Dengan adanya materi pembelajaran tajwid, mengahfal, dan lain sebagainya pembimbingan guru TPQ dalam upaya menimgkatakan kualitas
membaca AL- Qur’an para santri dapat mengerti tanda baca pada setiap
kalimat. Dapat ditarik kesimpulan pembimbingan guru TPQ dalam upaya
meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an di TPQ Al-Mubarokah terdapat
berbagai pembimbingan seperti pengenalan huruf-huruf hijaiyah bagi santri pemula, menyuruh santri setiap hari untuk membaca secara klasikal,
membaca secara individu, dan menambah wawasan pelajaran tentang ilmu tajwid kepada para santri. Pembimbingan ini dilakukan guru TPQ agar
kualitas santri menjadi lebih fasih dan benar dalam membaca Al- Qur’an.
3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat upaya guru TPQ dalam
meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an di TPQ Al-Mubarokah.
Dengan adanya upaya yang dilakukan guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an, tentunya ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam mencapai pelaksanaanya tersebut, faktor pendukung
yaitu sesuatu yang mendukung guru TPQ pada setiap proses pembelajaran berlangsung sedangkan faktor penghambat merupakan segala sesuatu yang
menghambat berjalannya upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Quran . Adapun faktor pendukung dan penghambat guru TPQ
dalam meningktkan kualitas membaca Al- Qur’an antara lain :
a. Faktor pendukung
Faktor pendukung yang paling utama dalam meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an di TPQ AL-Mubarokah bergantung terhadap minat santri sendiri. Apabila sudah ada minat untuk membaca Al-
Qur’an maka akan lebih mudah guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an kepada santri. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Nia, beliau mengatakan bahwa:
“ Dengan adanya minat membaca dari dalam diri santri sendiri maka dalam proses belajar mengajar akan terjalin dengan baik dan lancar,
sehingga apa yang menjadi target dapat dicapai secara mudah mbak. ”
29
Hal senada diungkapkan oleh Ibu Isa’ selaku pengajar jilid 3, mengatakan bahwa:
“adanya minat yang dimiliki santri dalam membaca Al-Qur’an adalah pendorong bagi saya untuk mencapai tujuan yang di inginkan, karena
adanya timbal balik anatara guru dengan santri sehingga apa yang
menjadi target akan mudah di capai.”
30
Selain faktor minat yang dipaparkan diatas peneliti kembali bertanya tentang faktor pendukung lainnya yang berhubungan dengan upaya guru
TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an. Peneliti
menanyakan kepada Ibu Khatus apakah dukungan dari orang tua juga bisa berpengaruh tentang meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an. Beliau mengatakan bahwa:
“lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar mbak khususnya dukungan dari orang tua. Dukungan dari orang tua ini dapat
menumbuhkan rasa semangat anak untuk belajar membaca Al- Qur’an
29
WW.2.B.F3.19-5-2015
30
WW.2.C.F3.21-5-2015
sewaktu di rumah nderes. Dengan seringnya membaca Al- Qur’an
sewaktu di rumah akan memudahkan santri ketika membaca Al- Qur’an di TPQ.”
31
Ungkapan di atas senada dengan yang dikatak oleh Ibu Nia selaku
pengajar jilid 2, mengatakan bahwa: “dukungan dan motivasi dari orang tua sangat berpengaruh kepada
santri mbak, karena dengan adanya dukungan dan motivasi dari orang tua anak menjadi semangat belajar membaca AL-
Qur’an maupun hafalan sewaktu di rumah. Sehingga di TPQ santri tidak merasa
kesulitan dalam mempelaji Al- Qur’an.”
32
Dari uraian di atas, begitu jelas bahwa dukungan dari orang tua sangat
berpengaruh terhadap kemahiran anak dalam membaca AL- Qur’an sewaktu
di TPQ. Dengan adanya dukungan dari orang tua, anak menjadi semangat untuk belajar nderes sewaktu di rumah. Adanya keterbatasan waktu antara
guru dengan santri dalam proses membaca Al- Qur’an maka orang tualah
yang sepenuhnya akan memberikan dukungan dan motivasi kepada anaknya untuk membaca Al-
Qur’an kususnya di rumah.
