Evaluasi tepung bungkil biji karet Hevea brasiliensis yang difermentasi cairan rumen domba sebagai pengganti bungkil kedelai dalam pakan ikan lele Clarias sp.

EVALUASI TEPUNG BUNGKIL BIJI KARET Hevea brasiliensis
YANG DIFERMENTASI CAIRAN RUMEN DOMBA
SEBAGAI PENGGANTI BUNGKIL KEDELAI
DALAM PAKAN IKAN LELE Clarias sp.

HOSNOL HOTIMAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Evaluasi
tepung bungkil biji karet Hevea brasiliensis yang difermentasi cairan rumen
domba sebagai pengganti bungkil kedelai dalam pakan ikan lele Clarias sp”.
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Hosnol Hotimah
NIM C14090006

ABSTRAK
HOSNOL HOTIMAH. Evaluasi tepung bungkil biji karet Hevea brasiliensis yang
difermentasi dengan cairan rumen domba sebagai pengganti bungkil kedelai
dalam pakan ikan lele Clarias sp. Dibimbing oleh MUHAMMAD AGUS
SUPRAYUDI dan DEDI JUSADI.
Penelitian ini mengevaluasi penggunaan tepung bungkil biji karet (FTBK)
yang difermentasi sebagai pengganti tepung bungkil kedelai terhadap
pertumbuhan ikan lele Clarias sp. Efek FTBK dalam pakan menghasilkan
kecernaan total yang baik. Penelitian dilakukan selama 30 hari pemberian pakan
untuk mengetahui performa dari tingkat substitusi FTBK terhadap tepung bungkil

kedelai sebagai sumber protein. Lima jenis pakan yang isoprotein dan isoenergi
digunakan dalam percobaan ini. Pakan A, semua protein nabati berasal dari
tepung bungkil kedelai. Pakan B, C, D dan E tepung bungkil kedelai digantikan
dengan FTBK pada tingkat substitusi 12, 23, 34 dan 44%. Cr2O3 digunakan
sebagai indikator dalam pengukuran kecernaan. Ikan diberi pakan selama tiga kali
sehari secara at satiation. Performa pertumbuhan dan jumlah konsumsi pakan
dengan FTBK 12-23% setara dengan kontrol. Peningkatan FTBK lebih dari 23%
mengakibatkan penurunan performa pertumbuhan dan kecernaan total pakan.
Kata kunci : Bungkil biji karet, kecernaan, pertumbuhan, Clarias sp.
ABSTRACT
HOSNOL HOTIMAH. Evaluation of fermented rubber seed meal Hevea
brasiliensis with rumen fluid of sheep as a replacement for soybean meal in diet
of catfish Clarias sp. supervised by MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI and
DEDI JUSADI.
The study evaluates the utilization of fermented defatted rubber seed meal
(FDRSM) as soybean meal replacement on growth performance of catfish Clarias
sp. The effect of FDRSM on feed digestibility was observed as well. A thirty
day feeding experiment was performed to observe the effect of partial
replacement of defatted soybean meal as protein source by FDRSM. Five
isonitrogenous and iso energy of diet were used in this experiment. Diet A all

plan protein come from SBM. Diet B, C, D and E soybean meal was replaced by
FDRSM at the level of 12, 23, 34, and 44% respectively. Cr2O3 were used as a
tracer for measuring digestibility. Fish were fed experimental diet three times
dialy at satiation level. Growth and feeding performance of fish fed with diets
containing 12-23% FDRSM protein replacement was comparable to that of
control. Increasing level of FDRSM to more than 23% resulted in a decreased in
growth performance and feed digestibility.
Keywords: defatted rubber seed meal, digestibility, growth, Clarias sp.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

EVALUASI TEPUNG BUNGKIL BIJI KARET Hevea brasiliensis

YANG DIFERMENTASI CAIRAN RUMEN DOMBA
SEBAGAI PENGGANTI BUNGKIL KEDELAI
DALAM PAKAN IKAN LELE Clarias sp.

