk samping perkebunan dan pertanian mempunyai kandungan serat kasar yang tinggi. Kadar serat kasar yang tinggi dapat mengganggu pencernaan zat-zat lain akibatnya tingkat kecernaan menjadi menurun. Pemberian pakan dari limbah perkebunan dan pertanian sebagai pakan domba dirasa perlu untuk mengetahui peranannya terhadap pertumbuhan domba setelah diolah menjadi pakan dalam bentuk kering.
Bahan pakan yang berasal dari limbah perkebunan dan pertanian dapat diberikan zat additive untuk membantu dalam hal pencernaan serat kasar, dimana zat additive berupa Biomol+ dapat menambah dan menyeimbangkan populasi mikroorganisme yang menguntungkan dalam saluran pencernaan sehingga mengoptimalkan kerja mikroorganisme tersebut untuk merombak pakan yang berkualitas rendah menjadi pakan yang memiliki zat-zat yang dibutuhkan oleh ternak.
Dengan pemikiran ini perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemanfaatan pelepah daun kelapa sawit sebagai limbah perkebunan serta pemanfaatan hasil samping industri pertanian seperti pelepah daun kelapa sawit,
Bungkil Inti Sawit, dedak padi, ampas tahu dan molasses terhadap konsumsi pakan, konversi pakan dan pertambahan bobot badan.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui level terbaik Biomol+
sebagai bahan fermentor pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap penggemukan domba jantan lokal.
Hipotesis Penelitian Penggunaan pelepah daun kelapa sawit yang difermentasi menggunakan
berbagai level Biomol+ dalam pakan berbasis limbah perkebunan dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan serta menurunkan konversi pakan pada ternak domba pada fase penggemukan selama penelitian
Kegunaan Penelitian 1. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi peternak domba dalam
penggunaan pelepah daun kelapa sawit 2. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi para peneliti dan kalangan
akademis atau instansi yang berhubungan dengan pemeliharaan ternak domba 3. Memberikan informasi tentang potensi nilai tambah hasil samping perkebunan
bagi pemilik kebun kelapa sawit.
TINJAUAN PUSTAKA
Domba
Populasi domba paling tinggi berada di pulau Jawa, yang menyebar
di Jawa Barat (46%). Ciri-ciri domba antara lain muka cembung, telinga pendek
dan terletak dibelakang tanduk, sering terdapat timbunan lemak dipangkal ekor,
warna bulu putih, pertumbuhan lambat namun dapat bertahan hidup ditempat yang
kering (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007).
Pertambahan bobot badan (PBB) domba dipelihara dipeternakan rakyat
berkisar 30 gram/hari, namun melalui perbaikan teknologi pakan PBB domba
mampu mencapai 57 gr – 132 gr/hari. Domba yang diberi complete feed
(17,35% Protein kasar) dalam bentuk pellet yang diberikan 5,6% dari bobot badan
menghasilkan PBB harian 164 gr (Rianto, 2004).
Domba mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Sub Ordo : Ruminantia
Family
: Bovidae
Sub Family : Caprinae
Genus
: Capra
(Blakely dan Bade, 1998)
Penggemukan Domba Istilah penggemukan berasal dari kata fattening yang berarti pembentukan
lemak dan istilah tersebut dewasa ini tidak sesuai lagi karena sistem produksi dan selera konsumen yang berubah. Hewan yang dipotong semakin muda dagingnya semakin empuk. Tujuan penggemukan ini adalah untuk memperbaiki kualitas karkas dengan cara mendeposit lemak seperlunya saja. Bila hewan yang digunakan dalam penggemukan belum dewasa, maka kegiatan tersebut membesarkan sambil menggemukkan atau memperbaiki kualitas karkas. Pengurangan kadar lemak atau peningkatan kadar protein masih terus diusahakan, tujuannya untuk meningkatkan daging yang dapat dimakan (Prakkasi, 1999).
Pertumbuhan adalah pertambahan dalam bentuk dan berat jaringanjaringan pembangun seperti urat daging, tulang otak, jantung dan semua jaringan tubuh kecuali jaringan lemak serta alat-alat tubuh lainnya. Lebih lanjut dikatakan pertumbuhan murni adalah penambahan dalam jumlah protein dan zat-zat mineral, sedangkan pertambahan akibat penimbunan lemak atau penimbunan air bukanlah pertumbuhan murni (Anggorodi, 1994).
Pada domba yang telah selesai masa sapih pertumbuhan akan berjalan dengan lambat. Pertumbuhan anak domba umur 4-5 minggu merupakan fase peralihan. Pada saat itu rumen dan retikulum anak domba mulai berkembang, volume meningkat mencapai 60-70%, sedangkan omasum dan abomasum mengecil menjadi 30% dari seluruh lambung. Setelah domba dewasa volume rumen mencapai 80%, retikulum 5%, omasum dan abomasum 2% (Sugeng, 2006).
Bobot Badan (Kg) 30 25 20 15 10 5 0
5 10 15 20 Umur (minggu) Gambar 1. Kurva penggemukan domba jantan (Church and Pond, 1998). Sistem Pencernaan Domba
Proses pencernaan pada ruminansia sangat komplek dan beberapa faktor saling mempengaruhi, sehingga mekanisme pencernaan terutama yang terjadi dalam rumen perlu diketahui untuk mengoptimalkan penggunaan nutrien. Sistem pencernaan adalah sebuah sistem yang terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang bertanggung jawab atas pengambilan, penerimaan dan pencernaan bahan pakan dalam perjalanannya menuju tubuh mulai rongga mulut sampai anus. Disamping itu sistem pencernaan bertanggung jawab pula atas pengeluaran (ekskresi) bahan-bahan pakan yang tidak terserap atau tidak dapat diserap kembali (Prakkasi, 1999).
Perbedaan antara ternak ruminansia dengan non ruminansia adalah terletak pada sistem pencernaan pakannya. Pencernaan ruminansia mempunyai sistem 4 lambung (lambung majemuk) yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Pada ternak ruminansia pencernaan pakan terjadi secara: a) mekanis yaitu terjadi dimulut, b) fermentatif terjadi di retikulo-rumen oleh mikroba rumen dan
c) hidrolitis oleh enzim pencernaan yang dihasilkan oleh induk semang (ternak sendiri) terjadi di abomasum. Berbeda dengan ternak lain, dimana pada ternak ruminansia proses fermentasi terjadi sebelum usus dan kapasitasnya sangat besar (Siregar, 2008). Pakan Domba
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan. Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis kelamin, tingkat produksi, keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak. Kebutuhan nutrisi ternak dapat digolongkan menjadi komponen utama yaitu energi, protein, mineral dan vitamin. Zat-zat makanan tersebut berasal dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak (Rohaeni, 2005).
Kebutuhan ternak akan dicerminkan oleh kebutuhan terhadap nutrisi, jumlah nutrisi setiap harinya tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan hidupnya serta berat badannya. Jadi setiap ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda (Tomaszeweska et al, 1993). Tabel 2. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk domba fase pertumbuhan
BB BK
(Kg) (Kg) (%BB) 5 0,14 10 0,25 2,5 15 0,36 2,4 20 0,51 2,6 25 0,61 2,5 30 0,81 2,7 Sumber: NRC (1995).
Energi ME TDN (MCal (Kg) 0,6 0,61 1,01 1,28 1,37 0,38 1,8 0,5 1,91 0,53 2,44 0,67
Protein Total DD (g)
51 41 81 68 115 92 150 120 160 128 204 163
Ca
(g) 1,91 2,3 2,8 3,4 4,1 4,8
P
(g) 1,4 1,6 1,9 2,3 2,8 2,3
Pelepah daun kelapa sawit Pelepah daun kelapa sawit dapat mensubtitusi hijauan pakan. Potensi ini
dapat digunakan untuk mengembangkan pakan komplit tanpa menggunakan rumput dengan memanfaatkan pelepah sebagai sumber serat. Pelepah dapat mengatasi keterbatasan hijauan pakan untuk menopang usaha produksi ternak ruminansia. Salah satu ciri pakan ternak ruminansia adalah kandungan serat yang cukup tinggi untuk mendukung fungsi saluran cerna. Pelepah daun kelapa sawit dapat menjadi sumber utama serat yang potensial karena tersedia dalam volume yang besar dan relatif tersedia setiap saat (Supriyatna, 2006).
