Sistem informasi geografis persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah menggunakan PHPMapscript

(1)

ABSTRACT

IMAM PRASETIO UTOMO. Geographic Information System of Hotspot Distribution in The Province of Central Kalimantan Using PHPMapscript. Under academic supervision of HARI AGUNG ADRIANTO.

Forest fires is one of the serious problem that occurred in Indonesia. It can cause loss of both material and non-material such as death, property damage and even destruction of ecosystems. One of the prevention efforts to stop the forest fires spread is by building a system which can monitor and display hotspot. In 2010, Indri developed Geographic Information System of Hotspot Distribution in Province of Central Kalimantan. However, the system that had been built was not able to search down to district level. Therefore, the goal of this research is to add a searching function until to sub-district and presenting data in a graphical form. This Geographic Information Systems of Hotspot Distribution in the Province of Central Kalimantan is developed by using the GIS Development Guide published by the Department of Geography at Buffalo, on Microsoft Windows platform using PHPMapscript, PostgreSQL 8.2, PostGIS 1.4.0, and MS4W 2.3.1. This information system is built as a system to provide information about spreading of hotspot and show the total of hostpot in each sub-district using the graphical form. The included informations are regional boundaries, contour line, roads, rivers, lakes, coastline, airport, and cities.


(2)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki kawasan hutan yang cukup besar, terutama di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Tetapi kebakaran hutan mulai melanda daerah tersebut karena adanya pembakaran lahan dan faktor alami. Kebakaran hutan merupakan masalah yang cukup serius, selain mengakibatkan kerugian secara ekonomi, mengganggu kesehatan masyarakat, kehilangan nyawa, kerusakan harta benda, juga dapat berdampak pada ekosistem yang ada dan salah satu dampak yang paling mengancam saat ini adalah global

warming. Global warming terjadi karena

kurangnya penyerapan gas karbondioksida yang terdapat di udara oleh hutan sehingga menimbulkan perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Oleh karena itu, pencegahan ataupun penanggulangan kebakaran hutan yang baik sangat diperlukan.

Salah satu pencegahan meluasnya kebakaran hutan adalah dengan adanya suatu sistem yang dapat memantau dan menampilkan titik panas, sehingga kebakaran hutan dapat segera ditindaklanjuti agar tidak meluas. (Sari 2010) membangun sistem informasi geografis persebaran titik panas provinsi Kalimantan tengah menggunakan framework pmapper. Sistem yang dihasilkan tersebut telah dapat menampilkan persebaran titik panas dan terdapat sebuah fasilitas untuk melakukan pencarian titik panas berupa textbox yang berdasarkan kabupaten dan waktu tertentu. Namun fungsi pencarian belum dapat memudahkan pengguna hingga ke tingkat kecamatan dan pengguna diharuskan untuk mengetahui nama kabupaten yang ingin dicari.

Untuk meningkatkan fungsi pencarian titik panas, maka pada penelitian ini ditambahkan dengan fasilitas pencarian berupa dropdown checklist yang dapat menampilkan persebaran titik panas hingga ke tingkat kecamatan dan berdasarkan waktu tertentu. Selain itu penyajian data titik panas ditampilkan dalam bentuk grafik.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membangun sebuah sistem yang diinginkan tanpa menggunakan framework.

2. Membangun sistem yang mampu melakukan pencarian persebaran titik panas dari tingkat kabupaten sampai kecamatan dan berdasarkan waktu tertentu.

3. Menyajikan data dalam bentuk grafik agar pengguna dapat melihat jumlah peningkatan dan penurunan titik panas berdasarkan kecamatan dan tahun.

4. Mengetahui perbedaan kinerja antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript.

Ruang Lingkup

Penelitian dibuat dengan batasan sebagai berikut:

1. Data yang digunakan adalah data persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2000-2004.

2. Objek pada layer-layer penyusun peta hanya mencakup batas wilayah provinsi, garis kontur, titik panas, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara.

3. Sistem dikembangkan menggunakan Mapserver pada sistem operasi Windows, dengan bahasa pemrograman PHPMapscript dan database PostgreSQL.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu:

1. Memudahkan pengguna dalam menentukan pola persebaran titik panas berdasarkan jumlah di tiap kecamatan dan tahun. 2. Mengetahui kinerja yang lebih baik antara

menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang digunakan untuk menangkap, menyimpan, melakukan query,

melakukan analisis dan menampilkan data geografi (Chang 2002). Seperti teknologi informasi lainnya, SIG dapat dibagi menjadi empat komponen berikut ini:

1. Computer System. Sistem komputer meliputi komputer dan sistem operasi untuk menjalankan SIG. Umumnya yang digunakan unruk sebuah personal computer

adalah sistem operasi Windows atau

workstations yang menggunakan sistem


(3)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki kawasan hutan yang cukup besar, terutama di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Tetapi kebakaran hutan mulai melanda daerah tersebut karena adanya pembakaran lahan dan faktor alami. Kebakaran hutan merupakan masalah yang cukup serius, selain mengakibatkan kerugian secara ekonomi, mengganggu kesehatan masyarakat, kehilangan nyawa, kerusakan harta benda, juga dapat berdampak pada ekosistem yang ada dan salah satu dampak yang paling mengancam saat ini adalah global

warming. Global warming terjadi karena

kurangnya penyerapan gas karbondioksida yang terdapat di udara oleh hutan sehingga menimbulkan perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Oleh karena itu, pencegahan ataupun penanggulangan kebakaran hutan yang baik sangat diperlukan.

Salah satu pencegahan meluasnya kebakaran hutan adalah dengan adanya suatu sistem yang dapat memantau dan menampilkan titik panas, sehingga kebakaran hutan dapat segera ditindaklanjuti agar tidak meluas. (Sari 2010) membangun sistem informasi geografis persebaran titik panas provinsi Kalimantan tengah menggunakan framework pmapper. Sistem yang dihasilkan tersebut telah dapat menampilkan persebaran titik panas dan terdapat sebuah fasilitas untuk melakukan pencarian titik panas berupa textbox yang berdasarkan kabupaten dan waktu tertentu. Namun fungsi pencarian belum dapat memudahkan pengguna hingga ke tingkat kecamatan dan pengguna diharuskan untuk mengetahui nama kabupaten yang ingin dicari.

Untuk meningkatkan fungsi pencarian titik panas, maka pada penelitian ini ditambahkan dengan fasilitas pencarian berupa dropdown checklist yang dapat menampilkan persebaran titik panas hingga ke tingkat kecamatan dan berdasarkan waktu tertentu. Selain itu penyajian data titik panas ditampilkan dalam bentuk grafik.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membangun sebuah sistem yang diinginkan tanpa menggunakan framework.

2. Membangun sistem yang mampu melakukan pencarian persebaran titik panas dari tingkat kabupaten sampai kecamatan dan berdasarkan waktu tertentu.

3. Menyajikan data dalam bentuk grafik agar pengguna dapat melihat jumlah peningkatan dan penurunan titik panas berdasarkan kecamatan dan tahun.

4. Mengetahui perbedaan kinerja antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript.

Ruang Lingkup

Penelitian dibuat dengan batasan sebagai berikut:

1. Data yang digunakan adalah data persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2000-2004.

2. Objek pada layer-layer penyusun peta hanya mencakup batas wilayah provinsi, garis kontur, titik panas, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara.

3. Sistem dikembangkan menggunakan Mapserver pada sistem operasi Windows, dengan bahasa pemrograman PHPMapscript dan database PostgreSQL.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu:

1. Memudahkan pengguna dalam menentukan pola persebaran titik panas berdasarkan jumlah di tiap kecamatan dan tahun. 2. Mengetahui kinerja yang lebih baik antara

menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang digunakan untuk menangkap, menyimpan, melakukan query,

melakukan analisis dan menampilkan data geografi (Chang 2002). Seperti teknologi informasi lainnya, SIG dapat dibagi menjadi empat komponen berikut ini:

1. Computer System. Sistem komputer meliputi komputer dan sistem operasi untuk menjalankan SIG. Umumnya yang digunakan unruk sebuah personal computer

adalah sistem operasi Windows atau

workstations yang menggunakan sistem


(4)

2 2. Software. Perangkat lunak SIG meliputi

program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras.

3. Brainware. Sama pentingnya dengan perangkat lunak dan perangkat keras komputer, brainware mengacu pada maksud dan tujuan, dan memberikan alasan dan pembenaran menggunakan SIG.

4. Infrastructure. Infrastruktur mengacu pada kebutuhan fisik, organisasi, administratif, dan culture environment untuk menjalankan SIG.

MapServer

MapServer merupakan salah satu lingkungan pengembangan perangkat lunak

open source yang digunakan untuk

mengembangkan sistem aplikasi berbasis web yang melibatkan data spasial (peta digital) (Prahasta 2007).

