JUDUL INDONESIA : KEPEMIMPINAN MANAJERIAL KEPALA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) (studi Kasus pada Paud Aba Kauman Metro Pusat Kota Metro) JUDUL INGGRIS : LEADERSHIP MANAJERIAL HEAD AGE CHILD EDUCATION EARLY (CASE STUDY AT PAUD ABA KAUMAN CENTER METRO)

(1)

ABSTRACT

LEADERSHIP MANAJERIAL HEAD AGE CHILD EDUCATION EARLY

(CASE STUDY AT PAUD ABA KAUMAN CENTER METRO) By

SRI WULANDARI

The purpose of this research to describe and analyze leadership manajerial age child education head early (paud) kauman metro centre. watchfulness focus leadership manajerial head paud aba metro centre with sub watchfulness focus: (1) leadership concept know-how paud aba kauman metro downtown metro. (2) know-how human (human skill). (3) technical know-how. This research uses to approach qualitative with case study plan. technique gathers data is done with interview, documentation study and field observation. data analysis technique uses pattern interaktif data miles and hubberman.

Research result has been got (1) head paud aba metro centre has ability has analyzed in a troubleshoot or problem, has ability to think rational in every the action, has ability that is expert and qualified in assorted konsepsi, and head paud aba metro centre has done observation according to encana about management activities. (2) head paud aba kauman metro centre in run the task it to to has realized behaviour teachers and pupil, realize heart contents, attitude, and teacher motive and pupil, to communicating clearly and effective to teacher and pupil, with it to to creat effective cooperation, co-operative, practise, and diplomatic. (3) leadership technical know-how paud aba kauman metro downtown metro that is it to in carry out activity always do process procedural and it to in make use technology it in all activity. (4) supporter factors shaped curriculum as according to child condition, sarana-prasarana still less. obstacles factor that faced shaped supplementary factor paud aba kauman metro downtown metro shaped parents participation a part little doesn't support, a part little teacher sdm not yet fulfil qualification s1 but a large part teacher not yet dominate technology or it so that in arrangement rkh doesn't use computer typing. head wisdom paud not yet all acceptable subordinate.


(2)

KEPEMIMPINAN MANAJERIAL KEPALA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

(studi Kasus pada Paud Aba Kauman Metro Pusat Kota Metro)

Oleh

SRI WULANDARI

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis kepemimpinan manajerial kepala Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kauman Metro Pusat. Fokus penelitian adalah kepemimpinan manajerial kepala PAUD ABA Metro Pusat dengan sub fokus penelitian: (1) Keterampilan konsep kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro. (2) Keterampilan manusiawi (human skill). (3) Keterampilan teknis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik mengumpulkan data dilakukan dengan wawancara, studi dokumentasi dan observasi lapangan. Teknik analisis data menggunakan pola interaktif data Miles dan Hubberman.

Hasil penelitian diperoleh adalah (1) Kepala PAUD ABA Metro Pusat sudah memiliki kemampuan menganalisis dalam suatu permasalahan atau problem, sudah memiliki kemampuan untuk berpikir rasional dalam setiap tindakannya, memiliki kemampuan yaitu ahli dan cakap dalam berbagai macam konsepsi, dan Kepala PAUD ABA Metro Pusat sudah melakukan observasi secara terencana tentang kegiatan-kegiatan manajemen.(2) Kepala PAUD ABA Kauman Metro Pusat dalam menjalankan tugasnya Sudah sesuai harapan untuk memahami perilaku para guru dan murid, memahami isi hati, sikap, dan motif guru dan murid, untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif kepada guru dan murid, serta sudah sesuai harapan untuk menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis, dan diplomatis. (3) Keterampilan teknis kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro yaitu Sudah sesuai harapan dalam melaksanakan kegiatan selalu melakukan proses yang procedural dan Sudah sesuai harapan dalam memanfaatkan teknologi IT dalam segala kegiatan. (4) Faktor-faktor pendukung berupa kurikulum sudah sesuai dengan kondisi anak, sarana-prasarana masih kurang. Faktor Kendala-kendala yang dihadapi berupa faktor Pendukung PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro berupa partisipasi orang tua yang sebagian kecil tidak mendukung, sebagian kecil guru SDM belum memenuhi kualifikasi S1 namun sebagian besar guru yang belum menguasai teknologi atau IT sehingga dalam penyusunan RKH tidak menggunakan ketikan komputer. Kebijakan kepala PAUD belum semua dapat diterima bawahan.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Metro pada tanggal 17 Mei 1970, sebagai anak ke-empat dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Hi. Sugeng Reso Atmojo (Alm) dan Ibu Siti Rahayu.

Pendidikan SD pada Sekolah Dasar Negeri 2 Ganjaragung Metro diselesaikan pada tahun 1982, SMP pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Metro lulus pada tahun 1985, SPG Muhammadiyah lulus tahun 1988. Kemudian pada tahun 1999 peneliti melanjutkan studi di STKIP PGRI Metro pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia lulus tahun 2003.

Pekerjaan yang pernah dijalani oleh peneliti adalah Menjadi Tenaga Honorer di TK Handayani pada tahun 1988. Diangkat menjadi PNS tahun 1991 dan ditempatkan di TK Handayani Ganjaragung. Pada tahun 1996 dipindahtugaskan di TK Al Quran dan mendapat Tugas tambahan menjadi kepala TK Al Qur’an pada tahun 2001-2003. Pada tahun 2006 dipindah tugaskan di TK PKK Mekarsari Rejomuyo Metro Selatan.

Pada tahun 2007 dipindahtugaskan menjadi kepala TK PKK Mulyosari Metro Barat dan tahun 2012 dipercayakan menjadi kepala TK Negeri Pembina Metro Barat sampai dengan sekarang.


(8)

MOTO

Kegagalan Adalah Kesuksesan yang Tertunda

(Sri Wulandari, 2014)


(9)

PERSEMBAHAN

Tesis ini aku persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku, Bapak Hi. Sugeng Reso Atmojo (Alm) dan Ibu Siti Rahayu yang selalu memberikan semangat dan doanya.

2. Suamiku tercinta Hi. Tri Kojaryanto, A.M.d Kep yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta doanya.

3. Buah hatiku Dyah Arum Wulansari, Dhimas Priyambudi, Zahra Luthfiah Nuraini serta bayi mungilku Zahwa Balqis Muthia Anzani yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doanya sehingga penulis dapat menyelsaikan tesis ini.

4. Kakak ku, Sugiarto, Kustono, Umi Murtani, dan adikku Khoiriyah yang telah memberikan semangat dan doa atas keberhasilanku ketika mengambil studi di pascasarjana.

5. Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Lampung di mana tempat peneliti berguru dan menggali ilmu pengetahuan. 6. Segenap dewan guru TK Negeri Pembina di mana penulis bekerja yang telah

memberi support dan doanya.

7. PAUD ABA Kauman Metro Pusat kota Metro di mana tempat penulis mengadakan penelitian


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Magister Manajemen Pendidikan pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung yang telah memfasilitasi sarana prasarana yang menunjang perkuliahan di Magister Manajemen Pendidikan.

2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung yang telah memberikan masukan dan arahan serta memfasilitasi dalam penulisan sehingga selesainya tesis ini.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberika masukan dan arahan dalam penulisan sehingga selesainya tesis ini.

4. Dr. Irawan Suntoro,M.S selaku Ketua Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan saran terhadap penulisan tesis ini.

5. Dr. Sowiyah, M.Pd. selaku Sekretaris Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan selaku dosen Pembimbing I yang telah memberi masukan, saran dan motivasi secara moril dan materiil sehingga tesis ini dapat diselesaikan.


(11)

6. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku dosen Pembimbing II yang telah memberi masukan, saran dan motivasi secara moril dan materiil sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

7. Dr. Sumadi, M.S. selaku Ketua Prodi ketika penulis menempuh pendidikan di Magister Manajemen Pendidikan dari tahun 2012 dan juga sebagai dosen Penguji pada tesis ini yang telah memberikan masukan sehingga lebih sempurnanya penelitian ini.

8. Kepala PAUD ABA Kauman Metro Pusat yang telah memberikan ijin terhadap lokasi dan tempat terhadap penelitian ini.

9. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah mencurahkan ilmu tentang Manajemen Pendidikan sehingga peneliti cukup memahami liku-liku khasanah dunia pendidikan.

10. Teman-teman seperjuangan khususnya angkatan 2012 atau MP4 pada jurusan Manajemen Pendidikan, yang telah memberikan semangat, dorongan positif dan inspirasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Akhirnya kepada semua pihak yang tak dapat kami sebutkan penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi orang lain dan dunia pendidikan.

Metro, 19 Maret 2014 Penulis

SRI WULANDARI NPM. 1223012030


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL……….……i

HALAMAN JUDUL ………ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….………iii

HALAMAN PENGESAHAN………..………iv

LEMBAR PERNYATAAN………..v

ABSTRAK ………...vi

ABSTRAC………..……… vii KATA PENGANTAR ……….……….… viii RIWAYAT HIDUP………..ix

MOTTO……….x

PERSEMBAHAN……….xi

DAFTAR ISI……….……xii DAFTAR GAMBAR ………..…xiii

DAFTAR TABEL ………xiv DAFTAR LAMPIRAN ………..…..xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Fokus Penelitian... 7

1.3 Pertanyaan Penelitian... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... ... 8

1.5 Manfaat Penelitian... 9

1.6 Definisi Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BFRFIKIR 2.1 Kepemimpinan Kepala PAUD... 11

2.1.1 Kepemimpinan Kepala PAUD... 15

2.1.2 Peran Kepala PAUD Sebagai Manajerial... 17

2.2 Keterampilan Manajerial Kepala PAUD... ... 18

2.2.1 Keterampilan Konsep... 31

2.2.2 Keterampilan Manusiawi... 33

2.2.3 Keterampilan Teknis... 34

2.3 Manajemen Kurikulum... ..35

2.4 Sarana Prasarana... 37


(13)

3.1Pendekatan dan Racangan Penelitian ………..40

3.1.1 Pendekatan Penelitian……….... 40

3.1.2 Rancangan Penelitian……….……… 41

3.2Tempat dan Waktu Penelitian………. 43

3.3Kehadiran Peneliti………....43

3.4 Sumber Data Penelitian………. 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.5.1 Observasi ... 49

3.5.2 Wawancara ... 53

3.5.3 Studi Dokumentasi ... 58

3.6 Analisa Data……….. 59

3.7 Pemeriksaan Keabsahan Penelitian Data ... 64

3.8 Tahapan Penelitian………..67

3.8.1 Tahap Pra Lapangan……….. 67

3.8.2 Tahap Lapangan………....………..67

3.8.3 Tahap Analisis Data………....67

3.8.4 Tahap Laporan……….……...68

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN………. 69

4.1 Paparan Data Penelitian………..…… 69

4.1.1 Gambaran Umum PAUD ABA Kauman Metro \pusat….. 71

4.1.2 Keterampilan Konsep Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro……….………. 76

4.1.3 Keterampilan Manusiawi Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro ……… 82

4.1.4 Keterampilan Teknik Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro ………..……… 90

4.1.5 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat……… 93

4.2 Temuan Penelitian ……….. 98

4.2.1 Keterampilan Konsep Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro……… 98

4.2.2 Keterampilan Manusiawi Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro………. 101

4.2.3 Keterampilan teknik Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota ……….. 104

4.2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat………. 105

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ……….. 107

5.1Keterampilan Konsep Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro ……… 107

5.2Keterampilan Manusiawi Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro………. ……. 108 5.3 Keterampilan teknik Kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota ………. 109


(14)

5.4.1 Faktor Pendukung……… 110

5.4.2 Faktor Penghambat………... 111

BAB VIKESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI 6.1 Kesimpulan ……… 113

6.2 Implikasi……… 114

6.3 Saran ………. 115

DAFTAR PUSTAKA ………. 117


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Murid Tiga Tahun Terakhir ……… 4 1.2 Prestasi Murid PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro 2 Tahun

Terakhir………. 5

3.1 Observasi Lapangan……… 53 3.2 Garis Besar dan Pedoman Wawancara………. 56 4.1 Analisis Data Keterampilan Konsep Manajerial Kepala PAUD ABA

Kauman Metro Pusat………..……….. 78 4.2 Matriks Keterampilan Konsep Kepala PAUD ABA Kauman Metro Pusat… 80 4.3 Analisis Data Keterampilan Manusiawi Manajerial Kepala PAUD ABA

Kauman Metro Pusat……….. 83

4.4 Matriks Keterampilan Manusiawi Kepala PAUD ABA Kauman

Metro Pusat………... 89

4.5 Analisis Data Keterampilan Teknik Manajerial Kepala PAUD ABA

Kauman Metro Pusat……… 91

4.6 Matriks Keterampilan Teknik Kepala PAUD ABA Kauman Metro Pusat 92 4.7 Analisis Data Faktor Pendukung Prestasi PAUD ABA

Kauman Metro Pusat……… 93

4.8 Matriks Faktor Pendukung di PAUD ABA Metro Pusat……… 94 4.9 Analisis Data Faktor Kendala dalam Meningkatkan PAUD ABA Metro

Pusat……… 96


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian….……… 40 3.1 Pola Interaktif Data Penelitian Miles dan Hubberman …………. 62 4.1 Struktur Organisasi PAUD ABA Kauman Metro Pusat ……… 75 4.2 Diagram Konteks Keterampilan Konsep Pimpinan PAUD ABA

Kauman Metro Pusat Kota Metro………... 100 4.3 Diagram Konteks Keterampilan Manusiawi Pimpinan PAUD ABA

Kauman Metro Pusat Kota . ……….……….……… 103 4.4 Diagram Konteks Keterampilan Teknik Pimpinan PAUD ABA Kauman

Metro Pusat Kota Metro……….……… 104


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah.

1.1 Latar Belakang

Jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non formal, dan informal. Jenjang pendidikan dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, Pedidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Jenis pendidikan terdiri dari pendidikan umum, pendidikan kejuruan, akademi, vokasi, keagamaan, dan pendidikan khusus. Semua aspek ini, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, harus memperoleh perhatian yang sama dalam pembangunan pendidikan, sehingga semua kepentingan anak bangsa dapat diakomodir secara proporsional dan profesional oleh pemerintah. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu jenjang pendidikan. PAUD memiliki peran strategis dalam proses pendidikan, karena merupakan landasan dan wahana dalam penyiapan anak memasuki pendidikan dasar. Oleh karenanya PAUD harus memperoleh perhatian yang baik khususnya dari pemerintah. Saat ini perhatian pemerintah terhadap PAUD mengalami peningkatan yang berarti, sehingga peningkatan perhatian tersebut mempengaruhi kebijakan pemerintah pusat maupun daerah untuk melaksanakan pembangunan di bidang ini. Selain menyiapkan berbagai peraturan program PAUD, pemerintah juga menyusun perencanaan program PAUD. Perencanaan program PAUD termuat dalam Rencana Strategis (Restra) Dinas Pendidikan Kota Metro Tahun 2010-2015. Restra Dinas Pendidikan Kota Metro


(18)

Tahun 2010-2015 terdapat prioritas pembangunan bidang pendidikan yang merupakan bagian dari prioritas peningkatan pelayanan pendidikan dasar. Hal ini senada dengan Undang-undang \nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap keatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan umum Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh. Melalui pendidikan praPAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikiknya seperti agama, intelektual, social, emosi, dan fisik, memiliki dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif.

Sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini di atas, maka pendidikan anak usia dini merupakan pondasi dasar pendidikan, yang memiliki peranan sangat penting dalam mengembangkan kemampuan dasar dan melejitkan potensi kecerdasan anak yang akan mempengaruhi pendidikan di tingkat selanjutnya. TK sebagai salah satu lembaga Pendidikan Usia Dini diharapkan dapat mengembangkan potensi kecerdasan dan kemampuan dasar anak agar dapat berkembang secara optimal.


(19)

Sebagian guru PAUD sudah memiliki persyaratan menjadi kepala PAUD seperti hasil observasi peneliti pada data dokumen nilai guru, namun hanya sebagian kecil yang dapat menjadi kepala PAUD. Kompetensi untuk mendapatkan jabatan kepala PAUD tersebut, merupakan perwujudan yang didukung kemampuan dan prestasi guru yang bersangkutan. Jabatan kepala PAUD merupakan pekerjaan yang memerlukan kreativitas dan inovasi, selain menuntut bekerja lebih giat, keras, dan mendapat berbagai tantangan.

Kepemimpinan kepala PAUD merupakan kunci bagaimana dan mau kemana organisasi berjalan, jalan di tempat atau tidak sama sekali berjalan. Kepemimpinan di segala sistem dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan terlebih bagi organisasi yang masih berkembang dan mau bersaing dengan yang lainnya.