Pemanfaatan pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan ruminansia disarankan tidak melebihi dari 30%. Konsumsi dan kecernaan pelepah daun kelapa sawit dapat ditingkatkan dengan menambahkan produk samping lain dari kelapa sawit seperti bungkil inti sawit. Pemberian pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan dalam jangka panjang dapat menghasilkan kualitas karkas yang baik (Balitnak, 2003).
Pelepah dapat diberikan dalam bentuk segar atau diproses terlebih dahulu menjadi silase. Penggunaan dalam bentuk silase yang diberikan pada domba sebanyak 50% dari total pakan dapat menghasilkan pertambahan bobot badan harian sekitar 42-55 gr dengan nilai konversi pakan antara 6,0-7,0. Hal ini menunjukkan pelepah daun kelapa sawit dapat menggantikan rumput sampai 80% tanpa mengurangi laju pertumbuhan bobot badan domba yang sedang tumbuh (Ishida dan Hasan, 1993).
Penggunaan silase pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan untuk menggantikan rumput. Silase dapat digunakan sebanyak 60% sebagai pakan
ternak domba (karena masih memberikan pertambahan bobot badan sebesar 44,95 gr/ekor/hari) dan merupakan pakan basal alternatif untuk menggantikan rumput terutama pada saat musim panas/kemarau karena ketersediaan hijauan pakan ternak terbatas (Simanihuruk et al., 2008).
Kandungan nutrisi yang terdapat pada pelepah daun kelapa sawit seperti bahan organik sebesar 16,6% serat deterjen netral sebesar 78,7% dan serat deterjen asam sebesar 55,6% relatif sebanding dengan zat nutrisi rumput, meskipun kandungan protein kasar pelepah sawit (7-14%), tetapi nilai kecernaan bahan kering pelepah kelapa sawit 53%, relatif sama dengan rumput alam yang mencapai 50-54%. Dengan kandungan zat nutrisi dan nilai kecernaan pelepah kelapa sawit tersebut maka energi pelepah kelapa sawit diperkirakan hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok, sehingga untuk pertumbuhan, bunting dan laktasi diperlukan pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi (Purba et al., 1997).
Pemberian pelepah daun kelapa sawit dalam bentuk segar sebanyak 40% dalam komponen pakan memberikan pertambahan bobot hidup domba sebesar 50,22 gr/ekor/hari. Tingkat kecernaan bahan kering daun sawit lebih tinggi dari pelepah ditinjau dari protein kasar dan bahan kering. Serat NDF pada daun sawit lebih tinggi dari pada pelepah sawit (56% dan 52%). Sedangkan ADF pada pelepah sawit lebih tinggi dibandingkan daun sawit (53% dan 52%). Perlakuan melalui fermentasi membuat hasil samping perkebunan dapat dimanfaatkan secara lebih efisien (Ginting et al., 1998).
Masalah utama pemanfaatan hasil samping perkebunan kelapa sawit adalah bagaimana cara meningkatkan kecernaan. (Preston dan Leng, 1978),
menyatakan bahwa tujuan utama dalam konteks fisiologi pencernaan yaitu
meningkatkan tingkat kecernaan pakan oleh ternak. Peningkatan kecernaan
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi peningkatan konsumsi dan
pertumbuhan bobot badan melalui teknik prosessing. Salah satu ciri pakan ternak
ruminansia adalah kandungan serat yang cukup tinggi untuk mendukung fungsi
saluran cerna. Pelepah dapat menjadi sumber utama serat yang potensial karena
tersedia dalam volume yang besar dan relatif tersedia setiap saat. Hasil penelitian
di Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih bahwa pemberian tepung daun
kelapa sawit giling tanpa olah dan diolah dapat diberikan untuk ternak ruminansia
bisa sampai dengan 40% dari total ransum (Ginting et al., 1997).
