Analisis Struktur Mikro Pemberitaan Cenderawasih Pos Tanggal 21 April 2012

11

5.3.3 Analisis Struktur Mikro

Tabel 5.2 Analisis Struktur Mikro Dalam Pemberitaan Hal Yang Diamati Elemen Pemberitaan Harian Kompas Tanggal 02 Mei 2012 Pemberitaan Harian Cenderawasih Pos Tanggal 21 April 2012 Latar - Ada dua gambar yang menjadi fokus wartawan sebagai media dari wacana ini. Gambar pertama tampak warga sedang berkumpul sambil mengibar- ngibarkan bendera bintang kejora. Sedangkan gambar dua adalah sisi lain dari tempat warga ini berkumpul yang juga nampak sebuah panggung yang dikerumuni banyak orang yang mengibarkan bendera bintang kejora. Detail Tema berita pada Harian Kompas mengandung makna implisit yang dalam wacana ini, dimana wartawan menunjukkan citra aparat sebagai penanggung jawab keamanan telah melakukan tanggung jawab dengan professional, ditambah dengan jumlah pengibar serta barang bukti yang telah diamankan dengan tanpa melakukan kekerasan, seperti halnya kita ketahui dalam menangani massa biasanya aparat lebih cenderung melakukan kekerasan sampai pada penembakkan yang berujung pada kematian. Semantik Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita Maksud Dalam berita atau wacana ini, Dalam berita ini wartawan 12 wartawan menjelaskan bahwa peringatan 1 Mei yang diyakini masyarakat Papua sebagai proses aneksasi Papua dalam NKRI diawali dengan ibadah bersama yang diikuti 50 orang yang tergabung dalam OMPB Organisasi Masyarakat Papua Barat dilapangan Theys Hiyo Eluay, Sentani. Selain itu, aparat tak hanya melakukan pengamanan tetapi juga apel bersama peringatan hari integrasi dalam NKRI. Selanjutnya, polisi menangkap 13 orang yang mengibarkan bendera bintang kejora. Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakkan makar, mengibarkan bendera bintang kejora. menyampaikan pesan mengenai bendera bintang kejora yang berkibar di kota Serui. Bukan hanya satu tetapi sekitar 50-an jumlahnya. Hal ini dilakukan berkaitan dengan peluncuran atau dibukanya kantor International Parlementarian of West Papua ILWP di Amerika pada 20 April lalu. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena adanya peringatan dari Kapolres setempat. Lalu warga kembali menyimpan atribut-atribut tersebut. Meskipun ada aksi demikian, namun kondisi di kota Serui tetap aman dan terkendali. Aktivitas warga pun berjalan normal. Pra- anggapan “Pengibaran bendera bintang kejora terkait peringatan 1 Mei 1963, yang diyakini sebagai proses aneksasi Papua dalam NKRI,” “Mereka menyampaikan sejumlah kasus pelanggaran HAM,” “Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakkan 13 makar, mengibarkan bendera bintang kejora,” Nominalisasi - - Bentuk Kalimat Intensif, Aspirasi, Transisi, Koherensi Kapolres Jayapura Ajun Komisaris Besar Wantri Yulianto yang mengatakan, “Pengamanan tak hanya peringatan 1 Mei oleh OMPB… “ Aleks Kosay, tokoh pemuda dari Wamena, Papua yang hadir di lapangan Theys mengatakan, “Kami tidak menyampaikan aspirasi dengan kekerasan lagi, tetapi lebih menekankan aspek demokrasi dan keterbukaan. Caranya seperti itu, kami tidak mau rakyat Papua jadi korban lagi,” katanya. “Mereka menyampaikan kasus pelanggaran HAM,” “…kami tidak mau rakyat Papua dijadikan korban lagi,”. Sintaksis Bagaimana pendapat disampaikan Kata Ganti Apel Pendemo, Longmarch, Lengang, Stilistik Pilihan Kata apa yang dipakai Leksikon Aneksasi, Integrasi, Makar Pengibaran Bendera Orasi, TapolNapol, 14 Retoris Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan Grafis - Gambar 1 Suasana demo di Serui, tampak sebuah panggunh dengan beberapa orang diatasnya dan massa yang begitu banyak, berdiri sambil