Evaluasi Tepung Bungkil Biji Karet Hevea brasiliensis yang Dihidrolisis Cairan Rumen Domba sebagai Pengganti Bungkil Kedelai dalam Pakan Ikan Patin Pangasius sp.

EVALUASI TEPUNG BUNGKIL BIJI KARET Hevea brasiliensis
YANG DIHIDROLISIS CAIRAN RUMEN DOMBA
SEBAGAI PENGGANTI BUNGKIL KEDELAI
DALAM PAKAN IKAN PATIN Pangasius sp.

WINDA STYANI IRAWAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

2

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Evaluasi
Tepung Bungkil Biji Karet Hevea brasiliensis yang Dihidrolisis Cairan Rumen
Domba sebagai Pengganti Bungkil Kedelai dalam Pakan Ikan Patin Pangasius
sp.” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

Winda Styani Irawan
NIM C14090034

4

ABSTRAK
WINDA STYANI IRAWAN. Evaluasi Tepung Bungkil Biji Karet Hevea
brasiliensis yang Dihidrolisis dengan Cairan Rumen Domba sebagai Pengganti
Bungkil Kedelai dalam Pakan Ikan Patin Pangasius sp. Dibimbing oleh
MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI dan NUR BAMBANG PRIYO UTOMO.
Penelitian ini mengevaluasi penggunaan tepung bungkil biji karet (TBBK)

yang dihidrolisis menggunakan cairan rumen domba sebagai pengganti tepung
bungkil kedelai terhadap pertumbuhan ikan patin Pangasius sp. Pemeliharaan
ikan dilakukan selama 40 hari dengan pemberian lima jenis pakan berbeda sesuai
dengan tingkat subtitusi tepung bungkil karet dengan tepung bungkil kedelai.
Pakan A, semua protein nabati berasal dari bungkil kedelai. Pakan B, C, D dan E
penggantian tepung bungkil kedelai terhadap TBBK pada persentase 12%, 23%,
34% dan 44%. Pemberian pakan dilakukan selama tiga kali sehari secara at
satiation. Performa pertumbuhan dan jumlah konsumsi pakan dengan TBBK 0%
adalah yang terbaik. Retensi protein tertinggi ditunjukkan pada TBBK 23% dan
retensi lemak tertinggi pada TBBK 12%. Peningkatan TBBK lebih dari 0%
mengakibatkan penurunan performa pertumbuhan.
Kata kunci : tepung biji karet, patin, Pangasius sp, hidrolisis, rumen domba.
ABSTRACT
WINDA STYANI IRAWAN. Evaluation of Rubber Hevea brasiliensis Seed Meal
which Hidrolisa using Rumen Fluid of Sheep as a Subtitute for Soybean Meal in
the Catfish Pangasius sp. Feed. Supervised by MUHAMMAD AGUS
SUPRAYUDI and NUR BAMBANG PRIYO UTOMO.
The research evaluated process use rubber Hevea brasiliensis seed meal
(RBS) which is hidrolisa using rumen fluid of sheep as a subtitute for soybean
meal on the growth of catfish Pangasius sp. The maintenance of fish during 40

days with providing five different types of feed according substitution of rubber
seed meal with soybean meal. Feed A, all of vegetable protein are derived from
soybean meal. Feed B, C, D, and E have a different precentage of substitution of
soybean meal to TBBK 12%, 23%, 34%, and 44%. The feeding is done for three
times in one day at satiation. The growth performance and the amount of feed
consumption with RBS 0% is the best choice. The best protein retention has
indicated on RBS 23% and the best fat retention has indicated on RBS 12%. The
increasing value of RBS more than 0% results the decreasing of growth
performance.
Keywords: rubber Hevea brasiliensis seed meal, catfish, Pangasius sp., hidrolisa,
sheep rumen fluid.

EVALUASI TEPUNG BUNGKIL BIJI KARET Hevea brasiliensis
YANG DIHIDROLISIS CAIRAN RUMEN DOMBA
SEBAGAI PENGGANTI BUNGKIL KEDELAI
DALAM PAKAN IKAN PATIN Pangasius sp.