Kepala PAUD dapat dikatakan sebagai kepala sekolah. Menurut Mulyasa (2011: 24) Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah adalah penanggungjawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Lebih lanjut Mulyasa (2011: 25) Kepala sekolah bertanggungjawab atas manajemen pedidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggungjawab kepala sekolah dan guru.

PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro berdiri pada tahun 1986 yang bertempat di jalan Kunang Kauman Metro, pada tahun 2005 ada salah satu pengurus yang menghibahkan tanahnya untuk dijadikan lokasi tempat belajar. PAUD ABA Kauman merupakan salah satu PAUD yang ada di Kota Metro Barat Metro. Letaknya


(20)

yang strategis di Jalan Mawar Timur Nomor 13 A 15 Kauman Metro Pusat Kota Metro memiliki banyak akses baik transportasi maupun informasi lainnya. Lokasi yang strategis ini dapat menjadikan PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kauman Metro Pusat Kota Metro menjadi pilihan orang tua murid untuk mendidik putra-putrinya sebagai taman beramain anak-anak. Murid yang mendaftar di PAUD Aisyiyah semakin lama semakin meningkat jumlahnya, dari 45 anak sampai tahun 2013 berjumlah 179 anak. Berikut kondisi murid tiga tahun terakhir:

Tabel 1.1 Jumlah Murid Tiga Tahun Terakhir

Tahun Ajaran Jumlah Siswa Terakhir Jumlah Anak Perkelompok Ket

L P JMLH B A KOBE

2009/2010 65 50 115 95 20 -

2010/2011 49 58 107 83 24 -

2011/2012 60 71 131 91 30 10

2012/2013 59 83 142 95 30 10

2013/2014 67 77 144 84 31 15

Sumber: Dokumentasi PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro tahun 2013

Guru-guru yang mengajar di PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro sebagian besar guru tetap yayasan (GTY). Jumlah guru 13 orang terdiri dari 6 orang DPK dan 7 orang guru GTY. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa, kepemimpinan kepala PAUD dalam memanage PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro dapat meningkatkan mutu PAUD dan tamatan dengan indikasi meningkatkanya tingkat kepercayaan masyarakat, hal ini terlihat dari menigkatnya murid-murid yang mendaftar dalam tiap tahunnya, namun tidak disertai meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dan beberapa indikasi lainnya.

PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro merupakan PAUD swasta di bawah naungan yayasan Aisyiyah Bustanul Athfal yang kualitasnya dapat diakui dan menjadi percontohan. Letaknya yang strategis di pusat kota memungkinkan para orang


(21)

tua ingin menyekolahkan putra putrinya di sana. Kurun waktu beberapa tahun terakhir telah banyak prestasi yang telah dicapai PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro seperti lomba mewarnai, lomba tari , azan, dn lain-lain. Berikut prestasi yang telah diraih murid-murid PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro:

Tabel 1.2. Prestasi Murid PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro 2 Tahun Terakhir

No. Jenis Lomba/Dalam Rangka Tahun Juara 1. Lomba mewarnai gambar (gebyar SD

Muhammadiyah Metro)

2012 Juara 1, PA juara 1 PI 2. Lomba tari kreasi daerah (gebyar SD

Muhammadiyah Metro)

2012 Juara umum

3. Lomba anak mendongeng (gebyar SD Muhammadiyah)

2012 Juara 3, Juara harapan 1 dan 3 4. Lomba mewarnai gambar (griya baca

komunitas)

2012 Juara 2 dan 3 5. Lomba mewarnai gambar (radar) 2012 Juara 3 harapan 1 6. Lomba mewarnai gambar (komunitas

STAIN)

2012 Juara 2

7. Lomba mewarnai gambar (PG TPA) 2012 Juara 1,2,3 8. Lomba mewarnai gambar (HUT

IGTK Propinsi)

2013 Juara 1

9. Lomba 3 M (Gebyar TK Kota Metro) 2013 Juara 1 10. Lomba 3 M PI (Gebyar TK Kota

Metro)

2013 Juara 1

11. Lomba membentuk dengan plastin (Gebyar TK Kota Metro)

2013 Juara harapan 3 12. Lomba bercerita (Honda kota Metro) 2013 Juara 1 13. Lomba bercerita (SD IT Kota Metro) 2013 Juara 1

14. Lomba azan (SD IT) 2013 Juara 1

15. Lomba mewarnai gambar (SD IT) 2013 Juara 1

16. Lomba Tari Kreasi Daerah (Gbyar SD Muhammadiyah Metro tahun 2014

Sumber: Dokumentasi PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro Tahun 2014

Tidak pada siswanya saja, prestasi terus diukir oleh kepala PAUD yang menjadi kepala PAUD berprestasi tingkat nasional juara II.pada tahun 2013 mendapatkan juara I tingkat nasional penyusunan draft kurikulum ABA. Berikut


(22)

Dibawah pimpinan Ibu Astuti Ningsih, S.Pd, M.Pd PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro meningkat pesat baik dari jumlah murid maupun prestasi yang diperoleh. Saat ini PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro menjadi ikon kota Metro karena keberhasilannya. Prestasi kepemimpinan kepala PAUD PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro mempunyai karya akademik salah satunya mengadakan peneitian tindakan kelas (PTK). Rinciannya yaitu: Mengembangkan kognitif anak usia TK dalam meningkatkan kreatifitas melalui media computer di TK Penabur Metro Barat Kota Metro tahun 2007, Menigkatkan kemampuan membaca pada Anak Usia Dini Melalui Bermain Kartu di TK negeri Pembina Metro Pusat kota Metro tahun 2010, dan Meningkatkan kemampuan berbahasa dan kognitif melaui realia TK Negeri Pembina Metro Pusat TP 2010/2011 tahun 2010.

dalam memimpin, kepala sekolah tidak terlepas dari kemampuannya dalam memanage

PAUD. Ditinjau dari keterampilan manajerilnya, hasil survei awal peneliti pada bulan Januari 2014 pada kepemimpinan kepala PAUD ABA Kauman dalam hal keterampilan konsep seperti mengadakan musyawarah kepada para guru juga melibatkan orang tua murid. tidak hanya itu, kemampuan kepala PAUD dalam hal memahami isi hati dari para bawahannya dengan cara mengajak komunikasi dari hati ke hati.

Di sisi lain, kondisi sarana prasarana di PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro terlihat masih belum memenuhi standar. Alat peraga atau sarana bermain seperti kereta dorong, ayunan, atau alat permainan edukatif seperti puzzle, alat pencocok, plastin dan lain-lain sebagai media pembelajaran belum terpenuhi secara keseluruhan. Jumlah kelas untuk belajar masih sedikit sedangkan rombongan belajar dalam satu


(23)

kelas melebihi kapasitas. Ketersediaan tempat belajar ini tentu menjadi kendala bagi PAUD untuk memaksimalkan pembelajaran di kelas. Hal ini menjadi tantangan PAUD khususnya kepala sekoah meningkatkan mutu di PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.

Kepala PAUD dalam mengelola PAUD diperlukan Kemampuan manajerial. menurut Siagian dalam Mulyasa (2007:38) Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk menggerakkan orang lain dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Manajerial adalah hal-hal yang berhubungan dengan manajer. Dan kepala PAUD adalah seorang fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu PAUD dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sedangkan yang dimaksud keterampilan manajerial kepala PAUD adalah kemahiran atau kecakapan yang dimiliki oleh kepala PAUD dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian adalah kepemimpinan manajerial kepala PAUD ABA Metro Pusat dengan sub fokus penelitian yaitu:

1.2.1 Keterampilan konsep kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.

1.2.2 Keterampilan manusiawi (human skill) kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.

1.2.3 Keterampilan teknis kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.


(24)

1.2.4 Faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi dan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian tersebut maka pertanyaan penelitian disajikan sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana keterampilan konsep kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro?

1.3.2 Bagaimana keterampilan manusiawi (human skill) kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro?

1.3.3 Bagaimana keterampilan teknis kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro?

1.3.4 Apa saja yang menjadi Faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis: 1.4.1 Keterampilan konsep kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota

Metro.

1.4.2 Keterampilan manusiawi (human skill) kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.

1.4.3 Keterampilan teknis kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.


(25)

1.4.4 Faktor-faktor faktor Pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi dan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis yaitu deskripsi ilmiah sebagai acuan dan praktis yaitu penggunaan pada lapangan untuk :

1.5.1 Sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing kepala PAUD di kota Metro dalam menghadapi dan memenangkan persaingan.