mengibar- ngibarkan bendera Bintang Kejora. Gambar 2 Tampak massa yang bergerakberjalan dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora, adapula yang sedang bercengkrama, dan juga demo ini tidak hanya diikuti oleh kaum pria, tetapi juga wanita seperti yang ada pada gambar. Kedua gambar diatas merupakan, gambar yang dijadikan wartawan sebagai bukti 15 wacana yang diberitakan, secara eksplisit gambar ini menjadikan khlayak tertarik terhadap isi berita, yakni suasana demo di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen dalam rangka mendukung peluncuran ILWP yang diwarnai dengan pengibaran sekitar 50-an bendera Bintang Kejora, Jumat 204. Metafora - - Ekspresi - - 5.3.4 SkemaRingkasan Analisis Wacana Pengibaran Bendera Bintang Kejora Berdasarkan Struktur Wacana Van Dijk. Tabel 5.3 Ringkasan Analisis Wacana Pengibaran Bendera Bintang Kejora Struktur Wacana Van Dijk Struktur Makro Superstruktur Struktur Mikro Semantik: Secara eskplisit wacana ini adalah sebuah peristiwa nyata terjadi sehingga diinformasikan kegiatannya. Namun secara implisit berdasarkan alasan terkait pengibaran bendera Bintang Kejora, ini adalah sebuah upaya perlawanan yang terjadi. Sintaksis: - Stilistik: Aneksasi. Aneksasi adalah pengambilan paksa tanah atau wilayah milik negara lain, As’Ari, 2006:21. Kata ini digunakan untuk menunjukkan makna bahwa pada tahun 1963 NKRI telah mengambil alih wilayah Papua dengan paksaan. Harian Kompas: 13 Orang Ditangkap OPMB Kibarkan Bintang Kejora Di Lapangan Theys “Pengibaran bendera bintang kejora terkait peringatan 1 Mei 1963, yang diyakini sebagai proses aneksasi Papua dalam NKRI.” Retoris: 16 Peringatan, kata ini merupakan penjelasan dari sesuatu halperistiwa yang diperingati, yang dianggap sebagai hal penting untuk diingat. Semantik: Pada pernyataan ini, wartawan lebih menonjolkan tentang jumlah aparat, dengan menyebutkan jumlah personel yang dilibatkan dalam pengamanan 1 Mei “… 300 personel Polri dilibatkan,termasuk 30 anggota Brimob…” Namun secara tidak langsung, pernyataan ini memberi arti bahwa untuk mengatasi orang Papua, dibutuhkan tenaga militerdalam hal ini aparat dengan jumlah banyak. Persoalan lain, ada ketakutan dari pihak pemerintah gerakan ini akan berkembang dan mendapat dukungan internasional. Secara yang dimaksudkan dalam konteks ini ialah pengamanan jalannya peringatan 1 Mei. Sintaksis: Penjelasan terkait jumlah personel oleh Kapolres kepada wartawan, menunjukkan pencitraan diri aparat yang cukup banyak dibanding lawan. Stilistik: - “Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Wantri Yulianto menjelaskan, sekitar 300 personel Polri dilibatkan, termasuk 30 anggota Brimob Polda Papua, mengamankan kota Jayapura dan sekitarnya.” Retoris: - “Mereka tersebar di Lapangan Theys Hiyo Eluay, Bandara Sentani, SPBU, Kompleks Pertokoan, dan warung makan” Semantik: Wartawan memberikan penekakanan kepada tempat sebagai fokus dari pernyataan ini. Sebagaimana Lapangan Theys, Bandara, SPBU, Kompleks Pertokoan dan warung makan, adalah tempat umum, siapa saja mengunjungi tempat- 17 tempat ini. Dengan maksud agar, setiap orang yang masukkeluar di tempat ini perlu diwaspadai dan diawasi setiap laku mereka. Selain itu, bagi masyarakat perlu waspada untuk melalui titik-titik pengamanan yang sudah ditetapkan. Sintaksis: Secara gambalang wartawan menginformasikan mengenai area titik pengamanan yang merupakan wilayah rawan konflik, karena bisa menjadi sasaran perusakan. Stilistik: - Retoris: Lapangan Theys Hiyo Eluay. Kata ini tidak hanya pada sub-tema tetapi dalam isi pemberitaan juga disebutkan beberapa kali untuk menjelaskan tempat. Sehingga