Sebuah aplikasi MapServer sederhana mempunyai komponen sebagai berikut:

1 Mapfile, file konfigurasi yang berupa sebuah teks pada aplikasi MapServer. Mapfile

menyimpan berbagai parameter konfigurasi untuk menggambarkan data spasial dan data atribut dari shapefile ke dalam bentuk halaman web (Mitchell 2005). Dalam hal ini, mapfile memberitahukan program Mapserver dimana keberadaan data dan gambar yang dihasilkan. Mapfile ini juga mendefinisikan layer peta, termasuk sumber data, proyeksi, dan simbol.

2 Halaman HTML, sebagai antarmuka antara pengguna dengan MapServer. MapServer dapat digunakan untuk menempatkan sebuah gambar peta statis maupun yang bersifat interaktif pada halaman web. Ilustrasi hubungan antarkomponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Modifikasi dari Arsitektur Komponen Mapserver (Prahasta 2007).

Mapscript

Mapscript adalah antarmuka pemrograman

MapServer. Saat ini mapscript tersedia dalam beberapa bahasa pemrograman: PHP, Perl, Python dan Ruby. Mapscript tersedia sebagai sebuah modul PHP, dalam bentuk file DLL (Dynamically Linked Library) pada platform

Windows, atau dalam bentuk shared object

pada platform Linux (Nuryadin 2005).

Mapscript yang digunakan untuk bahasa

pemrograman PHP disebut dengan PHPMapscript. PHPMapscript memungkinkan pengguna untuk menggunakan function dan

class MapServerdi lingkungan PHP.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini tersusun dari beberapa tahapan yang mengacu pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh (Buffalo 2004) yang dapat dilihat pada Gambar 2.

1. Analisis Kebutuhan

2. Perancangan Konseptual

3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

7. Perencanaan dan Perancangan Basis Data 4. Survei Perangkat Keras

dan Perangkat Lunak Sistem

6. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

8. Pembangunan Basis Data

9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

10. Pengembangan Sistem

11. Pengujian Sistem

12. Penggunaan dan Perawatan Basis Data Sistem 5. Pengujian Kesesuaian

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Gambar 2 Tahapan GIS Development Guide


(5)

2 2. Software. Perangkat lunak SIG meliputi

program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras.

3. Brainware. Sama pentingnya dengan perangkat lunak dan perangkat keras komputer, brainware mengacu pada maksud dan tujuan, dan memberikan alasan dan pembenaran menggunakan SIG.

4. Infrastructure. Infrastruktur mengacu pada kebutuhan fisik, organisasi, administratif, dan culture environment untuk menjalankan SIG.

MapServer

MapServer merupakan salah satu lingkungan pengembangan perangkat lunak

open source yang digunakan untuk

mengembangkan sistem aplikasi berbasis web yang melibatkan data spasial (peta digital) (Prahasta 2007).

Sebuah aplikasi MapServer sederhana mempunyai komponen sebagai berikut:

1 Mapfile, file konfigurasi yang berupa sebuah teks pada aplikasi MapServer. Mapfile

menyimpan berbagai parameter konfigurasi untuk menggambarkan data spasial dan data atribut dari shapefile ke dalam bentuk halaman web (Mitchell 2005). Dalam hal ini, mapfile memberitahukan program Mapserver dimana keberadaan data dan gambar yang dihasilkan. Mapfile ini juga mendefinisikan layer peta, termasuk sumber data, proyeksi, dan simbol.

2 Halaman HTML, sebagai antarmuka antara pengguna dengan MapServer. MapServer dapat digunakan untuk menempatkan sebuah gambar peta statis maupun yang bersifat interaktif pada halaman web. Ilustrasi hubungan antarkomponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Modifikasi dari Arsitektur Komponen Mapserver (Prahasta 2007).

Mapscript

Mapscript adalah antarmuka pemrograman

MapServer. Saat ini mapscript tersedia dalam beberapa bahasa pemrograman: PHP, Perl, Python dan Ruby. Mapscript tersedia sebagai sebuah modul PHP, dalam bentuk file DLL (Dynamically Linked Library) pada platform

Windows, atau dalam bentuk shared object

pada platform Linux (Nuryadin 2005).

Mapscript yang digunakan untuk bahasa

pemrograman PHP disebut dengan PHPMapscript. PHPMapscript memungkinkan pengguna untuk menggunakan function dan

class MapServerdi lingkungan PHP.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini tersusun dari beberapa tahapan yang mengacu pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh (Buffalo 2004) yang dapat dilihat pada Gambar 2.

1. Analisis Kebutuhan

2. Perancangan Konseptual

3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

7. Perencanaan dan Perancangan Basis Data 4. Survei Perangkat Keras

dan Perangkat Lunak Sistem

6. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

8. Pembangunan Basis Data

9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

10. Pengembangan Sistem

11. Pengujian Sistem

12. Penggunaan dan Perawatan Basis Data Sistem 5. Pengujian Kesesuaian

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Gambar 2 Tahapan GIS Development Guide


(6)

3 Tahapan dalam pengembangan SIG adalah

sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan

Proses analisis dilakukan untuk merumuskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, dimulai dari spesifikasi pengguna, kebutuhan antarmuka eksternal dan kebutuhan fungsional sistem.

2. Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database

mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. 3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan

Data

Setelah dilakukan identifikasi data, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap ketersediaan data. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap sumber data yang potensial dalam pengembangan sistem dan dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dibutuhkan

4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai untuk pengembangan sistem berdasarkan fungsionalitas sistem tersebut. Perangkat keras yang dibutuhkan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik

5. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Pada tahapan ini dilakukan pengujian kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang didapatkan dari hasil survei sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dikembangkan.

6. Akuisisi Perangakt Lunak dan Perangkat Keras

Pada tahap ini dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan sistem.

7. Perencanaan dan Perancangan Database

Pada tahapan ini dilakukan perancangan logik dan fisik dari database yang telah dibuatkan rancangan konseptualnya.

8. Pembangunan Database

Berbagai tipe data yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Data tersebut berupa data spasial yang dilakukan proses digitasi terlebih dahulu.

9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Berbeda dengan aplikasi komputer lainnya, aplikasi SIG bukanlah sistem yang

plug and play. Beberapa komponen mungkin dapat berjalan dengan baik bila berjalan sendiri, tetapi belum tentu dapat berjalan baik bila telah dipadukan. Pada tahapan ini dilakukan integrasi antara data yang dimiliki dengan antarmuka yang kita rancang, sehingga sistem menampilkan informasi sesuai kebutuhan.

10.Pengembangan Sistem

Perencanaan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya diimplementasikan ke dalam kode-kode program. Dari proses ini didapatkan suatu sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibuat. 11.Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode black-box.

Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan.

12.Penggunaan dan Perawatan Database

Sistem yang telah selesai dibangun perlu dibuatkan dokumentasi dan prosedur formal yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan perubahan maupun pengembangan sistem tersebut. Hal ini diperlukan karena mayoritas SIG mempunyai database yang memerlukan perawatan pada data.

Metode (Buffalo 2004) dilakukan beberapa penyesuaian sesuai dengan kebutuhan penelitian ini karena beberapa tahapan pada (Buffalo 2004) telah dilakukan pada penelitian (Sari 2010). Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.


(7)

4

1. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

2. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

4. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

5. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

6. Pengembangan Sistem

7. Pengujian Sistem 3. Pengujian Kesesuaian

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Gambar 3 Metode Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan penelitian terdiri atas deskripsi umum sistem dan fungsi produk.

1.1Deskripsi Umum Sistem

SIG Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah adalah suatu Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah yang dilengkapi dengan fasilitas pencarian titik panas pada kecamatan dan waktu tertentu. Sistem juga memberikan informasi mengenai batas wilayah provinsi , garis kontur, titik tinggi, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis data titik panas sebagai pendeteksian dini kebakaran hutan serta rencana penanggulangannya.

1.2Fungsi Produk

Fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini memiliki kesamaan dengan penelitian (Sari 2010) yaitu menampilkan informasi persebaran titik panas dan kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Fungsi-fungsi operasi peta terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan. Fungsi yang memiliki kesamaan adalah :

1. Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan.

2. Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna.

3. Menampilkan menu peta referensi. 4. Menampilkan menu navigasi, seperti Zoom

in, Zoom out, Re-center, Reset Zoom dan

Query Point.

Fungsi yang memiliki perbedaan adalah: 1. Melakukan proses searching titik panas

berdasarkan tingkat kecamatan dan waktu tertentu.

2. Menyajikan data jumlah titik panas dalam bentuk grafik berdasarkan kecamatan dan tahun.

Deskripsi lengkap kebutuhan fungsional sistem ditunjukkan pada Lampiran 1.

2 Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database

mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data.

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan dapat menggunakan data yang telah dianalisis oleh Sari (2010), yang berupa: 1 Data spasial dan atribut wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah sampai tingkat kabupaten, jalan, sungai, danau, kota, ibukota, bandara, titik kontur dan titik tinggi.

2 Data mengenai titik panas yang meliputi

longitude, latitude, tanggal, kabupaten, kecamatan, nama HPH (Hak pengusaha Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithology, dan jenis tanah Provinsi Kalimantan Tengah.


(8)

4

1. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

2. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

4. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

5. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

6. Pengembangan Sistem

7. Pengujian Sistem 3. Pengujian Kesesuaian

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Gambar 3 Metode Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan penelitian terdiri atas deskripsi umum sistem dan fungsi produk.

1.1Deskripsi Umum Sistem

SIG Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah adalah suatu Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah yang dilengkapi dengan fasilitas pencarian titik panas pada kecamatan dan waktu tertentu. Sistem juga memberikan informasi mengenai batas wilayah provinsi , garis kontur, titik tinggi, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis data titik panas sebagai pendeteksian dini kebakaran hutan serta rencana penanggulangannya.

1.2Fungsi Produk

Fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini memiliki kesamaan dengan penelitian (Sari 2010) yaitu menampilkan informasi persebaran titik panas dan kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Fungsi-fungsi operasi peta terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan. Fungsi yang memiliki kesamaan adalah :

1. Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan.

2. Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna.

3. Menampilkan menu peta referensi. 4. Menampilkan menu navigasi, seperti Zoom

in, Zoom out, Re-center, Reset Zoom dan

Query Point.

Fungsi yang memiliki perbedaan adalah: 1. Melakukan proses searching titik panas

berdasarkan tingkat kecamatan dan waktu tertentu.

2. Menyajikan data jumlah titik panas dalam bentuk grafik berdasarkan kecamatan dan tahun.

Deskripsi lengkap kebutuhan fungsional sistem ditunjukkan pada Lampiran 1.

2 Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database

mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data.

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan dapat menggunakan data yang telah dianalisis oleh Sari (2010), yang berupa: 1 Data spasial dan atribut wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah sampai tingkat kabupaten, jalan, sungai, danau, kota, ibukota, bandara, titik kontur dan titik tinggi.

2 Data mengenai titik panas yang meliputi

longitude, latitude, tanggal, kabupaten, kecamatan, nama HPH (Hak pengusaha Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithology, dan jenis tanah Provinsi Kalimantan Tengah.


(9)

5 Analisis kebutuhan fungsional yang telah

dilakukan sebelumnya akan menjadi acuan untuk melakukan pengembangan pemodelan kebutuhan fungsional.

2.1Pemodelan Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Use Case Diagram yang digunakan untuk memodelkan fungsi atau fasilitas yang disediakan oleh sistem. Gambaran sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.

Melihat informasi persebaran titik panas

Menampilkan jumlah persebaran titik api dalam

bentuk grafik Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan tingkat

kecamatan

Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan waktu tertentu

Gambar 4 Use Case Diagram Sistem. Aliran data yang terdapat pada penelitian ini digambarkan menggunakan Sequence Diagram yang dapat dilihat pada Lampiran 2.

3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Survei ketersediaan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari tahap survei ketersediaan data berasal dari data spasial yang digunakan pada penelitian (Sari 2010). Hasil survei disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil survei ketersediaan data No Data yang dibutuhkan 1 Data administrasi batas wilayah 2 Data administrasi garis pantai 3 Data administrasi garis kontur 4 Data administrasi sungai 5 Data administrasi jalan 6 Data administrasi danau

7 Data administrasi ibu kota 8 Data administrasi kota 9 Data administrasi bandara

10 Data persebaran titik panas Kalimantan Tengah

4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Hasil pengumpulan informasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengolah data dan membangun aplikasi adalah sebagai berikut:

 Perangkat keras yang dapat digunakan untuk membangun sistem pada penelitian ini memiliki spesifikasi berikut:

1 Intel® Core TM 2 Duo CPU T8300, 2 memori 2GB, DDR2,

3 HDD 160 GB.

 Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membangun sistem informasi geografis berbasis web, di antaranya sistem operasi Windows, Mapserver, PostgreSQL, web browser (Mozilla Firefox), PHPMapscript dan framework

Pmapper.

5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Tahapan ini berguna untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Kriteria pengujian perangkat lunak pada PHPMapscript dan

framework Pmapper meliputi kelengkapan

tools, kemudahan dalam melakukan

modifikasi baik dari segi pemrograman maupun segi tampilan, kecocokan dengan web browser. Hasil pengujian perangkat lunak dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil pengujian perangkat lunak Pengujian Framework

Pmapper

PHPMapscript

Tools Lengkap Kurang

Modifikasi Sulit Mudah

Compatible browser

Baik Baik

Dokumentasi Lengkap Lengkap Tingkat kesulitan dalam melakukan perubahan terhadap implementasi baris pemrograman dapat dilihat pada contoh baris program berikut:


(10)

6

<searchitem name=”hostpot”

description=”Pencarian Titik

Panas”>

<layer type=”postgis”

name=”hotspot”>

<field type=”s”

name=”kabupaten”

description=”kabupaten” wildcard=”2”>

</layer> </searchitem>

Baris program tersebut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox pada

framework Pmapper dengan menggunakan

format XML. Sedangkan baris program

berikut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox menggunakan format HTML biasa jika menggunakan PHPMapscript.

<input type=”text”

name=”hostpot” value=””>

Sistem operasi yang digunakan pada pengujian yaitu Windows Vista dengan menggunakan aplikasi Mapserver dan PostgreSQL yang akan menampilkan hasilnya pada sebuah web browser (Mozilla Firefox).

6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang diakuisisi berdasarkan hasil pengujian adalah sistem operasi Windows Vista, aplikasi Mapserver, PostgreSQL, dan web browser (Mozilla FIrefox) dan bahasa pemrograman PHPMapscript. PHPMapscript lebih memudahkan pengembang untuk melakukan modifikasi baik dari segi tampilan maupun dari segi pemrograman sehingga waktu yang dapat digunakan untuk mengembangkan suatu sistem dapat dipersingkat.

7 Perencanaan dan Perancangan

Database

Pada tahap ini tidak dilakukan perencanaan dan perancangan database

karena menggunakan database dari penelitian Sari (2010).

8 Pembangunan Database

Pembangunan database terdiri atas dua tahapan, yaitu pembuatan database pada PostgreSQL dan melakukan impor data dari

shapefile. Database yang dibangun

merupakan database penelitian Sari (2010), sehingga pada tahap ini tidak dilakukan pembangunan dari awal.

Pembangunan database pada PostgreSQL dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pgAdmin III. Perangkat lunak pgAdmin III dilengkapi tampilan antarmuka Graphical User Interface (GUI) sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan operasi-operasi terkait manajemen pada database

PostgreSQL. Database baru dapat diciptakan dengan mengakses menu New Database. Kemudian akan muncul form seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Pembangunan database pada aplikasi pgAdmin III.

Setelah database dibuat selanjutnya dilakukan impor data dari shapefile ke dalam

database yang telah dibuat dengan

menggunakan perangkat lunak Quantum GIS. Hasil impor data yang dilakukan akan tersimpan ke dalam database yang sudah dibuat sebelumnya.

9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Tahap integrasi dan perancangan antarmuka sistem terdiri atas dua bagian, yaitu arsitektur sistem dan perancangan antarmuka.

9.1Arsitektur Sistem

Sistem dikembangkan dengan menggunakan arsitektur client-server. Penggunaan arsitektur ini telah mencukupi kebutuhan fungsional sistem karena aplikasi yang dikembangkan berbasis web sederhana. Arsitektur client-server setidaknya memiliki

user interface pada sisi client dan data terdistribusi yang disimpan pada sisi server.


(11)

7 Model arsitektur client-server dapat dilihat

pada Gambar 6.

Client

- Web browser

Server

- Web server - MapServer - DBMS PostgreSQL

Response Request

Gambar 6 Arsitektur client-server.

Client mengirimkan request melalui

antarmuka aplikasi (web browser) ke sebuah

web server dengan bantuan protokol sebagai penghubung. Web browser menampilkan antarmuka bagi pengguna untuk melakukan

request informasi dan menampilkan informasi tersebut. Web server menerima request

pengguna dan mengirimkannya melalui

Uniform Resources Locator (URL). HTTP membangkitkan koneksi antara client dan

server. Koneksi tersebut akan terputus setelah

server memenuhi permintaan client dan server

melupakan seluruh data yang telah dikeluarkan.

