Bersikap Inklusif, Bertindak Objektif dan tidak Diskrimitatif

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pada saat penyampaian pesan. Jika guru ingin agar komunikasi dengan orang lain berlangsung efektif maka hendaknya memperhatikan keempat faktor secara baik. Berkomunikatif secara empatik berarti komunikasi yang memungkinkan komunikator dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penerima pesan. Istilah empati sendiri berasal dari kata bahasa Jerman einfuhlung yang berarti “ merasakan”. 82 Berempati dengan seseorang berarti merasakan apa yang seseorang itu rasakan, mengalami apa yang seseorang itu alami, atau melihat dari sudut pandang orang itu tetapi tanpa kehilangan identitas atau jati diri sendiri.Guru dapat berkomunikasi secara empetik dengan orang lain apabila ia dapat menyalami dan berusaha untuk merasakan, apa yang dirasakan oleh orang lain atau mengalami apa yang dirasakan oleh mereka. DeVito menyarankan, jika ingin berkomunikasi secara empeti maka lakukan tiga hal berikut: 1 Nyatakan keterlibatan aktif Anda dengan orang lain melalui ekspresi wajah atau gerak- gerik tertentu yang cocok, 2 Fokuskan konsentrasi, misalnya dengan menjaga kontak mata, potur tubuh, dan kedekatan fisik, 82 Joseph A. DeVito, The Interpersonal Communication Book, New York: Harper Collins College Publishers, 1995, hal. 107 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 Gunakan sentuhan-sentuhan setepatnya bila perlu. 83

3. Beradaptasi di Tempat Tugas di Seluruh Wilayah RI

Guru Indonesia telah disiapkan untuk mampu bekerja di seluruh Indonesia. Ia telah disiapkan sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat di mana saja di seluruh wilayah Indonesia. Karena itu guru harus memiliki cultural intelligence CI yakni kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi budaya yang beraneka ragam di seluruh Indonesia. Kemampuan beradaptasi ini antara lain ditunjukkan dengan kemampuan untuk menempatkan diri sebagai warga masyarakat di mana ia bekerja, kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa setempat sebagai bahasa pergaulan, dan kemampuan untuk menghargai keunikan, kekhasan dan nilai-nilai budaya dan adat istiadat dari masyarakat setempat. Undang-undang No. 142005 tentang Guru dan Dosen yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Pemerintah No. 742008 tentang Guru membuka kemungkinan bagi guru untuk bekerja di seluruh wilayah Indonesia. Dalam keadaan darurat misalnya, pemerintah dapat menerapkan wajib kerja bagi guru dan di tempatkan di mana saja bila di butuhkan. Selain itu, dalam rangka distribusi pemerataan guru di seluruh Indonesia maka terdapat kemungkinan perpindahan guru dan redistribusi guru antar kabupaten maupun antar 83 Ibid, hal. 108