Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

(1)

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI DIKELURAHAN TIGA BALATA KECAMATAN JORLANG HATARAN KABUPATEN SIMALUNGUN

TAHUN 2015

I. IDENTITAS RESPONDEN 1. No. Responden : 2. Nama :

3. Umur : tahun 4. Pendidikan terakhir :

5. Pekerjaan : 6. Suku :

II.KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI

Petunjuk: Berilah tanda ceklis √ dalam kotak pada setiap pertanyaan yang tersedia jika pilihan tersebut menjadi jawaban anda, bila ada yang kurang mengerti langsung tanyakan pada peneliti yang bersangkutan. NO PERNYATAAN YA TIDAK 1. Pemberian makanan pendamping ASI pada

bayi usia 0-6 bulan

2. pemberian ASI sampai bayi usia 6 bulan 3. Pemberian makanan tambahan pada bayi saat

berumur 4 bulan

4. Pemberian makan bayi berusia < 6 bulan jika bayi rewel atau menangis

5. Pemberian susu formula pada anak usia < 6 bulan

6. Pemberian makanan lumat seperti bubur sebagai makanan pertama bayi berusia diatas 6 bulan


(2)

7. Pemberian makanan tambahan 3-4 kali sehari pada bayi usia > 9 bulan

8. Pemberian makanan orang dewasa pada umumnya pada bayi usia >12 bulan 9. Pemberian makanan tambahan (bubur

tim,sayuran,pisang,dll) pada bayi usia 7 bulan 10. Pemberian makanan tambahan (daging/ikan)

pada bayi usia 9 bulan atau lebih

III. PENGETAHUAN

Petunjuk: Berilah tanda silang ( X ) dalam kotak pada setiap pertanyaan yang tersedia jika pilihan tersebut menjadi jawaban anda, bila ada yang kurang mengerti langsung tanyakan pada peneliti yang bersangkutan. 1. Apakah Ibu mengetahui tentang makanan pendamping ASI?

a. Tahu b. Tidak tahu

2. Menurut Ibu, apakah pengertian makanan pendamping ASI itu? a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga b. Makanan pengganti ASI

c. Makanan yang diberikan pada bayi usia < 6 bulan d. Tidak tahu

3. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan? a. > 6 bulan

b. < 6 bulan c. Tidak tahu

4. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan?

a. Makanan lunak b. Makanan padat c. Mie


(3)

5. Menurut ibu manakah yang merupakan makanan pendamping ASI a. Gula

b. Makanan yang dilepeh c. Bubur susu

d. Nasi

6. Menurut Ibu, berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang berusia 6-8 bulan?

a. 1-3 kali b. 4-6 kali c. 7-10 kali

d. Tidak tentu, tergantung bayi menangis

7. Menurut Ibu, mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan? a. Agar anak tidak rewel dan canggung

b. Agar anak terhindar dari penyakit

c.Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan umurnya

d. Tidak tahu

8. Menurut ibu, apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan terhadap kesehatan bayi?

a. Tidak ada pengaruhnya

b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu c. Anak jadi sering nangis

d. Tidak tahu

9. Menurut ibu bayi umur lebih dari 6 bulan sampai 1 tahun dapat diberikan nasi tim?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

10. Pemberian makanan tambahan (biscuit,buah-buahan dll) sebaiknya pada usia? a. < 6 bulan

b. 9 bulan c. > 24 bulan


(4)

11. Menurut ibu, apakah dengan menunda makanan tambahan dapat mengurangi resiko alergi makanan?

a. Ya b. Tidak c. Mungkin d. Tidak tahu

12. Menurut ibu pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih? a. < 24 bulan

b. > 24 bulan c. < 12 bulan d. > 12 bulan

IV. Sikap

Petunjuk: Berilah tanda ceklis √ dalam kotak pada setiap pertanyaan yang tersedia jika pilihan tersebut menjadi jawaban anda, bila ada yang kurang mengerti langsung tanyakan pada peneliti yang bersangkutan. Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S KS TS

1. Bayi berusia 4 bulan memerlukan makanan khusus

2. Pada bayi berusia > 6 bulan baru boleh diberikan makanan tambahan

3. Supaya bayi berusia 0-6 bulan lebih gemuk, makanannya harus ditambah dengan susu formula 4. Pemberian makanan pada bayi sebelum bayi berusia


(5)

5. Pemberian makanan selain ASI kepada bayi sebelum bayi berusia 6 bulan

6. Menunda pemberian makanan padat dapat mengurangi resiko alergi makanan pada bayi 7. Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan

dapat membantu bayi mengatasi rasa lapar dan tidak akan menangis

8. Memberi makanan lumat seperti bubur susu sebagai makanan pertama pada bayi berusia > 6 bulan 9. Pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari 6


(6)

MASTER DATA

No Nama umur didik kerja suku Usia

bayi T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 TOT Kat S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 TOT Kat

1 rosmauli 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 2 3 1 1 3 2 4 1 20 2 2 murni 2 3 3 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 2 2 3 3 3 4 3 2 3 1 24 1 3 sorta purba 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 3 3 3 1 2 2 1 3 20 2 4 masta 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 23 1 5 darsinih 2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 3 2 3 4 2 2 2 1 20 2 6 karmila 2 3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 5 2 3 3 3 2 3 3 2 1 2 22 2 7 mareli 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 3 4 2 3 2 2 2 2 23 1 8 rospita 2 3 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 2 2 3 3 1 1 1 4 2 4 21 2 9 rita sagala 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 1 10 maria sitepu 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 2 3 4 3 2 2 1 2 3 3 23 1 11 hotmauli s 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 4 4 1 1 2 3 3 2 24 1 12 tiur purba 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 4 4 4 2 2 2 1 3 24 1 13 saurma 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 2 1 3 3 3 4 2 2 22 2 14 asima 2 3 3 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 2 3 3 3 4 2 2 1 1 3 22 2 15 uli 2 3 3 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 2 4 2 2 1 2 1 3 3 3 21 2 16 ningsih 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 3 2 3 1 3 3 3 2 23 1 17 erna silalahi 2 3 3 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 5 2 3 3 2 3 2 4 1 1 3 22 2 18 rosdiana 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 4 1 3 2 3 3 1 1 20 2 19 sumiarni tamba 1 2 3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 2 2 2 3 3 3 2 1 4 3 23 1 20 likmah 3 1 3 3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 23 1 21 sari 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 4 2 2 3 2 2 2 2 23 1 22 gokmauli 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 2 4 2 2 3 2 3 3 23 1 23 tari gultom 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 3 4 3 3 2 2 2 1 24 1 24 ernita barus 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 2 3 3 3 3 3 2 1 24 1 25 deliana 2 2 1 3 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 2 4 3 2 3 1 3 2 3 2 23 1 26 fitri 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 4 2 3 1 2 3 1 2 21 2 27 santy siregar 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 3 2 3 2 2 2 3 2 23 1 28 posma 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 2 3 3 3 2 1 1 1 20 2 29 melda sirait 3 3 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 2 2 2 2 2 1 3 3 3 4 22 2 30 eva sinurat 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 2 2 4 3 2 2 2 2 22 2 31 duma 1 3 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 2 2 4 1 2 3 2 3 1 2 20 2 32 oktauli 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 3 2 1 3 3 4 2 3 24 1


(7)

33 yohana 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 21 2 34 riris sinaga 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 2 2 4 2 3 2 2 3 23 1 35 dian saragih 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 3 4 2 3 1 3 3 2 2 23 1 36 arini 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 2 2 4 3 3 2 3 4 27 1 37 esra 2 2 3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 2 3 4 2 2 1 3 2 2 3 22 2 38 nursita 2 3 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 3 1 1 3 2 2 2 3 18 2 39 veronika 1 3 3 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5 2 3 3 4 3 3 2 2 2 1 23 1 40 nursaida 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 4 2 3 2 2 3 3 2 23 1 41 timoria 2 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 2 4 3 2 2 1 1 1 1 2 17 2 42 henna 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 4 4 2 2 3 3 4 3 4 29 1 43 shinta 2 3 3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 5 2 2 3 4 4 1 1 2 3 2 22 2 44 tiasma 2 3 3 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 2 2 3 4 4 1 1 2 3 2 22 2 45 parsaulian 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 3 2 2 1 3 4 2 2 21 2 46 petronella 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6 2 2 2 1 2 4 2 3 2 4 22 2 47 pasurian 3 1 3 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 22 2 48 dosmaria 2 3 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 22 2 49 nelly 2 3 3 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 5 2 3 3 2 2 2 3 3 3 1 22 2 50 renta 2 3 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 2 2 3 2 1 1 4 2 3 3 21 2 51 minna 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 3 3 2 2 2 2 4 1 20 2 52 yunita 2 2 3 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 2 2 2 2 1 1 4 3 3 4 22 2 53 wulandari 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2 3 3 4 4 4 4 2 1 27 1 54 ellyana 2 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 2 2 3 4 2 2 3 3 1 2 22 2 55 lusianna 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 3 2 4 3 2 3 2 1 22 2 56 dominta 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 2 1 2 3 2 2 3 4 21 2 57 zakaria 3 4 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 2 3 3 2 2 1 2 3 4 2 22 2