Berikut ini adalah kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan selama
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan selama penelitian
No Nama bahan
1 PDKSF Biomol+ 5% PDKSF Biomol+ 10% PDKSF Biomol+ 15%
2 BIS 3 Dedak padi 4 Ampas tahu 5 Molasses 6 Ultra mineral 7 Garam
BK 92,43b 92,26b 92,38b 91,11c 89,10a 89,26a 67,50a
-
-
Kandungan nutrisi (%)
PK
9,48b 11,35b 12,29b 21,41c 13,80a 19,30a 3,50a
SK
34,70b 34,31b 34,27b 11,98c 8,20a 20,44a 0,38a
LK
4,64b 4,49b 4,85b 6,41c 8,0a 5,64a 0,08a
- --
- --
TDN 66,73b 68,62b 70,62b 81c
64,30 80a 81a
-
-
Sumber: a : Laboratorium Ilmu Nutrisi Program Studi Peternakan FP USU (2008) b : Laboratorium Ilmu Nutrisi Program Studi Peternakan FP USU (2013) c : Laboratorium Sungai Putih (2009)
Bungkil Inti Sawit Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan
ini dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik. Walaupun
kandungan proteinnya tinggi, tetapi karena kandungan serat kasarnya tinggi dan
palatabilitasnya rendah menyebabkan kurang cocok untuk ternak monogastrik dan
lebih sering diberikan pada ruminansia (Sinurat, 2006).
Bungkil inti sawit sebagai hasil ikutan dari industri minyak inti sawit
sebagai bahan pakan lokal potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak,
hanya permasalahannya bahan lokal tersebut mengandung serat yang tinggi
karena terdapat sebagian pecahan cangkang (kulit yang keras). Bungkil inti sawit
dapat digunakan sebesar 40% dalam pakan domba ditambah 5% molasses
(Sinurat dkk, 1996).
Ultra Mineral
Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun
berperan penting agar proses biologis dapat dengan baik. Mineral digunakan
sebagai kerangka pembentukan tulang, gigi, pembentukan darah, pembentukan
jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang berperan dalam
proses metabolisme didalam sel (Setiadi dan Inouno, 1991).
Tabel 5. Kandungan beberapa mineral dalam ultra mineral
Kandungan zat Phosfor Calcium Magnesium Ferrum (zat besi) Iodium Mangan Cobalt Zincum Cupri Sulfat Natrium chloride Sumber: Eka Farma
Kadar zat 1,8% 2,33%
2587 mg 2211 mg 122 mg 650 mg
54 mg 301 mg 0,25%
87%
Garam Garam merangsang sekresi saliva, terlalu banyak garam akan
menyebabkan retensi air sehingga meningglkan udema. Defisiensi garam lebih sering terjadi pada hewan herbivora daripada hewan lainnya. Hal ini disebabkan hijauan dan sedikit mengandung garam. Garam dapat ditambahkan sebanyak 5% untuk menurunkan tingkat konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25-1,75 kg/ekor/hari. Semula pengaruhnya terlihat peningkatan konsumsi kemudian menurun sampai jumlah yang dikehendaki (Prakkasi, 1999). Fermentasi
Fermentasi adalah proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob yaitu tanpa oksigen. Melalui fermentasi terjadi pemecahan substrat oleh enzim-enzim tertentu terhadap bahan pakan yang tidak dapat dapat dicerna, misalnya selulosa dan hemiselulosa. Selama proses fermentasi terjadi pertumbuhan kapang yang mampu meningkatkan kadar protein dan nilai nutrisi yang lainnya. Proses fermentasi tidak akan terjadi tanpa adanya enzim katalis spesifik yang dapat dikeluarkan oleh mikroorganisme tertentu. Proses fermentasi mikroorganisme memperoleh sejumlah energi untuk pertumbuhannya dengan jalan merombak bahan yang memberikan zat-zat hara atau mineral bagi mikroorganisme seperti hidrat arang, protein, vitamin dan lain-lain (Sembiring, 2006) Probiotik Biomol+
Probiotik dapat didefinisikan sebagai pakan aditif dalam bentuk mikroorganisme hidup, baik secara tunggal maupun campuran dari berbagai spesies. Hingga kini pengembangan pemanfaatan probiotik dalam pakan ternak
semakin luas dilakukan. Dalam upaya meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan yang mempunyai nilai manfaat yang tinggi. Zat gizi yang terkandung didalam bahan pakan kadang-kadang berada didalam ikatan molekuler yang sulit dicerna sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber zat gizi yang diperlukan ternak (Hobson. 1998).
