PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea maysL. Saccharata Sturt.)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUNLAMTORODAN PUPUK
NITROGENTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
JAGUNG MANIS ( Zea maysL. Saccharata Sturt.)

Oleh

REDMAN KESEMA MARAJO NAINGGOLAN

Jagung manis(Zea mays L. Saccharata Sturt.) merupakan salah satu tanaman
pangan yang dikonsumsi dansangat disukai masyarakat di Indonoesia. Saat ini
permintaan terhadap jagung manis semakin meningkat, hal ini mendorong para
produser untuk melakukan perbaikan terhadap sistem budidaya untuk
meningkatkan hasil produksi. Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan
produksi jagung manissalah satunya dengan melakukan pemupukan.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan lima
perlakuan yaitu tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk urea dosis 300 kg/ha,
pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/ l air
(diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai 7MST),

pemberian urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha + pupuk organik cair daun lamtoro
500 cc/l (diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai 7MST),

Redman Kesema Marajo N.

pemberian urea dosis (pupuk dasar) 150 kg/ha + pupuk organik cair daun lamtoro
500 cc/l (diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai 7MST),
dan setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pemberian pupuk organik cair daun
lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/l air (diaplikasikan ke daun satu kali
perminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST) memberikan hasil produksi
jagung manis sebesar 8,93 kg/petak, (2)Pemberian pupuk urea (pupuk dasar) dosis
150 kg/ha dan pupuk organik cair daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/l air
(diaplikasikan ke daun satu kali perminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST)
memberikan hasil cenderung lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung manis sebesar 9,76 kg/petak.

Kata kunci: Tanaman jagung manis, ekstrak daun lamtoro,pupuk urea


PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO DAN PUPUK
NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
JAGUNG MANIS ( Zea mays L. Saccharata Sturt.)

(Skripsi)

Oleh
Redman Kesema Marajo N.

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUNLAMTORODAN PUPUK
NITROGENTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG
MANIS ( Zea maysL. Saccharata Sturt.)


Oleh

REDMAN KESEMA MARAJO NAINGGOLAN

Jagung manis(Zea mays L. Saccharata Sturt.) merupakan salah satu tanaman pangan yang
dikonsumsi dansangat disukai masyarakat di Indonoesia. Saat ini permintaan terhadap
jagung manis semakin meningkat, hal ini mendorong para produser untuk melakukan
perbaikan terhadap sistem budidaya untuk meningkatkan hasil produksi. Upaya terus
dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung manissalah satunya dengan melakukan
pemupukan.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan lima perlakuan yaitu
tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk urea dosis 300 kg/ha, pemberian pupuk organik
cair daun lamtoro dengan konsentrasi 500 cc/ l air (diaplikasikanke daun satu kali perminggu
mulai umur 2sampai 7MST), pemberian urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha + pupuk organik
cair daun lamtoro 500 cc/l (diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai
7MST), pemberian urea dosis (pupuk dasar) 150 kg/ha + pupuk organik cair daun lamtoro

Redman Kesema Marajo N.
500 cc/l (diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2sampai 7MST), dan setiap

perlakuan terdiri atas 3 ulangan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dengan konsentrasi 500 cc/l air (diaplikasikan ke daun satu kali perminggu mulai umur 2
MST sampai 7 MST) memberikan hasil produksi jagung manis sebesar 8,93 kg/petak,
(2)Pemberian pupuk urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha dan pupuk organik cair daun lamtoro
dengan konsentrasi 500 cc/l air (diaplikasikan ke daun satu kali perminggu mulai umur 2
MST sampai 7 MST) memberikan hasil cenderung lebih baik terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis sebesar 9,76 kg/petak.

Kata kunci: Tanaman jagung manis, ekstrak daun lamtoro,pupuk urea

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO DAN PUPUK
NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
JAGUNG MANIS ( Zea mays L. Saccharata Sturt.)

Oleh
Redman Kesema Marajo N.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
pada
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak Pinter
Nainggolan dan Ibu Salmia Situmorang. Penulis dilahirkan di Bandar Lampung,
17 Juli 1993. Penulis menjalani pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Sejahtera
I Kedaton sebelum melanjutkan pendidikan dasar di SD Sejahtera I Kedaton,
Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada tahun 2005. Pendidikan menengah
pertama ditempuh di SMP Negeri 14 Bandar Lampung dan diselesaikan pada
tahun 2008, kemudian dilanjutkan di SPP Negeri Lampung dan diselesaikannya

pada tahun 2011.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Lampung pada tahun 2011. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif
dalam kegiatan akademik dan organisasi. Penulis pernah terdaftar sebagai
anggota bidang pengabdian masyarakat di Perhimpunan Mahasiswa
Agroteknologi (PERMA AGT). Penulis pernah terdaftar sebagai panitia acara
dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Pertanian (POMPERTA) tahun
2014/2015.
Pada bulan Juli 2014, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) yang
merupakan kegiatan wajib pada semua jurusan di Fakultas Pertanian di Pusat
Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Bandung Selatan.

Kemudian pada bulan Januari - Februari 2015 penulis melaksanakan program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) POSDAYA Universitas Lampung di Desa Sukamaju
Kecamatan Ulubelu, Tanggamus.

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
(Matius 7:7)


“Yesus berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat
mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan anak.
(Yohanes 5:19)

Tanpa mengurangi rasa syukurku kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Kupersembahkan karyaku untuk :

Keluargaku tercinta Bapak, Mama, abang dan kakak saya yang selama ini telah
mendukung, mendoakan dan memberikan limpahan kasih sayang yang
takkan kulupakan

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia dan
anugerahnya yang senantiasa menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan
proses penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul „Pengaruh Pemberian
Ekstrak Daun Lamtoro dan Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt.)’’. Penyusunan skripsi ini

merupakan bagian dari Penelitian Hibah Bersaing (PHB) tahun anggaran 2015
yang berjudul “Kajian Pupuk Organik yang Diperkaya dari Ekstrak Tanaman
Kaya Unsur Nitrogen (N) untuk Produksi Jagung Manis Berkualitas dan Serapan
Haranya”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan baik ilmu,
petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.

Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku dosen pembimbing
utama dan ketua Penelitian Hibah Bersaing (PHB) yang melibatkan saya
dalam proyek penelitian PHB yang telah banyak meluangkan waktu,
memberikan bimbingan, diskusi, dan ilmu dalam penyelesaian skirpsi.

2.

Bapak Ir. Sarno, M.S., selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan saran serta kesabaran selama menyelesaikan skripsi
ini;


3.

Bapak Ir. Kus Hendarto, M.S., selaku pembahas yang telah memberikan
saran, nasihat, bimbingan dan kritik yang membangun dalam penulisan
skripsi ini;

4.

Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan
Agroteknologi yang telah membantu menyempurnakan skripsi ini;

5.

Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Agroteknologi
yang telah membantu penyempurnaan skripsi ini;

6.

Ibu Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran yang membangun dalam penulisan

skripsi ini;

7.

Kedua orangtuaku, abangku dan kakakku tercinta yang telah memberikan
dukungan baik serta doa yang selalu diucapkan demi kelancaran dan
keberhasilan bagi penulis dalam proses perkuliahan;

8.

Delima Meilyana Simamora, yang selalu memberikan semangat, bantuan
arahan dan dengan rajinnya mengingatkan hingga tercetaknya skripsi ini;

9.

Teman-teman agroteknologi : prayoga, priyanto, tio paragon, rudi, suhendra,
toriq, yanuar, viska, tika, sri wahyuni, daus, freddy, roni, irvan, kardo, opik,
nanda, son, tedjo, ichan, youngki, wiwit, dan teman-teman lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.


Bandar Lampung,

April 2016

Penulis

Redman Kesema Marajo Nainggolan

ii

DAFTAR ISI

Halaman
SANWACANA………………………………………………........................

i

DAFTAR TABEL

.......…………………………………………………. ...

v

DAFTAR GAMBAR

..........…………………………………………… ....

.x

I. PENDAHULUAN

.......……………………………………… .............

1

1.1 Latar Belakang dan Masalah

.....……………………..… ...........

1

......……………………………...……...........

3

.......…………………………….... ............

4

...............…………………………………… ..............

5

......……………………………… ................

6

......………………………...........…….... .........

6

1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Kerangka Pemikiran
1.4 Hipotesis

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung Manis

2.2 Pupuk Organik Cair

...……………………………… ..............

9

...……………………………………........ ....

11

...…........................................... ....

13

..………………...…… ..............

13

...……………………………………… ...........

13

......………………………… ........................

13

...………………………………….......... ..............

14

3.4.1 Pembuatan pupuk organik cair daun
lamtoro…......................................................... ..............
3.4 2 Analisis pupuk organik cair daun lamtoro .......… .....
3.4.3 Analisis tanah ...……………….………..…..…… ...
3.4.4 Penyiapan lahan dan penanaman benih jagung Manis
3.4.5 Aplikasi pupuk ...………………………………… ..
3.4.6 Pemeliharaan ...……………………………… .........
3.4.7 Panen ...………….............................................. .......

14
16
16
17
17
18
19

2.3 Pupuk Nitrogen

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Bahan dan Alat
3.3 Metode Penelitian
3.4 Pelaksanaan

3.5 Variabel Pengamatan
3.5.1

.....…………………………..……… ....

Tinggi tanaman

.......…………………………...... ...

19
20

3.5.2
3.5.3
3.5.4
3.5.5
3.5.6
3.5.7
3.5.8
3.5.9
3.5.10

Diameter batang ...……………………………….....
Jumlah daun .....………………………………….. ...
Panjang tongkol………………………………….. .......
Diameter tongkol ...………………………………. ..
Bobot tongkol berkelobot………………………... .......
Bobot tongkol tanpa kelobot……….……………. .....
Bobot berangkasan ...………….……………….... ...
Indeks kemanisan jagung…………………………… ..
Produksi jagung manis………….….……………...... .

.20
20
20
20
20
21
21
21
21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….......

22

4.1 Hasil Penelitian

................................................................. .........

22

4.1.1 Tinggi tanaman ...………………………………….. .....
23
4.1.2 Jumlah daun………………………………………. ...
24
4.1.3 Diameter batang………………………………….. ........
25
4.1.4 Panjang tongkol ...………………………………... .....
26
4.1.5 Diameter tongkol ....……………………………… ... . 27
4.1.6 Bobot tongkol berkelobot....………………… ...............
28
4.1.7 Bobot tongkol tanpa kelobot ……………… ................
28
4.1.8 Bobot berangkasan kering..……………………….........
29
4.1.9 Indeks kemanisan jagung…………………………. .......
30
4.1.10 Produksi jagung manis …………………………… ... .31
4.2 Pembahasan …………………………………………………......

32

V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….. ..

38

5.1 Kesimpulan…………………………………………………….. ..
5.2 Saran …………………………………………………………...

38
38

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...

39

LAMPIRAN………………………………………………………………..

41

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kandungan yang terdapat dalam pupuk organik cair (POC) daun
lamtoro dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah FP Unila. ………...

