Pengendalian sistem secara keseluruhan berpusat pada keluaran dari sensor LDR dapat dibaca oleh mikrokontroller dan perhitungan telah
diprogramming, sehingga hasilnya akan ditampilkan pada LCD dan PC.
4.2 Hasil Pengukuran Viskositas Sampel
Untuk menguji ketelitian viskometer tersebut, maka dilakukan pengukuran viskositas pada viskosimeter tersebut, dengan parameter yang
digunakan adalah waktu dan jarak. Dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak goreng dan gliserin.
Minyak goreng yang digunakan sebanyak tiga macam yang divariasikan yaitu minyak goreng bermerek A, minyak goreng curah yang belum dipakai B
dan minyak goreng curah sekali penggorengan C. Hasil dari pengukuran berupa waktu tempuh bola sejauh 40 cm dan nilai viskositas minyak goreng A, B dan C
serta gliserin, yang ditampilkan pada LCD masing-masing pada tabel 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4 :
Tabel 4.1 Minyak Goreng A percobaan
Waktu det η Poise x10
-3
1 4,196
2,862 2
4,490 3,063
3 4,765
3,250 4
4,275 3,598
5 4,451
3,036 STD
0,197434 0,250406
Hasil dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa masih ada perbedaan waktu dalam 5 kali pengukuran, tetapi standart deviasinya menunjukkan nilai dibawah 1. Yang
berarti perbedaan waktu tersebut kecil. Pebedaan ini dipercayai disebakan massa bola yang berbeda, walaupun perbedaan tersebut kecil. Pebedaan waktu ini telah
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran viskositas. Walaupun begitu, standart deviasinya masih dibawah 1 sehingga masih bisa dianggap performa alat masih
baik. Kondisi yang juga terjadi untuk minyak goreng B, C dan gliserin seperti ditunjukkan masing-masing pada tabel 4.2 ,4.3 dan 4.4 dibawah :
Tabel 4.2 Minyak Goreng B percobaan
Waktu det η Poise x10
-3
1 4,406
3,140 2
4,843 3,303
3 4,765
3,250 4
4,627 3,156
5 5,373
3,665 STD
0,321412 0,190804
Tabel 4.3 Minyak Goreng C percobaan
Waktu det η Poise x10
-3
1 4,667
3,183 2
4,686 3,196
3 4,392
3,00 4
4,686 3,196
5 4,412
3,009 STD
0,136352 0,091859
Tabel 4.4 Gliserin percobaan
Waktu det η Poise
1 29,92
1,26 2
31,23 1,32
Universitas Sumatera Utara
3 32,27
1,36 4
29,76 1,26
5 28,68
1,21 STD
1,2474 0,0523
Dari data yang diperoleh pada pengukuran minyak A, B dan C rata-rata memiliki nilai viskositas yang tidak jauh berbeda untuk pengambilan data
sebanyak 5 kali. Namun, untuk pengukuran gliserin nilai viskositas gliserin jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak A, B dan C. Berdasarkan hasil
pengukuran menggunakan viskosimeter bola jatuh berbasis mikrokontroller diperoleh waktu dengan 3 variasi jarak dengan sekali pengukuran. Sedangkan
untuk mendapatkan waktu bola jatuh dengan 3 variasi jarak secara manual dilakukan pengukuran secara berulang.
Hasil lainnya mendapati bahwa waktu tempuh minyak B lebih lama dibandingkan dengan minyak A, tetapi lebih cepat dibandingkan dengan minyak
C. Ini menunjukkan terdapat penurunan viskositas minyak setelah dipakai untuk menggoreng. Secara teori dan praktiik Sutiah,2008 minyak goreng yang sudah
dipakai sekali mempunyai nilai kerapatan yang paling kecil karena minyak goreng tersebut telah berkurang nilai kerapatannya akibat pemanasan saat penggorengan,
sehinggga gesekan yang terjadi dalam lapisan-lapisan minyak tersebut menjadi lebih kecil yang mengakibatkan nilai viskositasnya kecil.
Sedangkan untuk perbandingan antara minyak A dan B yaitu waktu tempuh minyak A yang lebih cepat dibandingkan minyak B diyakini disebabkan
minyak B mempunyai kerapatan molekul yang lebih kecil dibandingkan dengan minyak A. Viskositas ditimbulkan oleh gesekan pada lapisan-lapisan dalam
cairan, sehingga makin besar gesekan yang terjadi maka viskositasnya semakin besar, begitu juga jika gesekan yang terjadi lebih kecil, maka viskositasnya juga
kecil.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Perhitungan Kecepatan