Kesimpulan Keabsahan Keputusan RUPS Perseroan Terbatas Melalui Teleconference Berdasarkan UU No.11 Tahun 2008 Tentang Ite Dan UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa hal yang telah dikemukakan pada bagian penulisan skripsi ini, maka rumusan yang dapat dikemukakan sebagai kesimpulan adalah sebagai berikut: 1 Tujuan dilaksanakannya RUPS pada perseroan adalah untuk menyetujui, mengesahkan, mengambil keputusan ataupun menolak mengenai: pertanggung jawaban direksi, laporan keuangan yang disampaikan Direksi, rancangan rencana kerja pengurus untuk satu tahun berikutnya, rencana penambahan modal, pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan atau Komisaris, rencana penjualan asset dan pemberian jaminan hutang sebagian besar atau seluruh kekayaan perseroan, rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan dan rencana pembubaran perseroan. Sedangkan tata cara pelaksanaan RUPS pada perseroan terdapat dalam ketentuan pasal 69 UU PT No. 40 Tahun 2007 2 Keberadaan RUPS sebagai sebuah organ perseroan yang mempunyai kekuasaan tertinggi pada perseroan mempunyai peranan yang penting, dimana keberadaan RUPS merupakan suatu wadah untuk menentukan operasional dari perseroan. Kehendak pemegang saham bersama-sama dijelmakan dalam suatu keputusan yang dianggap sebagai kehendak perseroan, yang tidak dapat ditentang oleh siapapun dalam perseroan, kecuali jika keputusan itu bertentangan dengan maksud dan tujuan 78 Universitas Sumatera Utara perseroan dan hal ini telah sesuai dengan tugas dan wewenang RUPS sebagaimana diatur dalam UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas 3 Menyangkut penggunaan media teleconference dalam Rapat Umum Pemegang Saham di Perseroan Terbatas yaitu sebelum dokumen elektronik dapat dijadikan suatu bukti yang sah, maka harus diuji lebih dahulu syarat minimal yang ditentukan oleh undang-undang yaitu pembuatan dokumen elektronik tersebut dilakukan dengan menggunakan sistem elektronik yang andal, aman dan beroperasi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dapat dipertanyakan apakah dokumen elektronik dalam hal ini risalah RUPS modern sudah memenuhi batas minimal pembuktian, oleh karena dalam teori hukum pembuktian disebutkan bahwa agar suatu alat bukti yang diajukan di persidangan sah sebagai alat bukti, harus dipenuhi secara utuh syarat formil dan materiil sesuai dengan yang ditentukan oleh undang-undang. Batas minimal pembuktian akta otentik cukup pada dirinya sendiri, oleh karena nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada akta otentik adalah sempurna dan mengikat, pada dasarnya ia dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan bantuan atau dukungan alat bukti yang lain.

B. Saran