11
5.3.3 Analisis Struktur Mikro
Tabel 5.2 Analisis Struktur Mikro Dalam Pemberitaan Hal Yang
Diamati Elemen
Pemberitaan Harian Kompas Tanggal 02 Mei 2012
Pemberitaan Harian Cenderawasih Pos Tanggal 21 April 2012
Latar -
Ada dua gambar yang menjadi fokus wartawan sebagai media dari wacana
ini. Gambar pertama tampak warga sedang berkumpul sambil mengibar-
ngibarkan bendera bintang kejora. Sedangkan gambar dua adalah sisi lain
dari tempat warga ini berkumpul yang juga nampak sebuah panggung yang
dikerumuni banyak
orang yang
mengibarkan bendera bintang kejora. Detail
Tema berita
pada Harian
Kompas mengandung makna implisit yang dalam wacana ini,
dimana wartawan menunjukkan citra aparat sebagai penanggung
jawab keamanan
telah melakukan
tanggung jawab
dengan professional, ditambah dengan jumlah pengibar serta
barang bukti
yang telah
diamankan dengan
tanpa melakukan kekerasan, seperti
halnya kita ketahui dalam menangani
massa biasanya
aparat lebih
cenderung melakukan kekerasan sampai
pada penembakkan
yang berujung pada kematian.
Semantik Makna yang
ingin ditekankan
dalam teks berita
Maksud Dalam berita atau wacana ini, Dalam
berita ini
wartawan
12
wartawan menjelaskan bahwa peringatan 1 Mei yang diyakini
masyarakat Papua
sebagai proses aneksasi Papua dalam
NKRI diawali dengan ibadah bersama yang diikuti 50 orang
yang tergabung dalam OMPB Organisasi Masyarakat Papua
Barat dilapangan Theys Hiyo Eluay, Sentani. Selain itu,
aparat tak hanya melakukan pengamanan tetapi juga apel
bersama peringatan
hari integrasi
dalam NKRI.
Selanjutnya, polisi menangkap 13 orang yang mengibarkan
bendera bintang kejora. Mereka ditangkap
dengan tuduhan
pelaku tindakkan
makar, mengibarkan bendera bintang
kejora. menyampaikan pesan mengenai bendera
bintang kejora yang berkibar di kota Serui. Bukan hanya satu tetapi sekitar
50-an jumlahnya. Hal ini dilakukan berkaitan
dengan peluncuran
atau dibukanya
kantor International
Parlementarian of West Papua ILWP di Amerika pada 20 April lalu. Namun
hal ini tidak berlangsung lama, karena adanya
peringatan dari
Kapolres setempat.
Lalu warga
kembali menyimpan
atribut-atribut tersebut.
Meskipun ada aksi demikian, namun kondisi di kota Serui tetap aman dan
terkendali. Aktivitas warga pun berjalan normal.
Pra- anggapan
“Pengibaran bendera bintang kejora terkait peringatan 1 Mei
1963, yang diyakini sebagai proses aneksasi Papua dalam
NKRI,”
“Mereka menyampaikan
sejumlah kasus pelanggaran HAM,”
“Mereka ditangkap
dengan tuduhan
pelaku tindakkan
13
makar, mengibarkan bendera bintang kejora,”
Nominalisasi -
- Bentuk
Kalimat Intensif, Aspirasi,
Transisi,
Koherensi Kapolres
Jayapura Ajun
Komisaris Besar
Wantri Yulianto yang mengatakan,
“Pengamanan tak hanya peringatan 1 Mei oleh
OMPB… “
Aleks Kosay, tokoh pemuda dari Wamena, Papua yang hadir
di lapangan Theys mengatakan, “Kami tidak menyampaikan
aspirasi dengan kekerasan lagi, tetapi lebih menekankan aspek
demokrasi dan keterbukaan. Caranya seperti itu, kami tidak
mau rakyat Papua jadi korban lagi,” katanya.