Dalam sistem ini request peta yang dikirimkan pengguna melalui web browser

akan diterima terlebih dahulu oleh Web

Server. Kemudian web server akan

meneruskannya untuk diproses oleh bahasa pemrograman PHP yang menerima paramater melalui URL. Paramater yang diterima oleh PHP akan dilanjutkan kepada MapServer melalui modul PHPMapscript. PHPMapscript adalah modul yang menghubungkan antara bahasa pemrograman PHP dengan MapServer. MapServer berfungsi untuk mengolah data berdasarkan konfigurasi yang tertulis pada mapfile dan menghasilkan file gambar. File

gambar inilah yang akan diterima oleh client

yang dikirim oleh MapServer melalui Web Server dengan memberikan HTTP response.

9.2Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dilakukan untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem yang dikembangkan. Perancangan antarmuka sistem terdiri atas lima bagian, yaitu legenda, filter titik api dan grafik, peta referensi, tools, dan grafik yang dapat dilihat pada Gambar 7 dan diagram hierarki antarmuka halaman peta dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 7 Perancangan Antarmuka.

Bagian filter titik panas dan grafik merupakan fungsi yang ditambahkan untuk melakukan pencarian. Bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Bagian Filter Titik Panas dan Grafik.

Hasil pencarian yang didapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 9.

Gambar 9 Penyajian Grafik.

10 Pengembangan Sistem

Berdasarkan tahap akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak, maka sistem ini dikembangkan dengan menggunakan


(12)

8 PHPMapscript sehingga terdapat perbedaan

antara perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Tetapi sistem yang dikembangkan menggunakan perancangan konseptual yang serupa dengan penelitian sebelumnya, sehingga beberapa fasilitas yang ada memiliki fungsi yang serupa. Perbedaan konsep terdapat pada fasilitas untuk melakukan pencarian. Pencarian lokasi titik panas berdasarkan kecamatan dan jumlah titik panas setiap kecamatan disajikan dalam bentuk grafik. Antarmuka yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 4 beserta dengan penjelasannya.

PHPMapscript merupakan modul yang dapat menghubungkan bahasa pemrograman PHP dengan aplikasi MapServer. Struktur direktori letak modul PHPMapscript dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur direktori letak modul PHPMapscript.

Untuk dapat menggunakan modul ini kita harus melakukan pemanggilan terlebih dahulu seperti yang terlihat pada baris program berikut:

if(PHP_OS == "WINNT" || PHP_OS == "WIN32")

$dlext = "dll"; else

$dlext = "so";

if(!extension_loaded("MapScript")) dl("php_mapscript.$dlext"); if(!extension_loaded("dbase"))

dl("php_dbase.$dlext");

Setelah proses pemanggilan berhasil, lakukan inisialisasi sebuah objek baru dari

class PHPMapScript terhadap sebuah

variabel, dimana dalam proses inisialisasi dikirimkan juga paramater dari nama mapfile yang akan digunakan dengan menggunakan perintah berikut:

$gpoMap = ms_newMapObj("hotspot.map"); Semua fungsi yang dibuat akan dijalankan menggunakan objek yang diinisialisasikan oleh class PHPMapscript yang dapat dilihat struktur class diagram PHPMapscript pada Lampiran 5. Setiap request peta yang dikirimkan melalui web server akan diterima oleh PHP yang akan disimpan ke dalam variabel pada file kalteng.inc.php seperti pada baris program berikut:

if (sizeof($HTTP_POST_VARS) > 0)

$HTTP_FORM_VARS =

$HTTP_POST_VARS;

elseif (sizeof($HTTP_GET_VARS) > 0)

$HTTP_FORM_VARS =

$HTTP_GET_VARS; else

$HTTP_FORM_VARS = array("");

Variabel yang dibuat akan menyimpan

request atau parameter yang dikirim untuk selanjutnya diproses berdasarkan kebutuhannya. Berikut adalah salah satu fungsi yang digunakan dalam menampilkan peta.

$img = $gpoMap->draw();

Hasil dari fungsi tersebut akan ditampilkan kembali melalui web browser berupa sebuah gambar peta.

11 Pengujian Sistem

Pada penelitian ini dilakukan dua buah pengujian. Pengujian fungsionalitas menggunakan metode black-box yang terdapat pada Lampiran 6 dan pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi. Beberapa tampilan proses hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 11, Pengujian fungsionalitas dilakukan pada tiga buah web browser yaitu Mozilla Firefox 3.6.3 pada Lampiran 12, Opera 10.63 pada Lampiran 13, dan Google Chrome 6.0.472.63


(13)

9 pada Lampiran 14. Hasil dari pengujian pada

umumnya ketiga web browser tersebut sudah dapat menjalankan semua fungsi dengan baik seperti fungsi pencarian yang terlihat pada Gambar 11, hasil peta berdasarkan pencarian kecamatan pada Gambar 12 dan hasil grafik berdasarkan kecamatan pada Gambar 13.

Gambar 11 Fungsi Pencarian.

Gambar 12 Hasil peta berdasarkan pencarian.

Gambar 13 Hasil grafik berdasarkan pencarian.

Pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi dengan membandingkan dua kelompok mean dari dua contoh yang berbeda antara penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini dengan mengukur waktu load. Jumlah contoh yang digunakan untuk masing-masing

kelompok sebanyak 15 dengan nilai yang

digunakan sebesar 0,05. Hipotesis yang pertama adalah hipotesis 0 (h0) bahwa waktu

load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak ada perbedaan sedangkan hipotesis kedua adalah hipotesis 1 (h1) bahwa terdapat perbedaan waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript. Pada penelitian ini digunakan 2 buah populasi yaitu menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Waktu load dihitung dengan menggunakan sebuah plugin yang terdapat pada web browser Mozilla Firefox yaitu Firebug. Dari percobaan yang telah dilakukan pada Lampiran 15, diperoleh nilai thitung sebesar 1,74 yang akan digunakan untuk dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel digunakan untuk menentukan batasan sebuah nilai yang harus dilampaui agar h0 ditolak. Dalam pengujian kali ini ttabel sebesar 2,05

berdasarkan 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar 28, sehingga nilai ttabel lebih besar dari thitung. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa h0 diterima yaitu waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak berbeda signifikan.

12 Penggunaan dan Perawatan Database

Database yang digunakan sistem ini masih tersimpan dalam sebuah komputer lokal. Perawatan dan pengembangan aplikasi di masa yang akan datang memerlukan petunjuk. Untuk itu dibuat sebuah pedoman yang memuat informasi tentang proses sistem, pembuatan database dan penjelasan teknis yang berkaitan dengan konfigurasi aplikasi. Salah satu dokumentasi petunjuk adalah tulisan ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem persebaran titik panas di provinsi Kalimantan Tengah telah berhasil dibuat dan dikembangakan sesuai dengan metode penelitian. Pada penelitian ini telah berhasil ditambahkan fasilitas pencarian dan penyajian data titik panas berupa grafik berdasarkan pada tingkat kecamatan dan tahun.

Semua fungsi yang ada pada sistem ini dapat berjalan dengan baik pada semua web

browser yang diuji. Berdasarkan hasil

pengujian menggunakan uji t 2 populasi diperoleh hasil bahwa thitung < ttabel maka h0


(14)

9 pada Lampiran 14. Hasil dari pengujian pada

umumnya ketiga web browser tersebut sudah dapat menjalankan semua fungsi dengan baik seperti fungsi pencarian yang terlihat pada Gambar 11, hasil peta berdasarkan pencarian kecamatan pada Gambar 12 dan hasil grafik berdasarkan kecamatan pada Gambar 13.

Gambar 11 Fungsi Pencarian.

Gambar 12 Hasil peta berdasarkan pencarian.

Gambar 13 Hasil grafik berdasarkan pencarian.

Pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi dengan membandingkan dua kelompok mean dari dua contoh yang berbeda antara penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini dengan mengukur waktu load. Jumlah contoh yang digunakan untuk masing-masing

kelompok sebanyak 15 dengan nilai yang

digunakan sebesar 0,05. Hipotesis yang pertama adalah hipotesis 0 (h0) bahwa waktu

load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak ada perbedaan sedangkan hipotesis kedua adalah hipotesis 1 (h1) bahwa terdapat perbedaan waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript. Pada penelitian ini digunakan 2 buah populasi yaitu menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Waktu load dihitung dengan menggunakan sebuah plugin yang terdapat pada web browser Mozilla Firefox yaitu Firebug. Dari percobaan yang telah dilakukan pada Lampiran 15, diperoleh nilai thitung sebesar 1,74 yang akan digunakan untuk dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel digunakan untuk menentukan batasan sebuah nilai yang harus dilampaui agar h0 ditolak. Dalam pengujian kali ini ttabel sebesar 2,05

berdasarkan 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar 28, sehingga nilai ttabel lebih besar dari thitung. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa h0 diterima yaitu waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak berbeda signifikan.

