Tinjauan Tentang Desain dan Prinsip Desain

B. Tinjauan Tentang Desain dan Prinsip Desain

Dalam suatu penciptaan karya seni harus mengetahui tentang desain dan prinsip-prinsipnya, tak terkecuali pada seni kerajinan. Kerajinan kulit merupakan salah satu dari cabang seni kerajinan, dimana dalam proses penciptaannya selalu menggunakan dan memperhatikan prinsip-prinsip desain. Desain menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia 2011: 287 adalah kerangka bentuk atau rancangan. Sedangkan menurut Mikke Susanto 2011: 102 desain adalah rancanganseleksi atau aransemen dari elemen formal karya seni. Suyono berpendapat 2007: 3, desain merupakan pengorganisasian elemen-elemen visual. Elemen-elemen visual diantaranya titik, garis, bentuk, warna, ruang, dan tekstur. Sedangkan Susanto 2011: 102 berpendapat desain merupakan aktivitas menata unsur-unsur karya seni yang memerlukan pedoman yaitu azas-azas desain principles of design antara lain unity, balance, rhythm, dan proporsi. Menurut Sachari dan Sunarya 2001: 14 istilah desain baru populer sekitar tahun 1970-an sebagai pengindonesiaan kata inggris desaign. Pengindonesiaan tersebut merupakan usaha pembedaan dari kata rancangan yang diterapkan oleh pemerintah sejak tahun 1970-an dengan pengertian generiknya, misalnya dalam penamaan Dewan Perancang Nasional, Badan Perancang Nasional. Kata perancangan kemudian mengalami perubahan menjadi perancangan dan kata perancangan mengalami penyempitan makna dengan munculnya kata rancang bangun. Di dalam mendesain sebuah produk dua dimensi maupun tiga dimensi, diperlukan kesatuan antara garis, arah, bidang, ukuran, tekstur, nada, khroma dan warna yang disebut dengan unsur-unsur rupa atau unsur-unsur desain agar desain tersebut tampak sama dengan yang diinginkan. Adapun penjelasan tentang unsur- unsur desain menurut Irawan dan Tamara 2013: 10-31 sebagai berikut: 1. Garis Garis adalah unsur rupa yang paling utama, disebabkan apabila kita ingin menggambar ataupun mendesain, wujud yang pertama kali ditorehkan adalah garis. Garis terdiri dari tiga macam, yang pertama adalah garis organis, disebut demikian karena bentuk garis tersebut mengadopsi bentuk-bentuk garis yang terdapat di alam. Garis-garis ini memiliki bentuk yang lebih bebas. Ke dua adalah garis jadian-geometris, yaitu garis yang terbentuk melalui suatu proses dan alat, yang jika garis tersebut diatur sedemikian rupa akan membantuk sebuah bidang geometris. Ke tiga adalah garis batas, yaitu garis yang terbentuk karena ada dua bidang atau permukaan yang warna atau nada warnanya berbeda atau pertemuan dua permukaan yang berbeda kedudukannya. 2. Arah Di dalam suatu perancangandesain, arah berperan untuk memberikan kesan, gerak, dan irama. Tujuan utama dari arah gerak ini adalah agar gerakan maupun irama yang terjadi tetap membentuk suatu kesatuan dan tidak keluar dari bidang gambar. Dalam mencapai sebuah komposisi gerak dan irama, terdapat dua penerapan, yaitu arah komplementer dan arah gelang-gelang. arah komplementer adalah arah yang berlawanan, misalnya arah keatas berlawanan dengan arah kebawah, sedangkan arah gelang-gelang adalah beberapa arah yang bergerak seolah-olah memutar mengelilingi suatu pusat. 3. Bidang Beberapa garis berbeda arah dan saling berpotongan akan membentuk bidang atau pola pattern. Bidang bersifat dua dimensi atau bermatra dua, karena tidak memiliki kedalaman depth, namun bidang memiliki ukuran atau luasan. 4. Ukuran Perbedaan jarak antar garis dan antar bidang membentuk sebuah ukuran. ukuran tersebut akan sama, tetapi bisa juga berbeda-beda. 5. Tekstur Tekstur adalah akibat dari adanya struktur. Tekstur berpengaruh terhadap psikis, yang sangat berpengaruh bagi para ahli desain. oleh karena itu, tekstur sangatlah penting bagi para ahli desain. Tekstur memiliki dua pengukur atau nilai, yang pertama kuantitatif secara objektif seperti licin, halus, dan kasar. Yang ke dua kualitatif secara subjektif seperti pengalaman psikis terhadap tekstur. Tekstur juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tekstur raba dan tekstur lihat. tekstur raba sering disebut juga tekstur nyata adalah apabila permukaan bidang atau benda sangat kasar, sehingga dapat dilihat oleh mata dan jika dipegang akan terasa teksturnya. Tekstur lihat atau sering disebut juga tekstur semu adalah tekstur yang hanya dapat dilihat dan merupakan hasil gambar yang jika dipegang tidak terasa memiliki tekstur atau halus. 6. Khroma Khroma adalah deret intensitas dari warna. Dalam hal ini, khroma merupakan pigmen dari warna. Dua warna mungkin terdiri dari dua unsur yang sama dan nadanya sama. 7. Nada Setiap garis, warna, bidang, dan unsur rupa selalu memiliki nada. Nada yang dimaksud disini adalah susunan gambar yang membentuk sebuah irama, contohnya warna-warna sunggingan. Warna yang berdekatan hampir sama atau mirip, sedangkan warna yang berjauhan akan terlihat kontras. 8. Warna Warna dapat didefinisikan secara fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara psikologi sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Terlihatnya warna karena adanya cahaya yang menimpa suatu benda atau benda tersebut memantulkan cahaya ke mata retina sehingga terlihatlah warna. Menurut kejadian warna dibedakan menjadi dua, yaitu warna aditif additivedan warna subtraktif subtractive. Warna aditif adalah warna yang berasal dari cahaya yang disebut spektrum yang warna pokoknya adalah merah red, hijau green, dan biru blue. sedangkan warna subtraktif adalah warna yang berasal dari bahan yang disebut pigmen, yang pokoknya adalah sian cyan, megenta, dan kuning yellow. Dari beberapa pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa desain adalah sebuah kegiatan manusia untuk merencanakan suatu hal yang akan kita wujudkan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip desain. Prinsip-prinsip desain sering juga disebut dengan komposisi atau prinsip penataan rupa. Menurut Irawan dan Tamara 2013: 32 prinsip-prinsip penyusunan unsur-unsur visual atau penataan rupa diantaranya sebagai berikut: a. Ulang Semua unsur rupa memungkinkan pengulangan. tolak ukurnya adalah selisih antara dua bentuk yang letaknya di dalam ruangan. Jadi, pengulangan dapat diukur dengan interval ruangan. b. Mirip Pada prinsipnya semua unsur rupa yang paduan satu sama lainnya saling mirip dan dengan interval sedang akan menimbulkan laras. c. Kontras Kontras atau perbedaan yang drastis merupakan sebuah dinamika dari semua eksistensi. Di dalam desain, kontras sama pentingnya dengan keutuhan kesatuan. kontras merangsang minat, menghidupkan desain, dan membubuhi komposisi. Komposisi dengan terlalu sedikitnya kontras akan menjadi monoton. Tinggi rendahnya kontras umumnya sesuai dengan watak si seniman atau desainer dan tujuan dari desain itu sendiri. d. Keutuhan Keutuhan adalah kohesi dan konsistensi, yang merupakan inti pokok dari komposisi. DI dalam perencanaan atau desain visual, diperlukan adanya keterkaitan dari unsur-unsur rupa menjadi satu kesatuan yang utuh. dalam pencapaian kesatuan tersebu, salah satu unsur-unsur rupa tersebut dijadikan lebih dominan. Penonjolan yang