(8)

MASTER DATA

No Nama Umur Didik Kerja Suku Usia Bayi P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TOT Kat

1 rosmauli 1 3 3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 2

2 murni 2 3 3 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4 3

3 sorta purba 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 3

4 masta 1 2 3 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 6 2

5 darsinih 2 2 1 2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 3

6 karmila 2 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 3

7 mareli 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1

8 rospita 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 6 2

9 rita sagala 2 3 3 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 3

10 maria sitepu 3 2 3 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 3

11 hotmauli s 3 3 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 2

12 tiur purba 2 3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 3

13 saurma 2 3 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 3

14 asima 2 3 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 3

15 uli 2 3 3 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 3

16 ningsih 2 3 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1

17 erna silalahi 2 3 3 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 3

18 rosdiana 3 4 4 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4 3

19 sumiarni tamba 1 2 3 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 3

20 likmah 3 1 3 3 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 4 3

21 sari 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 1

22 gokmauli 2 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 9 2

23 tari gultom 2 3 3 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 3

24 ernita barus 2 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3 3

25 deliana 2 2 1 3 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3

26 fitri 2 3 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 3

27 santy siregar 1 2 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 3


(9)

29 melda sirait 3 3 3 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 3

30 eva sinurat 1 3 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3 3

31 duma 1 3 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 3

32 oktauli 2 1 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 9 2

33 yohana 2 2 3 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 3

34 riris sinaga 2 3 3 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 3

35 dian saragih 2 3 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 4 3

36 arini 3 2 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 6 2

37 esra 2 2 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 3

38 nursita 2 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3 3

39 veronika 1 3 3 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 2

40 nursaida 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1

41 timoria 2 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 3

42 henna 3 4 4 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 3

43 shinta 2 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 3

44 tiasma 2 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 3

45 parsaulian 2 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 2

46 petronella 1 3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 3

47 pasurian 3 1 3 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 2

48 dosmaria 2 3 3 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4 3

49 nelly 2 3 3 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 3

50 renta 2 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 3

51 minna 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1

52 yunita 2 2 3 2 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 7 2

53 wulandari 1 3 3 3 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4 3

54 ellyana 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 9 2

55 lusianna 2 3 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1

56 dominta 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1


(10)

Frequency Karakteristik

nama responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid arini 1 1.8 1.8 1.8

asima 1 1.8 1.8 3.5

darsinih 1 1.8 1.8 5.3

deliana 1 1.8 1.8 7.0

dian saragih 1 1.8 1.8 8.8

dominta 1 1.8 1.8 10.5

dosmaria 1 1.8 1.8 12.3

duma 1 1.8 1.8 14.0

ellyana 1 1.8 1.8 15.8

erna silalahi 1 1.8 1.8 17.5

ernita barus 1 1.8 1.8 19.3

esra 1 1.8 1.8 21.1

eva sinurat 1 1.8 1.8 22.8

fitri 1 1.8 1.8 24.6

gokmauli 1 1.8 1.8 26.3

henna 1 1.8 1.8 28.1

hotmauli s 1 1.8 1.8 29.8

karmila 1 1.8 1.8 31.6

likmah 1 1.8 1.8 33.3

lusianna 1 1.8 1.8 35.1

mareli 1 1.8 1.8 36.8

maria sitepu 1 1.8 1.8 38.6

masta 1 1.8 1.8 40.4

melda sirait 1 1.8 1.8 42.1

minna 1 1.8 1.8 43.9

murni 1 1.8 1.8 45.6

nelly 1 1.8 1.8 47.4

ningsih 1 1.8 1.8 49.1

nursaida 1 1.8 1.8 50.9

nursita 1 1.8 1.8 52.6

oktauli 1 1.8 1.8 54.4

parsaulian 1 1.8 1.8 56.1

pasurian 1 1.8 1.8 57.9

petronella 1 1.8 1.8 59.6

posma 1 1.8 1.8 61.4

Renta 1 1.8 1.8 63.2


(11)

rita sagala 1 1.8 1.8 66.7

rosdiana 1 1.8 1.8 68.4

rosmauli 1 1.8 1.8 70.2

rospita 1 1.8 1.8 71.9

santy siregar 1 1.8 1.8 73.7

Sari 1 1.8 1.8 75.4

saurma 1 1.8 1.8 77.2

Shinta 1 1.8 1.8 78.9

sorta purba 1 1.8 1.8 80.7

sumiarni tamba 1 1.8 1.8 82.5

tari gultom 1 1.8 1.8 84.2

tiasma 1 1.8 1.8 86.0

timoria 1 1.8 1.8 87.7

tiur purba 1 1.8 1.8 89.5

Uli 1 1.8 1.8 91.2

veronika 1 1.8 1.8 93.0

wulandari 1 1.8 1.8 94.7

yohana 1 1.8 1.8 96.5

Yunita 1 1.8 1.8 98.2

zakaria 1 1.8 1.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <25 10 17.5 17.5 17.5

25-35 36 63.2 63.2 80.7

>35 11 19.3 19.3 100.0

Total 57 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 4 7.0 7.0 7.0

SLTP 16 28.1 28.1 35.1

SLTA 33 57.9 57.9 93.0

Perguruan Tinggi 4 7.0 7.0 100.0


(12)

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 12 21.1 21.1 21.1

Wiraswasta 8 14.0 14.0 35.1

petani/buruh 33 57.9 57.9 93.0

PNS 4 7.0 7.0 100.0

Total 57 100.0 100.0

suku responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid batak 48 84.2 84.2 84.2

jawa 6 10.5 10.5 94.7

melayu 3 5.3 5.3 100.0


(13)

Frequency Pengetahuan

makanan pedamping ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 28 49.1 49.1 49.1

benar 29 50.9 50.9 100.0

Total 57 100.0 100.0

pengertian makanan pedamping ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 27 47.4 47.4 47.4

benar 30 52.6 52.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

umur sebaiknya diberikan makanan tambahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 33 57.9 57.9 57.9

benar 24 42.1 42.1 100.0

Total 57 100.0 100.0

jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia >6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 29 50.9 50.9 50.9

benar 28 49.1 49.1 100.0

Total 57 100.0 100.0

yang merupakan makanan pedamping ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 36 63.2 63.2 63.2

benar 21 36.8 36.8 100.0


(14)

makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang berusia 6-8 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 36 63.2 63.2 63.2

benar 21 36.8 36.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

bayi perlu diberi makanan tambahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 32 56.1 56.1 56.1

benar 25 43.9 43.9 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan terhadap kesehatan bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 35 61.4 61.4 61.4

benar 22 38.6 38.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

umur lebih dari 6 bulan sampai 1 tahun dapat diberikan nasi tim

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 31 54.4 54.4 54.4

benar 26 45.6 45.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan tambahan sebaiknya pada usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 33 57.9 57.9 57.9

benar 24 42.1 42.1 100.0

Total 57 100.0 100.0

makanan tambahan dapat mengurangi resiko alergi makanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 34 59.6 59.6 59.6

benar 23 40.4 40.4 100.0


(15)

pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 31 54.4 54.4 54.4

benar 26 45.6 45.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

total pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 19 33.3 33.3 33.3

4 19 33.3 33.3 66.7

6 5 8.8 8.8 75.4

7 1 1.8 1.8 77.2

8 2 3.5 3.5 80.7

9 4 7.0 7.0 87.7

10 2 3.5 3.5 91.2

11 3 5.3 5.3 96.5

12 2 3.5 3.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 7 12.3 12.3 12.3

cukup 12 21.1 21.1 33.3

kurang 38 66.7 66.7 100.0


(16)