16

2. Hasil analisis kimia tanah awal yang dianalisis di Laboratorium
Ilmu Tanah FP Unila. ……………..…………………….................16
3. Dosis dan waktu pemberian pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk
organik cair daun lamtoro ke tanaman jagung manis. …………......18
4. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh pemberian ekstrak
daun lamtoro dan pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis. ………...…...…………………….

22

5. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada rata-rata tinggi tanaman jagung manis
umur3 dan 7 minggu setelah tanam (MST). …………..…………..

23

6. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada jumlah daun tanaman jagung manis
umur 3 dan 7 minggu setelah tanam (MST). …………………...…..

24

7. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada rata-rata diameter batang tanaman
jagung manis. …………...…………………………………………..

25

8. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada rata-rata panjang tongkol tanaman
jagung manis. ……...………………………………………………..

26

9. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada rata-rata diameter tongkol tanaman
jagung manis. …...………………………….....................................

27

10. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada bobot tongkol berkelobottanaman
jagung manis. ……………………………………………………..... 28

Tabel

Halaman

11. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada bobot tongkol tanpa kelobot tanaman
jagung manis. ……………………………………………………...

29

12. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada bobot berangkasan kering tanaman
jagung manis. ……………………………………………………...

30

13. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada indeks kemanisan jagung manis. ………

31

14. Pengaruh perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro
dan pupuk nitrogen pada produksi tanaman jagung manis. ………

32

15. Tinggi tanaman jagung manis 3 MST akibat perlakuan pemberian
pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……..........

42

16. Uji homogenitas tinggi tanaman jagung manis 3 MST akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ………………………………………………........
17. Analisis ragam tinggi tanaman jagung manis 3 MST akibat
perlakuanpemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ………...…………………..………….................

42

42

18. Tinggi tanaman jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian
pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……..........43
19. Uji homogenitas tinggi tanaman jagung manis 7 MST akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ………………………………………………........

43

20. Analisis ragam tinggi tanaman jagung manis 7 MST akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………….
21. Jumlah daun jagung manis 3 MST akibat perlakuan pemberian
pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……………

44

22. Uji homogenitas jumlah daun jagung manis 3 MST akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………….
23. Analisis ragam jumlah daun jagung manis 3 MST akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………….

43

44

44

vi

Tabel
24. Jumlah daun jagung manis 7 MST akibat perlakuan pemberian
pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. …………....

Halaman

45

25. Uji homogenitas jumlah daun jagung manis 7 MST akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………….
26. Analisis ragam jumlah daun jagung manis 7 MST akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………….

45

27. Diameter batang jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk
organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……………………

46

28. Uji homogenitas diameter batang jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………….

46

29. Analisis ragam diameter batang jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………….

46

30. Panjang tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk
organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……………………

47

31. Uji homogenitas panjang tongkol jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………..
32. Analisis ragam panjang tongkol jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………..

47

33. Diameter tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk
organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. …………………....

48

34. Uji homogenitas diameter tongkol jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………..

48

35. Analisis ragam diameter tongkol jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………..

48

36. Bobot tongkol berkelobot akibat perlakuan pemberian pupuk
organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……………………

49

45

47

vii

Tabel

Halaman

37. Uji homogenitas bobot tongkol berkelobot jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

49

38. Analisis ragam bobot tongkol berkelobot akibat perlakuan
pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

49

39. Bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

50

40. Uji homogenitas bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

50

41.Analisis ragam bobot tongkol tanpakelobot jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

50

42. Bobot berangkasan kering jagung manis akibat perlakuan
pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

51

43. Uji homogenitas bobot berangkasan kering jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

51

44. Analisis ragam bobot berangkasan kering jagung manis akibat
perlakuan pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. ……………………………………………………

51

45. Indeks kemanisan jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk
organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. …………………..

52

46. Uji homogenitas indeks kemanisan jagung manis akibat perlakuan
pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………...

52

47.Analisis ragam indeks kemanisan jagung manis akibat perlakuan
pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuknitrogen. ……………………………………………………
48. Produksi jagung manis akibat perlakuan pemberian pupuk organik
cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. ……………………………

52

53

viii

Tabel

Halaman

49. Uji homogenitas produksi jagung manis akibat perlakuan
pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dan
pupuk nitrogen. …………………………………………………...
50. Analisis ragam produksi jagung manis akibat perlakuan pemberian
pupuk organik cair daun lamtoro dan pupuk nitrogen. …………..

53

53

51. Kadar N POC daun lamtoro pada perlakuan L2.

…………………

54

52. Kadar N POC daun lamtoro pada perlakuan L3.

…………………

54

53. Kadar N POC daun lamtoro pada perlakuan L4.

…………………

54

………………………………………...

54

54. Hasil perhitungan total N.

55. Kadar P POC daun lamtoro pada perlakuan L2.

…………………

55

56. Kadar P POC daun lamtoro pada perlakuan L3.

…………………

55

57. Kadar P POC daun lamtoro pada perlakuan L4.

…………………

55

………………………...………………

55

58. Hasil perhitungan total P.

59. Kadar K POC daun lamtoro pada perlakuan L2.

…………………

56

60. Kadar K POC daun lamtoro pada perlakuan L3.

…………………

56

61. Kadar K POC daun lamtoro pada perlakuan L4.

…………………

56

62. Hasil perhitungan total K.

………………………………………...56

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Pembuatan pupuk organik cair daun lamtoro.

………..................... 15

2. Pembuatan pupuk organik cair daun lamtoro.

.................................

57

…………….…………..

57

…………..……………………..…………...........

57

3. Penimbangan pupuk Urea, SP36 dan KCl.
4. Penyiapan lahan.

5. Penanaman jagung manis.

...…………………………….…………..……………58

6. Penyulaman.
7. Pembumbunan.

…………………………….…………………...…..