Masih berhubungan dengan adanya faktor pendukung upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an yaitu adanya kelengkapan sarana dan prasaran yang ada di TPQ Al-Mubarokah. Lalu
peneliti menanyakan kepada Ibu Isa’ selaku pengajar jilid 3, apakah sarana
dan prasarana juga berperan penting untuk mendukung berjalannya proses membaca Al-Q
ur’an. beliau mengatakan bahwa: “menurut saya sangat mendukung mbak, karena dengan adanya sarana
prasarana seperti ruang kelas, papan peraga , dampar, papan tulis,
31
WW.2.A.F3.17-5-2015
32
WW.2.B.F3.19-5-2015
tempat wudlu, kamar mandi, mushola, buku jilid serta Al- Qur’an yang
lengkap akan mempermudah santri dalam proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kualitasn membaca Al-
Qur’an.”
33
Hal ini juga diungkapakan ibu Khatus selaku pengajar AL- Qur’an,
beliau mengatakan bahwa: “dengan adanya sarana dan prasarana sangat mendukung dalam
meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an mbak. Sarana dan
prasarananya antara lain buku JilidAl- Qur’an, papan peraga, meja,
papan tulis, ruang kelas, mushola, kamar mandi dan tempat wudlu. Dengan
terlengkapi fasilitas
seperti tersebut
maka proses
pembelajaran akan berjalan se cara efektif.”
34
Untuk menambah keakuratan data dan menambah informasi data yang
peneliti cari. Peneliti juga mengadakan observasi, berikut hasil peneliti saat melakukan observasi:
“dengan adanya sarana dan prasana yang lemngkap merupakan faktor pendukung yang sangat penting dan berguna, karena dengan adanya
sarana dan prasaran yang mencukupi akan memeprmudah guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di TPQ Al-Mubarokah
sarana dan prasarananya sudah memenuhi seperti sudah memiliki mushola, ruang kelas, papan tulis, dampar dll
.”
35
Dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa guru yang
mengajar di TPQ Al-Mubarokah terdapat kesamaan jawaban tentang faktor- faktor pendukung guru dalam upaya meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an. Adanya minat, dukungan dari orang tua serta kelengkapan sarana dan prasarana menjadi faktor pendukung bagi guru TPQ dalam
meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an pada santri.
33
WW.2.C.F3.21-5-2015
34
WW.2.A.F3.17-5-2015
35
O.F3.18-5-2015
b. Faktor penghambat
Untuk mengetahui faktor penghambat guru TPQ dalam upaya meningkatkan kualitas membaca AL-
Qur’an di TPQ Al-Mubarokah Boro, maka peneliti mengadakan wawancara dengan ibu Isa’ selaku pengajar jilid
3 tentang apa faktor penghambat yang sering ibu alami ketika melakukan pengajaran membaca Al-
Qur’an, beliau mengatakan bahwa: “hambatan yang saya alami itu biasanya timbul dari santrinya sendiri.
Biasanya ya mbak hambatan yang pertama itu anak sering izin kekamar mandi mbak, terus kadang anak asik ngobrol dengan teman
yang ada di sampingnya ketika menunggu giliran membaca Al-
Qur’an.”
36
Sama seperti penrnyataan yang diungkapkan oleh ibu Nia selaku pengajar jilid 2 mengatakan bahwa:
“biasanya hambatan yang saya alami itu ketika santri menunggu giliran membacaAl-
Qur’an dia ramai sendiri. Selain itu biasanya izin keluar masuk kelas untuk mengganggu teman yang ada di kelas
sebelahnya.”
37
Kemudian Ibu Khatus menjelaskan lagi tentang faktor penghambat
upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an adalah
Lingkungan keluarga. Beberapa santri di sini keluarganya sebagian ada yang kurang memperhatikan anaknya dalam hal pendidikan, beliau
mengatakan bahwa: “faktor penghambatnya yaitu orang tua karena yang sekolah di sini
tidak hanya anak Boro saja tetapi ada juga yang dari ngantru, gendingan dll mbak, jadi apabila orang tuanya tidak bisa mengantar
anak pergi ke TPQ karena sibuk dengan pekerjaannya terpaksa anak tidak dapat mengikuti pembelajaran mbk sehingga anak tertinggal
dalam pembelajarannya.”