WINDA STYANI IRAWAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

6

Judul Skripsi

Nama
NIM

Evaluasi Tepung Bungkil Biji Karet Hevea brasiliensis
yang Dihidrolisis Cairan Rumen Domba sebagai Pengganti

Bungkil Kedelai dalam Pakan lkan Patin Pangasius sp.
Winda Styani Irawan

C14090034

Disetujui oleh,

Dr Nur Bamban
torno MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Tanggallulus :

t NOV 2013

Judul Skripsi

:


Nama
NIM

:
:

Evaluasi Tepung Bungkil Biji Karet Hevea brasiliensis
yang Dihidrolisis Cairan Rumen Domba sebagai Pengganti
Bungkil Kedelai dalam Pakan Ikan Patin Pangasius sp.
Winda Styani Irawan
C14090034

Disetujui oleh,

Dr Muhammad Agus Suprayudi, MSi
Pembimbing I

Dr Nur Bambang Priyo Utomo, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal lulus :

1

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini
berjudul “Evaluasi Tepung Bungkil Biji Karet Hevea brasiliensis yang
Dihidrolisis Cairan Rumen Domba sebagai Pengganti Bungkil Kedelai dalam
Pakan Ikan Patin Pangasius sp.”
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Muhammad Agus Suprayudi
MSi dan Dr. Ir. Nur Bambang Priyo Utomo MSi selaku pembimbing, Ibu Sri
Nuryati MSi selaku dosen penguji tamu yang telah banyak memberikan saran, Dr.

Ir. Dedi Jusadi MSc selaku ketua program studi atas arahan dan koreksinya, serta
kepada Bapak Wasjan dan mbak Retno yang telah banyak membantu analisa di
Laboratorium Nutrisi Ikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor dan Sea Fast Center Fakultas
Teknologi Pertanian serta staff Kolam Percobaan Budidaya Perairan, Insitut
pertanian Bogor karena telah membantu jalannya penelitian. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta keluarga besar
BDP 46 atas segala doa dan dukungannya
Semoga karya tulis ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2013

Winda Styani Irawan

2

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
METODE ......................................................................................................... 2
Pembuatan Tepung Bungkil Biji karet ............................................ 2
Pembuatan Pakan Uji ...................................................................... 3
Percobaan Pertumbuhan .................................................................. 3
Analisis Proksimat Ikan ................................................................... 4
Analisis Data ................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 4
Hasil ........................................................................................................ 4
Percobaan Pertumbuhan .................................................................. 5
Tingkat Kelangsungan Hidup .......................................................... 5
Retensi Protein................................................................................. 5
Retensi Lemak ................................................................................. 5
Pembahasan ............................................................................................ 6
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 9
Kesimpulan ............................................................................................. 9
Saran ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9
LAMPIRAN ..................................................................................................... 12

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 20

3

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Perbandingan analisa proksimat tepung biji karet sebelum dan setelah
dihidrolisis ................................................................................................
Formulasi pakan uji ikan patin .................................................................
Analisa proksimat pakan uji ikan patin ....................................................
Kualitas air dalam sistem pemeliharaan ikan patin ...................................
Penampilan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin .................

2
3

3
4
5

DAFTAR GAMBAR
Biomassa ikan patin ........................................................................................

5

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Skema sistem resirkulasi pemeliharaan ikan patin ..................................
Parameter uji ............................................................................................
Prosedur analisa proksimat ......................................................................
Analisa proksimat bahan pakan ...............................................................
Tingkat kelangsungan hidup dan penampilan pertumbuhan ikan patin ...
Data retensi protein dan retensi lemak ikan patin ....................................
ANOVA dan uji Duncan biomassa (g) ikan patin ....................................
ANOVA dan uji Duncan laju pertumbuhan harian (g/hari) ikan patin ...
ANOVA dan uji Duncan jumlah konsumsi pakan (g) ikan patin .............
ANOVA dan uji Duncan konversi pakan ikan patin ...............................
ANOVA dan uji Duncan retensi lemak (%) ikan patin ............................
ANOVA dan uji Duncan retensi protein (%) ikan patin...........................

12
12
13
15
15
16
17
17
18
18
18
19

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ikan patin Pangasius sp. merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
masuk ke dalam percepatan industrialisasi dari komoditas perikanan budidaya.
KKP menargetkan produksi ikan patin di tahun 2013 sebesar 1.107.000 ton (KKP
2012). Target produksi yang besar dikarenakan kebutuhan pasar terhadap ikan
patin tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga untuk pasar
internasional.
Pakan merupakan komponen utama yang menjadi penunjang
keberlangsungan usaha budi daya. Biaya terbesar dalam usaha budi daya ikan
berasal dari pakan yaitu dapat mencapai 70-89% dari total biaya produksi
(Suprayudi 2010). Tepung kedelai merupakan bahan baku protein nabati terbesar
dalam pembuatan pakan. Berdasarkan Kementrian Pertanian mengenai kebutuhan
kedelai dalam negeri pada tahun 2012 hanya dapat memenuhi 35% sedangkan
65% dipenuhi dari impor (Heriawan 2013). Oleh karena itu diperlukan alternatif
sumber bahan baku protein nabati lain sebagai pengganti dari tepung kedelai.
Menurut Afrianto & Liviawaty (2005), pemilihan bahan baku pakan
alternatif harus memiliki nilai nutrien yang tinggi, tidak mengandung racun,
mudah diperoleh, dan bukan merupakan kebutuhan pokok manusia. Biji karet
merupakan salah satu hasil industri sampingan yang berpotensi sebagai pengganti
bahan baku pakan. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa
Indonesia merupakan negara yang memiliki luas areal perkebunan karet terbesar
di dunia dengan luas 3,4 juta hektar dengan produksi karet sebesar 2,4 juta ton per
tahun (Purba 2011). Selain itu biji karet juga memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi. Hasil penelitian Zuhra (2006) menyebutkan kandungan protein biji
karet cukup tinggi yaitu sebesar 27% dan kandungan lainnya seperti lemak yaitu
32,3%, air 3,6%, abu 2,4%, serta memiliki profil asam amino yang baik. Namun,
di sisi lain biji karet juga mengandung zat anti nutrisi berupa asam sianida (HCN)
yang cukup tinggi yaitu sebesar 330 mg/100 g bahan (Siahaan 2009).
Kandungan lemak yang tinggi dalam biji karet dapat berpengaruh terhadap
tingginya HCN bahan sehingga diperlukan pengolahan lebih lanjut agar
kandungan protein dapat ditingkatkan. Menurut Zuhra (2006) kadar fraksi protein
dapat dibuat lebih tinggi dengan cara mengolahnya menjadi konsentrat yaitu
dengan mengurangi atau menghilangkan lemak atau komponen-komponen non
protein lain yang larut sehingga kadar fraksi protein biji karet yang sudah tinggi
menjadi lebih tinggi lagi. Selain itu, alternatif lain yang dapat digunakan untuk
menurunkan kandungan HCN adalah dengan hidrolisis menggunakan cairan
rumen domba.
Hasil penelitian Wizna et al (2010), hidrolisis dengan cairan rumen domba
dapat mengurangi kandungan HCN menjadi 30,75 ppm pada biji karet sehingga
pembuatan pakan unggas dapat ditingkatkan hingga 16%. Selain itu, hidrolisis
tepung bungkil kedelai dengan ekstrak enzim kasar dari cairan rumen domba juga
dapat meningkatkan kadar protein terlarut dan meningkatkan efesiensi pakan
(Fitriliyani et al. 2010 ). Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini digunakan
bungkil biji karet yang telah diekstraksi lemaknya dan dihidrolisis menggunakan

2

cairan rumen domba sebagai salah satu alternatif bahan baku pakan pada ikan
patin (Pangasius sp.).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subtitusi bungkil biji
karet terhadap bungkil kedelai yang diharapkan dapat menunjang pertumbuhan
ikan patin (Pangasius sp.).

METODE
Pembuatan Tepung Bungkil Biji Karet
Biji karet dipecah kulitnya sehingga tersisa daging bijinya sebanyak 10 kg.
Daging biji kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60° C selama 24
jam sehingga daging biji kering dan dapat digiling. Selanjutnya untuk
mengeluarkan minyak dari daging biji yang sudah digiling digunakan alat press
hidrolic sehingga kandungan minyak dalam biji berkurang. Minyak yang
terkandung dalam biji karet cukup tinggi yaitu di dalam 100 % daging biji karet
mengandung 40% minyak (Rahmawan dan Mansyur 2008). Ekstrak biji karet
hasil pengepresan langsung digiling kembali agar tidak mengeras. Selanjutnya
untuk mengurangi kandungan lemak dalam biji sehingga didapatkan kandungan
lemak yang kurang dari 10% dilakukan proses ekstraksi minyak dengan
menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak biji karet direndam dengan
menggunakan pelarut n-heksana dengan perbandingan 2:1 selama 24 jam
(Syamsunarno 2011). Ekstraksi minyak dengan menggunakan n-heksana
dilakukan sebanyak dua kali dengan dosis yang sama. Selanjutnya dilakukan
pembilasan dengan ethanol 94% dengan perbandingan 2:1. Proses selanjutnya
adalah hidrolisis dengan rumen domba pada dosis 400 ml/kg bahan selama 24 jam
(Diamahesa 2010). Selanjutnya ekstrak biji karet yang telah dihidrolisis dalam
oven pada suhu 60° C selama 1 jam dan siap untuk dianalisa proksimat. Pakan
yang digunakan dalam perlakuan pada penelitian ini adalah pakan yang telah
dihidrolisis. Berikut ini merupakan perbandingan analisa proksimat biji karet
sebelum dan setelah hidrolisis.
Tabel 1 Perbandingan analisa proksimat tepung bungkil biji karet sebelum dan
setelah dihidrolisis
Komposisi Nutrien (%)
Protein
Air
Lemak
Abu
Serat Kasar
BETN

Jenis
Tanpa Hidrolisis
33,79
10,04
9,3
5,44
5,27
36,16

Hidrolisis
30,42
10,05
8,95
5,48
4,58
40,52

3

Pembuatan Pakan Uji
Pakan yang digunakan merupakan hasil formulasi dari lima jenis pakan
dengan persentase bungkil biji karet dalam pakan 0% (kontrol), 12%, 23%, 34%,
dan 44%. Penambahan bungkil biji karet sejalan dengan penurunan tepung kedelai
pada masing-masing perlakuan. Kelima jenis pakan memiliki kandungan protein
dan energi yang sama, yakni masing-masing 36% dan 4000 kal/g. Berikut ini
merupakan formulasi pakan yang digunakan dalam perlakuan.
Tabel 2 Formulasi pakan uji ikan patin Pangasius sp.
Bahan Baku Pakan
Perlakuan TBK dalam pakan uji (%)
0
12
23
34
Biji Karet
0
12
23
34
Tepung Ikan
15
15
15
16
Kedelai
44
32
21
10
Polar
24
24
24
23
MBM
5
5
5
5
Tapioka
3
3
3
3
Premix
4
4
4
4
Prosin
4
4
4
4
Minyak Ikan
1
1
1
1

44
44
16
0
23
5
3
4
4
1

Pakan yang telah diformulasi kemudian dibuat dengan cara mencampurkan
bahan-bahan tersebut dan dilakukan pengadukan dengan menggunakan alat agar
bahan pakan dapat tercampur dengan rata. Selanjutnya bahan yang telah
tercampur dicetak menggunakan mesin pelleting dengan ukuran pakan 2 mm.
Pakan yang telah dicetak kemudian dioven selama 1 jam. Setelah pakan dibuat
dilakukan analisa proksimat untuk mengetahui kandungan nutrien yang
terkandung dalam pakan sesuai dengan hasil formulasi. Berikut ini merupakan
hasil analisa proksimat pakan uji.
Tabel 3 Analisa proksimat pakan uji ikan patin Pangasius sp.
Komposisi Nutrien (%)
Protein
Air
Lemak
Serat Kasar
Abu
BETN
Gross Energy (kkal/kg)
Ratio DE-P (kkal/g protein)

0
36,39
6,2
3,57
5,19
8,07
40,58
4057,83
11,15

Perlakuan TBK dalam akan uji (%)
12
23
34
44
34,81
36,81
34,76
34,83
5,36
5,52
5,62
5,72
3,81
4,72
5,29
5,81
4,01
5,48
5,98
7,18
13,07
10,39
9,85
10,3
38,94
37,08
38,5
36,16
3923,95
4046,20
4042,76 3999,61
11,27
10,99
11,63
11,48

Percobaan Pertumbuhan
Ikan patin yang digunakan berasal dari kolam percobaan budidaya di
Departemen Budidaya Perairan, IPB pada bulan April 2013. Ikan diaklimatisasi
terlebih dahulu selama 10 hari agar ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan

4

yang baru. Percobaan pertumbuhan dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap
yaitu 5 perlakuan pakan uji dan 3 ulangan. Ikan dipelihara dalam akuarium yang
berukuran 50 x 40 x 35 cm sebanyak 15 unit (Lampiran 1) yang bertempat di
Laboratorium Nutrisi ikan, Departemen Budidaya Perairan, IPB. Ikan berukuran
10,94 ± 0,14 g ditebar dengan kepadatan 15 ekor per akuarium.
Pemberian pakan dilakukan setiap tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00,
12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation. Percobaan pertumbuhan dilakukan
selama 40 hari dan dilakukan sampling awal dan akhir. Parameter pertumbuhan
yang diamati yaitu laju pertumbuhan harian (LPH) (Zonneveld N et al 1991),
jumlah konsumsi pakan (JKP), konversi pakan (KP), retensi protein (Takeuchi
1988), retensi lemak (Takeuchi 1988), dan kelangsungan hidup (Zonneveld N et
al 1991) (Lampiran 2). Pengukuran kualitas air dengan parameter harian suhu dan
pH dilakukan setiap pagi dan sore. Sedangkan untuk parameter Total Amonia
Nitrogen (TAN) dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan. Kondisi kualitas air
selama penelitian di Tabel 4.
Tabel 4 Kualitas air dalam sistem pemeliharaan ikan patin yang diberi pakan uji
selama 40 hari
Parameter
Suhu
pH
DO
TAN

Satuan
o
C
Unit
Mg/l
Mg/l

Nilai terukur
28-29,5
6,61-8,30
4,5 – 5,6
0,04 - 0,15

Nilai optimum
28 – 30 (Tucker dan Hargreaves 2004)
6,5 – 9 (Tucker dan Hargreaves 2004)
3-7 (Minggawati dan Saptono 2012)