terjadi pengulangan dalam menyebutkan nama Lapangan Theys Hiyo Eluay. Secara tidak langsung wartawan memberi pencitraan sendiri terhadap sosok Theys Eluay, yang merupakan tokoh pejuang kemerdekaan Papua. Pengibaran bendera yang terjadi di Lapangan Theys selain sebagai bentuk perlawanan juga sebagai bentuk penghormatan terhadap Theys Eluay, dimana di lapangan ini pula makam Theys berada. Semantik: “Pengamanan tak hanya 1 Mei oleh OMPB, tetapi juga apel bersama peringatan hari integrasi dalam NKRI, pengamanan Komite Sintaksis: Apel disini bukan merujuk kepada buah apel yang sering dimakan, tapi kata “Apel” digunakan pada instansi-instansi pemerintah untuk menjelaskan 18 kegiatan, yakni upacara. Sedangkan Integrasi sendiri merupakan penyatuan atau penggabungan, As’Ari, 2006:81. Stilistik: - Nasional Papua Barat yang bergerak ke kota Jayapura, 42 km dari Sentani dan menjaga keamanan dan ketertiban warga, kata Yulianto.” Retoris: - Semantik: Doa adalah sebuah permohonan kepada Tuhan. Orang beriman atau orang beragama pasti memanjatkan Doa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas sehingga apa yang boleh terjadi seturut dengan maksud Tuhan. “…dilanjutkan dengan pengibaran bendera…”, mengutip NN yang mengatakan” “Makan tidak makan kami siap, mau panas atau hujan kami siap, mereka tidak tahu apa yang kami rasa, ditangkap atau dibunuh kami siap.” Pengibaran bendera yang terjadi siang hari, tepat jam 13.15 WIT, merupakan waktu yang sudah direncanakan oleh pengibar, yang mana doa yang telah dipanjatkan dengan motto yang dipegang, pengibar dengan berani melakukan pergerakannya untuk menyampaikan perlawanan terhadap rezim berkuasa. Sintaksis: - Stilistik: - “Doa bersama kelompok OPMB itu berlangsung pukul 11.00 WIT, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Bintang Kejora sekitar pukul 13.15 WIT” Retoris: - “Peserta adalah masyarakat biasa dan sebagaian besar dari Pegunungan Tengah Semantik: Wartawan mengajak khalayak untuk melihat aktor dari peristiwa ini yang adalah masyarakat 19 Pegunungan Tengah, Papua. Geografis Papua tidak hanya LautanPesisir tetapi dibagi menjadi beberapa wilayah, yakni wilayah Pegunungan, Wilayah Pesisir dan Lembah. Dimana dalam sejarah orang Papua, pelanggaran HAM dan diskriminasi pemusnahan etnis Papua terbanyak di wilayah pegunungan. Kehadiran orang Pegunungan untuk melakukan pergerakkan perlawanan adalah suatu hal yang pantas untuk menuntut keadilan. Dalam konteks 1 Mei sebagai integrasi dalam NKRI digunakan sebagai waktu yang tepat untuk beraksi. Sintaksis: - Stilistik: - Papua” Retoris: - Semantik: Sintaksis: Dalam pernyataan ini disebutkan kata ‘pelaku’, kata ini merujuk kepada individukelompok yang melakukan pengibaran. Selanjutnya ada kata ‘koordinator’, ini menjelaskan tentang individuorang yang mengatur berlangsungnya pengibaran bendera. “Polisi menangkap 13 pelaku pengibaran bendera bintang kejora, termasuk koordinator lapangan Darius Kogoya 23. Bintang Kejora berkibar beberapa detik sebelum polisi membubarkan paksa. Barang bukti ikut ditahan adalah busur, panah, bendera, dan tiang bendera. Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakan makar.” Stilistik: Makar adalah perbuatan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, As’Ari, 2006:117. 