Pemanfaatan probiotik yang merupakan campuran berbagai spesies mikroorganisme, terutama mikroorganisme yang mampu memecah komponen serat celulolytic microorganisms melalui pakan dapat meningkatkan produktivitas ternak. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kecepatan cerna rute of digestions serat pada awal proses pencernaan sehingga mempengaruhi ketersediaan energi Adenosin Triphosphate (ATP) yang diperlukan dalam poliferasi microbial rumen (Haryanto et al., 1998).
BioMol adalah produk bioteknologi terapan yang merupakan campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat dalam pemecahan serat, protein dan lemak pakan sehingga akan mendorong proses fermentasi pakan serta meningkatkan sentesis protein mikroba rumen. Seleksi mikroba rumen kearah pemurnian mikroba yang mempunyai keunggulan tertentu, misalnya dalam hal mencerna serat kasar, mencerna lignin atau menghilangkan pengaruh negatif anti nutrisi dalam pakan dapat juga membantu upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan pakan. Berikut ini adalah komponen mikroorganisme yang terdapat pada probiotik Biomol+ dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Komposisi yang terkandung dalam Biomol+
Bakteri 1. Azotobacter paspalii 2. Bacillus lentus 3. Bacillus licheniformes 4. Bacillus pumilus 5. Bacillus stearothermophyllus 6. Bacillus subtilis 7. Corynebacterium pseudodipteriticum 8. Microccus varians 9. Sarcina lutea 10. Staphylococcus epidermis Khamir: 1. Saccharomyces cereviseae Sumber: PT Banyumas Raya Purwokerto (2007).
Cfu/g 3,20 x 107 8,00 x 106 2,00 x 107 4,20 x 109 3,20 x 109 2,00 x 105 8,00 x 109 2,00 x 107 8,00 x 108 2,00 x 107
2,00 x 107
Konsumsi Pakan
Tingkat konsumsi (Voluntary Feed Intake/VFI) adalah jumlah makanan
yang terkonsumsi oleh hewan bila bahan makanan tersebut diberikan ad libitum.
Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan lingkungan. Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri.
Faktor eksternal berasal dari pakan, sedangkan faktor lingkungan berhubungan
dengan lingkungan sekitar dimana ternak hidup. Konsumsi pakan dipengaruhi
oleh palatabilitas (Church dan Pond, 1988).
Jumlah konsumsi bahan kering pakan dipengaruhi beberapa variabel
meliputi jumlah pakan yang tersedia dan komposisi kimia serta kualitas bahan
pakan. Tingkat perbedaan konsumsi juga dipengaruhi oleh bobot badan, umur,
tingkat kecernaan pakan, kualitas, dan palatabilitas (Hardjoswora, 2000).
Pertambahan Bobot Badan
Pertumbuhan adalah korelasi peningkatan pada tubuh yang tampak pada
interval waktu sesuai dengan karakteristik spesies, sehingga terdapat karakteristik
kisaran tubuh untuk setiap spesies dan karakteristik perkembangan serta ukuran
tubuh dewasa. Bobot maksimum dan perkembangan dimunculkan oleh gabungan dari heriditas, nutrisi dan manajemen yang merupakan faktor esensial yang mendukung laju tumbuh hewan (Preston dan Leng, 1997).
Laju pertumbuhan seekor ternak dikendalikan oleh banyaknya konsumsi dan ransum terutama energi yang diperoleh. Energi merupakan perintis pada produksi ternak dan hal tersebut terjadi secara alami. Untuk mendapatkan PBB yang maksimal maka sangat perlu diperhatikan keadaan kuantitas ransum. Ransum tersebut harus mengandung zat nutrisi dalam keadaan cukup dan seimbang sehingga dapat menunjang pertumbuhan maksimal (Tilman et al., 2002) Konversi Pakan
Feed Conversation Ratio (FCR) merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan produksi yang dihasilkan. Konversi pakan pada broiler termasuk jumlah pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg bobot hidup. Konversi ransum dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti umur ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, keadaan temperatur dan kondisi unggas (Anggorodi, 1994).
