2. Besarnya karakteristik
Berapa orangjam yang berada disini, berapa besar ruangan yang dibutuhkan, berapa sering dan untuk berapa lama seting itu dipergunakan.
3. Objek Perilaku
Tipe seperti apa dan berapa banyak perilaku yang terjadi, bagaimana kemungkinan-kemungkinan stimulasi, respon, dan adaptasi yang mungkin
terjadi. 4.
Pola Aktifitas Aktifitas apa yang terjadi disana, seberapa unik dan berulang hal-hal yang
dilakukan pemakai. Kesimpulannya adalah pentingnya mengetahui seting perilaku dan kelompok
pemakai di dalam mengalisa perilaku eksisting lingkungan binaan yang akan dirancang.
2.3 Mengumpulkan dan menggunakan informasi Perilaku
Ada beberapa langkah-langkah penting yang harus diperhatikan di dalam kita mengamati pola perilaku disuatu keadaan Porteous, 1977.
1. Survey, angket, dan wawancara
2. Mengukur atribut-atribut dari keadaan lingkungan visual
3. Pengukuran yang kurang menonjol dari keadaan alam dan utilitas arsitektur
Disini pengamatan yang detail dan spesifik terhadap suatu seting perilaku sangat penting agar didapatkan pola yang unik dan khas dari pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
4. Evaluasi keadaan lingkungan; Pengamatan perilaku dan pengaruhnya
terhadap lingkungan. 5.
Kesimpulan evaluasi, kepuasan pengguna, dan penerapannya terhadap desain.
Dari langkah-langkah diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa menggunakan informasi perilaku yang telah kita dapatkan merupakan faktor penting
di dalam menentukan langkah desain ke depan. Kepuasan pengguna sebagai seting perilaku yang diamati merupakan tujuan utama dari pengamatan.
2.4 Makna Lingkungan
Scheiderfranken 1981 mengemukakan tentang arti bentuk sebagai faktor teratur pada jiwa manusia:
“Lingkungan kita harus memperlihatkan bentuk yang kita rasakan sebagai murni dan benar. Jangan kita lupa, bahwa semua lingkungan kita
mempengaruhi kita kembali dan membentuk kita.” Pernyataan diatas menyatakan bahwa setiap lingkungan itu pasti akan
mempengaruhi manusia di dalamnya. Manusia sebagai pengguna akan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan berusaha mendapatkan yang terbaik sesuai dengan
kebutuhan dasarnya dari lingkungannya tersebut. Satu yang juga dapat dipakai untuk menuliskan analisa dan melihat material
yang belum dengan benar dipakai untuk mengevaluasi lingkungan tetapi tidak terstruktur, cara penilaian tersendiri untuk keperluan lain; Mereka meliputi deskripsi
Universitas Sumatera Utara
perjalanan, novel, cerita, lagu, berita koran, ilustrasi, seting film atau televisi, dan iklan. Material ini menunjukkan bagaimana masyarakat melihat lingkungannya,
bagaimana mereka merasakannya, apa yang mereka suka dan tidak suka dari lingkungan tersebut, dan sikap apa yang menjadi tanggapan pribadi Rapoport, 1977.
Apa yang terlihat signifikan dari berbagai contoh yang telah banyak diberikan dan dapat diterapkan ditempat lain, tetapi terkadang tidak sesuai diterapkan di kondisi
yang berbeda. Ada berbagai hal yang harus diperhatikan untuk untuk meletakkan suatu benda kedalam suatu tempat. Kerangka berfikir yang besar mulai muncul,
menghubungkan berbagai konsep, teori, disiplin ilmu yang tidak berhubungan dan berbeda. Kesimpulan-kesimpulan yang mulai muncul untuk memprediksi dan
mengkonfirmasi apa yang telah dipelajari. Tegasnya penelitian dan pengamatan yang dilakukan digunakan untuk mengetest prediksi kedepan yang terjadi sehingga dapat
dibuktikan dan digunakan. Hasil yang ingin dicapai dan kerangka berfikirnya harus tegas, ringkas tetapi
jelas. Harus spesifik, menggunakan pendekatan yang relatif sederhana dengan menggunakan medel komunikasi nonverbal. Bahkan adakalanya suatu penilaian yang
sangat kritis disandingkan dengan pengamatan secara komunikasi nonverbal yang lebih sederhana akan menjadi suatu keuntungan.
Pendekatan perilaku melalui pengamatan, pencatatan, lalu kemudian dianalisis. Itu relatif sangat sederhana dan langsung ke pokok permasalahan. Dan juga
relatif lebih gampang untuk dipindahkan ke pendekatan yang lain. Juga memungkinkan untuk mengembangkan konsep yang terstruktur. Juga dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk membandingkan kebudayaan yang berbeda dengan menggunakan pendekatan materi sejarah, arkeologi, dan etnografi.
Sebagai contoh sebuah kelompok yang telah mapan secara gaya hidup dan kualitas lingkungannya. Uraikanlah sistem aktifitasnya, sistem pengaturan, daerah
atau lokasinya, dan juga sistem akomodasi mereka. Dengan pengamatan dan analisa perilaku mereka siapa, apa, dimana, kapan, dan untuk apa, data-data tersebut dapat
dengan cepat disimpulkan dan dimengerti. Mereka dapat menggunakannya untuk grup tersebut untuk dirinya. Dapat juga digunakan untuk persentase kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi. Dan dapat untuk mengetahui kepuasan dan ketidakpuasan dari perilaku dan kelakuan komunitas tersebut.
Yang kedua adalah pendekatan yang dilakuan secara umum untuk suatu kebudayaan manusia. Metode ini interpretatif, harus mengacu kepada penelitian-
penelitian lain yang telah dilakukan. Dari berbagai kepingan-kepingan kecil informasi yang berbeda tentang bagaimana mereka terhubung, atau bagaimana perbedaan
tempat dan prinsip yang berbeda terhubung, mengungkapkan hubungan yang tidak disangka-sangka. Kerangka berfikir dan konsep dapat dibangun dari membandingkan
kebudayaan yang berbeda dan sejarahnya, hubungan primitive, vernacular, dan kondisi lingkungan, contoh tradisional maupun modern.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pendapat diatas adalah bagaimana melakukan pengamatan dan analisa perilaku siapa, apa, dimana, kapan, dan untuk
apa. Manusia sebagai pengguna akan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan berusaha mendapatkan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dasarnya dari
Universitas Sumatera Utara
lingkungannya tersebut. Pendekatan perilaku melalui pengamatan, mencatatan, lalu kemudian dianalisis. Itu relatif sangat sederhana dan langsung ke pokok
permasalahan.
2.5 Teori Place