38
36
WW.2.C.F3.21-5-2015
37
WW.2.B.F3.19-5-2015
38
WW.2.A.F3.17-5-2015
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Ibu Isa’ selaku pengajar Jilid
3, beliau menuturkan tentang faktor penghambat guru dalam meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an, berikut penuturan beliau: “faktor yang menghambat salah satunya orang tua mbak, karena yang
ngaji di TPQ sini tidak hanya dari lingkungan sekitar Boro saja tetapi dari desa sebelah juga banyak. Dengan pekerjaan orang tua yang tidak
bisa di tinggalkan terkadang imbasnya ke anaknya sehingga tidak bisa masuk ke sekolah karena tidak berani berangkat
sendiri.”
39
Hal yang sama pula diungkapkan oleh Ibu Nia selaku pengajara Jilid 2, mengatakan bahwa:
“penyebab penghambat dalam meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an santri TPQ Al-Mubarokah adalah para orang tua yang sibuk
mencari nafkah untuk keluarga sehingga di mungkinkan perhatian untuk mengontrol masalah belajar anaknya sedikit kurang
maksimal.”
40
Disamping lingkungan keluarga lingkungan masyarakat sekitar juga
mempengaruhi seorang anak untuk pergi mengaji. Pernyataan ini disampaikan oleh Ibu Khatus. Beliau mengatakan bahwa :
“penyebab penghambat dalam meningkatkan kualitas membaca Al- Qur’an santri TPQ Al-Mubarokah adalah keadaan lingkungan sekitar.
Lingkungan sekitar adalah teman bermain dirumah. Kebanyakan teman bermain yang tidak nyantri mengajak santri disini untuk
bermain-main diwaktu sore hari.
”
41
Pendapat senada di amin i oleh Ibu Nia. Beliau mengatakan bahwa : “Banyak santri yang tidak masuk sekolah dikarenakan ajakan
temannya untuk tetap bermain walaupun sudah masuk waktu mengaji. Biasanya ajakan teman-temanya bersifat persuasi sehingga santri
terpengaruh dan lupa akan kewajibannya menuntut ilmu
”
42
39
WW.2.C.F3.21-5-2015
40
WW.2.B.F3.19-5-2015
41
WW.2.A.F3.17-5-2015
42
WW.2.B.F3.19-5-2015
Selain Ibu N ia dan Ibu Khatus, Ibu Isa’ juga menyampaikan pendapat
yang senada mengenai hambatan yang dialami guru dalam upaya meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur’an. beliau menjelaskan : “Kondisi pertemanan dilingkungan juga termasuk faktor penghambat
mbak. Teman yang berasal dari lingkungan yang tidak diajarkan ilmu agama bisa mempengaruhi santri malas pergi ke TPQ. Santri lebih
memilih bermain dan berakibat jarang masuk kelas
.”
43
Lingkungan masyarakat yang berasal dari teman bermain sehari-hari
yang tidak mengenal pendidikan agama berpengaruh negatif bagi kehidupan santri. Kebanyakan teman bermain seperti itu mengajak secara persuasi
untuk memilih bermain dan meninggalkan mengaji. Pada setiap proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas membaca Al- Qur’an kepada santri, hambatan yang dialami oleh
pihak guru rata-rata sama yaitu dari pihak pribadi santri sendiri, pihak orang tua, dan Lingkungan pertemanan sehari-hari. Yang mana dari pihak santri
yaitu disebabkan oleh kurangnya minat dari dalam diri untuk belajar mengaji di TPQ Al-Mubarokah, Pihak orang tua yaitu kurangnya dukungan
serta kesadaran orang tua untuk mengantar anak-anaknya ke TPQ. Terakhir teman bermain di lingkungan yang mengajak memilih bermain dari pada
menuntut ilmu agama.
43
WW.2.C.F3.21-5-2015
B. Temuan penelitian