20 Retoris: Adanya penonjolan berita terkait barang bukti, yang merupakan alat tradisional Papua, yaitu busur dan Panah. Busur dan panah digunakan saat perang dan berburu. Bendera sendiri adalah bendera Bintanhg Kejora, yang dikibarkan. Kibaran bendera sebagai pesan perlawanan dan alat tradisional sebagai alat yang digunakan untuk melawan musuhmangsa atau menjaga diri ketika berburu. Sedangkan dalam konteks Papua, berburu yang peneliti maksudkan adalah berburu hak sebagai sebuah bangsa. Semantik: Dalam pernyataan ini yang ingin ditonjolkan oleh wartawan terhadap khalayak adalah mengenai alasan para pelaku pengibarkan bendera. Dengan mengutip pernyataan dari Kapolres, secara langsung telah menjelaskan tentang himbauan aparat keamanan yang tidak diindahkan. Namun secara tidak langsung, wartawan juga ingin menampilkan apa makna dari pengibaran bendera sesuai dengan kognisi para tersangka. “Belum ada status tersangka atau lainnya. Kami hanya mau minta keterangan secara intensif. Atas dasar apa mereka menaikan bintang kejora. Padahal kami sudah larang jauh hari sebelumnya, bahkan sejak pagi kami sudah larang, kata Yulianto. Sintaksis: “…keterangan secara intensif,” yang dimaksudkan dengan kata intensif adalah secara sungguh- sungguh; tekun; secara giat, Burhani MS, 2006:221. Sehingga yang dimaksud pada elemen ini adalah tentang bagaimana citra aparat dalam melakukan pekerjaan mereka secara professional dan bertanggung jawab. 21 Stilistik: Tersangka, kata ini untuk menerangkan pelaku lihat analisis penjelasan sebelumnya. Retoris: - Semantik: Dengan mengatakan aksi demo berada di dua tempat, yakni kota Jayapura oleh KNPB dan di Sentani oleh OMPB. Melalui pernyataan ini wartawan mengajak khalayak untuk memahami maksud kegiatan yang dilakukan oleh organisasi ini. Dalam sebuah organisasi, yang diperjuangkan adalah visimisi organisasi tersebut. Sehingga dalam konteks pengibaran bendera bintang Kejora saat itu pun OMPB dan KNPB melakukannya atas nama organisasi mereka sebagai sebuah kelompok yang memperjuangkan jati diri orang Papua. Sintaksis: - “Aleks Kosay mengatakan, aksi demo itu berlangsung di dua tempat, yakni kota Jayapura oleh Komite Nasional Papua Barat dan OMPB di Sentani. Mereka menyampaikan sejumlah kasus pelanggaran HAM. “Kami tidak menyampaikan aspirasi dengan kekerasan lagi, tetapi lebih menekankan aspek demokrasi dan keterbukaan.” Caranya seperti itu. “Kami tidak mau rakyat Papua jadi korban lagi, katanya.” Stilistik: Aleks Kosay dalam pernyataannya yang menyatakan “kami tidak mennyampaikan aspirasi…” , Aspirasi adalah cita-cita; tuntutan kearah perbaikan nasib; penuntutan perorangan; kehendak akan kelayakan hidup, Burhani MS, 2006:221. Kata ini digunakan untuk menyebut kan beberapa hal sekaligus sesuai dengan arti yang ada. Dimana aspirasi adalah salah cara yang dilkukan oleh masyarakat agar suara mereka didengar dengan tanpa adanya kekerasan. 22 Retoris: - Semantik: Wartawan memberi informasi bahwa ada demo di Serui sejak pukul 09.00 WIT yang dipimpin oleh seorang yang mengaku sebagai gubernur transisi wilayah Saireri. Dengan wacana ini, wartawan menuntun khlayak untuk melihat adanya sebuah pemerintahan yang telah berlangsung dan sedang dalam masa peralihan. Juga secara tidak langsung wartawan menyampaikan bahwa ada suatu pemerintahan yang berlangsung di wilayah ini dan untuk mendukung dibukanya kantor ILWP di Amerika yang bagi masyarakat adalah hal baik dan bagi sebuah pemerintahan itu termasuk perpanjangan tangan atas pemerintahan pro- kemerdekaan maka Edison Kendi dengan bangga mengakui dirinya sebagai bagian dari pemerintahan tersebut, sebagai seorang pemimpin dan memiliki power. Hal ini pun, dengan melakukan pencitraan diri yang dilakukan, ini sebagai perlawan terhadap pemerintahan yang ada, seolah dengan menantang, dengan menunjukkan identitas diri sebagai seorang wakil gubernur dan pemerintahanya. Sintaksis: Dalam wacana ini, wartawan menggunakan kata “demo”, sebagai kata lain untuk menggantikan kata unjuk rasa. Harian Cenderawasih Pos: “50-an Bintang Kejora Berkibar di Serui” “Informasi yang diterima Cenderawasih Pos, demo yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIT di panggung pelataran pantai Wombai, Serui dipimpin oleh Edison Kendi, yang mengaku sebagai wakil gubernur transisi wilayah Saireri” Stilistik: Transisi, atau masa peralihan. Wartawan dalam 23 wacana ini menjelaskan tentang status dari pimpinan demo, yang sebagai wakil gubernur transisi wilayah Saireri. Hal ini secara tidak langsung menjelaskan tentang suatu masa yang disebut peralihan. Peralihan yang dimaksud adalah, peralihan sebuah pemerintahan dalam mempersiapkan pemimpin yang baru di wilayah ini. Retoris: - Semantik: Wacana ini menjelaskan bahwa antusiasme warga sangat besar dalam mengikuti demo yang berlangsung dalam rangka pembukaan kantor ILWP di Amerika. Dengan menunjukkan jumlah kampung, secara tidak langsung telah menggambarkan jumlah orang yang mengikuti aksi demo ini. Juga dengan menyebutkannya, wartawan memberikan citra positif terhadap mereka yang tergabung dalam aksi ini, dengan meninggalakan tempat tinggal mereka, bergabung untuk mendukung sebuah wadah baru bagi orang Papua dalam memperjuangkan keadilan dan perlawanan terhadap hak asasi orang Papua yang selama ini mengalami banyak ketidakadilan. Sintaksis: - Stilistik: - “Massa berkumpul pada empat titik, yaitu Distrik Angkaisera berkumpul di Kampung Warari, Distrik Kosiwo dan Kampung Mariadei berkumpul di Stadion Marora Serui, Kampung Mantembu dan Distrik Pantura kumpul di Mantembu, kemudian Distrik Ambai dan Yapbhar berkumpul di Kelurahan Tarau” Retoris: - 24 “Dalam orasinya, massa menuntut pembebasan tapolnapol Forkorus Yaboisembut dan Edison Worumi. Meminta pemerintah Indonesia untuk mengakui adanya pelanggaran HAM yang terjadi di Tanah Papua dan kepada masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen agar tidak mengikuti pemilu” Semantik: Forkorus Yaboisembut dan Edison Worumi merupakan tokoh kemerdekaan Papua yang mana dalam wacana ini wartawan menjelaskan status mereka sebagai Tahanan Politik. Dalam orasi yang dilakukan, tuntutan pembebasan dilakukan karena mereka adalah tokoh penting bagi orang Papua, dan memiliki pengaruh besar untuk menciptakan keamanan di Papua. Keduanya ditangkap terkait dengan peristiwa pada Kongres Papua Ke-III, tahun 2011. Adapun penekanan berita terhadap pelanggaran HAM di Papua, yang bukan lagi sebuah rahasia bagi dunia atas pelanggaran HAM yang terjadi. Sehingga wacana ini menjelaskan tentang tuntutan orang Papua terhadap pemerintah Indonesia sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Serta meminta masyarakat Yapen untuk tidak mengikuti Pemilu, yang merupakan sebuah pesta bagi negara-negara demokrasi, yang dalam hal ini adalah Indonesia sebagai pihak yang dituntut. Dimana secara tidak langsung pula wartawan memberikan informasi bahwa, kenapa orang Papua dituntut untuk mengikuti pemilu yang merupakan pesta demokrasi untuk memilih wakil rakyat dengan bebas, toh orang Papua tidak mendapat demokrasi itu secara baik. Kenapa tuntut demokrasi ke orang Papua, padahal Indonesia tidak melakukan hal yang sama. Ibarat orang sudah dikasih nasi, tapi masih minta disuapin. Indonesia sudah dikasih segala hal yang dimiliki Tanah Papua, tapi masih menuntut lebih tanpa memikirkan apa yang dibutuhkan orang Papua dari 25 apa yang mereka dapatkan. Sintaksis: - Stilistik: “…Dalam orasinya…,” Orasi = pidato umum; pidato resmi di depan missal, Burhani, MS, 2006:475. Orasi Poliltik adalah pidato tentang masalah politik, As’Ari, 2006:140. TapolNapol adalah Tahanan PolitikNarapidana Politik. Ini untuk menyebutkan aktor yang berperan sebagai tokoh utama dalam upaya kemerdekaan Papua Free West Papua, yang saat ini adalah tahanan di Lembaga Pemasyarakatan LP. Dalam artian sebenarnya, Tapol Tahanan Politik adalah orang yang dipenjara atau ditahan karena melakukan aktivitas politik yang dinilai pemerintah mekanggar, As’Ari, 2006:203.. Retoris:- “Bendera bintang kejora yang diusung warga seperti bendera biasa yang kerap dikibarkan dengan rata-rata ukuran bendera sekitar 2x3 dan 3x4 meter. “Bendera yang mereka bawa seperti ukuran bendera biasanya,” tuturnya. Semantik: Wartawan memberikan informasi tentang gambaran bendera yang dikibarkan, bukan bendera yang besar tapi bukan yang kecil pula. Tapi bendera yang dikibarkan memiliki ukuran yang sama, yaitu 2x3 dan 3x4. Dimana wartawan memaknai ini tidak hanya sebagai simbol perlawanan tetapi mengungkapkan sebuah kebersamaan, kesatuan, meskipun massa dengan jumlah besar, tidak ada yang memilih untuk membawa bendera yang besar, tetapi sama 26 sehingga tidak ada penonjolan tersendiri dan menunjukkan bahwa massa dengan latar belakang yang berbeda, walaupun sesama suku Papua, tetapi semuanya memiliki satu tujuan yang sama. Sintaksis: Usung. “… bintang kejora yang diusung warga ...”, Kata usung merupakan kata ganti dari membawa mengangkat. Kenapa dalam kalimat ini tidak digunakan kata dikibarkan, tetapi diusung? Karena massa melakukan perjalanan jauh sambil mengangkat bendera dengan dikibar- kibarkan di udara sebagaimana sebuah panji diangkat oleh mereka yang hendak berperangmenangkan sebuah perlawanan. Stilistik: - Retoris: - “Aston Situmorang mengungkapkan, polisi sama sekali tidak melarang, justru polisi menfasilitasi. “Kondisi disini sempat sepi, lengang, tidak ada aktivitas, , mungkin warga khawatir, tapi aman,” jelasnya. Semantik: Dalam pernyataan ini, wartawan memberikan penekanan terhadap kalimat “polisi sama sekali tidak melarang”, sama sekali berarti tidak ada campur tangan aparat dalam peristiwa ini. Secara tidak langsung wartawan memberikan pencitraan terhadapa aparat sebagai aktor yang baik dalam melakukan kerja sama dengan massa di daerah tersebut. Sehingga keamanan di daerah ini secara tidak langsung makna yang diterima komunikan adalah sebuah keadaan yang aman, dan komunikator memenangkan wacana yang dibangunya. 27 Sintaksis: Lengang. Kata lengang merupakan kata ganti untuk menjelaskan suasana yaitu, sunyi sepi, tidak ramai; tidak banyak orang. Stilistik: - Retoris: - Semantik: Pernyataan Kapoda sebagai latar pembenaran dari peristiwa yang terjadi bahwa berlangsung dengan damai dan aman. Sebagai narasumber yaitu Kapolda yang juga sebagai aktor pemerintah yang berperan penting dalam mengkoordinir keamanan di daerah Papua. secara tidak langsung wartawan sebagai komunikator memberikan pencitraan terhadap institusi ini sebagai aktor pemerintah yang berhasil mengendalikan demo massa dengan jumlah banyak, sehingga berlangsung dengan aman. Dengan durasi waktu yang cukup lama sekitar empat jam lebih, sebuah simbol yang dipakai sebagai bentuk perlawanan yakni bendera Bintang Kejora berkibar di langit Papua dengan aman. Dimana kebenaran ini disampaikan berdasarkan informasi yang diwacanakan oleh wartawan dan secara tidak langsung, hal ini mencitrakan sebuah perlawanan yang tidak harus selalu berkahir dengan duka. Sintaksis: - “Kabid Humas Polda Papua AKBP Drs. Johannes Nugroho Wicaksono dalam pesan singkat membenarkan adanya aksi unjuk rasa ribuan warga sambil membawa bendera Bintang Kejora. “Aksi demo mereka berjalan damai dan aman. Demo berlangsung pukul 09.00 – 13.00 WIT.” Stilistik: - 28 Retoris: -

5.4 Refleksi Dari Hasil Penelitian