Konversi pakan adalah ransum yang habis dikonsumsi oleh ternak dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan PBB pada waktu tertentu, semakin baik mutu ransum semakin kecil konversinya. Baik tidaknya mutu ransum ditentukan oleh seimbang tidaknya zat-zat gizi dalam ransum. Ransum yang kekurangan salah satu unsur gizi akan mengakibatkan ternak akan mengkonsumsi pakannya secara berlebihan untuk mencukupi kekurangan zat yang diperlukan tubuhnya (Rasyaf, 2003).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak
Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3 Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 90 hari dimulai pada bulan November sampai dengan bulan Februari 2014.
Bahan dan Alat Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 ekor domba, ransum yang terdiri dari cincangan pelepah daun kelapa sawit, BIS, dedak padi, ampas tahu, molasses, ultra mineral, garam, Biomol+, air minum diberikan secara ad-libitum, obat-obatan seperti obat cacing (Kalbazen), anti bloat kembung, vitamin B-Kompleks diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh domba dan Rodalon sebagai desinfektan kandang. Alat
Kandang individual sebanyak 12 unit beserta perlengkapannya, tempat pakan dan air minum 12 buah, timbangan bobot badan berkapasitas 50 kg dengan kepekaan 50 gram, timbangan pakan berkapasitas 2 kg dengan kepekaan 10 gram, mesin penggiling (chooper), mesin mixer, alat pembersih kandang seperti sapu lidi dan sekop, thermometer untuk mengetahui suhu kandang, pisau cutter, ember plastik, terpal plastik, buku data dan kalkulator.
Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
non fakorial dengan 3 perlakuan 4 ulangan, yaitu: P1 : Ransum dengan suplementasi PDKSF Biomol+ 5% P2 : Ransum dengan suplementasi PDKFS Biomol+ 10% P3 : Ransum dengan suplementasi PDKSF Biomol+ 15% Metode linier percobaan yang digunakan adalah: Yij = µ + σi + ∑ij Dimana: i : 1,2,3…..t (perlakuan) j : 1,2,3…..t (ulangan) Yij = Nilai pengamatan yang diperoleh dari satu perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Efek nilai tengah σi = Efek perlakuan pada taraf ke-i ∑ij = Pengaruh galat percobaan taraf ke- i pada ulangan ke-j (Hanafiah, 2002). Kombinasi susunan pada percobaan adalah: P2U2 P3U4 P3U1 P1U3 P3U3 P1U4 P2U4 P1U1 P2U1 P1U2 P2U3 P3U
Tabel 6. Formula pakan perlakuan
No Bahan pakan 1 PDKSF Biomol+ 5%
PDKSF Biomol+ 10% PDKSF Biomol+ 15% 2 BIS 3 Dedak 4 Ampas tahu 5 Molasses 6 Ultra mineral 7 Garam Jumlah Kandungan nutrisi: Protein Kasar (%) Serat Kasar (%) Lemak Kasar (%) TDN (%)
Parameter Penelitian
a. Konsumsi Pakan (gr)
b. Pertambahan Bobot Badan (gr)
c. Konversi Pakan
P1 55
30 8 4 2 0,5 0,5 100
13,57 24,13 5,33 70,96
Formula pakan P2
P3
55 55
30 30 88 44 22 0,5 0,5 0,5 0,5 100 100
14,53 23,92 5,24 72,00
15,04 23,86 5,44 73,10
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Kandang
Kandang yang digunakan yaitu kandang individual dengan ukuran 1m x 0,5m x1m sebanyak 12 unit. Kandang dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan dengan Rodalon. Pemberian Pakan dan Air Minum
Pakan yang akan diberikan adalah pakan perlakuan. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan 17.00 WIB. Sisa pakan ditimbang keesokan harinya untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan tersebut.
Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan adaptasi terhadap pakan perlakuan selama 2 minggu secara teratur. Pemberian air minum dilakukan secara ad-libitum. Air diganti setiap hari dan tempat minumnya dicuci dengan air bersih. Pemberian Obat-obatan
Ternak domba masuk kandang langsung diberikan vitamin B-Kompleks dan obat cacing dengan dosis 1 cc setiap 5 kg bobot badan, sedangkan obat lain seperti teramycin sebanyak 1 ml/10 kg bobot badan diberikan bila ternak sakit. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Konsumsi pakan ditimbang setiap hari. Penimbangan bobot badan dilakukan pada awal dilakukannya perlakuan penelitian dan pengambilan data pertambahan bobot badan selama dua minggu sekali selama 90 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak untuk menghabiskan sejumlah
pakan yang diberikan secara ad libitum. Konsumsi pakan dapat dihitung dengan
pengurangan jumlah pakan yang diberikan terhadap sisa pakan. Rataan konsumsi
pakan perlakuan dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Rataan konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian (gr/ekor/hari)
Perlakuan
P1 P2 P3 Total
I 404,66 406,23 399,64 1210,53
Ulangan II III 410,30 403,76 409,94 405,45 392,18 396,64 1212,42 1205,85
IV 404,65 403,90 396,79 1205,34
Total Rataan ± sd
1623,37 1625,52 1585,25 4834,14
405,84 ± 3,00 406,38 ± 2,56 396,31 ± 3,08 1208,53 ± 3,48
Konsumsi pakan dari setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar 2.
Konsumsi pakan (gr)
Gambar 2. Grafik konsumsi pakan domba jantan lokal
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan konsumsi pakan domba jantan
lokal tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu sebanyak
406,38 ± 2,56 gr/ekor/hari dan rataan konsumsi pakan terendah terdapat pada
perlakuan P3 yaitu sebanyak 396,31 ± 3,08 gr/ekor/hari.
Pertambahan Bobot Badan
Pengambilan data pertambahan bobot badan dilakukan dengan cara
penimbangan setiap 2 minggu sekali. PBB dihitung berdasarkan bobot badan
akhir dikurangi bobot badan awal dalam satuan gr/ekor/hari. Hasil pertambahan
bobot badan domba jantan lokal selama penelitian seperti pada tabel 8.
Tabel 8. Rataan pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama penelitian (gr/ekor/hari).
Perlakuan
P1 P2 P3 Total
I 22.8 25.7 49.11 97.61
Ulangan II III 19.78 14.8 23.6 21.6 48 42.22 91.38 78.62
IV 17.8 47.77 63.89 129.46
Total Rataan ± sd
75.18 118.67 203.22 397.07
18.79 ± 3,36 29.66 ± 12,18 50.80 ± 9,23 99.26 ± 21,62
Pertambahan bobot badan dari setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar 3.
PBB (gr)
70 60 50 40 30 20 10
0 Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Gambar 3. Grafik pertambahan bobot badan domba
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV
Tabel 8 menunjukkan bahwa rataan pertambahan bobot badan yang
tertinggi adalah perlakuan P3 yaitu sebesar 50,80 ± 9,23 gr/ekor/hari, sedangkan
rataan pertambahan bobot badan yang terendah adalah P1 yaitu sebesar 18,79 ±
3,36 gr/ekor/hari.
Konversi Pakan
Konversi pakan dihitung berdasarkan perbandingan konsumsi pakan
dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan dengan satuan yang sama.
Rataan konversi pakan domba jantan lokal tertera pada tabel 9.
Tabel 9. Rataan konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian
Perlakuan
P1 P2 P3 Total
I 17,74 15,80 8,30 41,67
Ulangan II III 20,74 27,28 17,37 18,77 8,17 8,75 46,28 63,55
IV 22,73 8,45 6,21 37,39
Total Rataan ± sd
88,49 60,39 31,26 180,14
35,39 ± 4,00 15,09 ± 4,59 7,81 ± 1,10 47,22 ± 11,47
Rataan konversi pakan setiap perlakuan dapat pada gambar 4.
Konversi pakan
30 25 20 15 10
5 0
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Gambar 4. Rataan konversi pakan domba jantan lokal
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan konversi pakan