8. Aplikasi pupuk anorganik.
9. Aplikasi pupuk organik cair.
10. Pemanenan.

………...…...…………………………...58

58

………...………………………………..59
……...….……………………………..

59

…...……………...……………......................................59

11. Pengukuran indeks kemanisan jagung manis.
12. Penimbangan tongkol jagung manis.

...…………………..... 60

……………………………......60

13. Hasil panen tongkol jagung manis berkelobot dan tanpa kelobot.
14. Karateristik benih jagung manis varietas Bonanza.

.....60

…………………61

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Jagung manis(Zea maysL.Saccharata Sturt.) merupakan salah satu tanaman
pangan yang dikonsumsi dansangat disukai masyarakat di Indonoesia.Tanaman
jagung manis memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa
dan umur produksinya yang lebih singkat.Bagi para petanitanaman jagung manis
merupakan peluang usaha di pasar, karena nilai jualnya yang tinggi.

Saat ini permintaan terhadap jagung manis semakin meningkat, hal ini mendorong
para petani untuk melakukan perbaikan terhadap sistem budidaya untuk
meningkatkan produksi.Produksi jagung di Lampung tahun 2013 adalah sebesar
1.646.662 ton dengan luas lahan panen 322.137 ha. Produksi tersebut menurun
dibandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 1.719.386 ton dengan luas lahan
panen 338.885 ha (Badan Pusat Statistik, 2013). Faktor penting dalam
peningkatan produksi jagung manis adalah salah satunya dengan pemupukan.
Pemupukan adalah usaha pemberian pupuk untuk menambah unsur hara yang
diperlukan tanaman dalam rangka meningkatkan pertumbuhan, produksi dan
kualitas hasil tanaman. Perlunya dilakukan pemupukan karena ketersediaan unsur
hara di dalam tanah rendah, terjadi kehilangan unsur hara

2
melaluipencucian,pengangkutan pada waktu panen, dan adanya keinginan untuk
memaksimalkan keuntungan.

Pupuk yang dapat digunakan bisa berupa pupuk organik ataupun pupuk
anorganik.Pupuk organik adalah pupuk buatan yangberasal dari bahan sisa-sisa
tanaman dan dari kotoran hewan, sedangkan pupuk anorganik yaitu pupuk hasil
proses rekayasa secara kimia, fisik, dan biologis dan merupakan hasil industri atau
pabrik pembuat pupuk. Penggunaan pupuk organik diperlukan dalam jumlah
yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk anorganik, karena untuk satuan
kandungan hara yang sama diperlukan pupuk organik dalam jumlah yang sangat
tinggi dibanding pupuk anorganik dan penyediaannya terbatas.

Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan yaitu pupuk yang berasal dari
tanaman contohnya dari daun tanaman lamtoro.Pupuk daun lamtoromengandung
3,84%N, 0,20% P, 2,06% K, 1,31% Ca, 0,33% Mg (Saerodjotanoso,
1993).Palimbungan (2006), menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun lamtoro
pada dosis 250cc/l air memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman sawi.

Selain menggunakan pupuk organik, pupuk anorganik juga diperlukan untuk
meningkatkan produksi jagung manis.Salah satu jenis pupuk anorganik yang
sering digunakan adalah pupuk urea.Pupuk urea adalah pupuk kimia yang
mengandung nitrogen berkadar sekitar 46%.Pupuk anorganik urea diberikan
secara periodik pada saat tanaman berumur tertentu agar serapan hara lebih

3
efisien. Hal ini dilakukan karena proses pelepasan hara pupuk anorgaik lebih
cepat daripada pupuk organik(Martajaya, Agustina dan Syekhfani, 2010).

Jumlah pupuk yang diberikan ke tanaman akan mempengaruhi hasil produksi
yang akan didapat.Pemberian pupuk yang sedikit, tidak akan berpengaruh banyak
terhadap produksi tanaman, sedangkan pemberian pupuk yang berlebihan akan
meningkatkan biaya produksinya dan menyebabkan keracunan pada
tanaman.Oleh karena ituperlu diketahui jumlah pupuk yang tepatyang diberikan
ke tanaman untuk meningkatkan hasil produksi.

Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat masalah yang mendasari penelitian ini.
Masalah tersebut yaitu:
(1) Bagaimana pengaruh pupuk cairdaun lamtoro terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis?
(2)Bagaimana pengaruh kombinasi pupuk cair daun lamtoro dengan pupuk urea
terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis?

1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu
(1)Mengetahui pengaruh pemupukan ekstrak daun lamtoro terhadappertumbuhan
dan produksi jagung manis.
(2)Mengetahui pengaruh kombinasi pemupukan ekstrak daun lamtoro dan pupuk
urea terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis.

4
1.3 Kerangka Pemikiran

Penggunaan pupuk organik dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah
disamping sebagai sumber hara penting bagi tanah dan tanaman. Penggunaan
pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan
dapat mencegah degradasi lahan. Penambahan pupuk organik mampu
menambahkan kandungan organik dalam tanah.

Pemupukan yang biasa dan kebanyakandilakukan hanya melalui tanah, sehingga
unsur hara yang diberikan akan diserap oleh akar tanaman.Pemupukan melalui
tanah tersebut kadang-kadang kurang efektif, karena tidak semua unsur hara telah
larut lebih dahulu oleh koloid tanah, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman.
Pemupukan selain dengan cara diaplikasikan ke tanah, bisa juga diaplikasikan ke
bagian daun tanaman. Pupuk organik cair lebih efektif diaplikasikan dengan cara
disemprotkan ke bagian daun tanaman karena akan lebih cepat diserap oleh
tanaman dibandingkan dengan diaplikasikan melalui tanah.

Penggunaan pupuk anorganik harus sesuai dengan anjuran agar tidak
meninggalkan residu yang tinggi di dalam tanah. Pupuk yang berlebihan akan
mencemari tanah dan dapat menyebabkan terjadinya degradasi tanah. Pupuk
anorganik seperti NPK merupakan unsur hara makro bagi tanaman, namun unsur
N merupakan unsur paling penting karena dapat berperan langsung terhadap
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

5
Peningkatan hasil produksi jagung manis dilakukan dengan cara pemupukan
menggunakan pupuk cair daun lamtoro dan juga pupuk nitrogen.Pupuk anorganik
dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung manis tetapi
tidak dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Setelah dilakukan pemupukan,
dilanjutkan dengan pengamatan terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis
untuk mengetahui kombinasi pupuk yang memberikan hasil terbaik terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

1.4 Hipotesis
(1)Pemberian pupuk cair daun lamtoro dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi jagung manis.
(2)Kombinasi pupuk organik cair daun lamtorodengan pupuk anorganik urea lebih
baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jagung Manis
Umumnya jagung manis dapat tumbuh pada hampir semua jenih tanah yang baik
akan drainase, persediaan humus dan pupuk. Kemasaman tanah (pH) optimal
berkisar antara 6,0-6,5. Jagung manis dapat tumbuh baik pada daerah
58o LU-40o LS dengan ketinggian sampai 3000 m diatas permukaan laut (dpl).
Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 21-27o C dan memerlukan curah
hujan sebantak 300-600 mm/bln (Syukur dan Rifianto, 2014).

Jagung Manis adalah tanaman herba monokotil, dan tanaman semusim iklim
panas. Tanaman ini berumah satu, dengan bunga jantan tumbuh sebagai
perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkal), dan bunga
betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang
pada ketika daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar
udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah
dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar

7
dari buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada
saat biji berkecambah. pertumbuhan akar seminal pada umumnya menuju arah
bawah, berjumlah 3-5 akar atau bervariasi antara 1-13 akar (Rukmana, 1997).

Perbungaan jantan berbentuk malai longgar, yang terdiri dari bulir poros tengah
dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris pasangan bunga
atau lebih. Cabang lateral biasanya terdiri dari dua baris. Setiap pasang bunga
terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga bertangkai. Ketika
bunga jantan matang, bunga bagian tengah malai tassel mekar (antesis) terlebih
dulu, kemudian berlanjut ke bagian atas dan bawah. Tepung sari keluar dari
lubang di ujung kotak sari. Diperkirakan sekitar 25.000 tepung sari dihasilkan
untuk menyerbuki setiap tangkai putik (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Batang tanaman jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas
bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung manis sering tumbuh beberapa
cabang yang muncul dari pangkal batang. Panjang batang berkisar antara 60 cm300 cm, tergantung pada tipe jagung. Ruas-ruas batang bagian atas berbentuk
silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih
(Rukmana, 1997).

Menurut Syukur dan Rifianto (2014), jagung manis memiliki karakteristik unggul
sebagai berikut:

(1)Produktivitas tinggi
Produktivitas jagung manis merupakan karakteristik keunggulan yang sangat

8
penting. Penanaman jagung manis menggunakan varietas unggul yang
mempunyai produktivitas tinggi dapat meningkatkan produktivitas hasil di lahan
sempit maupun skala luas. Potensi produktivitas jagung manis hibrida tanpa
kelobot dapat mencapai 20 ton/ha/musim tanam. Potensi harus ditunjang oleh
kualitas buah yang baik, seperti ukuran, penampilan, biji, dan rasa.

(2)Rasa manis
Selain produktivitas, sifat utama jagung manis yang dikembangkan adalah rasa
manis. Konsumen jagung manis menginginkan rasa manis yang tinggi dan tetap
manis setelah disimpan beberapa hari.

(3) Umur panen genjah
Umur panen merupakan salah satu karakter yang digunakan untuk mengukur
keunggulan suatu varietas. Varietas yang diinginkan adalah varietas yang
memiliki umur panen lebih awal. Umur tanaman berkaitan dengan lamanya
tanaman di lapangan. Umumnya umur panen jagung manis adalah 70-85 HST di
dataran menengah dan 60-70 HST di dataran rendah.

(4) Daya simpan lebih lama
Jagung manis umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga harus tersedia
dalam keadaan segar setiap saat dan tidak dapat disimpan dalam waktu relatif
lama. Jagung manis biasanya langsung dijual setelah panen, karena mutu akan
turun setelah 2-3 hari disimpan dalam suhu kamar. Jagung manis unggul
mempunyai daya simpan lebih tinggi dan rasa manis tidak cepat turun selama
penyimpanan.

9
Jagung manis umumnya dipanen kira-kira 18-24 hari setelah penyerbukan, dan
biasanya ditandai dengan penampakan luar rambut yang mngering, tongkol yang
keras ketika digenggam. Tongkol dipanen dengan menarik tongkol ke bawah
menjauhi batang, tanpa mematahkan batang utama. Tongkol jagung manis
dipanen beserta dengan kelobotnya. Kelobot tongkol memberikan perlindungan
terhadap kerusakan, tetapi kelobot juga berespirasi dan mengurangi kelengasan
biji. Keseragaman posisi tongkol menjadi faktor penting untuk memudahkan
panen dengan tangan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Tanaman jagung manis dapat ditingkatkan hasil produksinya jika sistem budidaya
yang dilakukan baik dan benar, salah satu syarat budidaya tanaman yang baik
adalah dengan menggunakan varietas unggul. Salah satu varietas unggul jagung
manis adalah varietas Bonanza. Varietas ini memiliki beberapa karateristik yaitu
memiliki ukuran tongkol sekitar 20-22 cm, diameter tongkol tanpa kelobot 5 cm,
bobot tongkol tanpa kelobot 300 g - 400 g, warna biji jagung kuning, dan potensi
hasil mencapai 14-18 ton/ ha tanpa kelobot (Syukur dan Rifianto, 2014).

