5
diperkenalkan MP-ASI berupa buah-buahan, tepung-tepungan, sayur-sayuran, daging ikan dan telur secara dini.
Menurut Soetjiningsih 2002, pengalaman telah menunjukkan bahwa terbentuknya cara pemberian makanan bayi yang tepat serta lestarinya pemakaian
ASI sangat tergantung kepada informasi yang diterima oleh ibu-ibu. Informasi yang diperoleh terkadang sangat minim, karena pengetahuan yang tidak
dimilikinya sehingga sikap pun akan mengikuti. Penelitian yang dilakukannya mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu memberikan MP-ASI pada bayi
berumur kurang dari 6 bulan di kelurahan Beji Depok menunjukkan hasil hubungan pengetahuan tinggi yang memberikan MP-ASI 7,7 dan pengetahuan
rendah 75, ibu yang bersikap baik tidak memberikan MP-ASI 37,8 dan ibu yang tidak bersikap baik yang memberikan MP-ASI 46,2.
Survey awal yang dilakukan peneliti di Kelurahan Tiga Balata yang didapatkan dari 10 ibu yang memiliki bayi usia dibawah 24 bulan pemberian MP-
ASI sudah diberikan pada bayi sejak usia dibawah enam bulan adalah 70. Didapatkan hasil 4 orang menyatakan kurang memahami pengetahuan tentang
MP-ASI, ibu tidak mengerti berapa jumlah, porsi, jenis, frekuensi dan bentuk yang tepat untuk memberikan makanan pendamping ASI pada anaknya. Sehingga
ibu memberikan makanan pendamping disamakan dengan makanan orang dewasa hanya jumlahnya yang berbeda. Tiga orang ibu mengatakan mengenalkan
makanan tambahan seperti susu formula dan makanan lunak kurang dari 6 bulan agar anaknya kenyang dan tertidur pulas, jika anak diberi makan pisang sewaktu
berumur 2 bulan agar anak tidak rewel dan lebih tenang, berat badan anak akan
6
bertambah dan lebih cepat besar. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian MP-ASI yang benar dan kebiasaan
pemberian MP-ASI yang tidak tepat sehingga berpengaruh terhadap sikap ibu dalam pemberian MP-ASI. Menurut petugas kesehatan di kelurahan Tiga Balata
apabila diadakan penyuluhan, kebanyakan para ibu memilih tidak hadir dengan berbagai alasan diantaranya jarak yang jauh, anak yang rewel dan pekerjaan
rumah yang menumpuk. Info yang diperoleh dari ibu-ibu kader dan petugas kesehatan di kelurahan
Tiga Balata masih banyak ibu-ibu yang memberikan MP-ASI yang tidak tepat baik dari segi umur bayi, jenis makanan dan frekuensi pemberiannya . Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya kasus pada bayi yang mengalami gangguan sistem pencernaan.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian
makanan pendamping ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI
Pada Bayi di Kelurahan Tigabalata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015.
7
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Di Kelurahan Tigabalata Kecamatan
Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi di Kelurahan Tiga Balata kecamatan Jorlang
Hataran kabupaten Simalungun tahun 2015. 2. Untuk mengetahui adanya hubungan sikap ibu dengan ketepatan
pemberian MP-ASI pada bayi di Kelurahan Tiga Balata kecamatan Jorlang Hataran kabupaten Simalungun tahun 2015.
1.4 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi.
2. Ada hubungan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi. 3. Ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian
MP-ASI pada bayi.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Bagi Peneliti
Sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian, sehingga dapat memperoleh pengalaman dan meningkatkan wawasan peneliti tentang
ketepatan pemberian mp-asi pada bayi.
8
1.5.2 Bagi Ibu
Sebagai bahan informasi tentang manfaat dan ketepatan pemberian MP- ASI sehingga dapat memberikan pemahaman kepada ibu untuk berperilaku
mengubah sikap dan menambah pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI.
1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi data sehingga diharapkan dapat wacana keilmuan terutama dalam bidang keperawatan anak.
1.5.4 Bagi Institusi Kesehatan
Khususnya kepada Puskesmas, hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan sehingga dapat meningkatkan pemberian informasi.
ii
ABSTRAK
Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-
ASI, ASI harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai 24 bulan. Penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi adalah karena pemberian
MP-ASI oleh ibu yang belum sesuai dengan ketepatan waktu pemberian, frekuensi, jenis, jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi dikelurahan Tigabalata Kec
Jorlang Hataran Kab Simalungun Tahun 2015.
Jenis Penelitian adalah survei yang bersifat analitik dengan menggunakan cross sectional, populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai
bayi 24 bulan yaitu sebanyak 57 bayi dan dijadikan sebagai total sampel. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji
chi-square.
Dari hasil uji chi-square α0,05, menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi diperoleh nilai p = 0,002. Dan ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu
dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi diperoleh nilai p = 0,029.
Diharapkan kepada petugas kesehatan yang bekerja di Puskesmas Tigabalata lebih rutin melakukan penyuluhan tentang MP-ASI yang tepat kepada
ibu-ibu secara personal. Juga kepada ibu yang mempunyai bayi untuk lebih sering mengikuti kegiatan posyandu dan penyuluhan yang diadakan didesa tersebut serta
lebih meningkatkan pengetahuan dan mencari informasi kesehatan terutama pemberian MP-ASI.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Makanan Pendamping ASI
iii
ABSTRACT
Breastfeeding supplementary food is a supplementary food other than breast milk given to the baby after the baby is 6 months old. In addition to
breastfeeding supplementary food, breast milk should still be given to the baby, at least until 24 months. The cause of the babys growth disorders is due to the
provision of complementary feeding by mothers who do not conform with the precision timing, frequency, type, number of foodstuffs, and the weave. The
objective of the research was to investigate the relation between knowledge and mother attitude with the breastfeeding supplementary food in giving to the babies
at the Tiga Balata village in 2015.
This type of research is a survey of analytical by using cross sectional design,the population in the study were all women who had a baby 24 months as
many as 57 infants and serve as the total sample. Data was obtained through interviews using a questionnaire and analyzed by chi-square test.
From the results of the chi-square test α 0.05, indicating there is a
significant relationship between the knowledge with accuracy of the breastfeeding supplementary food obtained p = 0.002. And there is a significant relationship
between the attitude of a mother with the breastfeeding supplementary food to the babies obtained p = 0.029.
Expected to health workers who work at the health center Tiga Balata more routine counseling on appropriate complementary feeding to mothers
personally. Also to mothers who have babies to more frequent follow Posyandu activities and counseling are held in villages as well as increased knowledge and
search for health information, especially the provision of complementary feeding.
Keywords: Knowledge, Attitude, Breastfeeding Suplementary Food