I.7 Kerangka Berpikir
Secara garis besar keseluruhan kegiatan di dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan suatu kerangka berfikir gambar 1.3.
Gambar 1.3 Kerangka berpikir Sumber: Analisa Penulis
Universitas Sumatera Utara
I.8 Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari
dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang tinjauan teoritis dari kasus pengamatan, tinjauan
terhadap teori arsitektur perilaku, dan kepustakaan yang berhubungan dengan kasus. Bab 3 Metodologi Perancangan
Menguraikan langkah-langkah proses penelitian yang dilakukan di dalam menganalisa kasus penelitian.
Bab 4 Tinjauan Umum Proyek Menguraikan tentang deskripsi proyek, pemilihan serta studi banding proyek
sejenis. Bab 5 Tinjauan Kasus Penelitian
Menguraikan tentang analisa-analisa perilaku, tabulasi kegiatan, pemetaan perilaku, analisa–analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar.
Bab 6 Pembahasan dan Konsep Menguraikan tentang konsep-konsep dari deskripsi kegiatan, analisa
hubungan aktivitas, hubungan antar ruang, serta kriteria dan kebutuhan ruang. Bab 7 Kesimpulan
Menguraikan dan mengambil nilai-nilai hasil pengamatan kasus penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar-Dasar Arsitektur dan Perilaku
Ziesel 1981 di dalam bukunya mengatakan bahwa: “Observing behavior means systematically watching people use their
environments: individuals, pairs of people, small groups, and large groups. What do they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial
relations affect participants. At the same time, observers of environmental behavior look at how a physical environment supports or interferes with behaviors taking
place within it, especially the side effects the setting has on relationships between individuals or groups.”
Di dalam menganalisa perilaku yang perlu diperhatikan adalah bagaimana orang menggunakan elemen arsitektur secara pribadi, berpasangan, kelompok kecil,
dan kelompok besar. Apa saja yang mereka lakukan, bagaimana aktifitas saling berkait, apa pengaruhnya terhadap si pengguna, dan bagaimana elemen fisik itu
berpengaruh terhadap kegiatan. Di suatu taman, sebagai contoh, satu pengamat melihat seorang anak yang
sedang bermain, yang dijaga oleh ayahnya, yang dengan penuh kecemasan melompat setiap kali si anak tidak terlihat. Anak yang tersembunyi dari pandangan mencetuskan
suatu reaksi oleh ayahnya.
Universitas Sumatera Utara
Mengamati perilaku di dalam seting-seting secara fisik menghasilkan data tentang aktifitas orang-orang dan hubungan-hubungan yang diperlukan untuk
mendukung mereka; tentang keteraturan-keteraturan perilaku; penggunaan- penggunaan yang diharapkan, penggunaan-penggunaan baru, dan penyalahgunaan-
penyalahgunaan dari suatu tempat; dan tentang kemungkinan dan kendala-kendala tingkah laku yang lingkungan akibatkan.
Jika peneliti ingin mengetahui lebih mendetail seberapa sering suatu aktifitas berlangsung, mereka dapat menggunakan data observasi kualitatif untuk
mengembangkan daftar yang digunakan untuk menghitung. Untuk masing-masing aktifitas yang ada di dalam daftar, pengamat merekam karakteristik dari para peserta
sendirian atau di dalam kelompok, tempat, waktu, dan kondisi-kondisi lain yang relevan, seperti cuaca.
Para perancang dapat menggunakan penelitian di dalam proyek-proyek desain yang besar untuk memahami lebih baik persamaan dan variasi-variasi di antara jenis-
jenis masyarakat. Contohnya, sebagai ganti perancangan suatu sekolah untuk 273 individu yang unik dan berbeda, seorang perancang dapat menggunakan penelitian
untuk membedakan kebutuhan dari para siswa, guru, pengurus sekolah, dan para pekerja pemeliharaan sekolah.
Kita dapat menggunakan individu yang dapat mewakili dengan menguraikan posisi sosial atau status seseorang: status usia, status
perkawinan, status pendidikan, status profesional, dan seterusnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Pola aktifitas Setiap aktifitas individu adalah suatu pola dari sistem aktifitasnya secara
keseluruhan. Sistem aktifitasnya merupakan suatu aliran aktifitas selama suatu periode waktu yang spesifik Chapin dan Brail, 1969.
Klasifikasi Chapin-Brail 1969 adalah suatu konsep yang memiliki nilai karena mereka membedakan 3 dasar dari pengaruh perilaku manusia.
1. Tingkatan dari interaksi
Aktifitas dikategorikan menurut dari individu itu beraktifitas. Apakah sendiri, dengan kelompok keluarga, ataupun dengan orang lain.
2. Lokasi
Lokasi dari suatu aktifitas itu berada sangat menentukan dari subjek yang akan diamati aktifitasnya.
3. Kewajiban dan kebebasan untuk menentukan
Setiap individu dimungkinkan untuk melakukan berbagai aktifitas. Ada yang dilakukan menurut keinginannya. Namun ada pula yang merupakan
suatu kewajiban karena keadaan.
2.2 Hubungan Arsitektur dengan Perilaku