2.2Pupuk Organik Cair
Penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman harus lebih sering digunakan
karena umumnya kandungan bahan organik di tanah-tanah pertanian semakin
rendah. Kesadaran petani terhadap kelemahan penggunaan pupuk anorganik yang
berlebihan semakin menurun, dan sebagian besar hasil panen diambil bersamaan
dengan tanamannya, tanpa adanya usaha pengembalian sebagian sisa panen ke
dalam tanah, maka kandungan bahan organik di dalam tanah semakin rendah.

10
Pupuk organik selain berfungsi sebagai sumber hara bagi tanah dan tanaman,
dapat juga berfungsi sebagai pemantap agregat tanah dan meningkatkan
pembentukan klorofil daun. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang
dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan
sehingga penggunaannya dapat membantu upaya konservasi tanah yang lebih baik
(Puspadewi, Sutari dan Kusumiyati, 2014).Pupuk organik cair dapat mendorong
dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen dari udara (Pasaribu,
Barus dan Kurnianto, 2011).

Pada penelitian Duaja, Nelyanti dan Tindaon (2012), menggunakan pupuk organik
cair yang bahan dasarnya dari daun lamtoro (Leucaena leococephala) dengan
dosis 15 ml/tanaman/4 hari, dosis 20 ml/tanaman/4 hari, dan dosis 25
ml/tanaman/4 hari, bahan dasar kirinyuh (Cromolaena odorata) dengan dosis 15
ml/tanaman/4 hari, dosis 20 ml/tanaman/4 hari, dan dosis 25 ml/tanaman/4 hari
pada tanaman seledri. Hasil seledri tertinggi dicapai pada pupuk cair dengan
bahan dasar Kirinyuh(Cromolaena odorata) dengan dosis 15 ml. Namun antara
dosis 15 dan 20 ml bahan dasar kirinyuh tidak menunjukkan perbedaan yang
nyata. Pupuk organik dengan bahan dasar lamtoro tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata pada hasil seledri.Hasil yang didapatkan sangat berbeda karena berasal
dari tanaman yang berbeda,karena bahan pupuk organik memiliki kandungan dan
keunggulan yang berbeda apabila diaplikasikan terhadap seledri. Keadaan ini
disebabkan oleh kandungan unsur hara yang terkandung di dalam setiap bahan
yang dijadikan pupuk organik juga sangat bervariasi.

11
Pada penelitian Jayadi (2009), menggunakan pupuk organik cair dari daun gamal
dengan seri penelitian POCDS (Pupuk Organik Cair dari Jaringan Daun Segar),
POCDK (Pupuk Organik Cair dari Jaringan Daun Kering), dan pupuk anorganik
pada tanaman jagung.Tanaman jagung yang mendapat pupuk organik cair POCDS
maupun POCDK meningkat berat keringnya, serapan N, P dan K serta rasio
trubus/akar dengan meningkatnya konsentrasi pupuk cair yang diberikan. Pupuk
organik cair dari bahan POCDS lebih baik pengaruhnya terhadap berat kering
trubus tanaman jagung dibanding pupuk anorganik tanpa perlakuan P, demikian
pula serapan N tanaman lebih baik pada perlakuan POCDS dengan konsentrasi
1:2 dari pada perlakuan pupuk anorganik.

2.3 Pupuk Nitrogen

Penggunaan pupuk anorganik masih sangat diperlukan, terutama yang
mengandung unsur N, P, dan K sebagai unsur makro bagi tanaman karena hara
dalam pupuk anorganik cepat tersedia bagi tanaman.Salah satu sumber daya
dalam tanah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah
ketersediaan unsur hara pada media tanam di lahan, terutama nitrogen yang
merupakan unsur hara makro penting bagi tanaman yang diperlukan dalam
pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan
daun (Arif, Sugiharto dan Widaryanto, 2014). Tersedianya N yang cukup
menyebabkan adanya keseimbangan rasio antara daun dan akar, maka
pertumbuhan vegetatif berjalan manual dan sempurna. Pada kondisi demikian
akan berpengaruh pada tanaman untuk memasuki fase pertumbuhan generatif
(Made, 2010).

12
Menurut Khairani, Hartati dan Mujiyo (2010), unsur nitrogen diperlukan untuk
pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang, daun, pembentukan
klorofil dan protein. Menurut Arif dkk. (2014), nitrogen berperan besar dalam
pembentukan sebagian besar komposisi bagian tanaman dibandingkan nutrisi
mineral lain karena nitrogen berperan penting dalam pembentukan asam amino,
protein, asam nukleat dan fitokrom.

Pada tanaman unsur nitrogen memegang peranan penting dalam merangsang
pertumbuhan organ-organ vegetatif tanaman seperti meningkatkan pertambahan
ruas batang. Ruas batang yang bertambah panjang mengakibatkan tanaman
jagung manis akan semakin tinggi (Tumewu dkk., 2012).

Menurut Sutedjo (2010), tanaman yang kekurangan unsur hara N dapat terlihat
gejalanya dimulai dari daunnya, daun yang berwarna hijau agak kekuningkuningan selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati dan
akan menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada
tanaman dewasa pertumbuhannya terhambat dan ini akan berpengaruh terhadap
pembuahannya, yang dalam hal ini buah menjadi tidak sempurna dan umumnya
kecil.