Frequency Sikap

bayi 4 bulan memerlukan makanan khusus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 5 8.8 8.8 8.8

setuju 23 40.4 40.4 49.1

tidak setuju 19 33.3 33.3 82.5

sangat tidak setuju 10 17.5 17.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

bayi >6 bulan boleh diberikan makanan tambahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 17 29.8 29.8 29.8

setuju 29 50.9 50.9 80.7

sangat setuju 11 19.3 19.3 100.0

Total 57 100.0 100.0

bayi 0-6 bulan lebih gemuk, makanannya harus ditambah dengan susu formula

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 6 10.5 10.5 10.5

setuju 26 45.6 45.6 56.1

tidak setuju 16 28.1 28.1 84.2

sangat tidak setuju 9 15.8 15.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan pada bayi sebelum <6 bulan dapat berpengaruh pada pencernaannya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 8 14.0 14.0 14.0

tidak setuju 18 31.6 31.6 45.6

setuju 22 38.6 38.6 84.2

sangat setuju 9 15.8 15.8 100.0


(17)

pemberian makanan selain ASI kepada bayi sebelum bayi berusia 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 17 29.8 29.8 29.8

setuju 15 26.3 26.3 56.1

tidak setuju 21 36.8 36.8 93.0

sangat tidak setuju 4 7.0 7.0 100.0

Total 57 100.0 100.0

menunda pemberian makanan padat dapat mengurangi resiko alergi makanan pada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 6 10.5 10.5 10.5

tidak setuju 24 42.1 42.1 52.6

setuju 23 40.4 40.4 93.0

sangat setuju 4 7.0 7.0 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan pada usia 6 bulan dapat membantu bayi mengatasi rasa lapar dan tidak akan menangis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 6 10.5 10.5 10.5

setuju 27 47.4 47.4 57.9

tidak setuju 18 31.6 31.6 89.5

sangat tidak setuju 6 10.5 10.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

memberi makanan lumat seperti bubur susu sebagai makanan pertama pada usia >6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 11 19.3 19.3 19.3

tidak setuju 19 33.3 33.3 52.6

setuju 23 40.4 40.4 93.0

sangat setuju 4 7.0 7.0 100.0


(18)

pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari 6 kali makanan tambahan setiap hari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat setuju 12 21.1 21.1 21.1

setuju 22 38.6 38.6 59.6

tidak setuju 16 28.1 28.1 87.7

sangat tidak setuju 7 12.3 12.3 100.0

Total 57 100.0 100.0

total sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17 1 1.8 1.8 1.8

18 1 1.8 1.8 3.5

20 7 12.3 12.3 15.8

21 7 12.3 12.3 28.1

22 18 31.6 31.6 59.6

23 13 22.8 22.8 82.5

24 6 10.5 10.5 93.0

27 3 5.3 5.3 98.2

29 1 1.8 1.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

kategori sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 24 42.1 42.1 42.1

tidak baik 33 57.9 57.9 100.0


(19)

Frequency Ketepatan

pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 9 15.8 15.8 15.8

tidak 48 84.2 84.2 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian ASI saja sampai bayi usia 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 11 19.3 19.3 19.3

ya 46 80.7 80.7 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan tambahan pada bayi saat berumur 4 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 9 15.8 15.8 15.8

tidak 48 84.2 84.2 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makan bayi berusia <6 bulan jika bayi rewel atau menangis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 15 26.3 26.3 26.3

tidak 42 73.7 73.7 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian susu formula pada anak usia <6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 9 15.8 15.8 15.8

tidak 48 84.2 84.2 100.0


(20)

pemberian makanan lumat seperti bubur sebagai makanan pertama bayi berusia diatas 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 10 17.5 17.5 17.5

ya 47 82.5 82.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan tambahan 3-4 kali sehari pada bayi usia >9 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 11 19.3 19.3 19.3

ya 46 80.7 80.7 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan orang dewasa pada umumnya pada bayi usia >12 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 10 17.5 17.5 17.5

ya 47 82.5 82.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan tambahan (bubur tim, sayuran, pisang, dll) pada bayi usia 7 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 14.0 14.0 14.0

ya 49 86.0 86.0 100.0

Total 57 100.0 100.0

pemberian makanan tambahan (daging/ikan) pada usia 9 bulan atau lebih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 12 21.1 21.1 21.1

ya 45 78.9 78.9 100.0


(21)

total ketepatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5 10 17.5 17.5 17.5

6 10 17.5 17.5 35.1

7 2 3.5 3.5 38.6

8 3 5.3 5.3 43.9

9 2 3.5 3.5 47.4

10 30 52.6 52.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

kategori ketepatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tepat 26 45.6 45.6 45.6

tidak tepat 31 54.4 54.4 100.0


(22)

Crosstabs

kategori pengetahuan * kategori ketepatan Crosstab

kategori ketepatan

tepat tidak tepat Total kategori

pengetahuan

baik Count 7 0 7

% within kategori pengetahuan

100.0% .0% 100.0 % % within kategori

ketepatan

26.9% .0% 12.3%

% of Total 12.3% .0% 12.3%

cukup Count 7 5 12

% within kategori pengetahuan

58.3% 41.7% 100.0 % % within kategori

ketepatan

26.9% 16.1% 21.1%

% of Total 12.3% 8.8% 21.1%

kurang Count 12 26 38

% within kategori pengetahuan

31.6% 68.4% 100.0 % % within kategori

ketepatan

46.2% 83.9% 66.7%

% of Total 21.1% 45.6% 66.7%

Total Count 26 31 57

% within kategori pengetahuan

45.6% 54.4% 100.0 % % within kategori

ketepatan

100.0% 100.0% 100.0 %

% of Total 45.6% 54.4% 100.0


(23)

Chi-Square Tests Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 12.146a 2 .002

Likelihood Ratio 14.881 2 .001

Linear-by-Linear Association

11.758 1 .001

N of Valid Cases 57

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,19.

kategori sikap * kategori ketepatan

Crosstab

kategori ketepatan

tepat tidak tepat Total kategori

sikap

baik Count 15 9 24

% within kategori sikap

62.5% 37.5% 100.0% % within kategori

ketepatan

57.7% 29.0% 42.1%

% of Total 26.3% 15.8% 42.1%

tidak baik Count 11 22 33

% within kategori sikap

33.3% 66.7% 100.0% % within kategori

ketepatan

42.3% 71.0% 57.9%

% of Total 19.3% 38.6% 57.9%

Total Count 26 31 57

% within kategori sikap

45.6% 54.4% 100.0% % within kategori

ketepatan

100.0% 100.0% 100.0%


(24)

Chi-Square Tests Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.765a 1 .029

Continuity Correctionb

3.662 1 .056

Likelihood Ratio 4.815 1 .028

Fisher's Exact Test .035 .028

Linear-by-Linear Association

4.681 1 .030

N of Valid Cases 57

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,95.


(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

47

_______, 2006. Perlakuan Salah Satu Pemberian Makanan Pendamping. Diakses tanggal 09 april 2015 http://www.Bayi sehat.web.id

Anwar, Asrul., 2003. Peningkatan Gizi Balita melalui Mutu MP ASI. Diakses tanggal 12 April 2015 http://www.Gizinet.com

Ariani. 2008. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

http.//www.parentingislami.wordpresss.com, diakses tanggal 12 April 2015

Arisman., 2009. Keracunan Makanan, Jakarta: EGC.

Depkes RI., 2000. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI., 2002. Manajemen Laktasi, Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI., 2004. Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan Pengelolaan makanan Pendamping Air Susu Ibu, Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI., 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP- ASI) Lokal, Jakarta. diakses tanggal 10 April 2015 http://www.depkes/makanan pendamping ASI.com

Depkes RI., 2007. Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Jakarta: Depkes RI.

Dheny., 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi di Posyandu Karya Mulya Jetis Jaten, Surakarta. Evi, NA., 1992. Sudahkan bayi Anda diberi MP ASI ?. Jakarta: Warta Demografi. Ina, Hernawati., 2008. Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan Makanan Pendamping ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan di Posyandu Cirumpak Tengah Kec. Kronjo. www.inahernawati.com . Diakses pada tanggal15 mei 2015

Juwono, Lilian., 2003. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan , Depok: FKM UI


(30)

Kalnins, Daina., 2003. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, Jakarta: Puspa Swara.

Kodrat, L.,2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta: Media Baca.

Krisnatuti dan Yenrina., 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, Jakarta: Puspa Swara.

Lawson, Marget., 2003. Makanan Sehat Untuk Bayi dan Balita, Jakarta, Dian Rakyat.

