Parasetamol 1. Sifat Fisika Kimia

2.4. Parasetamol 2.4.1. Sifat Fisika Kimia Rumus Bangun : HO NHCOCH 3 Rumus molekul : C 8 H 9 NO Nama Kimia : 4-hidroksi asetanilida 2 Nama Lain : Asetaminofen, p-acetamidophenol, N-acetil- paminophenol NAPAP Berat Molekul : 151,16 : serbuk Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium Hidroksida 1 N Jarak Lebur : antara 168 o Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,1 Dirjen POM, 1995 C dan 170° C

2.4.2. Pemeriksaan Kualitatif Parasetamol

Ada beberapa pemeriksaan kualitatif yang dapat dilakukan terhadap parasetamol, antara lain: • Larutan parasetamol memberikan reaksi positif dengan Besi III Klorida yaitu dengan menghasilkan warna violet Universitas Sumatera Utara • Parasetamol dengan penambahan HNOs p akan menghasilkan warna merah cokelat yang disertai gas. • Larutan parasetamol dengan penambahan aqua brom akan menghasilkan warna kuning jingga. • Parasetamol dengan penambahan H2SO4 p dan HNOs akan menghasilkan endapan kuning jingga disertai gas. • Parasetamol dengan penambahan HC1 p akan menghasilkan warna kuning jingga disertai gas. Scunack, 1990