“Mereka menyampaikan kasus pelanggaran HAM,”
“…kami tidak mau rakyat Papua dijadikan korban lagi,”.
Sintaksis Bagaimana
pendapat disampaikan
Kata Ganti Apel
Pendemo, Longmarch, Lengang, Stilistik
Pilihan Kata apa yang
dipakai Leksikon
Aneksasi, Integrasi, Makar Pengibaran Bendera
Orasi, TapolNapol,
14
Retoris Bagaimana
dan dengan cara apa
penekanan dilakukan
Grafis -
Gambar 1 Suasana demo di Serui, tampak sebuah
panggunh dengan
beberapa orang
diatasnya dan massa yang begitu banyak,
berdiri sambil
mengibar- ngibarkan bendera Bintang Kejora.
Gambar 2
Tampak massa yang bergerakberjalan dengan mengibarkan bendera Bintang
Kejora, adapula
yang sedang
bercengkrama, dan juga demo ini tidak hanya diikuti oleh kaum pria, tetapi juga
wanita seperti yang ada pada gambar.
Kedua gambar diatas merupakan, gambar yang dijadikan wartawan sebagai bukti
15
wacana yang diberitakan, secara eksplisit gambar ini menjadikan khlayak tertarik
terhadap isi berita, yakni suasana demo di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen
dalam rangka mendukung peluncuran ILWP yang diwarnai dengan pengibaran
sekitar 50-an bendera Bintang Kejora, Jumat 204.
Metafora -
- Ekspresi
- -
5.3.4 SkemaRingkasan Analisis Wacana Pengibaran Bendera Bintang Kejora Berdasarkan Struktur Wacana Van Dijk.
Tabel 5.3 Ringkasan Analisis Wacana Pengibaran Bendera Bintang Kejora Struktur Wacana Van Dijk
Struktur Makro Superstruktur
Struktur Mikro Semantik:
Secara eskplisit wacana ini adalah sebuah peristiwa nyata terjadi sehingga diinformasikan
kegiatannya. Namun secara implisit berdasarkan alasan terkait
pengibaran bendera Bintang Kejora, ini adalah sebuah upaya perlawanan yang terjadi.
Sintaksis: - Stilistik:
Aneksasi. Aneksasi adalah pengambilan paksa tanah atau wilayah milik negara lain, As’Ari,
2006:21. Kata ini digunakan untuk menunjukkan makna bahwa pada tahun 1963 NKRI telah
mengambil alih wilayah Papua dengan paksaan. Harian Kompas:
13 Orang Ditangkap OPMB Kibarkan
Bintang Kejora Di Lapangan Theys
“Pengibaran bendera bintang kejora terkait peringatan 1
Mei 1963, yang diyakini sebagai proses aneksasi
Papua dalam NKRI.”
Retoris:
16
Peringatan, kata ini merupakan penjelasan dari
sesuatu halperistiwa yang diperingati, yang dianggap sebagai hal penting untuk diingat.
Semantik: Pada pernyataan ini, wartawan lebih menonjolkan
tentang jumlah aparat, dengan menyebutkan jumlah
personel yang
dilibatkan dalam
pengamanan 1 Mei “… 300 personel Polri dilibatkan,termasuk 30 anggota Brimob…”
Namun secara tidak langsung, pernyataan ini memberi arti bahwa untuk mengatasi orang Papua,
dibutuhkan tenaga militerdalam hal ini aparat dengan jumlah banyak. Persoalan lain, ada
ketakutan dari pihak pemerintah gerakan ini akan berkembang
dan mendapat
dukungan internasional.
Secara yang dimaksudkan dalam konteks ini ialah pengamanan jalannya peringatan 1 Mei.
Sintaksis: Penjelasan terkait jumlah personel oleh Kapolres
kepada wartawan, menunjukkan pencitraan diri aparat yang cukup banyak dibanding lawan.