HOSNOL HOTIMAH

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
Pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi


Nama
NIM
Program Studi

: Evaluasi tepung bungkil biji karet Hevea brasiliensis yang
difermentasi cairan rumen domba sebagai pengganti
bungkil kedelai dalam pakan ikan lele Clarias sp.
: Hosnol Hotimah
: C14090006
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh,

Dr Muhammad Agus Suprayudi
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Sukenda
Ketua Departemen


Tanggal lulus :

Dr Dedi Jusadi
Pembimbing II

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari ini berjudul
“Evaluasi tepung bungkil biji karet Hevea brasiliensis yang difermentasi cairan
rumen domba sebagai pengganti bungkil kedelai dalam pakan ikan lele Clarias
sp”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Muhammad Agus
Suprayudi, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Dedi Jusadi, M.Sc selaku pembimbing, serta
Bapak Wasjan dan mbak Retno yang telah banyak membantu analisa di
Laboratorium Nutrisi Ikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor dan Sea Fast Center Fakultas
Teknologi Pertanian serta staff Kolam Percobaan Budidaya Perairan, Insitut
pertanian Bogor karena telah membantu jalannya penelitian. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa
dan dukungannya
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2013
Hosnol Hotimah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
PENDAHULUAN ...........................................................................................
METODE .........................................................................................................
Pembuatan Tepung Bungkil Biji karet ......................................................
Pembuatan Pakan Uji ................................................................................
Percobaan Pertumbuhan ............................................................................
Percobaan Kecernaan ................................................................................
Analisis Proksimat Ikan ............................................................................
Analisis Data .............................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................
Hasil ..........................................................................................................

Pembahasan...............................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................
Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................

viii
ix
x
1
2
2
2
3
4
4
4
4

4
6
9
9
9
9
12
16

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Perbandingan analisa proksimat tepung biji karet sebelum dan setelah
difermentasi ..............................................................................................
Formulasi pakan uji ikan lele ...................................................................
Analisa proksimat pakan uji ikan lele ......................................................

Kualitas air dalam sistem pemeliharaan ikan lele .....................................
Penampilan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele ...................

2
3
3
4
5

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11

Skema sistem resirkulasi pemeliharaan ikan lele ......................................
Hasil analisis proksimat bahan pakan ......................................................
ANOVA dan uji Duncan tingkat kelangsungan hidup (%) ikan lele .......
ANOVA dan uji Duncan biomassa (g) ikan lele .......................................
ANOVA dan uji Duncan Laju pertumbuhan harian (g/hari) ikan lele .....
ANOVA dan uji Duncan jumlah konsumsi pakan (g) ikan lele................
ANOVA dan uji Duncan Efisiensi pakan (%) ikan lele ............................
ANOVA dan uji Duncan konversi pakan (KP) ikan lele .........................
ANOVA dan uji Duncan kecernaan total (%) ikan lele ............................
ANOVA dan uji Duncan retensi protein (%) ikan lele .............................
ANOVA dan uji Duncan retensi lemak (%) ikan lele ...............................

12
12
12
13
13
13
14
14
14
15
15

PENDAHULUAN
Pakan merupakan salah satu faktor utama yang menunjang keberlangsungan
usaha budidaya. Menurut Indraja (2010) yang mengutip data Gabungan
Pengusaha Ternak (GPPT) bahwa sumber protein pakan sebagian besar masih di
impor, yang terdiri atas 70% bahan baku protein nabati (tepung kedelai, corn
gluten meal, tepung terigu), dan bahan lainnya 5-10% jagung kuning serta 2030% tepung ikan. Melihat besarnya komponen bahan baku impor, maka perlu
dicari alternatif bahan baku lokal untuk substitusi bahan pakan impor tersebut.
Biji karet memiliki potensi sebagai salah satu bahan baku pakan lokal
karena mengandung protein kasar 30,15%, serat kasar 7,66%, lemak kasar
34,82%, dan abu 5,83%, BETN 10,73% (Wizna et al. 2000). Kadar protein biji
karet yang tinggi ini diharapkan bisa menjadi substitusi penggunaan tepung
kedelai yang impor di dalam pakan ikan. Namun demikian, biji karet juga
mengandung zat anti nutrisi sebagai hasil dari aktivitas enzim yang terdapat pada
tanaman itu sendiri yaitu cyanoeix glucosidal yang menghasilkan asam sianida
(HCN) (Oyewushi et al., 2007). Bahkan kandungan HCN dalam biji karet
mencapai 573,72 ppm, sehingga penggunaan dalam ransum unggas terbatas hanya
5% (Bestari 1984).
Kadar lemak yang tinggi dalam biji karet juga merupakan salah satu
penyebab tingginya kadar HCN dalam biji karet. Menurut Inara (2011), salah satu
cara untuk menurunkan kadar HCN dalam biji karet adalah dengan mengolahnya
menjadi konsentrat. Konsentrat merupakan hasil pemekatan fraksi protein biji
karet yang kadar proteinnnya sudah tinggi menjadi lebih tinggi lagi yaitu dengan
cara mengurangi atau menghilangkan lemak atau komponen-komponen non
protein yang larut (Zuhra 2006). Hasil penelitian Inara (2011), menyebutkan
bahwa tepung bungkil biji karet yang diolah dengan menurunkan kadar lemaknya
dapat digunakan hingga 50% sebagai substitusi tepung bungkil kedelai dapat
meningkatkan kecernaan.
Fermentasi dengan cairan rumen domba merupakan salah satu alternatif
yang bisa digunakan untuk memperbaiki nilai gizi dan menurunkan kandungan
HCN menjadi 30,75 ppm sehingga penggunaan biji karet dapat ditingkatkan pada
pembuatan pakan unggas hingga 16% (Wizna et al. 2000). Ekstrak enzim cairan
rumen domba memiliki aktivitas enzim selulase, amilase, protease dan lipase yang
tinggi. Kadar serat kasar bungkil kelapa sawit turun 57% setelah difermentasi
selama 24 jam dengan ekstrak enzim cairan rumen domba pada kadar 100 ml/kg,
sehingga kecernaannya meningkat (Wahyu dan Khasani 2010). Suprayudi et al.
(2011) memberikan 200 ml cairan rumen domba per kg pakan berbasis bahan
nabati menghasilkan retensi protein dan efisiensi pakan yang tinggi pada ikan nila.
Fermentasi dengan ekstrak enzim cairan rumen domba juga bisa menurunkan
kadar asam fitat di daun lamtoro (Fitriliyani 2010).
Berdasarkan uraian di atas, maka di dalam penelitian ini digunakan biji
karet yang telah difermentasi dan diekstraksi lemaknya sebagai salah satu bahan
baku pakan ikan lele. Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi kemampuan
substitusi bungkil biji karet terhadap tepung kedelai di dalam menunjang kinerja
pertumbuhan ikan lele. Pemilihan ikan lele di dalam penelitian ini didasarkan

2

pada target produksi KKP (2013), yang menargetkan total produksi ikan lele yaitu
670.000 ton hingga 900.000 ton pada tahun 2014.

METODE
Pembuatan Tepung Bungkil Biji Karet
Biji karet dipecah kulitnya sehingga hanya tersisa daging bijinya.
Selanjutnya daging biji dikeringkan dalam oven suhu 60oC sekitar 24 jam lalu
digiling. Biji karet yang sudah digiling ditekan dengan menggunakan alat press
hidrolic untuk mengeluarkan minyak dari biji karet. Kandungan minyak dalam
biji karet cukup tinggi yaitu dalam 100 g biji karet terdapat 48,5 g minyak.
Ekstrak biji karet langsung digiling agar tidak mengeras karena tekanan yang
sangat besar dari alat. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi minyak kedua
dengan menggunakan pelarut n-heksana dengan perbandingan 2:1, selama 24 jam
sehingga diharapkan kandungan lemak dapat kurang dari 10%. Ekstraksi dengan
n-heksana dilakukan sebanyak dua kali dengan perbandingan yang sama.
Selanjutnya dilakukan pembilasan dengan ethanol 94% dengan perbandingan 2:1.
Proses selanjutnya adalah fermentasi selama 24 jam dengan menggunakan rumen
domba dengan dosis 400 ml/kg bahan. Selanjutnya biji karet dikeringkan dalam
oven selama 1 jam dan siap untuk dianalisa proksimat. Pakan yang digunakan
dalam perlakuan adalah pakan yang telah difermentasi. Berikut ini perbandingan
analisis proksimat biji karet sebelum dan setelah fermentasi.
Tabel 1 Perbandingan hasil analisis proksimat tepung biji karet sebelum dan
setelah difermentasi
Komposisi Nutrien (%)
Protein
Lemak
Air
Serat kasar
Abu
BETN

Jenis
Tanpa Fermentasi
33,79
9,3
10,04
5,27
5,44
36,16

Fermentasi
30,42
8,95
10,05
4,58
5,48
40,52

Pembuatan Pakan Uji
Pakan yang digunakan merupakan hasil formulasi dengan lima jenis pakan
yaitu persentase biji karet dalam pakan 0% (kontrol), 12%, 23%, 34%, dan 44%.
Penambahan biji karet pada setiap perlakuan sejalan dengan penurunan tepung
kedelai. Kelima jenis pakan memiliki kandungan protein dan energi yang sama,
yakni masing-masing 30% dan 3500 kal/g. Berikut ini merupakan formulasi
pakan yang digunakan dalam perlakuan.

3

Tabel 2 Formulasi pakan uji ikan lele
Bahan Baku Pakan
Perlakuan TBK dalam pakan uji (%)
0
12
23
34
Biji Karet
0
12
23
34
Polar
24
24
24
23
Kedelai
44
32
21
10
Tepung Ikan
15
15
15
16
MBM
5
5
5
5
Prosin
4
4
4
4
Minyak ikan
1
1
1
1
Premix
4
4
4
4
Tapioka
3
3
3
3

44
44
23
0
16
5
4
1
4
3

Setelah diformulasi pakan bisa dibuat dengan cara mencampurkan bahanbahan tersebut dan dilakukan mixing dengan menggunakan alat agar bahan pakan
dapat tercampur dengan rata dan dicetak menggunakan mesin pencetak pelet
dengan ukuran pakan 2 mm. Pakan yang telah dicetak kemudian dikeringkan
dengan oven selama 1 jam. Setelah pakan jadi dilanjutkan dengan analisis
proksimat untuk mengetahui kandungan nutrien yang ada dalam pakan sesuai
dengan hasil formulasi. Berikut hasil analisis proksimat pakan uji.
Tabel 3 Hasil analisis proksimat pakan uji ikan lele
Komposisi Nutrien (%)
Protein
Lemak
Air
Serat Kasar
Abu
BETN
Gross Energy (kkal/kg)
Ratio DE-P (kkal/g protein)

0
36,39
3,57
6,2
5,19
8,07
40,58
4057,83
11,15

Perlakuan TBK dalam akan uji (%)
12
23
34
44
34,81
36,81
34,76
34,83
3,81
4,72
5,29
5,81
5,36
5,52
5,62
5,72
4,01
5,48
5,98
7,18
13,07
10,39
9,85
10,3
38,94
37,08
38,5
36,16
3923,95
4046,20
4042,76 3999,61
11,27
10,99
11,63
11,48

Percobaan Pertumbuhan
Ikan lele yang digunakan diperoleh dari petani di Desa Cibeureum pada
Bulan Januari 2013. Sebelum dilakukan perlakuan ikan diaklimatisasi selama
seminggu agar ikan benar-benar teradaptasi dengan lingkungan baru. Percobaan
pertumbuhan dilakukan dengan rancangan acak lengkap yaitu 5 perlakuan pakan
uji dan 3 ulangan. Ikan dipelihara dalam akuarium yang berukuran 50 x 40 x 35
cm sebanyak 15 unit (Lampiran 1) di Laboratorium Nutrisi ikan, Departemen
Budidaya Perairan, IPB. Ikan berukuran 4,12 ± 0,27 g ditebar dengan kepadatan
15 ekor per akuarium.
Pemberian pakan dilakukan setiap tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00,
12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation. Percobaan pertumbuhan dilakukan
selama 30 hari serta dilakukan pengukuran bobot ikan awal dan akhir. Parameter
pertumbuhan yang diamati yaitu laju pertumbuhan harian, retensi protein (Viola
dan Rappaport 1979) dan retensi lemak (Viola dan Rappaport 1979), jumlah
konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), dan konversi pakan (KP) (NRC
1993). Pengukuran kualitas air dengan parameter harian suhu dan pH dilakukan

4

setiap pagi dan sore, sedangkan untuk parameter total amonia nitrogen (TAN)
dilakukan pada awal, tengah dan akhir pemeliharaan. Kondisi kualitas air selama
penelitian ditampilkan di Tabel 4.
Tabel 4 Kualitas air dalam sistem pemeliharaan ikan lele yang diberi pakan uji
selama 30 hari
Parameter
Suhu
pH
DO
TAN

Satuan
C
Unit
Mg/l
Mg/l
o

Nilai terukur
28,1 - 28,6
6,85 - 8,06
4,3 – 5
0,04 - 0,12

Nilai optimum
28 – 30
6,5 – 9
>4
4 mg/l (Gerald
dan Cech 1970), dan TAN