2.4.3. Penetapan Kadar Parasetamol

Ada beberapa cara penetapan kadar Parasetamol, yaitu : 1. Metode Nitrimetri Parasetamol setelah dihidrolisa dengan asam sulfat 10 akan membentuk senyawa p-aminofenol yang dapat membentuk garam diazonium dengan natrium nitrit dalam suasana asam. Titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan pemakaian indikator luar kertas kanji KI atau indikator dalam yaitu campuran treopeolin 00 dan metilen blue. 2. Metode Spektrofotometri Parasetamol dapat ditentukan kadarnya dengan mengukur serapannya pada panjang gelombang tertentu. Dalam pelarut methanol diukur pada panjang gelombang 247 nm, dalam pelarut Asam Klorida 0,1 N, pada 240 nm dalam pelarut Natrium Hidroksida pada 250 nm. Universitas Sumatera Utara NITRIMETRI Nitrimetri adalah suatu cara titrasi yang memakai larutan Natrium Nitrit sebagai pentiter. Disebut cara diazotasi, karena dalam titrasi ini terbentuk garam diazonium. Metode nitrimetri digunakan untuk menetapkan kadar senyawa yang mempunyai gugus amina aromatis primer atau senyawa yang dapat diubah menjadi amina aromatis primer. Parasetamol dihidrolisa terlebih dahulu dengan H 2 SO 4 10 sehingga terjadi suatu senyawa amina aromatis primer yang dapat membentuk garam diazonium dengan penambahan NaNQa dalam suasana asam.Reaksi amina primer aromatis dengan N a NC 2 • Pemakaian indikator luar dalam suasana asam dapat berjalan kuantitatif dan garam diazonium yang terbentuk larut dalam air. Titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan pemakaian indikator luar dan indikator dalam. Indikator yang digunakan adalah kertas kanji KI yang akan memberi warna biru. • Pemakaian indikator dalam Merupakan indikator yang terdiri dari campuran treopeolin 00 dan metilen biru dengan titik akhir titrasi warna biru. Dalam melakukan titrasi keasaman larutan hams cukup besar. HC1 diperlukan untuk merubah NaNO2 menjadi asam nitrit, dan untuk membentuk garam diazonium. Penambahan larutan NaNC2 harus dilakukan perlahan-lahan. Karena reaksi pembentukan garam diazonium berjalan lambat, maka tiap penambahan harus dikocok apalagi mendekati titik akhir. Salbiah, 1999 Universitas Sumatera Utara SPEKTROFOTOMETRI Analisis kadar unsur penting bagi analisis kandungan mayor dan minor produk farmasi. Penggunaan spektroskopi dalam bidang ini telah menjadi subjek dari beberapa telaah. Logam merupakan kandungan mayor bagi beberapa sediaan farmasi, misalnya larutan dialisis, tablet Litium karbonat, tablet antasida dan multivitamin - mineral. Untuk bahan - bahan ini, analisis spektroskopi merupakan alat yang penting. Tidak dapat dihindari lagi penetapan cemaran logam runutan dalam produk farmasi, dan analisis kualitatif dan kuantitatif logam esensial dan beracun dalam cairan hayati dan jaringan. Selain itu beberapa obat yang tidak mengandung komponen logam dapat dianalisis secara tidak langsung dengan metode spektroskopi memakai reaksi pengkompleksan atau pengendapan. Spektroskopi memerlukan peralatan berbiaya murah sampai sedang dan mempunyai kepekaan analisis cukup tinggi. Karena luasnya ragam bahan farmasi dan bahan biokimia yang menyerap radiasi UV dekat dan sinar tampak, maka tekhnik ini banyak dipakai dalam analisis farmasi dan analisis klinik. Analisis Farmasi, James w. Munson, 1991 Spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi + atau absorbansi A dari suatu larutan sebagai fungsi panjang gelombang. Penetapan kadar dengan menggunakan Spektrofotometer sangat memegang peranan penting untuk penetapan kuantitatif bahan baku dan sediaan obat. Keuntungan yang selektif dari serapan ultraviolet yaitu gugus-gugus karakteristik dapat dikenal dalam molekul-molekul yang sangat kompleks Analisis Farmasi, James w. Munson, 1991. Universitas Sumatera Utara Spektrofotometer ultraviolet dapat dilakukan untuk penetapan kadar terhadap sampel yang berupa larutan, gas atau uap. Untuk sampel yang berapa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai, antara lain: a. Pelarut yang dipakai tidak mengandung system kata rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna. b. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang danalisis. c. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam masalah pemilihan pelarut adalah polaritas pelarut yang dipakai, karena akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran spectrum yang dianalisis. Analisis Farmasi, James w. Munson, 1991 Unsur-unsur terpenting dalam suatu Spektrofotometer meliputi: 1. SumberCahaya Dalam Spektrofotometer serapan UV - Vis terdapat tiga jenis utama sumber cahaya. Sumber-sumber UV yang sering digunakan adalah lampu peluah, lampu benang pijar dan laser bertala. Lampu luah hidrogen memancarkan radiasi dari 200 - 360 nm. Lampu benang pijar dipakai pada sumber spektrum daerah sinar tampak. Laser dapat diartikan dengan penguatan cahaya dengan pancaran atau radiasi terangsang. 2. Monokrom Merupakan suatu alat untuk mengisolasi suatu berkas sempit dari panjang gelombang dari spektrum luas yang disiarkan oleh sumber atau untuk mengubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis. Universitas Sumatera Utara 3. Tempat Sampel atau Wadah Kuvet yang digunakan adalah untuk tempat sampel pada pengukuran di daerah ultraviolet biasanya terbuat dari silika. . 4. Detektor Merupakan penyerap sinar yang melaluinya serta mengubah sinar tersebut ke suatu sasaran yang dapat diukur. Detektor yang biasa digunakan adalah sinar ultraviolet dan sinar tampak dalam tabung foto. 5. Perangkat Baca Perangkat baca adalah peralatan listrik yang menampilkan arus dari detektor dalam, satuan yang bertalian misalnya daya serap atau persentase transmitans pada spektrofotometer UV - Vis. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari panjang gelombang maksimum dari zat yang akan ditetapkan kadarnya. Ini dapat dilihat dari farmakope Indonesia, farmakope Negara lain, pada buku Clarkes : Isolation and Identification of Drugs ataupun buku-buku resmi lainnya. Untuk mencari panjang gelombang maksimum biasanya dibuat larutan dengan konsentrasi 10-20 megml ataupun larutan dengan konsentrasi yang lain sesuai dengan harga A’l E 1 1cm dari buku Clarke’s yang dibuat dari pengenceran larutan baku indeks pembanding. Panjang gelombang maksimum ini akan kita dapatkan setelah dilakukan pengukuran serapan pada berbagai panjang gelombang dan dibuat kurva absorbsinya dimana yang dipilih adalah panjang gelombang dengan absorbsi terbesar. Universitas Sumatera Utara Untuk langkah-langkah selanjutnya pengukuran dapat dilakukan dengan 2 cara: a. Menggunakan persamaan garis regresi Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan mengukur resapan dari larutan induk yang sudah diencerkan paling sedikit untuk 5 kali resapan. Pengukuran harus dilakukan dalam batas - batas resapan yang diizinkan oleh hokum Lambert - beer yaitu berada pada batas : A = 0,2 - 0,65. Dari kurva kalibrasi ini dapat diperoleh persamaan garis regresinya : Y = ax + b Dimana : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = n x x n y x xy a 2 2 X = konsentrasi meg ml y = resapan n = banyaknya pengukuran resapan yang dilakukan Jika harga a telah didapat maka harga b akan didapat pula dan dengan demikian akan diperoleh persamaan garis regresinya. Kadar zat yang akan ditentukan dapat diperoleh dengan mengukur resapan zat tersebut pada panjang gelombang maksimumnya dan kemudian harganya dimasukkan pada persamaan garis regresinya. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana hubungan antara kadar x dengan resapan A untuk pengukuran koefisien korelasi r, dimana harga r yang diperoleh harus mendekati harga 1 satu. Universitas Sumatera Utara b. Menggunakan Perbandingan Metode perbandingan ini memiliki persamaan : A pembanding = C pembanding C sampel A sampel Sehingga: C Sampel = C Pembanding x A sampel A Pembanding Kadar zat yang akan ditentukan dapat diperoleh dengan mengukur resapan zat tersebut pada panjang gelombang maksimumnya dan harga yang akan diperoleh dimasukkan dalam persamaan diatas. Metode ini dapat digunakan dengan syarat harga A sampel berdekatan dengan harga A pembanding Analisis Farmasi, James w. Munson, 1991

2.4.4. Persyaratan Kadar Tablet Parasetamol

Tablet parasetamol mengandung Parasetamol tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yng tertera dari etiket. Ditjen POM, 1995

2.4.5. Farmakodinamik

Efek analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, juga menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme berdasarkan efek sentral. Efek anti - inflamasi sangant lemah, oleh karena itu parasetamol tidak digunakan antirheumatik. Efek iritasi dan pendarahan lambung tidak terliahat pada obat ini, demikian juga gangguan pernapasan. Ganiswara, 1995 Universitas Sumatera Utara

2.4.6. Farmakokinetik

Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Kontraksi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar keseluruh cairan tubuh. Dalam plasma, parasetamol di metabolisme oleh enzim mikrosom hati. Obat ini dapat mengalami hidroksilasi, metabolisme hidroksilasi ini dapat menimbulkan hemolisis eritrosit. Sebagian kecil parasetamol 3 diekskresi melalui ginjal dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Ganiswara, 1995

2.4.7. Indikasi

Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgetik dan antipiretik. Jika Dosis terapi tidak memberikan manfaat, biasanya dosis besar tidak menolong. Ganiswara, 1995.

2.4.8. Sediaan

Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg5ml. Selain itu parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg - 1 gr setiap kali konsumsi, dan maksimum 1- 2 gr perhari, untuk anak 1-6 tahun 60-120 mg setiap kali konsumsi dan bayi dibawah 1 tahun : 60 mg setiap kali konsumsi. Ganiswara, 1995 2.4.9. Efek Samping Efek samping jarang terjadi, tapi pada penggunaan kronis 3-4 gr sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis diatas 6 gr mengakibatkan necrose hati. Tjay,2002. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

Penetapan kadar terhadap tablet Parasetamol hasil Produksi PT. Kimia Farma dilakukan secara nitrimetri. 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat • Neraca analitik • Buret • Alat-alat Gelas • Stamfer dan mortar • Magnetic stirrer 3.1.2. Bahan -bahan • Tablet Parasetamol • NaNO20,lN • H2SO410 • TropeolinOO 0,1 • Metilen Blue 0,1 • SerbukKBr • Akuades Universitas Sumatera Utara