Stilistik: - “Kepala Polres Jayapura
Ajun Komisaris Besar Wantri Yulianto
menjelaskan, sekitar 300 personel Polri dilibatkan,
termasuk 30 anggota Brimob Polda Papua, mengamankan
kota Jayapura dan sekitarnya.”
Retoris: - “Mereka tersebar di
Lapangan Theys Hiyo Eluay, Bandara Sentani, SPBU,
Kompleks Pertokoan, dan warung makan”
Semantik: Wartawan memberikan penekakanan kepada
tempat sebagai fokus dari pernyataan ini. Sebagaimana Lapangan Theys, Bandara, SPBU,
Kompleks Pertokoan dan warung makan, adalah tempat umum, siapa saja mengunjungi tempat-
17
tempat ini. Dengan maksud agar, setiap orang yang masukkeluar di tempat ini perlu diwaspadai
dan diawasi setiap laku mereka. Selain itu, bagi masyarakat perlu waspada untuk melalui titik-titik
pengamanan yang sudah ditetapkan.
Sintaksis: Secara gambalang wartawan menginformasikan
mengenai area titik pengamanan yang merupakan wilayah rawan konflik, karena bisa menjadi
sasaran perusakan.
Stilistik: - Retoris:
Lapangan Theys Hiyo Eluay. Kata ini tidak hanya pada sub-tema tetapi dalam isi pemberitaan juga
disebutkan beberapa kali untuk menjelaskan tempat. Sehingga terjadi pengulangan dalam
menyebutkan nama Lapangan Theys Hiyo Eluay. Secara
tidak langsung
wartawan memberi
pencitraan sendiri terhadap sosok Theys Eluay, yang merupakan tokoh pejuang kemerdekaan
Papua. Pengibaran bendera yang terjadi di Lapangan Theys selain sebagai bentuk perlawanan
juga sebagai bentuk penghormatan terhadap Theys Eluay, dimana di lapangan ini pula makam Theys
berada.
Semantik: “Pengamanan tak hanya 1
Mei oleh OMPB, tetapi juga apel bersama peringatan hari
integrasi dalam NKRI, pengamanan Komite
Sintaksis:
Apel disini bukan merujuk kepada buah apel yang
sering dimakan, tapi kata “Apel” digunakan pada instansi-instansi pemerintah untuk menjelaskan
18
kegiatan, yakni upacara. Sedangkan Integrasi
sendiri merupakan penyatuan atau penggabungan, As’Ari, 2006:81.
Stilistik: - Nasional Papua Barat yang
bergerak ke kota Jayapura, 42 km dari Sentani dan
menjaga keamanan dan ketertiban warga, kata
Yulianto.” Retoris: -
Semantik: Doa adalah sebuah permohonan kepada Tuhan.
Orang beriman atau orang beragama pasti memanjatkan
Doa sebelum
dan sesudah
melakukan aktivitas sehingga apa yang boleh terjadi
seturut dengan
maksud Tuhan.
“…dilanjutkan dengan pengibaran bendera…”, mengutip NN yang mengatakan”
“Makan tidak makan kami siap, mau panas atau hujan kami siap, mereka tidak tahu apa yang kami
rasa, ditangkap atau dibunuh kami siap.” Pengibaran bendera yang terjadi siang hari, tepat
jam 13.15 WIT, merupakan waktu yang sudah direncanakan oleh pengibar, yang mana doa yang
telah dipanjatkan dengan motto yang dipegang, pengibar dengan berani melakukan pergerakannya
untuk menyampaikan perlawanan terhadap rezim berkuasa.
Sintaksis: - Stilistik: -
“Doa bersama kelompok OPMB itu berlangsung pukul
11.00 WIT, dilanjutkan dengan pengibaran bendera
Bintang Kejora sekitar pukul 13.15 WIT”
Retoris: - “Peserta adalah masyarakat
biasa dan sebagaian besar dari Pegunungan Tengah
Semantik: Wartawan mengajak khalayak untuk melihat aktor
dari peristiwa ini yang adalah masyarakat
19
Pegunungan Tengah, Papua. Geografis Papua tidak hanya LautanPesisir tetapi dibagi menjadi
beberapa wilayah, yakni wilayah Pegunungan, Wilayah Pesisir dan Lembah. Dimana dalam
sejarah orang Papua, pelanggaran HAM dan diskriminasi pemusnahan etnis Papua terbanyak di
wilayah pegunungan.
Kehadiran orang
Pegunungan untuk
melakukan pergerakkan
perlawanan adalah suatu hal yang pantas untuk menuntut keadilan. Dalam konteks 1 Mei sebagai
integrasi dalam NKRI digunakan sebagai waktu yang tepat untuk beraksi.
Sintaksis: - Stilistik: -
Papua”
Retoris: -
Semantik:
Sintaksis: Dalam pernyataan ini disebutkan kata ‘pelaku’,
kata ini merujuk kepada individukelompok yang melakukan pengibaran. Selanjutnya ada kata
‘koordinator’, ini
menjelaskan tentang
individuorang yang mengatur berlangsungnya pengibaran bendera.
“Polisi menangkap 13 pelaku pengibaran bendera bintang
kejora, termasuk koordinator lapangan Darius Kogoya
23. Bintang Kejora berkibar beberapa detik
sebelum polisi membubarkan paksa. Barang bukti ikut
ditahan adalah busur, panah, bendera, dan tiang bendera.
Mereka ditangkap dengan tuduhan pelaku tindakan
makar.” Stilistik:
Makar adalah perbuatan untuk menjatuhkan
pemerintahan yang sah, As’Ari, 2006:117.
20
Retoris: Adanya penonjolan berita terkait barang bukti,
yang merupakan alat tradisional Papua, yaitu busur dan Panah. Busur dan panah digunakan saat
perang dan berburu. Bendera sendiri adalah bendera Bintanhg Kejora, yang dikibarkan.
Kibaran bendera sebagai pesan perlawanan dan alat tradisional sebagai alat yang digunakan untuk
melawan musuhmangsa atau menjaga diri ketika berburu. Sedangkan dalam konteks Papua, berburu
yang peneliti maksudkan adalah berburu hak sebagai sebuah bangsa.
Semantik: Dalam pernyataan ini yang ingin ditonjolkan oleh
wartawan terhadap khalayak adalah mengenai alasan para pelaku pengibarkan bendera. Dengan
mengutip pernyataan dari Kapolres, secara langsung telah menjelaskan tentang himbauan
aparat keamanan yang tidak diindahkan. Namun secara tidak langsung, wartawan juga ingin
menampilkan apa makna dari pengibaran bendera sesuai dengan kognisi para tersangka.
“Belum ada status tersangka atau lainnya. Kami hanya
mau minta keterangan secara intensif. Atas dasar apa
mereka menaikan bintang kejora. Padahal kami sudah
larang jauh hari sebelumnya, bahkan sejak pagi kami
sudah larang, kata Yulianto.
Sintaksis: “…keterangan secara intensif,” yang dimaksudkan
dengan kata intensif adalah secara sungguh- sungguh; tekun; secara giat, Burhani MS,
2006:221. Sehingga yang dimaksud pada elemen ini adalah
tentang bagaimana citra aparat dalam melakukan pekerjaan
mereka secara
professional dan
bertanggung jawab.
21
Stilistik: Tersangka, kata ini untuk menerangkan pelaku
lihat analisis penjelasan sebelumnya.
Retoris: -
Semantik: Dengan mengatakan aksi demo berada di dua
tempat, yakni kota Jayapura oleh KNPB dan di Sentani oleh OMPB. Melalui pernyataan ini
wartawan mengajak khalayak untuk memahami maksud kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
ini. Dalam sebuah organisasi, yang diperjuangkan adalah visimisi organisasi tersebut. Sehingga
dalam konteks pengibaran bendera bintang Kejora saat itu pun OMPB dan KNPB melakukannya atas
nama organisasi mereka sebagai sebuah kelompok yang memperjuangkan jati diri orang Papua.