1.5.2 Dinas pendidikan Kota Metro: sebagai bahan kajian dalam rangka pengambilan kebijakan mutu pendidikan melalui penentapan calon kepala PAUD, agar memeperhatikan pentingnya kemampuan manajerial seorang kepala PAUD. 1.5.3 Keilmuan manajemen pendidikan: sebagai bahan dalam rangka meningkatkan

keterampilan manajerial kepala PAUD khususnya PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro.

1.6 Definisi Istilah

1.6.1 Kepemimpinan (Leading) adalah fungsi manajemen yang berupaya

mempengaruhi orang agar bersedia melakukan atau mengikuti pemimpin tanpa ada unsur pemaksaan.

1.6.2 Manajerial (Managerial): merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang manajer di dalam kegiatan manajemen. Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk menggerakkan orang lain dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.


(26)

1.6.3 Kepemimpinan manajerial adalah kemampuan mempengaruhi orang lain yang dimiliki oleh seorang manajer berupa keterampilannya dalam memanage meliputi keterampilan konsep, manusiawi, dan teknik.

1.6.4 Keterampilan kosep adalah keterampilan yang dimiliki oleh kepala PAUD sebagai suatu keseluruhan, merencanakan perubahan, merancang tujuan PAUD, membuat penilaian secara tepat tentang efektifitas kegiatan PAUD dan mengkoordinasikan program secara harmonis

1.6.5 Keterampilan manusiawi (human skill) adalah kemampuan kepala PAUD untuk mendirikan sistem komonikasi dua arah yang terbuka dengan personel PAUD dan anggota masyarakat lainnya untuk menciptakan suasana kepercayaan terhadap PAUD dan meningkatkan unjuk kerja guru.

1.6.6 Keterampilan teknik adalah kemampuan kepala PAUD dalam menanggapi dan memahami serta cakap menggunakan metode-metode termasuk bukan pengajaran, yaitu pengetahuan keuangan, pelaporan, penjadwalan, dan pemeliharaan

1.6.7 PAUD ABA adalah Pendidikan Anak Usia Dini Aisyiyah Bustanul Athfal di bawah naungan Yayasan Aisyiyah yang bertujuan untuk membina kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

1.6.8 Faktor pendukung meliputi kurikulum, sarana prasarana, dan faktor penghambat berupa partisipasi orang tua, kebijakan kepala PAUD.


(27)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Pada bab ini diutarakan secara berurut adalah tentang kepemimpinan, manajerial kepala PAUD, keterampilan konsep, dan kerangka pikir.

2.1 Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya dalam mengatur atau mengelola suatu lembaga. Ralph M. Stogdill dalam Mulyasa (2007: 38) secara rinci memberi arti kepemimpinan yang dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu: (1) Kepemimpinan sebagai titik pusat suatu kelompok; (2) Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh; (3) Kepemimpinan adalah suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham atau kesepakatan; (4) Kepemimpinan adalah pelaksanaan pengaruh; (5) Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku; (6) Kepemimpinan adalah bentuk persuasi; (7) Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan; (8) Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan; (9) Kepemimpinan adalah suatu hasil interaksi; (10) Kepemimpinan sebagai inisiasi (permulaan) dari struktur.

Kpemimpinan menurut Patronisme dan kawan-kawan (2007:69) ada 6 teori yaitu :


(28)

a) Teori kelebihan membangun asumsi dasarnya bahwa seseorang menjadi pemimpin karena memiliki kelebihan-kelebihan dibanding yang lain atau para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup minimal tiga kelebihan yaitu; kelebihan ratio, kelebihan rohaniah dan kelebihan badaniah.

b) Teori sifat yaitu pada dasarnya seorang pemimpin juga dituntut untuk memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, dan memberikan dukungan kepada pemimpinnya. Sifat-sifat kepemimpinan yang secara umum harus dimiliki seperti sikap melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif, dan kreatif.

c) Teori keturunan ( teori pembawaan lahir) yang menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan.

d) Teori Kharismatik menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai kharisma (pengaruh) yang sangat besar. Seorang pemimpin kharismatik sering dianggap memiliki kekuatan gaib (supranatural power). e) Teori Bakatmenyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena ada bakat di

dalamnya. Bakat kepemimpinan seterusnya kemudian dikembangkan sehingga mampu berkembang.

f) Teori Sosial yang beranggapan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin asalkan orang tersebut diberi kesempatan untuk memimpin. Asumsi dari teori ini bahwa setiap orang dapat dididik menjadi seorang pemimpin, karena kepemimpinan pada dasarnya dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal, maupun melalui praktik.

Istilah kepemimpinan bukan merupakan istilah baru bagi masyarakat. Di setiap organisasi, selalu ditemukan seorang pemimpin yang menjalankan organisasi.

Pemimpin berasal dari kata “leader” yang merupakan bentuk benda dari “to lead” yang berarti memimpin. Untuk memahami pengertian kepemimpinan

secara jelas, maka perlu dikaji beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan.

Banyak ahli yang mengemukakan pengertian kepemimpinan, Feldmon dalam Wahjosumidjo (2010:67) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas; sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, Newell dalam Wahjosumidjo (2010:67) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses


(29)

mempengaruhi orang lain untuk mencapai pengembangan atau tujuan organisasi. Kedua pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Stogdil yang mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.

Teori kepemimpinan berdasarkan pendekatan perilaku tersebut tidak didasarkan pada sifat atau ciri-ciri kepribadian seseorang, tapi lebih cenderung berdasarkan perilaku atau proses kepemimpinan yang ditunjukkan dalam organisasi yang dipimpin. Kualitas kepemimpinan tidak dinilai dari karakter personal, tapi lebih ditekankan pada fungsi, peranan, atau perilaku yang ditampilkan dalam kelompok. Salah satu teori kepemimpinan yang dikembangkan berdasarkan perilaku adalah teori kepemimpinan dua dimensi (two dimensional theory).

Banyak ahli yang mengkaji teori kepemimpinan dua dimensi dengan istilah yang berbeda-beda. Cartwright dan Zander dalam Mulyasa (2007: 45) menggunakan istilah pencapaian tujuan (goal achievement), dan pertahanan kelompok (group maintenance). Halpin dan Winner mengemukakan dengan istilah struktur inisiasi


(30)

(initiating structure) dan konsiderasi (consideration). Danil Cartz menyebut dengan istilah orientasi pada produksi (production oriented) dan orientasi pada pekerja (employee oriented). Likert menyebut dengan istilah berpusat pada tugas (job centered) dan berpusat pada pekerja (employee centered). Blake dan Mouton menggunakan istilah perhatian pada aspek hasil (concern for production) dan perhatian pada aspek manusia (concern for people) (Owens, 1991). Ada beberapa ciri perilaku yang menunjukkan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan hubungan manusia. David dan Sheasor mengemukakan empat ciri, yaitu memberikan dukungan, menjalin interaksi, merancang tugas-tugas dan menetapkan tujuan (Hoy & Miskel, 1997). Di sisi lain, Halpin mengemukakan delapan komponen. Empat komponen menunjukkan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, yaitu menetapkan peranan, menetapkan prosedur kerja, melakukan komunikasi satu arah, dan mencapai tujuan organisasi. Empat komponen menunjukkan perilaku yang berorientasi pada hubungan manusia, yaitu menjalin hubungan akrab, menghargai anggota, bersikap hangat dan menaruh kepercayaan kepada anggota (Hoy & Miskel, 1997).

2.1.1 Kepemimpinan Kepala PAUD

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut. Pada pasal 28 dinyatakan bahawa (1) Sekolah diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan


(31)

dasar, (2) Sekolah dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan atau informal, (3) Sekolah pada jalur pendidikan berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK) , Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajad.

Sergiovanni (2005:97) mengemukakan enam peranan kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu kepemimpinan formal, kepemimpinan administratif, kepemimpinan supervisi, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan tim. Kepemimpinan formal mengacu pada tugas Kepala PAUD untuk merumuskan

visi, misi dan tujuan organisasi sesuai dengan dasar dan peraturan yang berlaku. Kepemimpinan administratif, mengacu pada tugas

kepala sekolah untuk membina administrasi seluruh staf dan anggota organisasi sekolah. Kepemimpinan supervisi mengacu pada tugas kepala sekolah untuk membantu dan membimbing anggota agar bisa melaksanakan tugas dengan baik. Kepemimpinan organisasi mengacu pada tugas kepala sekolah untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif, sehingga anggota bisa bekerja dengan penuh semangat dan produktif. Kepemimpinan tim mengacu pada tugas Kepala PAUD untuk membangun kerja sama yang baik diantara semua anggota agar bisa mewujudkan tujuan organisasi sekolah secara optimal.

