Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp terhadap Vigor Benih dan Bibit Cabai Besar (Capsicum annuum L.)

PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM spp
TERHADAP VIGOR BENIH DAN BIBIT CABAI BESAR
(Capsicum annuum L.)

GONI
A24051333

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM spp
TERHADAP VIGOR BENIH DAN BIBIT CABAI BESAR
(Capsicum annuum L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

GONI

A24051333

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

RINGKASAN

GONI. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp terhadap Vigor Benih dan
Bibit Cabai Besar (Capsicum annuum L.).
(Dibimbing oleh ENY WIDAJATI dan SELLY SALMA).
Tujuan

penelitian

adalah

untuk


mengetahui

pengaruh

aplikasi

Methylobacterium spp dalam meningkatkan vigor benih dan bibit cabai besar
(Capsicum annuum L.) serta mencari teknik aplikasinya. Penelitian dilaksanakan
di Rumah Kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian serta Bagian Ilmu dan Teknologi Benih,
Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor mulai bulan
Maret sampai dengan Juni 2009.
Percobaan I dilaksanakan di laboratorium menggunakan rancangan acak
kelompok dua faktor. Faktor pertama adalah aplikasi isolat Methylobacterium spp
yaitu tidak direndam (kontrol), direndam dengan isolat TD-J7, TD-TPB3, dan
kombinasi TD-J7+TD-TPB3. Faktor kedua adalah tingkat viabilitas awal benih
yaitu benih dengan daya berkecambah 62% dan 90%.
Percobaan II dilaksanakan di rumah kaca sampai dengan fase bibit.
Percobaan ini terdiri atas tiga jenis isolat yaitu isolat TD-J7, TD-TPB3, dan
kombinasi TD-J7+TD-TPB3. Percobaan dilakukan dengan menggunakan

rancangan Split-Plot RAK. Petak utama adalah aplikasi isolat Methylobacterium
spp yang terdiri atas empat taraf yaitu tidak direndam + tidak disemprot (kontrol),
direndam + disemprot, direndam + tidak disemprot, dan tidak direndam +
disemprot. Anak petak adalah tingkat viabilitas awal benih yaitu benih dengan
daya berkecambah 62% dan 90%.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi isolat Methylobacterium spp
strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 di laboratorium
memberikan pengaruh terhadap tolok ukur indeks vigor dan kecepatan tumbuh
benih.
Aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 di pembibitan yang
diaplikasikan dengan cara tidak direndam + disemprot dapat meningkatkan
jumlah daun, tinggi bibit, dan bobot kering bibit, sedangkan yang diaplikasikan

dengan cara direndam + disemprot dapat meningkatkan persentase bibit berbunga
baik pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun 90%.
Isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan
cara tidak direndam + disemprot dapat meningkatkan jumlah daun dan persentase
bibit berbunga pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% yaitu masingmasing sebesar 2.1 helai daun dan 15.2%. Pada benih yang berviabilitas awal 90%
aplikasi tersebut dapat meningkatkan jumlah daun, persentase bibit berbunga,
tinggi bibit, dan bobot kering bibit masing-masing sebesar 4.4 helai daun, 30.8%,

5.1 cm dan 0.140 g.
Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% isolat Methylobacterium
spp strain TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam + disemprot dapat
meningkatkan tinggi bibit sebesar 5.1 cm, sedangkan yang diaplikasikan dengan
cara direndam + tidak disemprot dapat meningkatkan bobot kering bibit, yaitu
sebesar 0.091 g.
Pada benih yang berviabilitas awal 62% isolat Methylobacterium spp
kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam +
disemprot dapat meningkatkan jumlah daun, bobot kering bibit, dan persentase
bibit berbunga, yaitu masing-masing mengalami peningkatan sebesar 2.4 helai
daun, 0.142 g, dan 10.9%. Pada benih yang berviabilitas awal 90% aplikasi
tersebut dapat meningkatkan jumlah daun sebesar 4.3 helai daun dan persentase
bibit berbunga sebesar 30.5%.
Isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang
diaplikasikan dengan cara direndam + tidak disemprot dapat meningkatkan tinggi
bibit pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun 90%, yaitu masingmasing sebesar 5.6 dan 3.2 cm. Pada aplikasi tersebut, pada benih yang
berviabilitas awal 90% bobot kering bibit meningkat sebesar 0.107 g.
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa Methylobacterium spp
strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 dapat meningkatkan
vigor bibit cabai besar (Capsicum annuum L.).


Judul : PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM spp TERHADAP
VIGOR BENIH DAN BIBIT CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)
Nama : GONI
NRP

: A24051333

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Eny Widajati, MS
NIP. 19610106.198503.2.002

Dra. Selly Salma, M.Si
NIP. 19630714.199003.2.001


Mengetahui.
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr
NIP. 19611101.198703.1.003

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 28 Januari
1986. Penulis merupakan anak ke dua dari enam bersaudara dari pasangan Bapak
H. Roji’i dan Ibu Warkinah.
Pada tahun 1999 penulis lulus dari SDN II Pabuaran Lor, kemudian pada
tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di MTsN Ciledug, Cirebon. Selanjutnya
penulis lulus dari SMAN 1 Babakan Cirebon pada tahun 2005.
Tahun 2005 penulis diterima di IPB melalui jalur Ujian Seleksi Masuk
IPB (USMI). Selanjutnya tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian (mayor) serta

Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (minor).
Selama kuliah di IPB penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah
Dasar-Dasar Agronomi pada semester ganjil tahun 2008/2009. Pada tahun yang
sama (semester genap), penulis juga terpilih sebagai asisten praktikum mata
kuliah Dasar-Dasar Ilmu dan Teknologi Benih.

KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan sekalian alam
yang telah memberikan kekuatan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan baik. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.

Ibu Dr. Ir. Eny Widajati, MS dan Ibu Dra. Selly Salma, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan kesempatan dan bimbingannya selama
penulisan skripsi ini


2.

Ibu Ir. Ketty Suketi, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
untuk penyempurnaan skripsi ini

3.

Bapak Dr. Ir. Asep Setiawan, MS selaku dosen pembimbing akademik

4.

Badan Litbang Pertanian yang telah membiayai penelitian ini melalui
program KKP3T

5.

Kedua orang tua yang selalu tulus mendo’akan keberhasilan penulis

6.


Semua Guru yang telah membimbing penulis selama proses perkuliahan

7.

Kakak dan adik-adikku tercinta yang selalu membahagiakan penulis

8.

Segenap staf BB Biogen yang telah membantu selama proses penelitian

9.

Era Kurniati, Putri Ekasari, dan Riya Safariyah yang selalu kompak, setia
menemani, dan membantu selama proses penelitian

10. Keluarga besar Villa Bambu 2006-2010
11. Kak Arif, Kak Warid, Mba Ana, Mba Aida dan Mba Nurul atas segala
dukungan dan bantuan yang telah diberikan
12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan di sini
Semoga penelitian ini bermanfaat dan berkontribusi bagi petani Indonesia.


Bogor, Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
Latar Belakang .................................................................................. 1
Tujuan............................................................................................... 3
Hipotesis ........................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................
Cabai Besar (Capsicum annuum L.)...................................................
Pembibitan ........................................................................................
Viabilitas dan Vigor Benih ................................................................
Methylobacterium spp .......................................................................

4
4
6

8
11

BAHAN DAN METODE .............................................................................
Waktu dan Tempat ............................................................................
Bahan dan Alat..................................................................................
Metode ..............................................................................................

15
15
15
15

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21
Percobaan I. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Strain TD-J7, TD-TPB3, dan Kombinasi
TD-J7+TD-TPB3 terhadap Vigor Benih
Cabai Besar (Capsicum annuum L.) .............................. 21
Percobaan II. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Strain TD-J7, TD-TPB3, dan Kombinasi
TD-J7+TD-TPB3 terhadap Vigor Bibit
Cabai Besar (Capsicum annuum L.) ............................. 24
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 36
Kesimpulan ....................................................................................... 36
Saran ................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38
LAMPIRAN ................................................................................................. 43

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks
1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat
Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih
terhadap Vigor Benih Cabai Besar...................................................
21
2. Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas
Awal Benih terhadap Beberapa Tolok Ukur Vigor Benih Cabai
Besar ...............................................................................................

22

3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat
Methylobacterium spp Strain TD-J7, TD-TPB3, dan Kombinasi
TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Awal Benih terhadap Vigor
Bibit Cabai Besar ............................................................................

25

4. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Keserempakan
Tumbuh Bibit Cabai Besar ..............................................................

27

5. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Daya Tumbuh Bibit
Cabai Besar .....................................................................................

28

6. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Potensi Tumbuh
Maksimum Bibit Cabai Besar ..........................................................

28

7. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Jumlah Daun Bibit
Cabai Besar .....................................................................................

29

8. Kandungan Hormon yang dihasilkan Methylobacterium spp
Strain TD-J7 dan TD-TPB3 ............................................................. .

30

9. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Tinggi Bibit Cabai
Besar ...............................................................................................

31

10. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Bobot Kering Bibit
Cabai Besar .....................................................................................

32

11. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Persentase Bibit
Berbunga Cabai Besar........................................................................

34

Lampiran
1. Komposisi Media AMS per 1 Liter......................................................

47

2. Komposisi Trace Element per 100 ml..................................................

47

3. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Daya Berkecambah .....................................

47

4. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Indeks Vigor ...............................................

48

5. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Kecepatan Tumbuh .....................................

48

6. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Potensi Tumbuh Maksimum........................

48

7. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Bobot Kering Kecambah .............................

49

8. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain TDJ7 dan Viabilitas Benih terhadap Keserempakan Tumbuh....................

49

9. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain TDJ7 dan Viabilitas Benih terhadap Daya Tumbuh...................................

49

10. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Potensi Tumbuh
Maksimum........................................................................................

50

11. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Jumlah Daun ...........................

50

12. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Tinggi Bibit ..............................

50

13. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Bobot Kering Bibit..................

51

14. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Persentase Bibit Berbunga.......

51

PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM spp
TERHADAP VIGOR BENIH DAN BIBIT CABAI BESAR
(Capsicum annuum L.)

GONI
A24051333

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM spp
TERHADAP VIGOR BENIH DAN BIBIT CABAI BESAR
(Capsicum annuum L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

GONI
A24051333

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

RINGKASAN

GONI. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp terhadap Vigor Benih dan
Bibit Cabai Besar (Capsicum annuum L.).
(Dibimbing oleh ENY WIDAJATI dan SELLY SALMA).
Tujuan

penelitian

adalah

untuk

mengetahui

pengaruh

aplikasi

Methylobacterium spp dalam meningkatkan vigor benih dan bibit cabai besar
(Capsicum annuum L.) serta mencari teknik aplikasinya. Penelitian dilaksanakan
di Rumah Kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian serta Bagian Ilmu dan Teknologi Benih,
Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor mulai bulan
Maret sampai dengan Juni 2009.
Percobaan I dilaksanakan di laboratorium menggunakan rancangan acak
kelompok dua faktor. Faktor pertama adalah aplikasi isolat Methylobacterium spp
yaitu tidak direndam (kontrol), direndam dengan isolat TD-J7, TD-TPB3, dan
kombinasi TD-J7+TD-TPB3. Faktor kedua adalah tingkat viabilitas awal benih
yaitu benih dengan daya berkecambah 62% dan 90%.
Percobaan II dilaksanakan di rumah kaca sampai dengan fase bibit.
Percobaan ini terdiri atas tiga jenis isolat yaitu isolat TD-J7, TD-TPB3, dan
kombinasi TD-J7+TD-TPB3. Percobaan dilakukan dengan menggunakan
rancangan Split-Plot RAK. Petak utama adalah aplikasi isolat Methylobacterium
spp yang terdiri atas empat taraf yaitu tidak direndam + tidak disemprot (kontrol),
direndam + disemprot, direndam + tidak disemprot, dan tidak direndam +
disemprot. Anak petak adalah tingkat viabilitas awal benih yaitu benih dengan
daya berkecambah 62% dan 90%.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi isolat Methylobacterium spp
strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 di laboratorium
memberikan pengaruh terhadap tolok ukur indeks vigor dan kecepatan tumbuh
benih.
Aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 di pembibitan yang
diaplikasikan dengan cara tidak direndam + disemprot dapat meningkatkan
jumlah daun, tinggi bibit, dan bobot kering bibit, sedangkan yang diaplikasikan

dengan cara direndam + disemprot dapat meningkatkan persentase bibit berbunga
baik pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun 90%.
Isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan
cara tidak direndam + disemprot dapat meningkatkan jumlah daun dan persentase
bibit berbunga pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% yaitu masingmasing sebesar 2.1 helai daun dan 15.2%. Pada benih yang berviabilitas awal 90%
aplikasi tersebut dapat meningkatkan jumlah daun, persentase bibit berbunga,
tinggi bibit, dan bobot kering bibit masing-masing sebesar 4.4 helai daun, 30.8%,
5.1 cm dan 0.140 g.
Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% isolat Methylobacterium
spp strain TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam + disemprot dapat
meningkatkan tinggi bibit sebesar 5.1 cm, sedangkan yang diaplikasikan dengan
cara direndam + tidak disemprot dapat meningkatkan bobot kering bibit, yaitu
sebesar 0.091 g.
Pada benih yang berviabilitas awal 62% isolat Methylobacterium spp
kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam +
disemprot dapat meningkatkan jumlah daun, bobot kering bibit, dan persentase
bibit berbunga, yaitu masing-masing mengalami peningkatan sebesar 2.4 helai
daun, 0.142 g, dan 10.9%. Pada benih yang berviabilitas awal 90% aplikasi
tersebut dapat meningkatkan jumlah daun sebesar 4.3 helai daun dan persentase
bibit berbunga sebesar 30.5%.
Isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang
diaplikasikan dengan cara direndam + tidak disemprot dapat meningkatkan tinggi
bibit pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun 90%, yaitu masingmasing sebesar 5.6 dan 3.2 cm. Pada aplikasi tersebut, pada benih yang
berviabilitas awal 90% bobot kering bibit meningkat sebesar 0.107 g.
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa Methylobacterium spp
strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 dapat meningkatkan
vigor bibit cabai besar (Capsicum annuum L.).

Judul : PENGARUH APLIKASI METHYLOBACTERIUM spp TERHADAP
VIGOR BENIH DAN BIBIT CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)
Nama : GONI
NRP

: A24051333

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Eny Widajati, MS
NIP. 19610106.198503.2.002

Dra. Selly Salma, M.Si
NIP. 19630714.199003.2.001

Mengetahui.
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr
NIP. 19611101.198703.1.003

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 28 Januari
1986. Penulis merupakan anak ke dua dari enam bersaudara dari pasangan Bapak
H. Roji’i dan Ibu Warkinah.
Pada tahun 1999 penulis lulus dari SDN II Pabuaran Lor, kemudian pada
tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di MTsN Ciledug, Cirebon. Selanjutnya
penulis lulus dari SMAN 1 Babakan Cirebon pada tahun 2005.
Tahun 2005 penulis diterima di IPB melalui jalur Ujian Seleksi Masuk
IPB (USMI). Selanjutnya tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian (mayor) serta
Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (minor).
Selama kuliah di IPB penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah
Dasar-Dasar Agronomi pada semester ganjil tahun 2008/2009. Pada tahun yang
sama (semester genap), penulis juga terpilih sebagai asisten praktikum mata
kuliah Dasar-Dasar Ilmu dan Teknologi Benih.

KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan sekalian alam
yang telah memberikan kekuatan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan baik. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.

Ibu Dr. Ir. Eny Widajati, MS dan Ibu Dra. Selly Salma, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan kesempatan dan bimbingannya selama
penulisan skripsi ini

2.

Ibu Ir. Ketty Suketi, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
untuk penyempurnaan skripsi ini

3.

Bapak Dr. Ir. Asep Setiawan, MS selaku dosen pembimbing akademik

4.

Badan Litbang Pertanian yang telah membiayai penelitian ini melalui
program KKP3T

5.

Kedua orang tua yang selalu tulus mendo’akan keberhasilan penulis

6.

Semua Guru yang telah membimbing penulis selama proses perkuliahan

7.

Kakak dan adik-adikku tercinta yang selalu membahagiakan penulis

8.

Segenap staf BB Biogen yang telah membantu selama proses penelitian

9.

Era Kurniati, Putri Ekasari, dan Riya Safariyah yang selalu kompak, setia
menemani, dan membantu selama proses penelitian

10. Keluarga besar Villa Bambu 2006-2010
11. Kak Arif, Kak Warid, Mba Ana, Mba Aida dan Mba Nurul atas segala
dukungan dan bantuan yang telah diberikan
12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan di sini
Semoga penelitian ini bermanfaat dan berkontribusi bagi petani Indonesia.

Bogor, Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
Latar Belakang .................................................................................. 1
Tujuan............................................................................................... 3
Hipotesis ........................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................
Cabai Besar (Capsicum annuum L.)...................................................
Pembibitan ........................................................................................
Viabilitas dan Vigor Benih ................................................................
Methylobacterium spp .......................................................................

4
4
6
8
11

BAHAN DAN METODE .............................................................................
Waktu dan Tempat ............................................................................
Bahan dan Alat..................................................................................
Metode ..............................................................................................

15
15
15
15

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21
Percobaan I. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Strain TD-J7, TD-TPB3, dan Kombinasi
TD-J7+TD-TPB3 terhadap Vigor Benih
Cabai Besar (Capsicum annuum L.) .............................. 21
Percobaan II. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Strain TD-J7, TD-TPB3, dan Kombinasi
TD-J7+TD-TPB3 terhadap Vigor Bibit
Cabai Besar (Capsicum annuum L.) ............................. 24
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 36
Kesimpulan ....................................................................................... 36
Saran ................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38
LAMPIRAN ................................................................................................. 43

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks
1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat
Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih
terhadap Vigor Benih Cabai Besar...................................................
21
2. Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas
Awal Benih terhadap Beberapa Tolok Ukur Vigor Benih Cabai
Besar ...............................................................................................

22

3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat
Methylobacterium spp Strain TD-J7, TD-TPB3, dan Kombinasi
TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Awal Benih terhadap Vigor
Bibit Cabai Besar ............................................................................

25

4. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Keserempakan
Tumbuh Bibit Cabai Besar ..............................................................

27

5. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Daya Tumbuh Bibit
Cabai Besar .....................................................................................

28

6. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Potensi Tumbuh
Maksimum Bibit Cabai Besar ..........................................................

28

7. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Jumlah Daun Bibit
Cabai Besar .....................................................................................

29

8. Kandungan Hormon yang dihasilkan Methylobacterium spp
Strain TD-J7 dan TD-TPB3 ............................................................. .

30

9. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Tinggi Bibit Cabai
Besar ...............................................................................................

31

10. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Bobot Kering Bibit
Cabai Besar .....................................................................................

32

11. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Persentase Bibit
Berbunga Cabai Besar........................................................................

34

Lampiran
1. Komposisi Media AMS per 1 Liter......................................................

47

2. Komposisi Trace Element per 100 ml..................................................

47

3. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Daya Berkecambah .....................................

47

4. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Indeks Vigor ...............................................

48

5. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Kecepatan Tumbuh .....................................

48

6. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Potensi Tumbuh Maksimum........................

48

7. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan
Viabilitas Benih terhadap Bobot Kering Kecambah .............................

49

8. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain TDJ7 dan Viabilitas Benih terhadap Keserempakan Tumbuh....................

49

9. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain TDJ7 dan Viabilitas Benih terhadap Daya Tumbuh...................................

49

10. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Potensi Tumbuh
Maksimum........................................................................................

50

11. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Jumlah Daun ...........................

50

12. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Tinggi Bibit ..............................

50

13. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Bobot Kering Bibit..................

51

14. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-J7 dan Viabilitas Benih terhadap Persentase Bibit Berbunga.......

51

15. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-TPB3 dan Viabilitas Benih terhadap Keserempakan Tumbuh .....

51

16. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-TPB3 dan Viabilitas Benih terhadap Daya Tumbuh....................

52

17. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-TPB3 dan Viabilitas Benih terhadap Potensi Tumbuh
Maksimum........................................................................................

52

18. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-TPB3 dan Viabilitas Benih terhadap Jumlah Daun......................

52

19. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-TPB3 dan Viabilitas Benih terhadap Tinggi Bibit .......................

53

20. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-TPB3 dan Viabilitas Benih terhadap Bobot Kering Bibit ............

53

21. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain
TD-TPB3 dan Viabilitas Benih terhadap Persentase Bibit
Berbunga ..........................................................................................

53

22. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Benih
terhadap Keserempakan Tumbuh ......................................................

54

23. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Benih
terhadap Daya Tumbuh.....................................................................

54

24. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Benih
terhadap Potensi Tumbuh Maksimum ...............................................

54

25. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Benih
terhadap Jumlah Daun ......................................................................

55

26. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Benih
terhadap Tinggi Bibit ........................................................................

55

27. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Benih
terhadap Bobot Kering Bibit .............................................................

55

28. Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Benih
terhadap Persentase Bibit Berbunga ..................................................

56

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Lampiran
1. Pengaruh Semprot dan tidak Semprot Methylobacterium spp
Strain TD-J7 terhadap Performansi Daun Bibit Cabai Besar ................ 44

2. Pengaruh Semprot dan tidak Semprot Methylobacterium spp
Strain TD-TPB3 terhadap Performansi Daun Bibit Cabai Besar ...........

45

3. Pengaruh Semprot dan tidak Semprot Methylobacterium spp
Kombinasi Strain TD-J7+TD-TPB3 terhadap Performansi Daun
Bibit Cabai Besar.................................................................................

46

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cabai merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura utama yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena kegunaannya sebagai
penyedap masakan yang esensial. Selain berguna sebagai penyedap masakan,
cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan banyak mengandung zat gizi yang sangat diperlukan untuk
kesehatan manusia. Cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca),
fosfor (P), besi (Fe), vitamin-vitamin dan mengandung senyawa-senyawa
alkaloid, seperti capsaicin, flavenoid, dan minyak esensial (Prajnanta, 1999).
Sebagai komoditas utama, pemerintah harus mampu menyediakan dan
mendistribusikannya kepada masyarakat secara merata dan terjangkau. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut produksi cabai perlu ditingkatkan lagi antara lain
dengan menggunakan benih dan bibit tanaman yang bermutu. Sadjad (1993)
menyatakan bahwa mutu benih mencakup tiga hal utama, yaitu mutu fisik,
fisiologi, dan mutu genetik. Benih bermutu fisik yang tinggi adalah benih yang
bersih dari campuran lain dan benih abnormal fisik. Mutu fisiologi benih
mencerminkan kemampuan benih untuk bisa hidup normal dalam kisaran keadaan
alam yang cukup luas, mampu tumbuh cepat, dan merata. Adapun benih bermutu
genetik tinggi bukan semata-mata diukur dari keseragaman genotipiknya, tetapi
juga keseragaman dalam perwujudan fenotipiknya.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan benih bermutu adalah
pertumbuhan benih pada kondisi lapang yang bervariasi (vigor benih). Menurut
AOSA dalam Copeland dan McDonald (2001) vigor benih adalah sejumlah sifatsifat benih yang identik dengan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang
cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang bervariasi.
Selain masalah dalam penyediaan benih bermutu, penyediaan bibit cabai
sering menghadapi berbagai masalah antara lain bibit mudah terserang penyakit
rebah kecambah (damping off) dan bibit tidak mampu beradaptasi dengan kondisi
cekaman lingkungan yang ada saat dilakukan pemindahan bibit (transplanting).
Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan bibit dengan vigor tinggi dan suatu

2

teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan vigor benih dan bibit sehingga
pada akhirnya mutu benih dan bibit yang tinggi dapat dicapai.
Alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
benih dan bibit tanaman baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, maupun
tanaman obat adalah melalui mikroba yang berasosiasi dengan tanaman serta
berperan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut tanpa menyebabkan terjadinya serangan hama
dan penyakit.
Pink

pigmented

facultative

methylotroph

(PPFM)

dari

genus

Methylobacterium merupakan mikrobiota normal pada filosfer hampir semua jenis
tanaman, lumut, dan paku-pakuan. Kemampuan PPFM untuk mengkolonisasi
permukaan daun disebabkan oleh bakteri tersebut dapat memanfaatkan senyawa
karbon beratom tunggal seperti metanol yang diemisikan oleh stomata, karena
adanya aktivitas enzim metanol dehidrogenase (Salma et al., 2005).
Bakteri PPFM dapat menstimulasi perkecambahan benih dan pertumbuhan
tanaman dengan cara bakteri tersebut dapat memproduksi fitohormon hasil
penggunaan metanol yang dikeluarkan tanaman melalui stomata (Lidstrom dan
Chistoserdova, 2002). Hasil penelitian Amin (2008) menunjukkan bahwa
perlakuan Methylobacterium TD-L2, PPU-K10, dan TD-J7, efektif mematahkan
dormansi benih padi varietas Ciherang pada minggu ke-5 dimana nilai daya
berkecambah telah mencapai 85% dan TD-TPB3 efektif mematahkan dormansi
pada minggu ke-6. Pengaruh perlakuan pematahan dormansi dapat meningkatkan
nilai daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh, dan
indeks vigor secara nyata pada minggu ke-3 afterripening.
Hasil penelitian Fitriarini (2008) menunjukkan bahwa pada benih padi
dengan tingkat viabilitas 70% perlakuan invigorasi dengan Methylobacterium spp
dapat meningkatkan kecepatan tumbuh yaitu, dengan isolat TD-G3 9.98%. Pada
benih dengan tingkat viabilitas 82% perlakuan invigorasi dapat meningkatkan
kecepatan tumbuh yaitu dengan isolat TD-J7 11.14%, TD-G3 11.31%, TD-J10
11.75%, TD-TPB3 12.45%, dan TD-L2 13.13%. Selanjutnya hasil penelitian
Afifah (2009) menunjukkan bahwa invigorasi pada benih cabai rawit dengan
Methylobacterium spp strain TD-J10 dapat meningkatkan kecepatan tumbuh.

3

Perlakuan invigorasi dengan TD-J10 dapat meningkatkan bobot kering kecambah
benih viabilitas rendah sebesar 64.3% dibanding kontrol. Strain TD-J2 dapat
meningkatkan daya berkecambah benih viabilitas rendah sebesar 38%,
meningkatkan indeks vigor pada tingkat viabilitas rendah sebesar 150% dan
viabilitas sedang sebesar 110%.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa potensi Methylobacterium spp dapat
dimanfaatkan untuk salah satu teknologi alternatif dalam penyediaan benih dan
bibit tanaman yang bermutu, sehingga perlu penelitian sampai dengan fase
produksi. Pada penelitian ini uji akan dilakukan sampai fase pembibitan.
Tujuan
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

pengaruh

aplikasi

Methylobacterium spp dalam meningkatkan vigor benih dan bibit cabai besar
(Capsicum annuum L.) serta mencari teknik aplikasinya.

Hipotesis
1. Methylobacterium spp dapat meningkatkan vigor benih cabai besar
2. Methylobacterium spp dapat meningkatkan vigor bibit cabai besar
3. Terdapat interaksi antara perlakuan isolat Methylobacterium spp dengan
tingkat viabilitas awal benih
4. Terdapat teknik aplikasi terbaik isolat Methylobacterium spp strain TD-J7, TDTPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 dalam meningkatkan vigor bibit cabai
besar di pembibitan

TINJAUAN PUSTAKA
Cabai Besar (Capsicum annuum L.)
Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman perdu yang termasuk ke
dalam famili terung-terungan (Solanaceae) dengan jumlah kromosom 2n = 24 (C.
annum, C. frustescens). Cabai bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Sumber
genetik tanaman cabai berasal dari Mexico. Penyebaran cabai ke Asia terjadi pada
abad ke-16 yang dibawa oleh para pedagang berkebangsaan Portugis dan Spanyol
melalui jalur perdagangan dari Amerika Selatan (Poulos, 1994).
Secara taksonomi cabai mempunyai susunan penamaan sebagai berikut
(Poulos, 1994):
Famili

: Solanaceae

Genus

: Capsicum

Spesies

: Capsicum spp

Ahli taksonomi modern memperkenalkan adanya lima spesies utama yang
telah dibudidayakan, yaitu Capsicum annuum L., Capsicum frustescens L.,
Capsicum chinense Jacquin., Capsicum pendulum Willdenow., dan Capsicum
pubescens Ruiz & Pavon. Eshbaugh mengusulkan bahwa C. pendulum dan
kerabat dekat spesies C. microcarpum Cavanilles telah diklasifikasikan ulang
secara botani sebagai varietas dari C. baccatum. Selanjutnya Linnaeus
mengklasifikasikan C. pendulum Willd. menjadi C. baccatum L. var. pendulum
(Willd) Eshbaugh dan C. microcarpum Cav. menjadi C. baccatum L. var.
baccatum (Greenleaf, 1986).
Kelima spesies utama yang telah dibudidayakan di atas berasal dari tiga
wilayah yang berbeda. Mexico merupakan pusat utama penyebaran C. annuum
dan Guatemala sebagai pusat keduanya, C. chinense dan C. frustescens berasal
dari Amazonia, C. pendulum dan C. pubescens berasal dari Peru dan Bolivia
(Greenleaf, 1986).
Tanaman cabai memiliki akar tunggang yang teridiri atas akar utama dan
akar samping yang berupa serabut-serabut akar. Batang tanaman cabai berkayu
dan berwarna cokelat kehijauan. Tunas baru akan tumbuh pada setiap ketiak daun
(Kusandriani, 1996). Setiadi (2008) menambahkan bahwa batang tanaman cabai

5

tegak dengan ketinggian antara 50-90 cm. Tangkai daunnya horisontal atau miring
dengan panjang sekitar 1.5-4.5 cm. Panjang daunnya antara 4-10 cm dan lebarnya
antara 1.5-4 cm. Posisi bunganya menggantung dengan warna mahkota putih.
Mahkota bunga ini memiliki cuping sebanyak 5-6 helai dengan panjang 1-1.5 cm
dan lebar sekitar 0.5 cm. Panjang tangkai bunganya 1-2 cm. Tangkai putik
berwarna putih dengan panjang sekitar 0.5 cm. Warna kepala putik kuning
kehijauan, sedangkan kepala sari berwarna hijau atau ungu. Buahnya berbentuk
memanjang atau kebulatan dengan biji buahnya berwarna kuning kecokelatan.
Cabai dapat tumbuh pada kisaran lintang yang luas dengan curah hujan
antara 600-1 250 mm/tahun. Suhu yang paling baik untuk perkecambahan benih
berkisar antara 25-30 oC. Suhu optimal untuk berproduksi antara 18-30 oC
(Poulos, 1994). Menurut Setiadi (2008) secara umum cabai dapat ditanam di areal
sawah maupun tegalan, di dataran rendah maupun tinggi, dan saat musim kemarau
maupun musim penghujan. Paprika cocok ditanam pada daerah dengan suhu
udara pada siang harinya rata-rata 24 oC atau antara 21-27 oC dan suhu udara pada
malam hari antara 13-16 oC. sedangkan cabai merah lebih sesuai bila ditanam di
daerah kering dan berhawa panas walaupun daerah tersebut merupakan daerah
pegunungan dengan ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (m dpl). Derajat
kemasaman tanahnya (pH tanah) antara 6.0-7.0, tetapi akan lebih baik jika pH
tanahnya 6.5.
Benih berkecambah dalam 6-10 hari setelah semai pada suhu tanah yang
sesuai (30 oC), tetapi sangat lambat pada suhu 15 oC. Pembungaan biasanya
dimulai antara 1 dan 2 bulan setelah tanam, dengan buah mencapai ukuran yang
diinginkan atau ukuran penuh sekitar 1 bulan setelah antesis (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1999). Kusandriani (1996) menyatakan bahwa bunga cabai
merupakan bunga sempurna (hermaphrodit). Bunga jantan dan bunga betina
terletak pada satu bunga yang biasanya menggantung dan keluar dari ketiak daun.
Setiap bunga memiliki satu kepala putik berbentuk bulat, lima sampai enam helai
benang sari dengan bentuk lonjong. Posisi benang sari dan putik dalam bunga
sangat mempengaruhi penyerbukan. Apabila posisi kepala putik lebih tinggi dari
kotak sari akan terjadi penyerbukan silang dan sebaliknya apabila posisi kepala
putik lebih rendah dari kotak sari maka akan terjadi penyerbukan sendiri.

6

Pembibitan
Pembibitan merupakan bagian khusus dari pembiakan dengan biji.
Pembibitan dapat melalui benih yang ditanam ataupun dengan bagian tertentu dari
tanaman. Benih dapat disebar langsung di tempat tanam permanen (direct
seedling, sebar langsung) atau mula-mula dalam wadah dimana tanaman muda
dapat dipindahkan (transplanting) (Harjadi, 2005). Mugnisjah et al. (1994)
menyatakan beberapa alasan mengapa persemaian atau pembibitan diperlukan,
yaitu (1) sulit mempersiapkan bedengan semai secara langsung di lapang, (2)
tanaman memerlukan naungan untuk menghindari sengatan matahari atau
memerlukan perlindungan dari hembusan angin dan hujan, (3) mudah
melaksanakan pengendalian hama dan penyakit (4) dapat menyeleksi tanaman
yang lebih vigor dan seragam sebelum ditanam di lapang, (5) mengurangi resiko
kegagalan tanaman di lapang, terutama untuk benih yang berharga mahal, dan (6)
memperawal waktu roguing. Menurut Harjadi (2005) penyemaian atau
pembibitan ditujukan untuk menanam bibit atau semai untuk memberikan
pengaturan lingkungan yang lebih tepat selama tahap perkecambahan dan awal
pertumbuhan bibit.
Media yang digunakan pada pembibitan harus menyediakan unsur hara
yang seimbang bagi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan kecambah benih
yang ditanam. Menurut Arifin dan Arifin (2002) sebagian besar unsur-unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanam yang selanjutnya diserap
oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologis tanaman. Media tanam yang
baik antara lain yang bersifat dapat menyerap air secara baik, cukup memiliki
ruang yang porous, sehingga pada saat tanah basah diharapkan oksigen masih
cukup diperoleh melalui perakaran. Sutopo (2004) menyatakan bahwa media yang
baik untuk perkecambahan benih harus mempunyai sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari organisme penyebab
penyakit terutama cendawan penyebab penyakit damping off. Hasil penelitian
Cayanti (2006) menunjukkan bahwa media campuran kokopit : tanah : pupuk
kandang (2 : 1 : 1) memberikan kualitas cabai hias paling baik, yaitu memberikan
respon terbaik pada peubah tinggi tanaman pada genotipe G1 (Brazil) dan G2
(Jepang), serta jumlah cabang, jumlah bunga total dan jumlah buah per cabang

7

pada setiap genotipe.
Menurut Harjadi (2005) bibit yang ditanam dalam bak-bak semai (seedling
flat) harus cepat dipindahkan setelah bibit cukup besar. Pelaksanaan pemindahan
terbaik dilakukan dengan media tanah yang cukup basah agar mudah ditarik,
tetapi tidak juga terlalu lengket. Bedengan persemaian harus telah disiapkan
dengan baik, tanah harus gembur dan bersih dari gulma. Saat pemindahan
dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Laju transpirasi yang rendah dapat mempercepat
pemulihan kerusakan-kerusakan akibat transplanting. Keadaan tersebut terjadi
pada keadaan cuaca seperti suhu rendah, intensitas cahaya rendah, uadara tenang,
dan kelembaban tinggi. Menurut Setiadi (2008) sebaiknya penanaman bibit
(transplanting) dilakukan pada sore hari dan penyiraman dapat langsung
diberikan segera setelah proses transplanting. Prajnanta (1998) menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan bibit cabai mati ketika
dipindahkan ke lapang, yaitu (1) tenaga kerja yang digunakan kurang terampil, (2)
pada saat tanam bibitnya kurang menyatu dengan tanah bedengan sehingga timbul
rongga yang mengandung udara panas, akibatnya perakaran tanaman muda
menjadi mati, (3) tanaman stress karena adanya perubahan iklim mikro dari
pembibitan ke lapang, dan (4) bibit dimakan ulat tanah atau gangsir. Selain itu, ia
menambahkan bahwa pada fase pembibitan dan awal pindah tanam, tanaman
cabai sangat peka terhadap serangan cendawan rebah semai (Pythium sp.).
Hal yang paling penting dalam pembibitan adalah proses perkecambahan
benih dan air. Perkecambahan adalah serangkaian peristiwa penting yang terjadi
sejak benih dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh (Harjadi, 2005).
Menurut Desai et al. (1997) perkecambahan adalah pemunculan embrio benih
yang dimulai dengan berbagai aktivitas anabolik dan katabolik yang meliputi
respirasi, sintesis protein, dan mobilisasi cadangan makanan setelah benih
mengalami imbibisi air. Bewley dan Black (1986) menyatakan bahwa fase
perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor
genetik yang berpengaruh adalah susunan kimiawi benih yang berhubungan
dengan daya hidup benih, yaitu meliputi masalah kadar air benih, kegiatan enzim
dalam benih dan kegiatan-kegiatan fisik atau kimiawi dari kulit benih, sedangkan
faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan oksigen.

8

Menurut

Copeland

dan

McDonald

(2001)

faktor

yang

mempengaruhi

perkecambahan benih antara lain adalah (1) tingkat kemasakan benih, (2) air, (3)
oksigen dan karbon dioksida, (4) temperatur, dan (5) cahaya. Selanjutnya Sutopo
(2004) menambahkan bahwa media perkecambahan merupakan salah satu faktor
penting dalam proses perkecambahan benih.

Viabilitas dan Vigor Benih
Kemampuan benih untuk tumbuh pada kondisi alami di lapang sangat
dipengaruhi oleh viabilitasnya. Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang
dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme benih, gejala pertumbuhan, kinerja
kromosom dan garis viabilitas. Viabilitas benih dibedakan menjadi viabilitas
potensial dan viabilitas sesungguhnya (vigor). Viabilitas potensial merupakan
daya hidup benih pada kondisi optimum, secara potensial mampu menghasilkan
tanaman normal yang mampu berproduksi dan bereproduksi secara normal, pada
pengujian benih ditunjukkan dengan daya berkecambah dan bobot kering
kecambah normal yang tinggi. Vigor benih adalah kemampuan benih untuk
tumbuh menjadi tanaman normal yang mampu berproduksi secara normal pada
kondisi sub optimum, pada pengujian benih ditunjukkan dengan indeks vigor,
kecepatan tumbuh, laju pertumbuhan kecambah, dan waktu pencapaian 50% total
perkecambahan (T50) (Sadjad, 1994). ISTA dalam Copeland dan McDonald
(2001) mendefinisikan vigor sebagai sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang
menentukan tingkat potensi aktivitas dan performa benih atau lot benih selama
perkecambahan dan munculnya kecambah. Performa tersebut adalah (1) proses
dan reaksi biokimia selama perkecambahan seperti reaksi enzim dan aktivitas
respirasi,

(2)

kecepatan

dan

keseragaman

perkecambahan

benih

serta

pertumbuhan kecambah, (3) kecepatan dan keseragaman munculnya kecambah
serta pertumbuhannya di lapang, dan (4) kemampuan munculnya kecambah pada
kondisi lingkungan yang kurang baik (unfavorable).
Kenyataan yang ada di lapang tidak selamanya lingkungan tumbuh dalam
keadaan optimal sehingga faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan dan
perkecambahan benih di lapang adalah vigornya. Menurut Sutopo (2004) benih
yang mempunyai vigor tinggi antara lain dicirikan oleh (1) tahan disimpan lama,

9

(2) tahan terhadap serangan hama dan penyakit, (3) cepat dan merata tumbuhnya,
dan (4) mampu menghasilkan tanaman normal dan berproduksi normal pada
kondisi lingkungan tumbuh yang sub optimum.
Kevigoran benih dapat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pengaruh faktor
luar (lingkungan) dan pengaruh faktor dalam. Schoorel dan Isley dalam Kuswanto
(1996) menyatakan bahwa pengaruh faktor lingkungan meliputi keadaan cuaca
pada saat benih masak dan panen, perlakuan yang diberikan setelah panen,
kondisi tempat penyimpanan dan lama penyimpanan benih, rantai pemasaran
sebelum benih sampai ke petani konsumen, aktivitas tingkat serangan
mikroorganisme atau serangga, dan pestisida untuk perawatan benih. Heydecker
dalam Kuswanto (1996) menyatakan bahwa pengaruh faktor dalam meliputi sifat
genetis, sifat fisiologis, sifat morfologis, sifat sitologis, pengaruh kerusakan
mekanis, serangan mikroorganisme, kerusakan karena suhu rendah, dan kevigoran
dalam benih hilang pada benih yang mengalami suhu rendah dan dalam keadaan
berimbibisi. Copeland dan McDonald (2001) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi vigor benih adalah konstitusi genetik, kondisi lingkungan
selama perkembangan dan penyimpanan benih.
Vigor benih dalam hitungan viabilitas absolut merupakan indikasi
viabilitas benih yang menunjukkan benih kuat tumbuh di lapang dalam kondisi
sub optimum dan tahan untuk disimpan dalam kondisi yang tidak ideal. Dengan
demikian, vigor benih dipilah atas dua kualifikasi, yaitu vigor kekuatan tumbuh
dan vigor daya simpan (Sadjad, 1993).
Viabilitas benih akan menurun seiring dengan lamanya benih dalam
penyimpanan (kemunduran benih). Kemunduran benih merupakan proses
kehilangan viabilitas sebagai akibat dari proses fisiologi atau adanya patogen.
Tiga