menghasilkan dominan tersebut menilaikan nilai kontras. Unsur dominan juga dapat dihasilkan dengan cara pengulangan. e. Gerak Di dalam perancangan, yang dimaksud dengan gerak adalah suatu susunan unsur-unsur rupa yang teratur pada suatu komposisi dan mempunyai arah yang menuju pada suatu tujuan tertentu. Gerak dapat menimbulkan arah. Arah tersebut belum dapat dikatakan irama apabila belum ada keteraturan dari arah tersebut. f. Irama Dalam seni rupa, irama adalah gerak teratur organized movement dari unsur-unsur rupa yang mempunyai interval yang berporprosi dan terukur. irama terdiri dari repetition Perulangan, alternation silih berganti, progresion Progresi, dan regresion regresi. g. Ragam Ragam merupakan variasi dari sebuah garis, bidang, dan unsur-unsur rupa yang lainnya. h. Proporsi Proporsi adalah perbandingan dari ukuran yang dinyatakan dengan bilangan dan simbol. Peradaban kuno Mesir, India, dan Yunani masing-masing memilki asas proporsi dengan satuan ukuran tersendiri. misalnya Yunan kuno, proporsi yang terkenal disebut dengan Golden Mean, yaitu 1 : 1,618. Seiring dengan perkembangan zaman, proporsi kuno tersebut tidak digunakan lagi. Proporsi itu penting, suatu komposisi visual dinyatakan baik apabila memiliki proporsi yang pas, apapun bentuk dan gaya dari karya seni tersebut. Di dalam perancangan visual, semua unsur rupa terlibat dalam proporsi yang merupakan perbandingan tersebut. i. Aksentuasi Aksentuasi atau aksen adalah sentuhan pada suatu komposisi yang kehadirannya seolah-olah dominan, proporsional, dan terukur dalam komposisi tersebut. tujuan dari aksentual adalah menarik perhatian dan menghilangkan kesan yang monoton. Aksentuasi dapat diperlukan atau pun tidak tergantung pada komposisi tersebut, jika sudah baik dan tidak membosankan maka tidak perlu lagi kehadiran aksentuasi lagi. j. Dominan Dominan adalah penonjolan dalam suatu komposisi. Dominan membuat suatu unsur rupa yang kontras di perbesar dan di perkuat nilainya. Dominan dapat dicapai dengan pengulangan dan penonjolan unsur desain. k. Keseimbangan Keseimbangan adalah sama berat dari kekuatan yang bertentangan. Konsep dari keseimbangan ini seiring digambarkan berupa batang timbangan. Namun, penggambaran tersebut hanyadimaksudkan sebagai abtsraksi atau tanda yang tidak ditafsirkan secara langsung, yang mengandung arti bahwa konsep keseimbangan itu terbatas pada masa dan berat. Keseimbangan ini juga berlaku di dalam seni. Keseimbangan dibagi dalam tiga jenis: 1. Keseimbangan formal, yaitu keseimbangan antara dua pihak yang berlawanan, dari satu atau lebih unsur yang identik atau unsur hampir sama. 2. Keseimbangan informal, yaitu keseimbangan antara dua atau lebih unsur yang tidak sama atau kontras pada sebuah komposisi. 3. Keseimbangan radial, yaitu keseimbangan susunan dari semua bentuk atau unsur desain yang memusat pada suatu titik pusat. Dari pemaparan diatas dan pendapat beberapa ahli tentang desain dapat diterik kesimpulan desain adalah gambar rancangan untuk merancang suatuhal ke dalam bentuk dua dimensi yang merupakan pengorganisasian dari elemen-elemen atau unsur-unsur rupa dan berpedoman pada prinsip-prinsip desain. Di dalam mendesain harus memperhatikan unsur-unsur desain atau unsur-unsur rupa yaitu garis, arah, bidang, ukuran, tekstur, khroma, nada, dan warna. Tidak hanya memperhatikan unsur-unsur saja tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsip desain, yaitu pengulangan, kemiripan, kontras, keutuhan, gerak, irama, ragam, proporsi, aksentuasi, dominan, dan keseimbangan.

C. Tinjauan Tentang Ornamen