Kepemimpinan Kepala PAUD yang baik dapat membuat anggota menjadi percaya, loyal, dan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara optimal. Untuk itu, keberhasilan kepemimpinan Kepala PAUD dapat dilihat dari performansi anggota. Salah satu faktor yang menunjukkan performansi anggota adalah semangat kerjanya.


(32)

Semangat kerja berasal dari kata morale. Semangat kerja bisa juga diartikan kegairahan kerja. Semangat kerja merupakan salah satu faktor utama yang menentukan terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas. Bila seseorang memiliki semangat kerja yang tinggi akan melaksanakan tugas secara optimal. Sebaliknya, bila seseorang kurang memiliki semangat kerja yang baik, tidak akan bisa melaksanakan tugas secara optimal.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan pengertian semangat kerja. Beach dalam Suteja (2002:78) mendefinisikan semangat kerja sebagai kepuasan kerja seseorang yang diperoleh dari pekerjaannya, kelompok kerja, pimpinan, organisasi, dan lingkungannya. Di sisi lain, Burrub dalam Suteja (2002:78) mengemukakan bahwa semangat kerja merupakan suatu daya juang kelompok secara teguh dan konsisten untuk mencapai tujuan. Hornby menegaskan bahwa semangat kerja adalah kondisi mental yang penuh kemauan, kesungguhan, kedisiplinan, dan keteguhan dalam menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan

Kotter (dalam Suteja,2002:78) membedakan antara manajemen dan kepemimpinan sbb: Manajemen berusaha untuk membuat prakiraan dan aturan dengan 1) menetapkan sasaran operasional, membuat rencana tindakan, dan

mengalokasikan dana, 2) mengorganisasi (sturktur) dan menugaskan, 3) memantau hasil dan menyelesaikan masalah.

Menurut Sowiyah (2010:37): gagasan Kepala PAUD tentang pelaksanaan Kepala PAUD tentang pelaksanaan fungsi kepemimpinan itu, terkristalisasi dalam wawasann, pandangan, persepsi dan obsesinya tentang perwujudan


(33)

sekolah yang efektif dan produktif. Pada gilirannya wawasan, pandangan, persepsi, dan obsesi Kepala PAUD tersebut akan diaktualkan dalam bentuk tindakan, dan upacara Kepala PAUD dalam situasi kepemimpinan di sekolah merupakan performasi kepemimpinan Kepala PAUD.

2.1.2 Peran Kepala PAUD Sebagai Manajerial

Peran dan fungsi Kepala PAUD adalah tugas dan tanggung jawab Kepala PAUD dalam mengelola pendidian di sekolah. Kepala PAUD mempunyai tugas pokok, yaitu mengelola penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional, tugas pokok Kepala PAUD mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan. Keselarasan fungsi dan peranan Kepala PAUD didasarkan pada pemahaman bahwa, keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan Kepala PAUD.Oleh karena itu suatu keharusan bagi Kepala PAUD untuk memiliki kompetensi yang mumpuni dalam menjalankan perannya.

Siagian dalam Mulyasa (2007: 38) mengemukakan bahwa “Manajerial skill

adalah keaahlian menggerakkan orang lain untuk bekerja dengan baik”.

Kemampuan manajerial sangat berkaitan erat dengan manajemen kepemimpinan yang efektif, karena sebenarnya manajemen pada hakekatnya adalah masalah interaksi antara manusia baik secara vertical maupun horizontal oleh karena itu kepemimpinan dapat dikatakan sebagai perilaku memotivasi orang lain untuk bekerja kea rah pencapain tujuan tertentu.


(34)

Sifat-sifat manajerial yang dimiliki oleh seseorang, khususnya Kepala PAUD akan sangat membantu mengelola pendidikan. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Keberhasilan Kepala PAUD mengelola pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai variable, di antaranya adalah pengetahuan manajemen Kepala PAUD. Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko (dalam Suteja, 2002: 38) bahwa apabila seseorang manajer mempunyai pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara menerapankannya pada situasi yang ada, dia akan dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial dengan efisien dan efektif. Fungsi manajerial dapat terlaksana dengan efisien dan efektif apabila semua aspek manajemen dapat terlaksana dengan baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan manejerial adalah kemampuan untuk menggerakkan orang lain dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Ukuran seberapa efisien dan efektifnya seorang manajer adalah seberapa baik dia menetapkan rencana dalam mencapai tujuan yang memadai, kemampuan memimpin secara efektif merupkan kunci keberhasilan organisasi.

2.2 Keterampilan Manajerial Kepala PAUD

Bila dikaji secara luas dalam implementasi manajemen mutu, maka peran Kepala PAUD sebagia manajer di sekolah adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri, menurut Mulyasa (2007: 39) sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikolola dengan baik, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan,


(35)

kesiswaan, keuangan, sarana,dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan.

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari Manajemen peningkatan mutu. Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaksanaan kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departermen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.

Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yang diwujudkan melalui proses mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusioal, kurikuler dan instruksional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanaan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Manajemen pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaran kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien.


(36)

Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikuum dam progran pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaan. Dalam poses pengembangan program sekolah, manajer hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan dalam arti sempit, ia harus menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan. Mengingat Kepala PAUD merupakan manajer disekolah, maka ia harus tanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran disekolah. Menurut Mulyasa (2007: 41), untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu mmenilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid, mengingkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program,serta menilai perubahan program.

b. Manajemen Tenaga Kependidikan

Keberhasilan manajemen mutu sangat ditentukan pempinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Manjemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

Ada empat prinsip dasar yang harus dipegang oleh Kepala PAUD dalam menerapkan manajemen personalia (Depdikbud, 2000: 77), yaitu;


(37)

a) Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga,

b)Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusional,

c) Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manjerial Kepala PAUD sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah,

d)Manajemen peronalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru, staf administrasi, siswa, orang tua siswa, dan yang terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tjuan sekolah.

Menurut Mulyasa (2007: 42), manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup; (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, (7) penilaian pegawai. Semua komponen ini harus dilakukan dengan benar dan baik, agar apa yang diharapkan dapat tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Penyusun rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi.


(38)

Ada dua tahap yang harus dilakukan Kepala PAUD untuk pengadaan pegawai, yaitu;

a) Analisis pekerjaan

Agar pengadaan tenaga betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan analisis pekerjaan, baik melalui analisis proses maupun operasionalnya. Analisis proses dilakukan di sekolah. Setelah dilakukan analisis operasi untuk menemukan bagaimana setiaptugas tersebut harus dikerjakan dan kemampuan yang diperlukan oleh orang yang mengerjakan tugas atau mengemban jabatan tersebut.

b) Pengadaan tenaga

Jika hasil analisis pekerjaan menunjukkan bahwa sekolah kekurangan tenaga pegawai, maka sekolah negeri tidak boleh merekrut sendiri, tetapi mengusulkan pengangkatan tenaga baru kepada dinas pendidikan kota/kabupaten dan seterusnya dilanjutkan ke dinas provinsi. Jika secara keseluruhan jumlah tenaga guru berlebih, tetapi ada satu atau beberapa pelajaran yang gurunya kurang, maka Kepala PAUD perlu mengusulkan mutasi guru berlebih dan meminta tambahan guru untuk mata pelajaran yang kurang. Dapat juga menugaskan guru yang berlebih untuk mengikuti program pembinaan agar mampu mengajar mata pelajaran yang gurunya kurang, sesuai dengan rumpun mata pelajaran.

Sedangkan pada sekolah swasta, maka kewenangan untuk merekrut tenaga pegawai diberi kewenangan. Mereka lebih leluasa untuk mengatur kewenangan tenaga pegawainya. Ada tiga aspek yang harus dilakukan Kepala PAUD dalam


(39)

mengembangkan pegawai disekolah, yaitu, a) peningkatan profesionalisme, b) pembinaan karier, c) kesejahteraan.

Hal yang perlu diperhatikan dan sangat penting dalam mengelola tenaga pendidik dan kependidikan bahwa guru, staf administrasi, dan staf lainnya adalah manusia, sehingga dalam pengelolaannya perlu diperhatikan sisi-sisi manusiawi, seperti memberi perhatian, membantu menyelesaikan tugas yang sulit, dan sejenisnya. Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan organisasi, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari. Disamping itu, pegawai sendiri sebagai manusia juga membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirnya termasuk dalam tugasnya. Oleh karena itu fungsi pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak, untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja pegawai. Setelah ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Agar personalia dapat bekerja dengan optimal dan masing – masing pihak menjalankan hak dan kewajiban, maka diperlukan kontrak perjanjian antara pegawai dengan organisasi atau lembaga yang bersangkutan.

c) Manajemen kesiswaan

Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program – program yang dilakukan


(40)

di sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin di sekolah, Kepala PAUD memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi tersebut.

Terdapat empat prinsip dalam manajemen kesiswaan yang harus dilakukan Kepala PAUD, yaitu :

1) Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.

2) Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat, dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.

3) Siswa hanya akan termotivasi untuk belajar jika mereka menyenangi apa yang akan diajarkan.

4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.

Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan (peserta didik) merupakan salah satu bidang operasional dalam manajemen di sekolah. Manajemen kesiswaan adalah penataan atau pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang


(41)

secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manjemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama, yakni: kemajuan belajar, bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut. Sutisna (dalam Suteja, 2002: 49) menjabarkan tanggung jawab Kepala PAUD dalam mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan hal- hal berikut;

1) Kehadiran siswa di sekolah dan masalah – masalah yang berhubungan dengan itu,

2) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukkan siswa ke kelas dan program studi,

3) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar,

4) Program supervisi bagi siswa yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa,

5) Pengendalian disiplin siswa,

6) Program bimbingan dan penyuluhan, 7) Program kesehatan dan keamanan,

8) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional,

Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar siswa memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui


(42)

dan mengontrol keberhasilan atau prestasi Kepala PAUD sebagai manejer pendidikan di sekolahnya. Kemajuan belajar siswa ini secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing danaknya belajar, baik di rumah maupun di sekolah.

Tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, disamping keterampilan lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberikan bimbingan dan bantuan terhadap anak – anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional maupun sosial, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing – masing, untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu di lakukan pencatatan dan ketatalaksanan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku kleper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi siswa, buku laporan pendidikan, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.

d) Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Keuangan dan pembiyaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisien pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lahir dalam implementasi manajemen untuk meningkatkan mutu, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung-jawabkan pengelolaan dana secara transfaran kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiyaan merupakan potensi yang sangat menetukan


(43)

dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiyaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan – kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama bengan komponen – komponen lainnya. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Komponen keuangan dan pembiyaan ini harus dikelola dengan baik, agar dana – dana yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dan hal ini penting terutama dalam rangka manajemen mutu pendidikan, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan sekolah, karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan dengan masalah keterbatasan dana.

Tugas manajemen keuangan oleh Jones (1985) dalam Mulayasa (2009: 48) dapat dibagi tiga fase yaitu, 1) financial planning, 2) implementational and, 3) evaluation. Jones mengemukakan perencanaan finansial yang disebut budgeting, merupakan bagian kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Implementation involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadinya penyesuaian jika diperlukan.

Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran komponen utama manajemen keuangan meliputi;


(44)

2) Prosedur akutansi keuangan

3) Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian 4) Prosedur investasi

5) Prosedur pemeriksaan.

Pelaksanaannya, manajemen keuangan ini ada pemisah tugas antara fungsi otorisator, ordinator, dan bendaharawan. Lebih lanjut Mulyasa mengemukakan Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordinator adalah pejabat yang berwenang untuk melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakkan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran keuangan atau surat – surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

Kepala PAUD sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordinator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi – fungsi bendaharawan, juga dilimpahi tugas ordinator untuk menguji hak atas pembayaran.

e) Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti : gedung, ruang belajar, meja dan kursi, serta alat – alat dan


(45)

media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pelajaran, seperti; halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran tumbuh-tumbuhan. Halaman sekolah sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pembelajar.

f) Manajemen Hubungan sekolah dengan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang dapat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah juga


(46)

harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan – tujuan, program – program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah, sehingga antara sekolah dengan masyarakat harus terbina hubungan yang harmonis.

Macam-macam Keterampilan Manajerial Kepala Pendidikan Anak Usia Dini, peranan kepala PAUD sebagai manajer, perlu memiliki keterampilan manajerial. Terdapat tiga macam bidang keterampilan yang perlu dimiliki oleh manajer pendidikan, yaitu keterampilan konsep, manusiawi (human skill), dan keterampilan teknik. Ketiga keterampilan manajerial tersebut diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerial secara efektif, meskipun penerapan masing-masing keterampilan tergantung pada tingkatan manajer dalam organisasi. Agar seorang kepala PAUD secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, maka kepala PAUD sangat memerlukan ketiga macam keterampilan tersebut.

Menurut Harsey dalam Pidarta (2004:204): ada tiga macam keterampilan manajer yaitu keterampilan konsep, keterampilan manusiawi, dan keterampilan teknik. Keterampilan konsep ialah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, sedangkan keterampilan manusiawi ialah keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan mengarahkan, sementara itu keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan,


(47)

metode, teknik, dan perlengkapan, untuk menyelesaikan tugas tertentu. Mengemukakan bahwa dalam penyiapan khusus jabatan kekepalasekolahan, di bidang adminstrasi pendidikan ada lima kelompok kompetensi yang diperlukan untuk memenuhi fungsi dasar Kepala sekolah, dalam hal ini ialah PAUD, yakni program instruksional, kepegawaian, kesisiwaan, sumber-sumber fisik dan financial, dan hubungan masyarakat dan sekolah. Blumberg (dalam Mantja, 2002:03): meletakkan kompetensi Kepala sekolah berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya lebih menekankan kompetensi manjerial dan kepemimpinan Kepala sekolah. Servioganni dalam Mantja (2002:03) menekankan kompetensi Kepala sekolah berdasarkan peran utamanya: statesperson leadership educational leadership organizational leadership, administrative leadership, supervisiory leadership and team leadership. Menurut Harsey dalam Pidarta (2004:204): ada tiga macam keterampilan manajer yaitu keterampilan konsep, keterampilan manusiawi, dan keterampilan teknik

2.2.1 Keterampilan Konsep

Menurut Rivai dan Mulyadi (2012:23): Keterampilan Konsep adalah Keterampilan konsep merupakan keterampilan kognitif seperti kemampuan analits, berpikir logis, membuat konsep pemikiran induktif, dan pemikiran deduktif. Dalam arti umumnya keterampilan konsep termasuk penilaian yang baik, dapat melihat kedepan, intuisi, kreatif, dan kemampuan untuk menemukan arti dan sukses mengelola peristiwa-peristiwa yang ambisius tidak pasti. Benton

(1995) mengartikan keterampilan konsep sebagai “kemampuan yang bedrkaitan dengan menggunakan gagasan dan menjabarkannya untuk mendapatkan


(48)

pendekatan baru dalam menjalankan departemen-departemen atau perusahaan”.

Sementara menurut Kadarman dan Yusuf Udaya (2003:71) keterampilan konsep

adalah “kemampuan mental untuk mengkoordinasi, memecahkan masalah,

membuat keputusan, dan pembuatan rencana” Sehingga dari kedua pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa ketremapilan konsep merupakan kemampuan mengembangkan gagasan untuk merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan pengawasan, dan memcahkan masalah. Dalam organisasi pendidikan keterampilan konsep adalah keterampilan yang dimiliki oleh Kepala PAUD sebagai suatu keseluruhan, merencanakan perubahan, merancang tujuan sekolah, membuat penilaian secara tepat tentang efektifitas kegiatan sekolah dan mengkoordinasikan program secara harmonis (Kadarman dan Yusuf Udaya (2003:71). Setiap Kepala PAUD harus dapat memecahkan persoalan melaluli suatu analisis, kemudian meyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang fleksible. Selain itu Kepala PAUD harus mampu melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan, memandang persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak terpisahkan dari satu keselurhan. Indikator - indikator tersebut terdri dari Keterampilan konsep meliputi:

a) Kemampuan menganalisis b) Kemampuan berpikir rasional

c) Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi d) Mampu menganalisis berbagai kejadian


(49)

f) Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-problem sosial.

Adapun keterampilan konsep Menurut Pidarta (2004:207) yaitu:

untuk memiliki kemauan manajer terutama keterampilan konsep, para manajer tertinggi diharapkan: (1) selalu belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para bawahan, (2) melakukan observasi secara terencanatentang kegiatan-kegiatan manajemen, (3) banyak membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan dengan yang sedang dilaksanakan, (4) memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain, (5) berpikir untuk masa yang akan datang, (6) merumuskan ide-ide yang dapat diujicobakan.”

2.2.2 Keterampilan Manusiawi (Human Skill)

Menurut Rivai dan Mulyadi (2012:25): Keterampilan manusiawi (human skill) merupakan keterampilan anatar pribadi, yaitu pengetahuan mengenai perilaku manusia, dan proses-proses kelompok, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, serta motivasi dari orang lain dan kemampuan untuk mengkomonikasikan dengan jelas dan persuasif. Keterampilan manusiawi (human skill) adalah kemampuan seseorang dalam hal ini manajer dalam bekerja sama, memahami aspirasi dan memotivasi anggota organisasi guna memperoleh pertisipasi yang optimal guna mencapai tujuan. Dalam organisasi pendidikan, keterampilan manusiawi (human skill) adalah kemampuan Kepala PAUD untuk mendirikan sistem komonikasi dua arah yang terbuka dengan personel sekolah dan anggota masyarakat lainnya untuk menciptakan suasana kepercayaan terhadap sekolah dan meningkatkan unjuk kerja guru. Seorang Kepala PAUD harus mampu memahami isi hati, sikap dan motif orang lain mengapa orang lain tersebut berkat dan berprilaku. Indikator Keterampilan manusiawi (human skill) meliputi:


(50)

a) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama b) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain c) Kemampua untuk berkomonikasi secara jelas dan efektif

d) Kemampuan untuk menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis

e) Mampu berperilaku yang dapat diterima.

Sedangkan menurut Pidarta (2004:217): keterampilan manusiawi pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang-orang yang diajak bekerja dengan memperhatikan kodrat dan harkatnya sebagai manusia.

2.2.3 Keterampilan Teknik

Keterampilan teknik merupakan keterampilan yang mengetahui tentang metode-metode, proses-proses, prosedur, serta teknik-teknik untuk melakukan kegiatan khusus dalam unit organisasi. Dalam bidang pendidikan, keterampilan teknik adalah kemampuan Kepala PAUD dalam menanggapi dan memahami serta cakap menggunakan metode-metode termasuk bukan pengajaran, yaitu pengetahuan keuangan, pelaporan, penjadwalan, dan pemeliharaan. Dalam hal ini seorang kepala PAUD mampu mewujudkan semua konsep yang telah dibuat kedalam tindakan atau perilaku dalam organisasi, sebab ia behadapan langsung dengan para petugas pendidikan, terutama para guru. Indikator Keterampilan Manajerial Kepala PAUD Seorang Kepala PAUD hendaknya memahami betul apa yang menjadi tugas dan peranannya di sekolah. Jika Kepala PAUD mampu memahami tugas dan peranannya sebagai Kepala PAUD, ia akan mudah dalam menjalankan tugasnya, terutama berkenaan dengan manajemen sekolah yang akan dikembangkannya. Bekal


(51)

kemampuan dalam memahami kompetensi sebagai seorang Kepala PAUD ini akan menjadi bekal dalam pelaksanaan tugas yang harus dilakukannya. Kepala PAUD sebagai manajer seharusnya juga mampu memahami indikator-indikator keterampilan manajerial Kepala PAUD, baik keterampilan konsep,

manusiawi (human skill), maupun keterampilan teknik. Indikator keterampilan teknik meliputi:

a) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus

b) Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khus tersebut.

Sedangkan menurut Pidarta (2004:231) keterampilan teknik berupa: (1) persiapan yang diperlukan oleh para guru, (2) pengarahan tata tertib dan cara mengajar, (3) jadwal mengajar agar tidak tabrakan dengan lembaga, (4) transportasi ke lokasi mengajar, (5) format presentasi dan instruktur, (6) format pencatatan bahan-bahan pelajaran yang sudah dipelajari, (7) model pengukuran dan penilaian dibuat dengan instruktur, (8) format hasil belajar dibuat bersama dengan instruktur.

2.3 Manajemen Kurikulum

Menurut Suryosubroto (2004: 32) mengemukakan bahwa: kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepadan seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Pengalaman anak didik di sekolah dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan pendidikan antara lain mengikuti olah raga dan kesenian dan karya wisata atau praktek dalam laboratorium di sekolah.


(52)

Menurut Rusman (2009:3) mengemukakan bahwa: manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.

Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada. Kegiatan-kegiatan Manajemen Kurikulum:

1) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas guru

- Pembagian tugas mengajar. Pembagian tugas mengajar biasanya dibicarakan dalam rapat guru menjelang permulaan pelaksanaan program baru (pada awal tahun ajaran atau menjelang semester baru).

- Pembagian tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakurikuler.

Menurut Suryosubroto (2004:43): kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku. Kegiatan ini misalnya pekan olahraga dan seni (Porseni), usaha kesehatan sekolah (UKS), gerakan pendidikan pramuka, gerakan meabung, dan lain-lain.

- Koordinasi persiapan meengajar

2) Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran, persiapan mengajar adalah:

- Penyusunan jadawal pelajaran. Jadwal pelajaran berguna untuk mengetahui apa yang akan diajarkan pada suatu waktu dalam suatu kelas, dari sudut guru jadwal pelajaran merupakan pedoman di kelas mana ia harus


(53)

mengajar tepat waktu itu, dan berapa lama ia harus ada di kelas itu, untuk kemudian harus pindah kelas yang lain lagi.

- Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu (caturwulan semestes, tahunan). Dalam menyusun program yang harus di lihat adalah urutan isi kurikulum sekolah yang bersangkutan yang dimaksud isi di sini terutama adalah jumlah atau macam pokok bahasan, dari setiap bidang studi.

- Pengisian daftar kemajuan murid. Daftar kemajuan kelas dapat berupa yang apabila sudah diisi oleh guru yang bertugas pada kelas tertentu, maka orang lain akan mengetahui sejauh mana kemajuan jalannya pelajaran untuk kelas itu.

- Penyelenggarakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi (penilaian) hasil belajar berguna dan bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi guru tentang sejauh mana tujuan pengajaran telah tercapai, sehingga dapat diketahui apakah guru masih harus memperbaiki langkah-langkah yang telah ia tempuh dalam kegiatan mengajar.

- Laporan hasil evaluasi

- Kegiatan bimbingan penyuluhan

-2.4 Sarana Prasarana

Manajemen sarana prasarana adlah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan material bagi terselenggaranya proses pendidikan sekolah. Manajemsung den sarana prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses


(54)

belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Mulyasa (2007:49) menyatakan bahwa:

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah.

Sedangkan menurut Arikunto dan Yuliana (dalam Mulyasa, 2007: 56) menyatakan bahwa: manajemen sarana disebut manajemen materiil, yaitu segenaproses penataan yang bersangkut-paut dengan pengadaan dan sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar.

Departemen Pendidikan Nasional saat ini Kementrian Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien.

Menurut Rohiyat (2009:26) mengemukakan bahwa:

Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Kegiatan manajemen sarana prasarana meliputi: (1) perencanaan kebutuhan; (2) pengadaan; (3)


(55)

penyimpanan; (4) penginventarisasian; (5) pemeliharaan; dan (6) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.

2.5 Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori yang telah disampaikan, keterampilan manajerial penting dimiliki oleh seorang kepala PAUD. Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk menggerakkan orang lain dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Input dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses. Input dalam penelitian ini berupa Sumber Daya Manusia yang terdiri dari Kepala PAUD, guru, ketua komite, orang tua murid. Selaian sumber daya manusia maka yang menjadi input adalah sarana prasarana. Sedangkan proses yang dilihat adalah keterampilan manajerial dari kepala PAUD ABA Metro Pusat meliputi keterampilan konsep yaitu keterampilan yang dimiliki oleh kepala PAUD sebagai suatu keseluruhan, merencanakan perubahan, merancang tujuan PAUD, membuat penilaian secara tepat tentang efektifitas kegiatan PAUD dan mengkoordinasikan program secara harmonis. Keterampilan manusiawi (human skill) yaitu kemampuan kepala PAUD untuk mendirikan sistem komunikasi dua arah yang terbuka dengan personel PAUD dan anggota masyarakat lainnya untuk menciptakan suasana kepercayaan terhadap PAUD dan meningkatkan unjuk kerja guru. Serta keterampilan teknis yaitu kemampuan kepala PAUD dalam menanggapi dan memahami serta cakap menggunakan metode-metode termasuk bukan pengajaran, yaitu pengetahuan keuangan, pelaporan, penjadwalan, dan pemeliharaan.


(56)

Output dalam penelitian ini adalah kinerja dari guru PAUD ABA Metro Pusat. Berikut kerangka berpikir kepemimpinan manajerial Kepala Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ABA Metro Pusat.

INPUT PROSES OUTPUT

Keterampilan Manajerial Kepala PAUD:

- Keterampilan konsep - Keterampilan manusiawi

(human skill)

- Keterampilan teknik

Kinerja PAUD SDM

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian - Faktor-faktor Pendukung


(1)

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Dalam bab VI ini secara berturut-turut dibahas tentang kesimpulan, saran, dan implikasi.

6.1 Simpulan

Simpulan disusun berdasarkan pada fokus yang diajukan dalam penelitian,

6.1.1 Keterampilan konsep kepemimpinan Kepala PAUD ABA Kauman Metro Pusat sudah memiliki kemampuan menganalisis dalam suatu permasalahan atau problem, sudah memiliki kemampuan untuk berpikir rasional dalam setiap tindakannya, memiliki kemampuan yaitu ahli dan cakap dalam berbagai macam konsepsi, dan Kepala PAUD ABA Metro Pusat sudah melakukan observasi secara terencana tentang kegiatan-kegiatan manajemen.

6.1.2 Keterampilan manusiawi kepemimpinan Kepala PAUD ABA Kauman Metro Pusat dalam menjalankan tugasnya Sudah sesuai harapan untuk memahami perilaku para guru dan murid, memahami isi hati, sikap, dan motif guru dan murid, untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif kepada guru dan murid, serta sudah sesuai harapan untuk menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis, dan diplomatis.


(2)

110 6. 1.3 Keterampilan teknis kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro yaitu Sudah sesuai harapan dalam melaksanakan kegiatan selalu melakukan proses yang procedural dan Sudah sesuai harapan dalam memanfaatkan teknologi IT dalam segala kegiatan.

6.1.4 Faktor-faktor pendukung berupa kurikulum sudah sesuai dengan kondisi anak, sarana-prasarana masih kurang dan perlu ditambah. Selain itu partisipasi orang tua yang sebagian kecil tidak mendukung kemajuan PAUD, sebagian kecil guru SDM belum memenuhi kualifikasi S1 namun sebagian besar guru yang belum menguasai teknologi atau IT sehingga dalam penyusunan RKH tidak menggunakan ketikan komputer. Kebijakan kepala PAUD belum semua dapat diterima bawahan.

6.2 Implikasi

Implikasi dapat dirumuskan berdasarkan temuan-temuan penelitian yang merupakan konsekuensi logis mencapai kondisi ideal dalam kepemimpinan manajerial kepala PAUD. Implikasi dari penelitian ini antara lain adalah :

6.2.1 Keterampilan konsep kepemimpinan PAUD ABA Kauman Metro Pusat Kota Metro dibutuhkan dalam memanage PAUD. Bentuk keterampilan manjerial ini berupa kemampuan menganalisis dalam suatu permasalahan atau problem, memiliki kemampuan untuk berpikir rasional dalam setiap tindakannya, memiliki kemampuan yaitu ahli dan cakap dalam berbagai macam konsepsi, serta melakukan observasi secara terencana tentang kegiatan-kegiatan manajemen sehingga prestasi PAUD ABA Kauman dapat tercapai. Apabila keterampilan itu sudah dimiliki oleh seorang


(3)

kepala PAUD maka menghasilkan kinerja guru yang bagus serta prestasi guru yang tinggi.

6.2.2 Kemampuan manajerial kepala PAUD berupa keterampilan manusiawi berpengaruh terhadap kemajuan PAUD khususnya dalam meingkatkan prestasi PAUD. Memberikan kenyamanan dalam semua kegiatan dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di kelas bagi guru-guru.

6.2.3 Penguasaan teknik sebagai wujud keterampilan teknik kepala PAUD dapat menjadi bekal bagi pimpinan untuk memotivasi bawahan dan menjadi tutor peningkatan SDM guru-guru paud sehingga pelayanan terhadap pelanggan lebih prima .

6.2.4. Faktor-faktor pendukung dalam menigkatkan prestasi PAUD dengan melengkapi sarana prasarana, memanfaatkan lahan sempit agar dapat mengeksplor lagi kreativitas murid. Menyesuiakan kurikulum pembelajaran dengan kondisi murid.

Faktor-faktor kendala dalam meningkatkan pretasi PAUD hendaknya diminimalisir. Dalam faktor partisipasi orang tua sebagai konsekuensi dari peningkatan manajemen dengan melakukan pendekatan dan membentuk komunitas sekolah sehingga intensitas pertemuan orangtua murid dengan pihak sekolah lebih sering. dari kendala sumber daya manusia melakukan inovasi pembelajaran, sehingga siswa mampu menyerap materi pembelajaran menggunakan LCD berupa animasi-animasi hidup yang dapat membangkitkan inkuiri murid.


(4)

112

.6.3 Saran

Berdasarkan Simpulan hasil penelitian dapat disarangkan beberapa hal sebagai berikut:

6.3.1 Kepala PAUD

Kepala PAUD sebagai guru dan pemimpin di sekolah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai educator, managerial, administrator, supervisor, leader, inovaator, motivator, dan entrepreneurship juga menguasai keterampilan manajerial meliputi keterampilan konsep, keterampilan manusiawi, dan keterampilan teknis serta dapat menjadi teladan bagi warga sekolah, aktif meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan latihan, mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan perkembangan ipteks.

6.3.2 Dinas Pendidikan, perlu melakukan evaluasi tentang kinerja kepala PAUD secara berkala sebagai motivasi bagi kepala PAUD dalam meningkatkan implementasi peran EMASLIME yang dilakukan secara transparan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi dan yuliana, Lia. 2009. Managemen Pendidikan. Aditya Media dan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Yogyakarta.

Aswandi. 2001. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Renika Cipta. Jakarta. Bungin, Burhan. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodelogi ke

Arah Ragam Varian Konteporer. Rajawali \press, Jakarta.

Emzir, 2011.Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Rajawali Pers. Jakarta.

Fadem. 2009. Seni Mengajukan Pertanyaan Menuju Kesuksesan Bisnis. BIP Kelompok Gramedia. Jakarta.

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ghony dan Almansur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar Ruzz Media.Jogyakarta.

Guba, E.G & Licoln Y.S. 1981. Efektif Evaluation Improving the usefulness of Evaluation Result through responsive and Naturalistik Approaches. Jassey-Bass inc. publisher.

Hamalik. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara. Bandung. Hoy, W.K & Miskel, C.G.2005. Eduacational Administartion Theory, Research,

and Practice. Newyork: Random House, Inc.

Kadarman dan Yusuf Udaya . 2003. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Renika Cipta. Jakarta.

Mantja, W. 2003. Etnografi Desain Penelitian dan Manajemen Pendidikan,Wineka Media. Malang.

Masyhuri, dan. Zainuddin, 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.PT Refika Aditama. Malang.


(6)

114 Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mulyasa, 2007.Manajemen Berbasis Sekolah.Remaja Rosdakarya, Bandung. 216

h.

Owens. 1991. Organizational Behavior in Education. 4th. Ed. Boston: Allyn and Bacon

Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta Prasojo dan Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Penerbit Gava

Media.Yogyakarta.

Rivai dan Mulyadi. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Rajawali Pers. Jakarta.

Robbins. 2003. Perilaku Organisasi. Indeks. Jakarta.

Rohiyat . 2009. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan praktik. Refika Aditama, Bandung.

Sallis. 2011. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Penerbit IRCiSod. Yoyakarta.

Sergiovanni, T. J., el 1991. Educational Governance and Administration (third edition). Massasuchests: Publishing Group.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cet Ke-8. Bandung : Alfabeta

Sunyoto dan Wahyudi. 2011. Manajemen Operasional (Teori, Soal-Jawab, & Soal Mandiri). CAPS.Jogyakarta.

Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Renika Cipta. Jakarta. Suteja. 2002. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Penerbit IRCiSod.

Yoyakarta.

Wahjosumidjo, 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.

Yin, Robert, K. 2011. Studi Kasus Desaian dan Metode. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.