12 Penggunaan dan Perawatan Database

Database yang digunakan sistem ini masih tersimpan dalam sebuah komputer lokal. Perawatan dan pengembangan aplikasi di masa yang akan datang memerlukan petunjuk. Untuk itu dibuat sebuah pedoman yang memuat informasi tentang proses sistem, pembuatan database dan penjelasan teknis yang berkaitan dengan konfigurasi aplikasi. Salah satu dokumentasi petunjuk adalah tulisan ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem persebaran titik panas di provinsi Kalimantan Tengah telah berhasil dibuat dan dikembangakan sesuai dengan metode penelitian. Pada penelitian ini telah berhasil ditambahkan fasilitas pencarian dan penyajian data titik panas berupa grafik berdasarkan pada tingkat kecamatan dan tahun.

Semua fungsi yang ada pada sistem ini dapat berjalan dengan baik pada semua web

browser yang diuji. Berdasarkan hasil

pengujian menggunakan uji t 2 populasi diperoleh hasil bahwa thitung < ttabel maka h0


(15)

10 diterima. Dapat disimpulkan bahwa antara

penelitian Sari (2010) dan penelitian yang dilakukan saat ini tidak berbeda signifikan pada waktu load.

Saran

Sistem ini masih memiliki kekurangan dalam menampilkan perbedaan simbol titik panas berdasarkan tahun. Perbedaan simbol ini dapat mempermudah pengguna untuk melakukan analisis terhadap pola persebaran titik panas dari tahun ke tahun. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan implementasi yang masih menjadi kekurangan pada penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Buffalo. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide.

http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volume i.pdf. [1 Juni 2010].

Buffalo. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide.

http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volume iii.pdf. [1 Juni 2010].

Chang KT. 2002. Introduction to Geographic Information Systems. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Sari IP. 2010. Sistem Informasi Geografis Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah Menggunakan

Framework Pmapper [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mitchell T. 2005. Web Mapping Illustrated. Sebastopol: O'Reilly Media, Inc.

Nuryadin R. 2005. Panduan Menggunakan Mapserver. Bandung: Informatika. Prahasta E. 2007. Membangun Aplikasi

Web-Based GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika.


(16)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN

TITIK PANAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

MENGGUNAKAN PHPMAPSCRIPT

IMAM PRASETIO UTOMO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010


(17)

10 diterima. Dapat disimpulkan bahwa antara

penelitian Sari (2010) dan penelitian yang dilakukan saat ini tidak berbeda signifikan pada waktu load.

Saran

Sistem ini masih memiliki kekurangan dalam menampilkan perbedaan simbol titik panas berdasarkan tahun. Perbedaan simbol ini dapat mempermudah pengguna untuk melakukan analisis terhadap pola persebaran titik panas dari tahun ke tahun. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan implementasi yang masih menjadi kekurangan pada penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Buffalo. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide.

http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volume i.pdf. [1 Juni 2010].

Buffalo. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide.

http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volume iii.pdf. [1 Juni 2010].

Chang KT. 2002. Introduction to Geographic Information Systems. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Sari IP. 2010. Sistem Informasi Geografis Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah Menggunakan

Framework Pmapper [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mitchell T. 2005. Web Mapping Illustrated. Sebastopol: O'Reilly Media, Inc.

Nuryadin R. 2005. Panduan Menggunakan Mapserver. Bandung: Informatika. Prahasta E. 2007. Membangun Aplikasi

Web-Based GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika.


(18)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN

TITIK PANAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

MENGGUNAKAN PHPMAPSCRIPT

IMAM PRASETIO UTOMO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010


(19)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN

TITIK PANAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

MENGGUNAKAN PHPMAPSCRIPT

IMAM PRASETIO UTOMO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010


(20)

ABSTRACT

IMAM PRASETIO UTOMO. Geographic Information System of Hotspot Distribution in The Province of Central Kalimantan Using PHPMapscript. Under academic supervision of HARI AGUNG ADRIANTO.

Forest fires is one of the serious problem that occurred in Indonesia. It can cause loss of both material and non-material such as death, property damage and even destruction of ecosystems. One of the prevention efforts to stop the forest fires spread is by building a system which can monitor and display hotspot. In 2010, Indri developed Geographic Information System of Hotspot Distribution in Province of Central Kalimantan. However, the system that had been built was not able to search down to district level. Therefore, the goal of this research is to add a searching function until to sub-district and presenting data in a graphical form. This Geographic Information Systems of Hotspot Distribution in the Province of Central Kalimantan is developed by using the GIS Development Guide published by the Department of Geography at Buffalo, on Microsoft Windows platform using PHPMapscript, PostgreSQL 8.2, PostGIS 1.4.0, and MS4W 2.3.1. This information system is built as a system to provide information about spreading of hotspot and show the total of hostpot in each sub-district using the graphical form. The included informations are regional boundaries, contour line, roads, rivers, lakes, coastline, airport, and cities.


(21)

Judul : Sistem Informasi Geografis Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah Menggunakan PHPMapscript

Nama : Imam Prasetio Utomo NIM : G64076034

Menyetujui: Dosen Pembimbing,

Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si. NIP 19760917 200501 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. NIP. 19601126 198601 2 001


(22)

PRAKATA

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, serta para pengikutnya. Karya tulis ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer di Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Judul dari karya ilmiah ini adalah Sistem Informasi Geografis Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah Menggunakan PHPMapscript.

Penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1 Kedua orang tercinta Ayahanda Ruslan Ali dan Ibunda Sukasri Andriani, serta kak Mita, Andri, Imam dan segenap keluarga besar penulis atas do’a, dukungan, semangat, kasih sayang, dan perhatiannya yang tidak pernah berhenti diberikan selama ini,

2 Bapak Hari Agung Adrianto, S.Kom, M.Si selaku pembimbing, Ibu Annisa, S.Kom., M.Kom. dan Bapak Sony Hartono Wijaya S.Kom, M.Kom selaku dosen penguji, atas waktu, ilmu, kesabaran, nasihat, dan masukannya,

3 Wanodya Eka Pramesti dan Egi Andriadi yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan semangat,

4 Indri Puspita, Eko Adinugroho, dan Decky yang telah bersedia berbagi ilmu, waktunya dan pinjaman bukunya,

5 Teman-temanku di Ekstensi Ilmu Komputer angkatan 2 dan 3, Indra, Jaka, Ahmad, Anisa, serta teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan, motivasi, kebersamaan, serta semangat kepada penulis,

6 Departemen Ilmu Komputer, Bapak/Ibu Dosen dan Staf TU yang telah begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan penelitian ini maupun sebelumnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan. Segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat, Amin.

Bogor, Februari 2011


(23)

0

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 4 Juli 1986 di Jakarta. Penulis adalah anak kedua dari tiga

bersaudara pasangan ayah Ruslan dan ibu Sukasri Andriani. Pada tahun 2004, penulis lulus dari SMU Kornita Kota Bogor dan pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Ilmu Komputer Program Studi D3 Teknik Informatika melalui jalur reguler.

Penulis menyelesaikan pendidikan D3 selama tiga tahun dari tahun 2004 sampai dengan 2007. Setelah lulus, penulis melanjutkan pendidikannya sebagai mahasiswa Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Ilmu Komputer IPB di tahun yang sama. Dalam melaksanakan kuliahnya, penulis pernah bekerja sebagai IT Staf di PT. Bumi Energi Ekuatorial sejak bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.


(24)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... v PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian ... 1 Ruang Lingkup ... 1 Manfaat Penelitian ... 1 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis ... 1 MapServer ... 2

Mapscript ... 2 METODE PENELITIAN

Analisis Kebutuhan ... 3 Perancangan Konseptual ... 3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data... 3 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak... 3 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 3 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 3 Perencanaan dan Perancangan Database ... 3 Pembangunan Database ... 3 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ... 3 Pengembangan Sistem... 3 Pengujian Sistem ... 3 Penggunaan dan Perawatan Database ... 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan ... 4 Deskripsi Umum Sistem ... 4 Fungsi Produk ... 4 Perancangan Konseptual ... 4 Pemodelan Kebutuhan Fungsional ... 5 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data... 5 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem ... 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem ... 5 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 6 Perencanaan dan Perancangan Database ... 6 Pembangunan Database ... 6 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ... 6 Arsitektur Sistem ... 6 Perancangan Antarmuka ... 7 Pengembangan Sistem... 7 Pengujian Sistem ... 8 Penggunaan dan Perawatan Database ... 9 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 9 Saran ... 10 DAFTAR PUSTAKA ... 10 LAMPIRAN ... 11