Martin., 2000. Pengetahuan dan Sikap ibu Terhadap bahan Pemberian MP ASI. Yaho@.BKKBN.90.id

Nilawati, N., 2005. Kapan Pemberian Makanan Pendamping ASI Yang Tepat?. Majalah Ayah Bunda Edisi/No.Ol Januari 2005

Notoatmodjo, Soekidjo., 2005. Metodologi Peneltian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

___________________., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta.

___________________,. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Riwidikdo, H., 2008. Statistik Kesehatan, Jogjakarta : Mitra Cendikia

____________,2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Progam R dan SPSS. Jogjakarta : 2010.

RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia., 1994. Penuturan Gizi Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sariningsih, Y. 2005. Perilaku Orang Tua Dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Balita ( Studi Kasus Terhadap Orang Tua Balita dari Keluarga Miskin di Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung).Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia : Jakarta. Sari, Irvani., 2005. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Perilaku

Pemberian MP-ASI Pada Bayi 6-12 Bulan di Puskesmas Cimahi Selatan Kota Cimahi. Skripsi. Depok: FKM UI.

Setyaningsih, Atik., 2007. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemberian MP-ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Posyandu Warna Sari Desa Glonggong Nogosari Boyolali.


(31)

Simanjuntak, Dahlia., 2001. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian MP-ASI DINI pada Bayi di Kecamatan Pasar Rebo Kotamadya Jakarta Timur. Tesis. Depok: FKM UI.

Soetjiningsih., 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: Sagung Seto.

Suhardjo., 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi, Jakarta: Bumi Aksara. _______., 2007. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Cetakan ke-10.

Yogyakarta: Penerbit Kanisus.

Sunartyo, Nano., 2006. Panduan Merawat bayi dan Balita, Dika Press, Jogjakarta. WHO., 2001. Pemberian Makanan Tambahan, Jakarta: EGC.


(32)

19 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai metode survei yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu pengambilan data yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015 dengan cara pendekatan, wawancara dan pengumpulan data menggunakan kuesioner.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015.

3.2.2 Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Oktober 2015. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 24 bulan di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015 yaitu sebanyak 57 orang.


(33)

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah seluruh populasi di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun yaitu sebanyak 57 orang.

Sampel yang menjadi subyek penelitian harus memenuhi Kriteria Inklusi, yaitu kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).

1). Ibu yang mempunyai bayi umur 24 bulan

2). Bayi yang diberi dan bayi yang tidak diberi MP-ASI 3). Ibu yang bersedia menjadi responden.

3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh terdiri dari :

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini berupa kuesioner yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang langsung diisi oleh responden. 3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data yang akan dikumpulkan berkaitan dengan tujuan penelitian seperti batasan wilayah penelitian, dan lain-lain yang diperoleh dari profil Kelurahan dan profil Puskesmas di Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.


(34)

3.5 Defenisi Operasional

I. Variabel Dependen N

o

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur 1. Ketepatan

pem berian MP-ASI pada bayi

Pemberian makanan tambahan selain ASI pada bayi sejak usia 6-24 bulan

Kuisioner Nominal

1. Tepat

2. Tidak Tepat II.Variabel Independen

2 Pengetahuan Hasil penginderaan atau hasil tahu seorang ibu terhadap ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi 0-24 bulan.

Kuesioner Ordinal

1. Baik (≥75%) (10-12)

2. Cukup

(40%-75%) (5-9)

3. Kurang < (40%) (0-4)

3. Sikap Respon yang dilakukan oleh ibu dalam

pemberian

MP-ASI pada bayi.

Kuesioner Ordinal

1. Baik (≥ 50%) (23-36)

2. Tidak Baik (< 50%) (9-22)


(35)

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Dependen

Pengukuran variabel dependen yaitu pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-24 bulan terdiri dari 10 pernyataan diukur dengan menggunakan skala nominal dengan kategori yaitu:

1. Tepat : Jika responden menjawab dengan benar semua pernyataan 2. Tidak Tepat : Jika responden tidak dapat menjawab dengan benar semua

pernyataan

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Independen 1. Pengetahuan

Untuk pertanyaan Pengetahuan Ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi sebanyak 12 pertanyaan dengan menggunakan sistem scoring. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Total skor adalah 12 dan total skor minimal adalah 0.

Menurut Arikunto 2007, pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kategori , yaitu:

1. Baik : Jika jawaban benar dengan nilai ≥ 75% dengan total score (10-12). 2. Cukup : Jika jawaban benar dengan nilai 40%-75% dengan total score

(5-9).

3. Kurang : Jika jawaban benar dengan nilai < 40% dengan total score (0-4). 2. Sikap

Kuesioner pengukuran sikap berisi 9 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif yang terdapat pada nomor 2,4,6,8 dan 5 pernyataan negatif


(36)

terdapat pada nomor 1,3,5, 7dan 9. Pengukuran dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif Nilai

Sangat setuju 4 Sangat setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak setuju 2 Tidak setuju 3

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4

Dengan Kategori:

1. Baik : Jika responden dapat menjawab ≥ 50% dengan total score (23-36).

2. Tidak Baik : jika responden dapat menjawab < 50% dengan total score (9-22).

3.7 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah pengolahan data terdiri dari 3 tahap :

a. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Apabila ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).


(37)

b. Coding Sheet (Lembaran Kode)

Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembar atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

c. Data Entry (Memasukkan Data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

3.8 Analisis Data

Hasil analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan presentasi. Adapun tahap dari analisa data adalah :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan masing-masing variabel independen dan dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan kedua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi

Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) antara lain:

1. Ho ditolak jika p<α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel independen (pengetahuan, sikap) dengan variabel dependen (ketepatan pemberian MP-ASI).


(38)

2. Ho diterima jika p>α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara variabel independen (pengetahuan, sikap) dengan variabel dependen (ketepatan pemberian MP-ASI).


(39)

26 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Data Geografi

Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran memiliki luas lahan 865 Ha. Jarak kantor kelurahan ke kantor camat sekitar 0,5km. Kelurahan Tiga Balata berbatasan dengan:

- Sebelah Utara : Kecamatan Siantar - Sebelah Selatan : Dusun Pinangratus - Sebelah Timur : Desa Dolok Marlawan - Sebelah Barat : Pematang Siantar 4.1.2 Gambaran Demografi

Jumlah penduduk tahun 2015 adalah 3.512 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 896 KK yang terdiri dari Jumlah penduduk laki-laki 1738 jiwa dan perempuan sebanyak 1774 jiwa.

Di kelurahan Tiga balata terdapat satu Puskesmas Tiga Balata, terdapat tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 dokter umum,1 dokter gigi, 3 bidan desa, 3 perawat, tenaga gizi, dan tenaga kesehatan masyarakat.


(40)

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Karakteristik meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, suku dan usia bayi. Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Kelurahan Tiga Balata

Kec. Jorlang Hataran Kab. Simalungun

No Karakteristik Jumlah

N %

1 Umur

<25 Tahun 10 17,5

25-35 Tahun 36 63,2

>35 Tahun 11 19,3

2 Pendidikan

SD 4 7,0

SLTP 16 28,1

SLTA 33 57,9

Perguruan Tinggi 4 7,0

3 Pekerjaan

IRT 12 21,1

Wiraswasta 8 14,0

Petani/Buruh 33 57,9

PNS 4 7,0

4 Suku

Batak 48 84,2

Jawa 6 10,5

Melayu 3 5,3

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah responden yang tertinggi berumur 25-35 tahun yaitu sebanyak 36 orang (63,2%) dan responden yang terendah berumur <25 tahun yaitu sebanyak 10 orang (17,5%). Diketahui juga bahwa yang paling banyak responden memiliki tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 33 orang (57,9%), sementara terendah adalah SD sebanyak 4 orang (7,0%). Diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan petani/buruh yaitu sebanyak 33 orang (57,9%), dan kecil adalah PNS sebanyak 4 orang (7,0%).


(41)

Diketahui juga sebagian besar responden bersuku batak sebanyak 48 orang (84,2%), dan yang terendah bersuku melayu sebanyak 3 orang (5,3%).

4.2.2. Pengetahuan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI diKelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Pertanyaan Salah Benar

n % N %

1 Makanan pendamping ASI 28 49,1 29 50,9

2 Pengertian makanan

pendamping ASI

27 47,4 30 52,6

3 Umur sebaiknya diberikan

makanan tambahan

33 57,9 24 42,1

4 Jenis makanan yang pertama

kali diberikan kepada bayi usia >6 bulan

29 50,9 28 49,1

5 Yang merupakan makanan

pendamping ASI

36 63,2 21 36,8

6 Makanan tambahan diberikan

dalam sehari kepada bayi yang berusia 6-8 bulan

36 63,2 21 36,8

7 Bayi perlu diberi makanan

tambahan

32 56,1 25 43,9

8 Pengaruh pemberian makan

bayi sebelum usia 6 bulan terhadap kesehatan bayi

35 61,4 22 38,6

9 Umur lebih dari 6 bulan

sampai 1 tahun dapat diberikan nasi tim

31 54,4 26 45,6

10 Pemberian makanan tambahan sebaiknya pada usia

33 57,9 24 42,1

11 Makanan tambahan dapat

mengurangi resiko alergi

makanan

34 59,6 23 40,4

12 Pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih

31 54,4 26 45,6

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tidak dapat menjawab dengan benar untuk setiap indikator (pertanyaan) dalam


(42)

pengukuran pengetahuan seperti umur sebaiknya diberikan makanan tambahan (57,9%), jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia >6 bulan (50,9%), yang merupakan makanan pendamping ASI (63,2%), makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang berusia 6-8 bulan (63,2%), bayi pada diberi makanan tambahan (56,1%), pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan terhadap kesehatan bayi (61,4%), umur lebih dari 6 bulan sampai 1 tahun dapat diberikan nasi tim (54,4%), pemberian makanan tambahan sebaiknya pada usia (57,9%), makanan tambahan dapat mengurangi resiko alergi makanan (59,6%), dan pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih (54,4%).

Berdasarkan hasil tersebut maka pengetahuan seputar MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun dikategorikan pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Pengetahuan Jumlah

n %

1 Baik 7 12,3

2 Cukup 12 21,0

3 Kurang 38 66,7

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kategori kurang dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi yaitu sebanyak 38 orang (66,7%), dan terendah memiliki pengetahuan kategori


(43)

baik dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi yaitu sebanyak 7 orang (12,3%).

4.2.3. Sikap Responden

Tabel 4.4 Distribusi Sikap Responden tentang MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Pernyataan Jumlah

n %

1 Bayi 4 bulan memerlukan makanan khusus

Sangat Setuju 5 8,8

Setuju 23 40,4

Tidak Setuju 19 33,3

Sangat Tidak Setuju 10 17,5

2 Bayi >6 bulan boleh diberikan makanan tambahan

Tidak Setuju 17 29,8

Setuju 29 50,9

Sangat Setuju 11 19,3

3 Bayi 0-6 bulan lebih gemuk, makanannya harus ditambah dengan susu formula

Sangat Setuju 6 10,5

Setuju 26 45,6

Tidak Setuju 16 28,1

Sangat Tidak Setuju 9 15,8

4 Pemberian makanan pada bayi sebelum <6 bulan dapat berpengaruh pada pencernaannya

Sangat Tidak Setuju 8 14,0

Tidak Setuju 18 31,6

Setuju 22 38,6

Sangat Setuju 9 15,8

5 Pemberian makanan selain ASI kepada bayi sebelum bayi berusia 6 bulan

Sangat Setuju 17 29,8

Setuju 15 26,3

Tidak Setuju 21 36,8

Sangat Tidak Setuju 4 7,0

6 Menunda pemberian makanan padat dapat mengurangi resiko alergi makanan pada bayi

Sangat Tidak Setuju 6 10,5


(44)

Setuju 23 40,4

Sangat Setuju 4 7,0

7 Pemberian makanan pada usia 6 bulan dapat membantu bayi mengatasi rasa lapar dan tidak akan menangis

Sangat Setuju 6 10,5

Setuju 28 49,1

Tidak Setuju 17 28,8

Sangat Tidak Setuju 6 10,5

8 Memberi makanan lumat seperti bubur susu sebagai makanan pertama pada usia >6 bulan

Sangat Tidak Setuju 11 19,3

Tidak Setuju 19 33,3

Setuju 23 40,4

Sangat Tidak Setuju 4 7,0

9 Pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari 6 kali makanan tambahan setiap hari

Sangat Setuju 12 21,1

Setuju 22 38,6

Tidak Setuju 16 28,1

Sangat Tidak Setuju 7 12,3

Jumlah 57 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sikap responden dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi sebagian besar setuju dengan pernyataan “bayi 4 bulan memerlukan makanan khusus” sebanyak 23 orang (40,4%), untuk pernyataan tentang bayi >6 bulan boleh diberikan makanan tambahan sebagian responden menjawab setuju yaitu sebanyak 29 orang (50,9%), pernyataan bayi 0-6 bulan lebih gemuk, makanannya harus ditambah dengan susu formula sebagian responden menjawab setuju yaitu sebanyak 26 orang (45,6%), pernyataan tentang pemberian makanan pada bayi sebelum <6 bulan dapat berpengaruh pada pencernaannya sebagian responden menjawab setuju yaitu sebanyak 22 orang (38,6%), pernyataan tentang pemberian makanan selain ASI kepada bayi sebelum bayi berusia 6 bulan sebagian responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 21


(45)

orang (36,8%), pernyataan tentang menunda pemberian makanan padat dapat mengurangi resiko alergi makanan pada bayi sebagian responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 24 orang (42,1%), pernyataan tentang pemberian makanan pada usia 6 bulan dapat membantu bagi mengatasi rasa lapar dan tidak akan menangis sebagian responden menjawab setuju yaitu sebanyak 28 orang (49,1%), pernyataan tentang memberi makanan lumat seperti bubur susu sebagai makanan pertama pada usia >6 bulan sebagian responden menjawab setuju yaitu sebanyak 23 orang (40,4%), pernyataan tentang pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari 6 kali makanan tambahan setiap hari sebagian responden menjawab setuju yaitu sebanyak 22 orang (38,6%).

Berdasarkan hasil tersebut maka sikap ibu seputar MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun dikategorikan pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Sikap Jumlah

n %

1 Baik 24 42,1

2 Tidak Baik 33 57,9

Jumlah 57 100,0

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap kategori tidak baik dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi yaitu sebanyak 33 orang (57,9%), dan terendah memiliki sikap kategori baik dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi yaitu sebanyak 24 orang (42,1%).


(46)

4.2.4. Ketepatan Pemberian MP-ASI

Tabel 4.6 Distribusi Ketepatan Pemberian MP-ASI di kelurahan Tiga Balata kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Pertanyaan Jumlah

n %

1 Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia

0-6 bulan

Ya 9 15,8

Tidak 48 84,2

2 Pemberian ASI saja sampai bayi usia 6 bulan

Ya 46 80,7

Tidak 11 19,3

3 Pemberian makanan tambahan pada bayi saat

berumur 4 bulan

Ya 9 15,8

Tidak 48 84,2

4 Pemberian makan bayi berusia <6 bulan jika bayi

rewel atau menangis

Ya 15 26,3

Tidak 42 73,7

5 Pemberian susu formula pada anak usia <6 bulan

Ya 9 15,8

Tidak 48 84,2

6 Pemberian makanan lumat seperti bubur sebagai

makanan pertama bayi berusia diatas 6 bulan

Ya 47 82,5

Tidak 10 17,5

7 Pemberian makanan tambahan 3-4 kali sehari pada

bayi usia >9 bulan

Ya 46 80,7

Tidak 11 19,3

8 Pemberian makanan orang dewasa pada umumnya

pada bayi usia >12 bulan

Ya 47 82,5

Tidak 10 17,5

9 Pemberian makanan tambahan (bubur

tim,sayuran,pisang,dll) pada bayi usia 7 bulan

Ya 49 86,0

Tidak 8 14,0

10 Pemberian makanan tambahan (daging/ikan) pada bayi usia 9 bulan atau lebih

Ya 45 78,9

Tidak 12 21,1


(47)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari pertanyaan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 0-6 bulan dengan ketepatan pemberian MP-ASI yang menjawab paling banyak yaitu Tidak sebanyak 48 orang (84,2%), pemberian ASI saja sampai bayi usia 6 bulan yang menjawab paling banyak yaitu Ya sebanyak 46 orang (80,7%), pemberian makanan tambahan pada bayi saat berumur 4 bulan yang menjawab paling banyak yaitu Tidak sebanyak 48 orang (84,2%), pemberian makan bayi berusia <6 bulan jika bayi rewel atau menangis jawaban responden tertinggi yaitu Tidak sebanyak 42 orang (73,7%), pemberian susu formula pada anak usia <6 bulan jawaban responden tertinggi yaitu Tidak sebanyak 48 orang (84,2%), pemberian makanan lumat seperti bubur sebagai makanan pertama bayi berusia diatas 6 bulan jawaban responden tertinggi yaitu Ya sebanyak 47 orang (82,5%), pemberian makanan tambahan 3-4 kali sehari pada bayi usia >9 bulan jawaban responden tertinggi yaitu Ya sebanyak 46 orang (80,7%), pemberian makanan orang dewasa pada umumnya pada bayi usia >12 bulan jawaban responden tertinggi yaitu Ya sebanyak 47 orang (82,5%), Pemberian makanan tambahan (bubur tim,sayuran,pisang,dll) pada bayi usia 7 bulan jawaban responden tertinggi yaitu Ya sebanyak 49 orang (86,0%), dan Pemberian makanan tambahan (daging/ikan) pada bayi usia 9 bulan atau lebih jawaban responden tertinggi yaitu Ya sebanyak 45 orang (78,9%).

Berdasarkan hasil tersebut maka ketepatan pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun dapat dikategorikan pada Tabel 4.7 sebagai berikut:


(48)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Ketepatan Pemberian MP-ASI Jumlah %

1 Tepat 26 45,6

2 Tidak Tepat 31 54,4

Jumlah 57 100,0

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki ketidaktepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 31 orang (54,4%), dan terendah memiliki ketepatan pemberian MP-ASI kategori tepat dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi yaitu sebanyak 26 orang (45,6%).Dapat dijelaskan ketidaktepatan responden dalam pemberian MP-ASI sebagai berikut:

Tabel 4.8 Jadwal Pemberian MP-ASI, Menurut Umur, MP-ASI, Frekuensi Pemberian per Hari, dan Jumlah Responden Yang Tidak Tepat

Umur MP-ASI Frekuensi Pemberian per Hari

Jumlah Responden Yang Tidak Tepat

0-6 Bulan ASI Setiap Hari 11

6 Bulan  ASI Kapan diminta

 Buah lunak/sari buah  Bubur tepung atau

bubur beras merah

1-2 Kali sehari

10

7 Bulan  ASI Kapan diminta

 Buah-buahan

 Hati ayam atau kacang-kacangan  Beras merah atau ubi  Sayuran (wortel, dan

bayam)

 Minyak/santan/alpukat  Air tajin

2-3 Kali sehari 12

9 Bulan  ASI Kapan diminta

 Buah-buahan 

Daging/kacang-kacangan/ayam/ikan  Beras merah/ kentang/

labu/jagung  Kacang tanah

 Minyak/santan/alpukat


(49)

Lanjutan Tabel 4.8 Jadwal Pemberian MP-ASI, Menurut Umur, MP-ASI, Frekuensi Pemberian per Hari, dan Jumlah Responden Yang Tidak Tepat

12 Bulan atau lebih

 ASI Kapan diminta

 Makanan pada

umumnya, termasuk

kuning telurnya dan jeruk

4-6 Kali sehari 10

Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak tidak tepat dalam pemberian MP-ASI pada usia 7 bulan dan 9 bulan sebanyak 12 orang. 4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen (pengetahuan,sikap) dengan variabel dependen yaitu ketepatan pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Pengetahuan Ketepatan Pemberian MP-ASI Jumlah Nilai p Tepat Tidak Tepat

n % n % n %

1 Baik 7 100 0 0 7 100

2 Cukup 7 58,3 5 41,7 12 100 0,002

3 Kurang 12 31,6 26 68,4 38 100


(50)

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh 7 responden yang berpengetahuan baik, yang pengetahuannya baik dengan tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 7 orang (100%). 12 responden yang berpengetahuan cukup, yang pengetahuannya cukup dengan ketepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 7 orang (58,3%) dan yang pengetahuannya cukup tidak tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 5 orang (41,7%). Sedangkan 38 responden yang berpengetahuan kurang, yang pengetahuannya kurang dengan ketepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 12 orang (31,6%) dan yang pengetahuannya kurang dengan ketidaktepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 26 orang (68,4%).

Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p value = 0,002 (p<0,05), Maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan responden dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi.

4.3.2. Hubungan Sikap Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI

Tabel 4.10 Hubungan Sikap Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

No Sikap Ketepatan Pemberian MP-ASI Jumlah Nilai p Tepat Tidak Tepat

n % n % n %

1 Baik 15 62,5 9 37,5 24 100

2 Tidak baik 11 33,3 22 66,7 33 100 0,029


(51)

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh 24 responden yang sikapnya baik, yang sikap baik dengan ketepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 15 orang (62,5%) dan yang sikapnya baik dengan tidak tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 9 orang (37,5%). Sedangkan 33 responden yang sikapnya tidak baik dengan ketepatan pemberian MP-ASI yaitu tepat sebanyak 11 orang (33,3%), dan yang sikapnya tidak baik dengan tidak tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 22 orang (66,7%). Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p value = 0,029 (p<0,05), Maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi.


(52)

39 5.1. Ketepatan Pemberian MP-ASI

Hasil analisis univariat dari 57 responden yang tinggal di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak tepat dalam pemberian MP-ASI pada bayi yaitu sebanyak 31 orang (54,4%), dan sebanyak 26 orang (45,6%) yang tepat dalam pemberian MP-ASI pada bayi. Rata-rata ibu yang tinggal di Kelurahan tidak tepat dalam pemberian makanan pendamping ASI dikarenakan pada saat bayi menangis yang membuat ibu merasa bayinya kelaparan sehingga ibu memberikan susu formula dan makanan tambahan lainnya. Padahal jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini dan tidak sesuainya pola asuh yang diberikan justru dapat menggangu sistem pencernaan pada bayi, dan apabila terlambat memberikan juga akan membuat bayi kekurangan gizi serta gangguan tumbuh kembang bayi.

Persentasi ketepatan pemberian MP-ASI tidak ada setengah dari sampel yang diambil, ibu merasa dengan memberikan makanan tambahan bayi akan sehat serta bayi cepat tumbuh besar. Selain itu adapula ibu yang beralasan bahwa khawatir akan tidak naiknya berat badan anak, serta bayi yang sering menangis dan rewel yang membuat ibu memberikan makanan pendamping ASI yang tidak sesuai dengan usia bayi. Padahal anak– anak yang diberikan makanan pendamping ASI setelah berumur 6 bulan umumnya lebih cerdas dan memiliki


(53)

daya tahan tubuh lebih kuat, serta mengurangi risiko terkena alergi akibat makanan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Atik Setyaningsih (2007) menunjukkan bahwa sebanyak 17 responden (56,7%) yang memberikan MP-ASI sejak dini, sedangkan yang tidak memberikan MP-ASI sejak dini sebanyak 13 (43,3%). Hal ini dikarenakan di Desa Glonggong, Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali masih belum mengetahui tentang pemberian MP-ASI yang benar dan tepat. Sehingga dibutuhkan peran serta tenaga kesehatan dalam memberikan informasi tentang pemberian MP-ASI.

5.2. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI pada bayi

Pengetahuan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah Pengetahuan tentang Makanan tambahan yang diberikan pada bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Peranan MP-ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. (Yenrina, 2008 )

Pengetahuan tentang MP-ASI sangat penting untuk di dapat karena dengan pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala zat gizi yang diperlukan dan manfaat MP-ASI sehingga ibu dapat memberikan makanan pendamping yang tepat. Pengetahuan tentang MP-ASI seorang ibu juga besar pengaruhnya bagi perubahan sikap dan perilaku didalam pemilihan bahan makanan yang selanjutnya berpengaruh pada tumbuh kembang dan gizi anak yang bersangkutan. Sebagian besar ibu yang memiliki pengetahuan baik dan cukup seharusnya menerapkan pola pemberian ASI dan MP-ASI yang baik pada anak,


(54)

namun dalam penelitian yang dilakukan tentang pola pemberian ASI dan MP-ASI baik pada anak 24 bulan masih tidak tepat.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p value = 0,002 (p<0,05), artinya ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan responden dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Irvani (2005) di Cimahi, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan dengan variabel ketepatan pemberian MP-ASI. Responden yang memiliki pengetahuan yang kurang lebih cenderung tidak tepat dalam pemberian MP-ASI dibanding responden yang memiliki pengetahuan yang baik.

Umumnya pengetahuan ibu di Kelurahan Tiga Balata sangat kurang karena kurangnya informasi tentang MP-ASI dan kurangnya minat ibu untuk mencari informasi. Terbukti dengan jawaban responden melalui kuesioner yang peneliti berikan yaitu umur sebaiknya diberikan makanan tambahan, rata-rata ibu tidak mengetahuinya. Dan terdapat ibu yang mengetahui umur sebaiknya diberikan makanan tambahan tetapi tetap memberikan makanan pendamping tidak sesuai usia bayi. Pemberian MP-ASI yang tidak sesuai umur bayi dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada bayi dan rentannya bayi terhadap penyakit,karena sistem imun yang dibentuk tidak sempurna. Kemudian untuk pertanyaan berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang berusia 6-8 bulan, rata-rata ibu menjawab tidak tentu,tergantung bayi menangis. Padahal yang paling baik adalah 1-3 kali sehari walaupun bayi tidak


(55)

menangis ataupun sedang tidur bayi harus dibangunkan untuk diberi makan, karena untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Peneliti menemukan bahwa pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor baik formal seperti pendidikan yang didapat di sekolah-sekolah maupun non formal yang diantaranya dapat diperoleh bila ibu aktif dalam kegiatan posyandu, PKK maupun kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat.