Sintaksis: - “Aleks Kosay mengatakan,
aksi demo itu berlangsung di dua tempat, yakni kota
Jayapura oleh Komite Nasional Papua Barat dan
OMPB di Sentani. Mereka menyampaikan sejumlah
kasus pelanggaran HAM. “Kami tidak menyampaikan
aspirasi dengan kekerasan lagi, tetapi lebih menekankan
aspek demokrasi dan keterbukaan.” Caranya
seperti itu. “Kami tidak mau rakyat Papua jadi korban
lagi, katanya.” Stilistik:
Aleks Kosay
dalam pernyataannya
yang menyatakan
“kami tidak
mennyampaikan aspirasi…” , Aspirasi adalah cita-cita; tuntutan
kearah perbaikan
nasib; penuntutan
perorangan; kehendak akan kelayakan hidup, Burhani MS, 2006:221. Kata ini digunakan
untuk menyebut kan beberapa hal sekaligus sesuai dengan arti yang ada. Dimana aspirasi adalah salah
cara yang dilkukan oleh masyarakat agar suara mereka didengar dengan tanpa adanya kekerasan.
22
Retoris: -
Semantik: Wartawan memberi informasi bahwa ada demo di
Serui sejak pukul 09.00 WIT yang dipimpin oleh seorang yang mengaku sebagai gubernur transisi
wilayah Saireri. Dengan wacana ini, wartawan menuntun khlayak untuk melihat adanya sebuah
pemerintahan yang telah berlangsung dan sedang dalam masa peralihan. Juga secara tidak langsung
wartawan menyampaikan bahwa ada suatu pemerintahan yang berlangsung di wilayah ini dan
untuk mendukung dibukanya kantor ILWP di Amerika yang bagi masyarakat adalah hal baik dan
bagi sebuah
pemerintahan itu
termasuk perpanjangan tangan atas pemerintahan pro-
kemerdekaan maka Edison Kendi dengan bangga mengakui
dirinya sebagai
bagian dari
pemerintahan tersebut, sebagai seorang pemimpin dan memiliki power. Hal ini pun, dengan
melakukan pencitraan diri yang dilakukan, ini sebagai perlawan terhadap pemerintahan yang ada,
seolah dengan menantang, dengan menunjukkan identitas diri sebagai seorang wakil gubernur dan
pemerintahanya.
Sintaksis: Dalam wacana ini, wartawan menggunakan kata
“demo”, sebagai kata lain untuk menggantikan kata unjuk rasa.
Harian Cenderawasih
Pos: “50-an Bintang Kejora
Berkibar di Serui” “Informasi yang diterima
Cenderawasih Pos, demo yang dimulai sekitar pukul
09.00 WIT di panggung pelataran pantai Wombai,
Serui dipimpin oleh Edison Kendi, yang mengaku
sebagai wakil gubernur transisi wilayah Saireri”
Stilistik: Transisi, atau masa peralihan. Wartawan dalam
23
wacana ini menjelaskan tentang status dari pimpinan demo, yang sebagai wakil gubernur
transisi wilayah Saireri. Hal ini secara tidak langsung menjelaskan tentang suatu masa yang
disebut peralihan. Peralihan yang dimaksud adalah, peralihan sebuah pemerintahan dalam
mempersiapkan pemimpin yang baru di wilayah ini.
Retoris: -
Semantik: Wacana ini menjelaskan bahwa antusiasme warga
sangat besar dalam mengikuti demo yang berlangsung dalam rangka pembukaan kantor
ILWP di Amerika. Dengan menunjukkan jumlah kampung,
secara tidak
langsung telah
menggambarkan jumlah orang yang mengikuti aksi demo ini. Juga dengan menyebutkannya,
wartawan memberikan citra positif terhadap mereka yang tergabung dalam aksi ini, dengan
meninggalakan tempat tinggal mereka, bergabung untuk mendukung sebuah wadah baru bagi orang
Papua dalam memperjuangkan keadilan dan perlawanan terhadap hak asasi orang Papua yang
selama ini mengalami banyak ketidakadilan.
Sintaksis: - Stilistik: -
“Massa berkumpul pada empat titik, yaitu Distrik
Angkaisera berkumpul di Kampung Warari, Distrik
Kosiwo dan Kampung Mariadei berkumpul di
Stadion Marora Serui, Kampung Mantembu dan
Distrik Pantura kumpul di Mantembu, kemudian Distrik
Ambai dan Yapbhar berkumpul di Kelurahan
Tarau”
Retoris: -
24
“Dalam orasinya, massa menuntut pembebasan
tapolnapol Forkorus Yaboisembut dan Edison
Worumi. Meminta pemerintah Indonesia untuk
mengakui adanya pelanggaran HAM yang
terjadi di Tanah Papua dan kepada masyarakat yang
berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen agar tidak
mengikuti pemilu” Semantik:
Forkorus Yaboisembut dan Edison Worumi merupakan tokoh kemerdekaan Papua yang mana
dalam wacana ini wartawan menjelaskan status mereka sebagai Tahanan Politik. Dalam orasi
yang dilakukan, tuntutan pembebasan dilakukan karena mereka adalah tokoh penting bagi orang
Papua, dan memiliki pengaruh besar untuk menciptakan keamanan di Papua. Keduanya
ditangkap terkait dengan peristiwa pada Kongres Papua Ke-III, tahun 2011.
Adapun penekanan berita terhadap pelanggaran HAM di Papua, yang bukan lagi sebuah rahasia
bagi dunia atas pelanggaran HAM yang terjadi. Sehingga wacana ini menjelaskan tentang tuntutan
orang Papua terhadap pemerintah Indonesia sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.
Serta meminta masyarakat Yapen untuk tidak mengikuti Pemilu, yang merupakan sebuah pesta
bagi negara-negara demokrasi, yang dalam hal ini adalah Indonesia sebagai pihak yang dituntut.
Dimana secara tidak langsung pula wartawan memberikan informasi bahwa, kenapa orang
Papua dituntut untuk mengikuti pemilu yang merupakan pesta demokrasi untuk memilih wakil
rakyat dengan bebas, toh orang Papua tidak mendapat demokrasi itu secara baik. Kenapa tuntut
demokrasi ke orang Papua, padahal Indonesia tidak melakukan hal yang sama. Ibarat orang
sudah dikasih nasi, tapi masih minta disuapin. Indonesia sudah dikasih segala hal yang dimiliki
Tanah Papua, tapi masih menuntut lebih tanpa memikirkan apa yang dibutuhkan orang Papua dari
25
apa yang mereka dapatkan.
Sintaksis: - Stilistik:
“…Dalam orasinya…,” Orasi = pidato umum; pidato resmi di depan
missal, Burhani, MS, 2006:475. Orasi Poliltik adalah pidato tentang masalah
politik, As’Ari, 2006:140. TapolNapol adalah Tahanan PolitikNarapidana
Politik. Ini untuk menyebutkan aktor yang berperan sebagai tokoh utama dalam upaya
kemerdekaan Papua Free West Papua, yang saat ini adalah tahanan di Lembaga Pemasyarakatan
LP. Dalam artian sebenarnya, Tapol Tahanan Politik adalah orang yang dipenjara atau ditahan
karena melakukan aktivitas politik yang dinilai pemerintah mekanggar, As’Ari, 2006:203..
Retoris:-
“Bendera bintang kejora yang diusung warga seperti
bendera biasa yang kerap dikibarkan dengan rata-rata
ukuran bendera sekitar 2x3 dan 3x4 meter. “Bendera
yang mereka bawa seperti ukuran bendera biasanya,”
tuturnya. Semantik:
Wartawan memberikan
informasi tentang
gambaran bendera yang dikibarkan, bukan bendera yang besar tapi bukan yang kecil pula. Tapi
bendera yang dikibarkan memiliki ukuran yang sama, yaitu 2x3 dan 3x4. Dimana wartawan
memaknai ini tidak hanya sebagai simbol perlawanan
tetapi mengungkapkan
sebuah kebersamaan, kesatuan, meskipun massa dengan
jumlah besar, tidak ada yang memilih untuk membawa bendera yang besar, tetapi sama
26
sehingga tidak ada penonjolan tersendiri dan menunjukkan bahwa massa dengan latar belakang
yang berbeda, walaupun sesama suku Papua, tetapi semuanya memiliki satu tujuan yang sama.
Sintaksis: Usung. “… bintang kejora yang diusung warga
...”, Kata usung merupakan kata ganti dari membawa mengangkat. Kenapa dalam kalimat
ini tidak digunakan kata dikibarkan, tetapi diusung? Karena massa melakukan perjalanan
jauh sambil mengangkat bendera dengan dikibar- kibarkan di udara sebagaimana sebuah panji
diangkat oleh
mereka yang
hendak berperangmenangkan sebuah perlawanan.
Stilistik: -
Retoris: -
“Aston Situmorang mengungkapkan, polisi sama
sekali tidak melarang, justru polisi menfasilitasi. “Kondisi
disini sempat sepi, lengang, tidak ada aktivitas, , mungkin
warga khawatir, tapi aman,” jelasnya.
Semantik: Dalam pernyataan ini, wartawan memberikan
penekanan terhadap kalimat “polisi sama sekali tidak melarang”, sama sekali berarti tidak ada
campur tangan aparat dalam peristiwa ini. Secara tidak langsung wartawan memberikan pencitraan
terhadapa aparat sebagai aktor yang baik dalam melakukan kerja sama dengan massa di daerah
tersebut. Sehingga keamanan di daerah ini secara tidak langsung makna yang diterima komunikan
adalah sebuah
keadaan yang
aman, dan
komunikator memenangkan
wacana yang
dibangunya.
27
Sintaksis: Lengang. Kata lengang merupakan kata ganti
untuk menjelaskan suasana yaitu, sunyi sepi, tidak ramai; tidak banyak orang.
Stilistik: - Retoris: -
Semantik: Pernyataan Kapoda sebagai latar pembenaran dari
peristiwa yang terjadi bahwa berlangsung dengan damai dan aman. Sebagai narasumber yaitu
Kapolda yang juga sebagai aktor pemerintah yang berperan penting dalam mengkoordinir keamanan
di daerah Papua. secara tidak langsung wartawan sebagai komunikator memberikan pencitraan
terhadap institusi ini sebagai aktor pemerintah yang berhasil mengendalikan demo massa dengan
jumlah banyak, sehingga berlangsung dengan aman.
Dengan durasi waktu yang cukup lama sekitar empat jam lebih, sebuah simbol yang dipakai
sebagai bentuk perlawanan yakni bendera Bintang Kejora berkibar di langit Papua dengan aman.
Dimana kebenaran ini disampaikan berdasarkan informasi yang diwacanakan oleh wartawan dan
secara tidak langsung, hal ini mencitrakan sebuah perlawanan yang tidak harus selalu berkahir
dengan duka. Sintaksis: -
“Kabid Humas Polda Papua AKBP Drs. Johannes
Nugroho Wicaksono dalam pesan singkat membenarkan
adanya aksi unjuk rasa ribuan warga sambil
membawa bendera Bintang Kejora. “Aksi demo mereka
berjalan damai dan aman. Demo berlangsung pukul
09.00 – 13.00 WIT.”
Stilistik: -
28
Retoris: -
5.4 Refleksi Dari Hasil Penelitian