(25)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Modifikasi dari Arsitektur Komponen Mapserver (Prahasta 2007). ... 2 2 Tahapan GIS Development Guide (Buffalo 2004). ... 2 3 Metode Penelitian ... 4 4 Use Case Diagram Sistem. ... 5 5 Pembangunan database pada ... 6 6 Arsitektur client-server. ... 7 7 Perancangan Antarmuka. ... 7 8 Bagian Filter Titik Panas dan Grafik. ... 7 9 Penyajian Grafik. ... 7 10 Struktur direktori letak modul PHPMapscript... 8 11 Fungsi Pencarian. ... 9 12 Hasil peta berdasarkan pencarian. ... 9 13 Hasil grafik berdasarkan pencarian. ... 9

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Deskripsi kebutuhan fungsional sistem. ... 12 2 Sequence Diagram. ... 13 3 Diagram Hierarki Antarmuka Peta. ... 14 4 Tampilan Halaman Peta. ... 14 5 PHPMapscript class diagram ... 15 6 Hasil Pengujian Black-Box ... 16 7 Tampilan Proses Pencarian ... 17 8 Tampilan Proses Zoom In ... 18 9 Tampilan Proses Re-center ... 19 10 Tampilan Proses Zoom Out dan Reset Zoom ... 20 11 Tampilan Proses Query Point... 21 12 Hasil Pengujian Fungsionalitas pada Mozilla Firefox 3.6.3 ... 21 13 Hasil Pengujian Fungsionalitas pada Opera 10.63 ... 22 14 Hasil Pengujian Fungsionalitas pada Google Chrome 6.0.472.63 ... 22 15 Hasil Pengujian Uji t 2 Populasi ... 23


(26)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki kawasan hutan yang cukup besar, terutama di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Tetapi kebakaran hutan mulai melanda daerah tersebut karena adanya pembakaran lahan dan faktor alami. Kebakaran hutan merupakan masalah yang cukup serius, selain mengakibatkan kerugian secara ekonomi, mengganggu kesehatan masyarakat, kehilangan nyawa, kerusakan harta benda, juga dapat berdampak pada ekosistem yang ada dan salah satu dampak yang paling mengancam saat ini adalah global

warming. Global warming terjadi karena

kurangnya penyerapan gas karbondioksida yang terdapat di udara oleh hutan sehingga menimbulkan perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Oleh karena itu, pencegahan ataupun penanggulangan kebakaran hutan yang baik sangat diperlukan.

Salah satu pencegahan meluasnya kebakaran hutan adalah dengan adanya suatu sistem yang dapat memantau dan menampilkan titik panas, sehingga kebakaran hutan dapat segera ditindaklanjuti agar tidak meluas. (Sari 2010) membangun sistem informasi geografis persebaran titik panas provinsi Kalimantan tengah menggunakan framework pmapper. Sistem yang dihasilkan tersebut telah dapat menampilkan persebaran titik panas dan terdapat sebuah fasilitas untuk melakukan pencarian titik panas berupa textbox yang berdasarkan kabupaten dan waktu tertentu. Namun fungsi pencarian belum dapat memudahkan pengguna hingga ke tingkat kecamatan dan pengguna diharuskan untuk mengetahui nama kabupaten yang ingin dicari.

Untuk meningkatkan fungsi pencarian titik panas, maka pada penelitian ini ditambahkan dengan fasilitas pencarian berupa dropdown checklist yang dapat menampilkan persebaran titik panas hingga ke tingkat kecamatan dan berdasarkan waktu tertentu. Selain itu penyajian data titik panas ditampilkan dalam bentuk grafik.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membangun sebuah sistem yang diinginkan tanpa menggunakan framework.

2. Membangun sistem yang mampu melakukan pencarian persebaran titik panas dari tingkat kabupaten sampai kecamatan dan berdasarkan waktu tertentu.

3. Menyajikan data dalam bentuk grafik agar pengguna dapat melihat jumlah peningkatan dan penurunan titik panas berdasarkan kecamatan dan tahun.

4. Mengetahui perbedaan kinerja antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript.

Ruang Lingkup

Penelitian dibuat dengan batasan sebagai berikut:

1. Data yang digunakan adalah data persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2000-2004.

2. Objek pada layer-layer penyusun peta hanya mencakup batas wilayah provinsi, garis kontur, titik panas, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara.

3. Sistem dikembangkan menggunakan Mapserver pada sistem operasi Windows, dengan bahasa pemrograman PHPMapscript dan database PostgreSQL.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu:

1. Memudahkan pengguna dalam menentukan pola persebaran titik panas berdasarkan jumlah di tiap kecamatan dan tahun. 2. Mengetahui kinerja yang lebih baik antara

menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang digunakan untuk menangkap, menyimpan, melakukan query,

melakukan analisis dan menampilkan data geografi (Chang 2002). Seperti teknologi informasi lainnya, SIG dapat dibagi menjadi empat komponen berikut ini:

1. Computer System. Sistem komputer meliputi komputer dan sistem operasi untuk menjalankan SIG. Umumnya yang digunakan unruk sebuah personal computer

adalah sistem operasi Windows atau

workstations yang menggunakan sistem


(27)

2 2. Software. Perangkat lunak SIG meliputi

program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras.

3. Brainware. Sama pentingnya dengan perangkat lunak dan perangkat keras komputer, brainware mengacu pada maksud dan tujuan, dan memberikan alasan dan pembenaran menggunakan SIG.

4. Infrastructure. Infrastruktur mengacu pada kebutuhan fisik, organisasi, administratif, dan culture environment untuk menjalankan SIG.

MapServer

MapServer merupakan salah satu lingkungan pengembangan perangkat lunak

open source yang digunakan untuk

mengembangkan sistem aplikasi berbasis web yang melibatkan data spasial (peta digital) (Prahasta 2007).

Sebuah aplikasi MapServer sederhana mempunyai komponen sebagai berikut:

1 Mapfile, file konfigurasi yang berupa sebuah teks pada aplikasi MapServer. Mapfile

menyimpan berbagai parameter konfigurasi untuk menggambarkan data spasial dan data atribut dari shapefile ke dalam bentuk halaman web (Mitchell 2005). Dalam hal ini, mapfile memberitahukan program Mapserver dimana keberadaan data dan gambar yang dihasilkan. Mapfile ini juga mendefinisikan layer peta, termasuk sumber data, proyeksi, dan simbol.

2 Halaman HTML, sebagai antarmuka antara pengguna dengan MapServer. MapServer dapat digunakan untuk menempatkan sebuah gambar peta statis maupun yang bersifat interaktif pada halaman web. Ilustrasi hubungan antarkomponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Modifikasi dari Arsitektur Komponen Mapserver (Prahasta 2007).

Mapscript

Mapscript adalah antarmuka pemrograman

MapServer. Saat ini mapscript tersedia dalam beberapa bahasa pemrograman: PHP, Perl, Python dan Ruby. Mapscript tersedia sebagai sebuah modul PHP, dalam bentuk file DLL (Dynamically Linked Library) pada platform

Windows, atau dalam bentuk shared object

pada platform Linux (Nuryadin 2005).

Mapscript yang digunakan untuk bahasa

pemrograman PHP disebut dengan PHPMapscript. PHPMapscript memungkinkan pengguna untuk menggunakan function dan

class MapServerdi lingkungan PHP.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini tersusun dari beberapa tahapan yang mengacu pada GIS Development Guide yang dikeluarkan oleh (Buffalo 2004) yang dapat dilihat pada Gambar 2.

1. Analisis Kebutuhan

2. Perancangan Konseptual

3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

7. Perencanaan dan Perancangan Basis Data 4. Survei Perangkat Keras

dan Perangkat Lunak Sistem

6. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

8. Pembangunan Basis Data

9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

10. Pengembangan Sistem

11. Pengujian Sistem

12. Penggunaan dan Perawatan Basis Data Sistem 5. Pengujian Kesesuaian

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Gambar 2 Tahapan GIS Development Guide


(28)

3 Tahapan dalam pengembangan SIG adalah

sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan

Proses analisis dilakukan untuk merumuskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, dimulai dari spesifikasi pengguna, kebutuhan antarmuka eksternal dan kebutuhan fungsional sistem.

2. Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database

mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. 3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan

Data

Setelah dilakukan identifikasi data, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap ketersediaan data. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap sumber data yang potensial dalam pengembangan sistem dan dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dibutuhkan

4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai untuk pengembangan sistem berdasarkan fungsionalitas sistem tersebut. Perangkat keras yang dibutuhkan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik

5. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Pada tahapan ini dilakukan pengujian kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang didapatkan dari hasil survei sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dikembangkan.

6. Akuisisi Perangakt Lunak dan Perangkat Keras

Pada tahap ini dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan sistem.

7. Perencanaan dan Perancangan Database

Pada tahapan ini dilakukan perancangan logik dan fisik dari database yang telah dibuatkan rancangan konseptualnya.

8. Pembangunan Database

Berbagai tipe data yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Data tersebut berupa data spasial yang dilakukan proses digitasi terlebih dahulu.

9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Berbeda dengan aplikasi komputer lainnya, aplikasi SIG bukanlah sistem yang

plug and play. Beberapa komponen mungkin dapat berjalan dengan baik bila berjalan sendiri, tetapi belum tentu dapat berjalan baik bila telah dipadukan. Pada tahapan ini dilakukan integrasi antara data yang dimiliki dengan antarmuka yang kita rancang, sehingga sistem menampilkan informasi sesuai kebutuhan.

10.Pengembangan Sistem

Perencanaan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya diimplementasikan ke dalam kode-kode program. Dari proses ini didapatkan suatu sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibuat. 11.Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode black-box.

Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan.

12.Penggunaan dan Perawatan Database

Sistem yang telah selesai dibangun perlu dibuatkan dokumentasi dan prosedur formal yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan perubahan maupun pengembangan sistem tersebut. Hal ini diperlukan karena mayoritas SIG mempunyai database yang memerlukan perawatan pada data.

Metode (Buffalo 2004) dilakukan beberapa penyesuaian sesuai dengan kebutuhan penelitian ini karena beberapa tahapan pada (Buffalo 2004) telah dilakukan pada penelitian (Sari 2010). Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.


(29)

4

1. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

2. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

4. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

5. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

6. Pengembangan Sistem

7. Pengujian Sistem 3. Pengujian Kesesuaian

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Gambar 3 Metode Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan penelitian terdiri atas deskripsi umum sistem dan fungsi produk.

1.1Deskripsi Umum Sistem

SIG Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah adalah suatu Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah yang dilengkapi dengan fasilitas pencarian titik panas pada kecamatan dan waktu tertentu. Sistem juga memberikan informasi mengenai batas wilayah provinsi , garis kontur, titik tinggi, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis data titik panas sebagai pendeteksian dini kebakaran hutan serta rencana penanggulangannya.

1.2Fungsi Produk

Fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini memiliki kesamaan dengan penelitian (Sari 2010) yaitu menampilkan informasi persebaran titik panas dan kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Fungsi-fungsi operasi peta terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan. Fungsi yang memiliki kesamaan adalah :

1. Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan.

2. Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna.

3. Menampilkan menu peta referensi. 4. Menampilkan menu navigasi, seperti Zoom

in, Zoom out, Re-center, Reset Zoom dan

Query Point.

Fungsi yang memiliki perbedaan adalah: 1. Melakukan proses searching titik panas

berdasarkan tingkat kecamatan dan waktu tertentu.

2. Menyajikan data jumlah titik panas dalam bentuk grafik berdasarkan kecamatan dan tahun.

Deskripsi lengkap kebutuhan fungsional sistem ditunjukkan pada Lampiran 1.

2 Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database

mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data.

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan dapat menggunakan data yang telah dianalisis oleh Sari (2010), yang berupa: 1 Data spasial dan atribut wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah sampai tingkat kabupaten, jalan, sungai, danau, kota, ibukota, bandara, titik kontur dan titik tinggi.

2 Data mengenai titik panas yang meliputi

longitude, latitude, tanggal, kabupaten, kecamatan, nama HPH (Hak pengusaha Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithology, dan jenis tanah Provinsi Kalimantan Tengah.


(30)

5 Analisis kebutuhan fungsional yang telah

dilakukan sebelumnya akan menjadi acuan untuk melakukan pengembangan pemodelan kebutuhan fungsional.

2.1Pemodelan Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Use Case Diagram yang digunakan untuk memodelkan fungsi atau fasilitas yang disediakan oleh sistem. Gambaran sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.

Melihat informasi persebaran titik panas

Menampilkan jumlah persebaran titik api dalam

bentuk grafik Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan tingkat

kecamatan

Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan waktu tertentu

Gambar 4 Use Case Diagram Sistem. Aliran data yang terdapat pada penelitian ini digambarkan menggunakan Sequence Diagram yang dapat dilihat pada Lampiran 2.

3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Survei ketersediaan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari tahap survei ketersediaan data berasal dari data spasial yang digunakan pada penelitian (Sari 2010). Hasil survei disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil survei ketersediaan data No Data yang dibutuhkan 1 Data administrasi batas wilayah 2 Data administrasi garis pantai 3 Data administrasi garis kontur 4 Data administrasi sungai 5 Data administrasi jalan 6 Data administrasi danau

7 Data administrasi ibu kota 8 Data administrasi kota 9 Data administrasi bandara

10 Data persebaran titik panas Kalimantan Tengah

4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Hasil pengumpulan informasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengolah data dan membangun aplikasi adalah sebagai berikut:

 Perangkat keras yang dapat digunakan untuk membangun sistem pada penelitian ini memiliki spesifikasi berikut:

1 Intel® Core TM 2 Duo CPU T8300, 2 memori 2GB, DDR2,

3 HDD 160 GB.

 Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membangun sistem informasi geografis berbasis web, di antaranya sistem operasi Windows, Mapserver, PostgreSQL, web browser (Mozilla Firefox), PHPMapscript dan framework

Pmapper.

5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Tahapan ini berguna untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Kriteria pengujian perangkat lunak pada PHPMapscript dan

framework Pmapper meliputi kelengkapan

tools, kemudahan dalam melakukan

modifikasi baik dari segi pemrograman maupun segi tampilan, kecocokan dengan web browser. Hasil pengujian perangkat lunak dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil pengujian perangkat lunak Pengujian Framework

Pmapper

PHPMapscript

Tools Lengkap Kurang

Modifikasi Sulit Mudah

Compatible browser

Baik Baik

Dokumentasi Lengkap Lengkap Tingkat kesulitan dalam melakukan perubahan terhadap implementasi baris pemrograman dapat dilihat pada contoh baris program berikut:


(31)

6

<searchitem name=”hostpot”

description=”Pencarian Titik

Panas”>

<layer type=”postgis”

name=”hotspot”>

<field type=”s”

name=”kabupaten”

description=”kabupaten” wildcard=”2”>

</layer> </searchitem>

Baris program tersebut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox pada

framework Pmapper dengan menggunakan

format XML. Sedangkan baris program

berikut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox menggunakan format HTML biasa jika menggunakan PHPMapscript.

<input type=”text”

name=”hostpot” value=””>

Sistem operasi yang digunakan pada pengujian yaitu Windows Vista dengan menggunakan aplikasi Mapserver dan PostgreSQL yang akan menampilkan hasilnya pada sebuah web browser (Mozilla Firefox).

6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang diakuisisi berdasarkan hasil pengujian adalah sistem operasi Windows Vista, aplikasi Mapserver, PostgreSQL, dan web browser (Mozilla FIrefox) dan bahasa pemrograman PHPMapscript. PHPMapscript lebih memudahkan pengembang untuk melakukan modifikasi baik dari segi tampilan maupun dari segi pemrograman sehingga waktu yang dapat digunakan untuk mengembangkan suatu sistem dapat dipersingkat.

7 Perencanaan dan Perancangan

Database

Pada tahap ini tidak dilakukan perencanaan dan perancangan database

karena menggunakan database dari penelitian Sari (2010).

8 Pembangunan Database

Pembangunan database terdiri atas dua tahapan, yaitu pembuatan database pada PostgreSQL dan melakukan impor data dari

shapefile. Database yang dibangun

merupakan database penelitian Sari (2010), sehingga pada tahap ini tidak dilakukan pembangunan dari awal.

Pembangunan database pada PostgreSQL dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pgAdmin III. Perangkat lunak pgAdmin III dilengkapi tampilan antarmuka Graphical User Interface (GUI) sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan operasi-operasi terkait manajemen pada database

PostgreSQL. Database baru dapat diciptakan dengan mengakses menu New Database. Kemudian akan muncul form seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Pembangunan database pada aplikasi pgAdmin III.

Setelah database dibuat selanjutnya dilakukan impor data dari shapefile ke dalam

database yang telah dibuat dengan

menggunakan perangkat lunak Quantum GIS. Hasil impor data yang dilakukan akan tersimpan ke dalam database yang sudah dibuat sebelumnya.

9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Tahap integrasi dan perancangan antarmuka sistem terdiri atas dua bagian, yaitu arsitektur sistem dan perancangan antarmuka.

9.1Arsitektur Sistem

Sistem dikembangkan dengan menggunakan arsitektur client-server. Penggunaan arsitektur ini telah mencukupi kebutuhan fungsional sistem karena aplikasi yang dikembangkan berbasis web sederhana. Arsitektur client-server setidaknya memiliki

user interface pada sisi client dan data terdistribusi yang disimpan pada sisi server.


(32)

7 Model arsitektur client-server dapat dilihat

pada Gambar 6.

Client

- Web browser

Server

- Web server - MapServer - DBMS PostgreSQL

Response Request

Gambar 6 Arsitektur client-server.

Client mengirimkan request melalui

antarmuka aplikasi (web browser) ke sebuah

web server dengan bantuan protokol sebagai penghubung. Web browser menampilkan antarmuka bagi pengguna untuk melakukan

request informasi dan menampilkan informasi tersebut. Web server menerima request

pengguna dan mengirimkannya melalui

Uniform Resources Locator (URL). HTTP membangkitkan koneksi antara client dan

server. Koneksi tersebut akan terputus setelah

server memenuhi permintaan client dan server

melupakan seluruh data yang telah dikeluarkan.

Dalam sistem ini request peta yang dikirimkan pengguna melalui web browser

akan diterima terlebih dahulu oleh Web

Server. Kemudian web server akan

meneruskannya untuk diproses oleh bahasa pemrograman PHP yang menerima paramater melalui URL. Paramater yang diterima oleh PHP akan dilanjutkan kepada MapServer melalui modul PHPMapscript. PHPMapscript adalah modul yang menghubungkan antara bahasa pemrograman PHP dengan MapServer. MapServer berfungsi untuk mengolah data berdasarkan konfigurasi yang tertulis pada mapfile dan menghasilkan file gambar. File

gambar inilah yang akan diterima oleh client

yang dikirim oleh MapServer melalui Web Server dengan memberikan HTTP response.

9.2Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dilakukan untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem yang dikembangkan. Perancangan antarmuka sistem terdiri atas lima bagian, yaitu legenda, filter titik api dan grafik, peta referensi, tools, dan grafik yang dapat dilihat pada Gambar 7 dan diagram hierarki antarmuka halaman peta dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 7 Perancangan Antarmuka.

Bagian filter titik panas dan grafik merupakan fungsi yang ditambahkan untuk melakukan pencarian. Bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Bagian Filter Titik Panas dan Grafik.

Hasil pencarian yang didapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 9.

Gambar 9 Penyajian Grafik.

10 Pengembangan Sistem

Berdasarkan tahap akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak, maka sistem ini dikembangkan dengan menggunakan


(33)

8 PHPMapscript sehingga terdapat perbedaan

antara perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Tetapi sistem yang dikembangkan menggunakan perancangan konseptual yang serupa dengan penelitian sebelumnya, sehingga beberapa fasilitas yang ada memiliki fungsi yang serupa. Perbedaan konsep terdapat pada fasilitas untuk melakukan pencarian. Pencarian lokasi titik panas berdasarkan kecamatan dan jumlah titik panas setiap kecamatan disajikan dalam bentuk grafik. Antarmuka yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 4 beserta dengan penjelasannya.

PHPMapscript merupakan modul yang dapat menghubungkan bahasa pemrograman PHP dengan aplikasi MapServer. Struktur direktori letak modul PHPMapscript dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur direktori letak modul PHPMapscript.

Untuk dapat menggunakan modul ini kita harus melakukan pemanggilan terlebih dahulu seperti yang terlihat pada baris program berikut:

if(PHP_OS == "WINNT" || PHP_OS == "WIN32")

$dlext = "dll"; else

$dlext = "so";

if(!extension_loaded("MapScript")) dl("php_mapscript.$dlext"); if(!extension_loaded("dbase"))

dl("php_dbase.$dlext");

Setelah proses pemanggilan berhasil, lakukan inisialisasi sebuah objek baru dari

class PHPMapScript terhadap sebuah

variabel, dimana dalam proses inisialisasi dikirimkan juga paramater dari nama mapfile yang akan digunakan dengan menggunakan perintah berikut:

$gpoMap = ms_newMapObj("hotspot.map"); Semua fungsi yang dibuat akan dijalankan menggunakan objek yang diinisialisasikan oleh class PHPMapscript yang dapat dilihat struktur class diagram PHPMapscript pada Lampiran 5. Setiap request peta yang dikirimkan melalui web server akan diterima oleh PHP yang akan disimpan ke dalam variabel pada file kalteng.inc.php seperti pada baris program berikut:

if (sizeof($HTTP_POST_VARS) > 0)

$HTTP_FORM_VARS =

$HTTP_POST_VARS;

elseif (sizeof($HTTP_GET_VARS) > 0)

$HTTP_FORM_VARS =

$HTTP_GET_VARS; else

$HTTP_FORM_VARS = array("");

Variabel yang dibuat akan menyimpan

request atau parameter yang dikirim untuk selanjutnya diproses berdasarkan kebutuhannya. Berikut adalah salah satu fungsi yang digunakan dalam menampilkan peta.

$img = $gpoMap->draw();

Hasil dari fungsi tersebut akan ditampilkan kembali melalui web browser berupa sebuah gambar peta.

11 Pengujian Sistem

Pada penelitian ini dilakukan dua buah pengujian. Pengujian fungsionalitas menggunakan metode black-box yang terdapat pada Lampiran 6 dan pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi. Beberapa tampilan proses hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 11, Pengujian fungsionalitas dilakukan pada tiga buah web browser yaitu Mozilla Firefox 3.6.3 pada Lampiran 12, Opera 10.63 pada Lampiran 13, dan Google Chrome 6.0.472.63


(34)

9 pada Lampiran 14. Hasil dari pengujian pada

umumnya ketiga web browser tersebut sudah dapat menjalankan semua fungsi dengan baik seperti fungsi pencarian yang terlihat pada Gambar 11, hasil peta berdasarkan pencarian kecamatan pada Gambar 12 dan hasil grafik berdasarkan kecamatan pada Gambar 13.

Gambar 11 Fungsi Pencarian.

Gambar 12 Hasil peta berdasarkan pencarian.

Gambar 13 Hasil grafik berdasarkan pencarian.

Pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi dengan membandingkan dua kelompok mean dari dua contoh yang berbeda antara penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini dengan mengukur waktu load. Jumlah contoh yang digunakan untuk masing-masing

kelompok sebanyak 15 dengan nilai yang

digunakan sebesar 0,05. Hipotesis yang pertama adalah hipotesis 0 (h0) bahwa waktu

load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak ada perbedaan sedangkan hipotesis kedua adalah hipotesis 1 (h1) bahwa terdapat perbedaan waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript. Pada penelitian ini digunakan 2 buah populasi yaitu menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Waktu load dihitung dengan menggunakan sebuah plugin yang terdapat pada web browser Mozilla Firefox yaitu Firebug. Dari percobaan yang telah dilakukan pada Lampiran 15, diperoleh nilai thitung sebesar 1,74 yang akan digunakan untuk dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel digunakan untuk menentukan batasan sebuah nilai yang harus dilampaui agar h0 ditolak. Dalam pengujian kali ini ttabel sebesar 2,05

berdasarkan 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar 28, sehingga nilai ttabel lebih besar dari thitung. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa h0 diterima yaitu waktu load antara menggunakan framework

Pmapper dan PHPMapscript tidak berbeda signifikan.

12 Penggunaan dan Perawatan Database

Database yang digunakan sistem ini masih tersimpan dalam sebuah komputer lokal. Perawatan dan pengembangan aplikasi di masa yang akan datang memerlukan petunjuk. Untuk itu dibuat sebuah pedoman yang memuat informasi tentang proses sistem, pembuatan database dan penjelasan teknis yang berkaitan dengan konfigurasi aplikasi. Salah satu dokumentasi petunjuk adalah tulisan ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem persebaran titik panas di provinsi Kalimantan Tengah telah berhasil dibuat dan dikembangakan sesuai dengan metode penelitian. Pada penelitian ini telah berhasil ditambahkan fasilitas pencarian dan penyajian data titik panas berupa grafik berdasarkan pada tingkat kecamatan dan tahun.

Semua fungsi yang ada pada sistem ini dapat berjalan dengan baik pada semua web

browser yang diuji. Berdasarkan hasil

pengujian menggunakan uji t 2 populasi diperoleh hasil bahwa thitung < ttabel maka h0


(1)

(2)

19 Lampiran 9 Tampilan Proses Re-center


(3)

(4)

21 Lampiran 11 Tampilan Proses Query Point


(5)

Lampiran 13 Hasil Pengujian Fungsionalitas pada Opera 10.63


(6)

23 Lampiran 15 Hasil Pengujian Uji t 2 Populasi

Perulangan Waktu load

Pmapper

Waktu load PHPMapscript

1 3.55 1.44

2 1.38 1.31

3 2.43 1.33

4 1.45 1.37

5 2.44 2.47

6 2.37 1.35

7 1.41 1.41

8 3.42 3.32

9 3.39 3.31

10 3.52 1.34

11 2.39 3.26

12 1.36 1.42

13 3.52 1.4

14 1.39 2.33

15 1.4 1.37

Jumlah 35.42 28.43

Rata-rata 2.361333333 1.895333333