Hasil penelitian Bahri (2011) dimana sebagian besar ibu kurang mengetahui tentang makanan pendamping ASI yaitu sebesar 86,8%. Rendahnya pengetahuan responden di duga disebabkan antara lain kurangnya informasi, kurang jelasnya informasi dan kurangnya kemampuan responden untuk memahami informasi yang diterima.

5.3. Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p value = 0,029 (p<0,05), artinya ada hubungan secara signifikan antara sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi. Sikap merupakan reaksi tertutup dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu yang tinggal di Kelurahan Tiga Balata memiliki sikap tidak baik yaitu tentang ketepatan pemberian MP-ASI, seperti masih banyak ibu yang setuju bahwa bayi usia 4 bulan memerlukan makanan khusus dan supaya bayi 0-6 bulan lebih gemuk makanannya harus


(56)

ditambah dengan susu formula. Padahal di usia tersebut pencernaan bayi belum dapat menerima makanan selain ASI yang dapat menyebabkan bayi alergi, diare maupun konstipasi. Makanan pendamping ASI adalah makanan tamabahan yang diberikan pada bayi usia 6-24 bulan. Peranan MP-ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Kemudian masih ada ibu yang setuju pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari 6 kali makanan tambahan setiap hari, padahal bayi di usia tersebut kebutuhan akan asupan zat gizi sebaiknya diberi makanan tambahan pendamping air susu ibu 2-4 kali sehari.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Lianda (2010) mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian MP-ASI yaitu ada hubungan sikap dengan pemberian MP-ASI. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atika (2009) di Dusun Tlangu Kecamatan Wonosari Klaten Sebagian responden memiliki sikap positif tentang MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan sebanyak 45 responden (80%). Hal tersebut dapat dipengaruhi banyak faktor diantaranya informasi,pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa, dan lembaga pendidikan.

Pengetahuan tentang MP-ASI yang kurang mempengaruhi perilaku/sikap ibu yang diakibatkan oleh masih kurangnya minat ibu untuk mencari informasi mengenai MP-ASI dan jarangnya ibu mengikuti penyuluhan tentang makanan pendamping ASI yang diadakan petugas kesehatan yang ada di Kelurahan Tiga Balata. Alasan ibu adalah karena anak yang rewel, jarak yang jauh dari lokasi penyuluhan, pekerjaan dan lain-lain.


(57)

Umumnya alasan ibu memberikan makanan pendamping ASI yang tidak tepat sesuai usia bayi adalah karena bayi sering menangis sehingga ibu menganggap bahwa bayinya masih lapar, ibu merasa dengan memberikan makanan tambahan bayi akan sehat serta bayi cepat tumbuh besar. Selain itu adapula ibu yang beralasan bahwa khawatir akan tidak naiknya berat badan anak.


(58)

45 6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis statistik yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan yaitu :

1 Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi di Kelurahan Tiga Balata Kec. Jorlang Hataran Kab. Simalungun. Dimana kurangnya pengetahuan yang dimiliki maka kurang perilaku yang dilakukan dalam pemberian MP-ASI yang tepat dengan nilai p = 0,002. 2 Adanya hubungan antara sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI

pada bayi di Kelurahan Tiga Balata Kec. Jorlang Hataran Kab. Simalungun. Dimana dengan sikap yang tidak baik maka responden dalam pemberian MP-ASI juga tidak tepat dengan nilai p = 0,029.

6.2 Saran

1 Diharapkan kepada pihak petugas kesehatan yang bekerja di Puskesmas yang berada di kelurahan tersebut, lebih meningkatkan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) khususnya tentang makanan pendamping ASI pada ibu-ibu hamil maupun ibu yang mempunyai bayi umur 6-24 bulan dalam bentuk melakukan penyuluhan tentang MP-ASI yang tepat kepada ibu-ibu secara personal.


(59)

2 Diharapakan kepada Puskesmas mengarahkan Bidan desa untuk lebih rutin memberikan informasi mengenai makanan pendamping ASI yang tepat kepada ibu-ibu.

3 Diharapkan kepada ibu yang memiliki bayi untuk lebih sering mengikuti kegiatan posyandu dan penyuluhan yang diadakan di kelurahan tersebut. Dan meningkatkan pengetahuan dan mencari informasi kesehatan terutama dengan keterkaitan ketepatan pemberian MP-ASI melalui media yang praktis dan mudah dijangkau seperti televisi, surat kabar (koran) dan lain-lain.


(60)

9

2.1 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) 2.1.1 Pengertian MP-ASI

MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai 24 bulan. MP-ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi pelengkap yang dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa MP-ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat-zat giji yang terkandung dalam ASI(Krisnatuti & Yenrina,2000).

MP-ASI dapat juga disebut makanan pelengkap atau makanan padat, adalah makanan tambahan yang secara berangsusr-angsur diberikan kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi, sebelum bayi diberikan makanan anak. Sesudah anak disapih, makanan tambahan lama kelamaan akan menjadi makanan pokok. Sari buah atau buah-buahan segar, makanan lumat dan makanan lembek secara berturut-turut dapat diberikan sebagai makanan tambahan (RSCM & Persatuan Ahli Gizi Indonesia,1994).

2.1.2 Tujuan MP-ASI

Pemberian MP-ASI bertujuan untuk melengkapi zat gizi bayi yang sudah berkurang. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermaca-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk, mengembangkan kemampuan bayi


(61)

untuk mengunyah dan menelan, mencoba baradaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi(Suhardjo, 2003).

Bayi perlu mendapatkan tambahan energi dan zat-zat gizi yang diperlukan, karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus(Krisnatuti, 2000).

2.1.3 Syarat-syarat MP-ASI

Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna maka perlu diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu rupa dan aroma yang layak. Selain itu dilihat dari segi kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya sudah disiapkan dengan waktu pengolahan waktu yang singkat. Makanan pendamping ASI harus memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainnya. MP-ASI hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan jumlah yang mencukupi (Roger, 1999).

1. Makanan yang dianjurkan:

1) Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan atau kaldu daging dan sayuran, susu formula (ASI) atau air.

2) Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang, apel, melon dan alpukat.

3) Sayur-sayuran dan kacang-kacangan yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender.


(62)

5) Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang digunakan adalah ikan yang tidak berduri.

2. Makanan yang tidak dianjurkan

1) Makanan yang mengandung protein gluten yaitu tepung terigu barley, biji gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan tersebut dapat membuat perut bayi kembung, mual dan diare pada bayi.

2) Hindari pemberian garam, gula, bumbu masak atau penyedap rasa. 3) Makanan terlalu berlemak.

4) Buah-buahan yang terlalu asam seperti jeruk dan sirsak. 5) Makanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam.

6) Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, cempedak. Sayuran yang mengandung gas seperti kol, kembang kol, lobak. Kedua makanan tersebut dapat membuat perut bayi kembung.

7) Kacang tanah pada bayi dapat menyebabkan alergi atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi sulit bernapas.

8) Kadangkala telur dapat memacu alergi, berikan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika bayi alergi segera hentikan.

9) Madu dapat mengandung spora yang sangat membahayakan bayi (Lituhayu R, 2008).

2.1.4 Mutu MP-ASI

Mengingat MP-ASI sangat dibutuhkan untuk dapat memenuhi asupan zat gizi pada bayi usia 6-12 bulan yang sering disebut usia kritis, maka MP-ASI diharuskan memenuhi minimal empat kriteria atau indikator mutu yakni : a) mutu


(63)

fisik, meliputi anatara lain aroma, konsistensi kelenturan, penampilan dan rasa; b) mutu kimiawi yaitu berupa komposisi zat gizi dan jumlah masing-masing zat gizi yang terkandung dalam status tertentu; c) kepadatan energi atau energi density (ED) yaitu jumlah energi yang dihasilkan dalam satu gram produk siap makan menghasilkan 120-140 kalori; dan d) mutu biologi, meliputi mutu protein seperti nilai Protein Efficiency Ratio (PER) atau protein skor atau komposisi asam amino, dan ketersediaan hayati, vitamin dan mineral (Depkes, 2002).

Mempersiapakan MP-ASI yang bermutu baik tidak dapat didasari hanya kepada insting seorang ibu. Pengetahuan dan praktek diperlukan secara khusus dalam teknologi rumah tangga, agar dapat memenuhi kebutuhan bayi yang relatif lebih tinggi untuk setiap kilogram berat badan dibandingkan dengan kebutuhan orang dewasa. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola makanan disesuaiakan dengan faal bayi serta memperhatikan kebersihan lingkungan dan perorangan (Suhardjo,2003).

2.1.5 Waktu Pemberian MP-ASI

Menurut Lituhayu R (2008) MP-ASI sebaiknya diberikan setelah anak berusia 6 bulan. Hal ini dikarenakan :

1) Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna, sehingga pemberian makan yang terlalu dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman.


(64)

2) Sistem pencernaan bayi berumur 6 bulan sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI.

3) Mengurangi resiko terkena alergi akibat makanan. Saat bayi berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap mengolah kandungan dari makanan.

4) Menunda pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari.

2.1.6 Jadwal Pemberian MP-ASI

Hasil penelitian Rosidah (2003) menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian MP-ASI dengan baik berhubungan secara signifikan dengan perkembangan bayi. Penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh pemberian MP-ASI terhadap peningkatan berat badan bayi. Semakin baik cara pemberian MP-ASI maka semakin meningkat berat badannya dan berat badan bayi yang normal juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Cara pemberian makanan tambahan yang dipraktekkan oleh ibu-ibu pada umumnya sudah memenuhi syarat pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Sangat banyak alasan yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi makanan tambahan (MP-ASI), selain agar kebutuhan gizinya terpenuhi, yang paling penting adalah agar pertumbuhan dan perkembangan anak bisa tumbuh dengan baik (Clark,1998). Hal-hal yang perlu diketahui mengenai cara pemberian makanan tambahan dapat dilihat pada Tabel 2.1


(65)

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian MP-ASI, Menurut Umur Bayi, Jenis, Makanan dan Frekuensi Pemberian

Umur Bayi Jenis Makanan Frekuensi Pemberian per hari

6 bulan - ASI

- Buah lunak/sari buah

- Bubur tepung atau bubur beras merah

Kapan diminta 1-2 kali sehari

7 bulan - ASI Kapan diminta

- Buah-buahan

- Hati ayam atau kacang-kacangan

- Beras merah atau ubi - Sayuran (wortel, bayam) - Minyak/santan/alpukat - Air tajin

2-3 kali sehari

9 bulan - ASI Kapan diminta

- Buah-buahan -

Daging/kacang-kacangan/ayam/ikan

- Beras merah/ kentang/ labu/ jagung

- Kacang tanah

- Minyak/Santan/alpukat - Sari buah tanpa gula

3- 4 kali sehari

12 bulan atau lebih

- ASI Kapan diminta

- Makanan pada umumnya, termasuk kuning telurnya dan jeruk.


(66)

2.1.7 Resiko Pemberian Makanan Pendamping ASI Terlalu Dini

Menurut Krisnatuti Yenrina (2008), bayi belum siap menerima makanan semi padat sebelum berusia 6 bulan, selain itu makanan tersebut belum diperlukan sepanjang bayi tetap mendapatkan ASI, kecuali pada keadaan tertentu.

Banyak resiko yang ditemukan pada jangka pendek maupun panjang jika bayi diberikan makanan pendamping terlalu dini antara lain :

a. Resiko Jangka Pendek

Salah satu resiko jangka pendek dari pemberian MP-ASI terlalu dini adalah penyakit diare, defisiensi besi dan anemia.

Harus diperhatikan bahwa apabila makanan pendamping ASI sudah diberikan kepada bayi sejak dini (dibawah usia 6 bulan) maka asupan gizi yang diperoleh bayi tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu system pencernaan bayi akan mengalami gangguan seperti sakit perut, sembelit (susah buang air besar) dan alergi. (Arisman,2009)

b. Resiko Jangka Panjang

Obesitas (kegemukan) & Penyakit Kronis

Kelebihan dalam memberikan makanan adalah salah satu faktor resiko utama dari pemberian susu formula dan MP-ASI yang terlalu dini pada bayi. Sama seperti orang dewasa kelebihan berat badan anak terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar.

Karena sistem pencernaan belum siap menerima makanan yang diberikan selain ASI, maka berdampak menimbulkan penyakit kronis dan dapat mengganggu pertumbuhan karena hilangnya nafsu makan.


(67)

2.2 Hal yang Berhubungan Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI 2.2.1 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subjek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2007).

Pengetahuan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah Pengetahuan tentang Makanan tambahan yang diberikan pada bayi berusia 4-6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. (Yenrina, 2008 ). Peranan MP-ASI sama sekali bukan untuk menggantikam ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI (Krisnatuti, 2000).

Pengetahuan yang rendah juga berdampak terhadap praktek pemberian makanan tambahan. Secara umum makanan dan minuman yang diberikan kepada bayi umur 0 – 6 bulan adalah susu formula, air putih, dan madu. Pemberian ASI yang tidak sampai umur 6 bulan karena ASInya sedikit disebabkan karena ibu bekerja dan kurangnya keyakinan terhadap kemampuan memproduksi ASI untuk memuaskan bayinya sehingga mendorong ibu untuk memberikan susu formula. Pemberian makanan tambahan seperti susu formula menjadi salah satu penyebab ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Nana, 2013).

Hasil penelitian Atika Pratiwi terhadap pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada Anak Usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Tlangu Desa Bulan Kec.Wonosari Klaten menunjukkan dari 56 responden yang diteliti didapatkan sebagian besar


(1)

vii

Reproduksi terima kasih atas dukungan, bantuan, motivasi, dan kebersamaannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, serta masih diperlukan penyempurnaan, hal ini tdak terlepas dari keterbatasan, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Medan, Oktober 2015 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Hipotesis Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MP-ASI (Makanan Pendamping Air susu Ibu) ... 9

2.1.1 Pengertian MP-ASI ... 9

2.1.2 Tujuan MP-ASI ... 9

2.1.3 Syarat-syarat MP-ASI ... 10

2.1.4 Mutu MP-ASI ... 11

2.1.5 Waktu Pemberian MP-ASI ... 12

2.1.6 Jadwal Pemberian MP-ASI ... 13

2.1.7 Resiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini ... 15

2.2 Hal yang Berhubungan Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI ... 16

2.2.1 Pengetahuan (Knowledge) ... 16


(3)

ix

3.5 Definisi Operasional ... 21

3.6 Aspek Pengukuran ... 22

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Dependen ... 22

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Independen ... 22

3.7 Pengolahan Data ... 23

3.8 Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

4.1.1 Data Geografi ... 26

4.1.2 Gambaran Demografi ... 26

4.2 Analisis Univariat ... 27

4.2.1 Karakteristik Responden ... 27

4.2.2 Pengetahuan Responden ... 28

4.2.3 Sikap Responden ... 30

4.2.4 Ketepatan Pemberian MP-ASI ... 33

4.3 Analisis Bivariat ... 36

4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun ... 36

4.3.2 Hubungan Sikap Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI ... 37

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Ketepatan Pemberian MP-ASI ... 39

5.2 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi ... 40

5.3 Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi ... 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 45

6.2 Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Kelurahan Tiga Balata

Kec. Jorlang Hataran Kab. Simalungun ... 27 Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI di

Kelurahan Tiga Balata Kec Jorlang Hataran

Kab Simalungun ... 28 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kec Jorlang Hataran

Kab Simalungun ... 29 Tabel 4.4 Distribusi Sikap Responden Tentang MP-ASI di

Kelurahan Tiga Balata Kec Jorlang Hataran

Kab Simalungun ... 30 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang MP-ASI di

Kelurahan Tiga Balata Kec Jorlang Hataran

Kab Simalungun ... 32 Tabel 4.6 Distribusi Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga

Balata Kec Jorlang Hataran Kab Simalungun ... 33 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketepatan Pemberian MP-ASI di

Kelurahan Tiga Balata Kec Jorlang Hataran

Kab Simalungun ... 35 Tabel 4.8 Jadwal Pemberian MP-ASI, Menurut Umur, Frekuensi

Pemberian Per Hari, dan Jumlah Responden

Yang Tidak Tepat ... 35 Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemberian

MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kec Jorlang Hataran


(5)

xi

DAFTAR GAMBAR


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Master Data

Lampiran 3 : Hasil Output Univariat dan Bivariat Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

5 68 93

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI Hubungan Antara Perilaku Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi Di Kelurahan Bulakan Kabupaten Sukoharjo.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN PERKEMBANGAN Hubungan Antara Perilaku Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi Di Kelurahan Bulakan

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN.

0 2 6

Cover Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MPASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 1 14

Abstract Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MPASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 2

Chapter I Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MPASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 8

Chapter II Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MPASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 10

Reference Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MPASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 3

Appendix Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MPASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 28