13

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kebun percobaan yang terletak di Kelurahan Kota
Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung pada bulan April sampai
dengan Juni 2015.Lokasi penelitian terletak pada koordinat antara 105015’ 23’’
dan 1050 15’ 82’’ BT dan antara 5021’ 86’’ dan 5022’ 28’’ LS.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis varietas
Bonanza (deskripsi lampiran 62), pupuk cair daun lamtoro, pupuk urea, pupuk
SP36, dan pupuk KCl. Sedangkan alatyang digunakan pada penelitian ini adalah
alat tulis, cangkul, timbangan digital, ember, plastik, meteran, selang air, gembor,
oven, jangka sorong, gelas ukur, sprayer dan tali rafia.

3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan lima perlakuan dalam rancangan acak kelompok
(RAK) yaitu :
L0 : kontrol(seluruh tanaman disiram air)

14
L1 : pemberian pupuk urea dosis rekomendasi 300 kg/ha
L2 : pemberian pupuk organik cair daun lamtoro dengankonsentrasi 500 cc/
l(500.000 ppm)diaplikasikanke daun satu kali perminggu mulai umur 2MST
sampai 7MST
L3 : pemberian urea (pupuk dasar) dosis 150 kg/ha + pupuk organik cair daun
lamtoro 500 cc/l(500.000 ppm) diaplikasikan ke daun satu kali perminggu
mulai umur 2MST sampai 7MST
L4 : pemberian urea dosis (pupuk dasar) 150 kg/ha + pupuk organik cair daun
lamtoro 500 cc/l (500.000 ppm) diaplikasikan ke daun satu kali perminggu
mulai umur5 MST sampai 7MST

Penelitian ini terdiri dari lima perlakukan dan setiap perlakuan diulang sebanyak
tiga kali.Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya dengan menggunakan
uji Barlett. Selanjutnya data dianalisis dengan sidik ragam. Perbedaan nilai tengah
diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan
3.4.1 Pembuatan pupuk organik cair daun lamtoro
Pembuatan pupuk organik cair menggunakan daun lamtoro (konsentrasi 1 kg daun
lamtoro : 2 L air beras) dan ditambahkan 200 g gula merah.Cara pembuatan
pupuk cair yaitu daun lamtoro dipotong-potong lalu ditumbuk, kemudian
dimasukkan ke dalam jerigen, masukkan juga gula merah yang sudah diiris halus
dan air beras ke dalam jerigen, diaduk sampai rata selama beberapa menit, lalu di
fermentasikan selama 21 hari(Untung, 2012).

15

daun lamtoro
dipotong-potong
dan ditumbuk

gula merah diiris
halus

ditambahkan
cucian air beras

difermentasikan selama 3
minggu

POC yang sudah
jadi
diambil 500 ml dari POC yang sudah jadi
lalu di masukkan ke dalam jerigen berisi 1
l air

pada 2 MST diambil 0,25 l
untuk disemprotkan ke petakan
lahan satu kali perminggu
hingga umur 7 MST

Gambar 1. Pembuatan Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro

16
3.4.2 Analisis pupuk organik cair daun lamtoro

Hasil analisis pupuk organik cair daun lamtoro diperoleh pH 4,14, kandungan Corganik sebesar 10,48 ppm. Kandungan N sebesar 763, 01 ppm, kandungan P
sebesar 55,11 ppm, dan kandungan K sebesar 125,81 ppm (Tabel 1).

Tabel 1. Kandungan yang terdapat dalam pupuk organik cair (POC) daun lamtoro
dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah FP Unila.
Jenis Analisis
C-organik
N
P
K

Total Kandungan (ppm)
10,48
763,01
55,11
125,81

3.4.3 Analisis tanah

Hasil analisis contoh tanah awal diperoleh pH 6,23 tergolong agak masam,
kandungan C-organik dan N-total rendah masing-masing sebesar 1,45% dan
0,15%. Kandungan P-tersedia dan K-total tergolong rendah masing-masing
5,31 ppm dan 320,01 ppm (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil analisis kimia tanah awal yang dianalisis di Laboratorium Ilmu
Tanah FP Unila.
Jenis Analisis
pH
N-total (%)
P-ters (ppm)
K-total (ppm)
K-dd (ppm)
C-organik (%)
Keterangan : R = rendah
AM= agak masam

Hasil Analisis
6,23
0,15
5,31
320,01
19,70
1,45

Keterangan
(AM)
(R)
(R)
(R)
(R)
(R)

17
3.4.4Penyiapan lahan dan penanaman benih jagung manis

Pengolahan lahan diawali dengan melakukan pembersihan lahan dari gulmagulma yang tumbuh. Setelah bersih lahan digemburkan dengan menggunakan
cangkul sedalam 15 - 20 cm. Setelah tanah diolah secara merata, dibuat petak
percobaan dengan ukuran 3x3 m2, dengan jarak antar petakan 50 cm. Jumlah
petak percobaan dibuat sesuai dengan jumlah perlakuan dan diulang sebanyak tiga
kali 5x3=15 petak percobaan. Dalam satu petakan dibuat lubang tanam dengan
jarak tanam 70x20 cm, sehingga didapat 64 lubang tanam.Lubang tanam dibuat
dengan cara ditugal kemudian dimasukkan 2 benih jagung manis/lubang tanam,
benih yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Bonanza.

3.4.5Aplikasi pupuk

Pupuk anorganik diaplikasikan dengan cara dibuat alur pupuk pada jarak lebih
kurang 5 cm dari lubang tanam. Pupuk SP36 dan KCl diberikan satu kali pada
saat bersamaan dengan waktu tanam jagung manis pada semua petak
lahanperlakuan L0, L1, L2, L3 dan L4 dengan dosis masing-masing 0,135
kg/petak dan 0,09 kg/petak. Pupuk urea diberikan dua kali pada perlakuan L1
yaitu pada awal tanam dengan dosis 0,135 kg/petak dan pada umur 30 HST 0,135
kg/petak.Pada perlakuan L2 disemprotkan pupuk organik cair daun lamtoro ke
bagian daun tanaman jagung manis satu kali perminggu mulai umur 2 MST
sampai 7 MST dengan total pemberian POC sebanyak 9 l/petak.
Pada perlakuan L3 diberikan pupuk dasar urea pada awal tanam saja dengan dosis
0,135 kg/petak, dan disemprotkan POC daun lamtoro ke bagian daun tanaman

18
jagung manis satu kali perminggu mulai umur 2 MST sampai 7 MST dengan total
pemberian POC sebanyak 9 l/petak.Pada perlakuan L4 diberikan pupuk dasar urea
pada awal tanam saja dengan dosis 0,135 kg/petak, danPOC daun lamtoro mulai
umur 5 MST sampai umur 7 MST dengan total dosis POC sebanyak 5,85
liter/petak (Tabel 3).

Tabel 3. Dosis dan waktu pemberian pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk organik
cairdaun lamtoro ke tanaman jagung manis.
Prlkn
L0
L1
L2
L3

L4

Waktu pemberian
Awal tanam
Awal tanam dan 30
HST
Pada umur 2 MST
sampai 7 MST
Awal tanam dan
pada umur 2 MST
sampai 7 MST
Awal tanam dan
pada umur 5 MST
sampai 7 MST

Pupuk Anorganik (kg/petak)
Urea
SP36
KCl
0
0,135
0,09

POC daun
lamtoro (l/petak)
0

0,135

0,135

0,09

0

0

0,135

0,09

9

0,135

0,135

0,09

9

0,135

0,135

0,09

5,85

3.4.6Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan ke tanaman jagung manis pada saat penelitian yaitu
pengairan, penyiangan, penjarangan, pembumbunan.
Pengairan dilakukan setiap hari pada tanaman jagung yang berusia satu hingga
empat minggu. Selanjutnya, bila tidak turun hujan selama empat hari maka
dilakukan penyiraman secara menyeluruh ke lahan. Pada fase pembungaan dan
pembentukan biji, pengairan perlu dilakukan secara intensif, karena pada fase
tersebut tanaman memerlukan air lebih banyak.
Penyiangan gulma rutin dilakukansaat tanaman berusia satu hingga empat

19
minggu.Setelah tanamaan berusia lebih dari empat minggu penyiangan dilakukan
bila gulma menutupi 50% petak lahan.
Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST, sehingga tersisa satu
tanaman sehat. Penjarangan dilakukan dengan cara memotong bagian batang
bawah tanaman tepat berada di permukaan tanah dengan menggunakan gunting.
Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 MST dengan cara menimbun
akar tanaman jagung yang naik ke atas permukaan dengan menggunakan tanah.
Tujuan pembumbunan adalah agar tanaman tidak mudah rebah.

3.4.7Panen

Pemanenan dilakukan setelah 70 hari tanam. Jagung manis yang siap panen
memiliki ditandai oleh rambutnya yang telah berwarna coklat kehitaman, kering
dan tidak dapat diurai, ujung tongkol sudah terisi penuh, warna biji kuning
mengkilat.

3.5 Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol,bobot per
tongkol berkelobot, bobot per tongkol tanpa kelobot, bobot berangkasan kering,
indeks kemanisan jagung dan produksi jagung manis/petak.
(1) Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari atas permukaan tanah sampai dasar malai pada umur
21, 28, 35, 42 dan 49 HST. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm).

20
(2) Diameter batang
Diameter batang diukur pada batang, 10 cm di atas permukaan tanah setelah tassel
muncul. Satuan pengukuran adalah milimeter (mm).

(3) Jumlah daun
Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah sempurna
pada umur 21, 28, 35, 42 dan 49 HST. Satuan pengukuran adalah centimeter
(cm).

(4) Panjang tongkol
Panjang tongkol diukur setelah jagung dipanen dan dikupas kelobotnya mulai dari
pangkal tongkol hingga ujung tongkol. Satuan pengukuran adalah centimeter
(cm).

(5) Diameter tongkol
Diameter tongkol diukur pada tiga bagian yaitu pada pangkal, tengah dan ujung
tongkol. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm).

(6) Bobot per tongkol berkelobot
Bobot tongkol berkelobot dihitung dengan menimbang bobot per tongkol
berkelobot yang dipanen. Satuan pengukuran adalah kilogram (kg).

21
(7) Bobot per tongkol tanpa kelobot
Bobot tongkol tanpa kelobot dihitung dengan menimbang bobot tongkol tanpa
kelobot yang dipanen. Satuan pengukuran adalah kilogram (kg).

(8) Bobot berangkasan kering
Bobot berangkasan dihitung setelah pemanenan dengan cara mengambil sampel
tanaman dan menimbang bobot basahnya, kemudian dimasukan kedalam oven
dengan suhu 700C selama 2 hari lalu ditimbang kembali bobotnya.Satuan
pengukuran adalah gram (g).

(9) Indeks kemanisan jagung
Kadar padatan total terlarut (PTT) pada jagung manis (0Briks). Kemanisan
jagung manis diukur dengan menggunakan alat Refraktometer.Refraktometer
digunakan dengan cara meneteskan sari biji jagung kealat tersebut.

(10) Produksi jagung manis/petak lahan
Total produksi dihitung pada saat jagung manis dipanen dengan cara menghitung
total bobot tongkol per petak lahan. Satuan pengukuran adalah kilogram (kg).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa k