Akibat Hukum Dari RUPS

D. Akibat Hukum Dari RUPS

Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini danatau anggaran dasar. Berdasarkan pernyataan Pasal 1 angka 4 UUPT tersebut ada dua pandangan yang berbeda : a. Pandangan klasik Menurut pandangan ini semua kekuasaan dalam perseroan berada dalam satu sentral yaitu RUPS. Jika komisaris dan direksi mempunyai kekuasaan maka kekuasaan tersebut tidak lain berasal dari limpahan oleh RUPS kepada komisaris danatau direksi. Konsekuensi dari pandangan klasik ini , berarti setiap RUPS dapat menarik kembali limpahan wewenang yang diberikan olehnya kepada komisaris danatau dreksi. b. Pandangan mutakhirmodern Menurut pandangan ini kedudukan ketiga organ perseroan tersebut tidak lagi berjenjang, tetapi paralel atau sejajar yang sama derajatnya, yang satu tidak lebih tinggi dari yang lain, jika komisaris dan direksi itu memperoleh wewenang, maka wewenang tersebut bukan limpahan dari RUPS, melainkan memperoleh wewenangnya berdasarkan UU danatau anggaran dasar. Masing- masing diantara organ tersebut memiliki tugas dan wewenangnya sendiri- sendiri berdasarkan UU danatau angggaran dasar yang tidak dapat dicampuri oleh organ yang satu terhadap yang lain. Dalam pandangan ini direksi tidak usah selalu patuh dan Universitas Sumatera Utara tunduk melaksanakan putusan RUPS, direksi berhak tidak melaksanakan dan atau menyimpangi putusan RUPS manakala menurut pertimbangan direksi putusan RUPS tersebut bertentangan dengan kepentingan danatau merugikan perseroan. Keberadaan RUPS sebagai salah satu organ perseroan mempunyai peranan yang penting yang memiliki tugas dan wewenang yang diatur oleh UUPT dan Anggaran Dasar perseroan. RUPS merupakan organ perseroan yang paling tinggi dan berkuasa untuk menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris perseroan. RUPS mempunyai hak untuk memperoleh segala macam keterangan yang diperlukan yang berkatian dengan kepentingan dan jalannya perseroan. Keberadaan RUPS bagi para pemegang saham adalah merupakan suatu wadah untuk menentukan operasional dari Perseroan Terbatas. Kehendak pemegang saham bersama-sama dijelmakan dalam suatu keputusan yang dianggap sebagai kehendak perseroan, yang tak dapat ditentang oleh siapapun dalam perseroan, kecuali jika keputusan itu bertentangan dengan maksud dan tujuan perseroan. Hubungan antara keputusan atau hasil RUPS dengan pelaksanaan tugas Direksi disini adalah merupakan pelaksanaan tugas sehari-hari dan kewajiban Direksi terhadap perseroan. Selain itu Direksi adalah pengurus yang menjalankan perseroan berdasarkan pada rncana kerja yang telah disusun dan disahkan pada RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar. Adapun hubungan antara hasil keputusan RUPS dengan pelaksanaan tugas Direksi merupakan tanggung jawab ke dalam dari Direksi yang mewakili dan menjalankan perseroan bersama-sama pengurus atau karyawan perseroan. Dimana Universitas Sumatera Utara hasil keputusan RUPS yang telah disahkan merupakan tugas-tugas dan kewajiban yang harus dijalankan oleh Direksi untuk kepentingan perseroan yang akan diminta kembali pertanggung jawabannya pada akhir tahun buku berikutnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keputusan RUPS merupakan acuan bagi Direksi untuk melaksanakan dan menjalankan tugas-tygas demi kepentingan perseroan 35 35 Gunawan Widjaja. “Hak Individu dan Kolektif Para Pemegang Saham”. Jakarta: Forum Sahabat, 2008 hal 81. . Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang