PRAS 0,740 2,187
0,196 1,921
0,046 SMSM
0,346 0,595 0,081
7,192 0,152
SQMI 0,229 0,373
0,006 -1,679
-0,037 SUGI
0,265 0,363 0,020
0,000 -0,038
Keterangan: 1.
ASII =PT Astra Internasional,Tbk 2.
AUTO =PT Astra Otoparts,Tbk 3.
BRAM= PT Branta Mulia,Tbk 4.
GDYR= PT Goodyear Indonesia,Tbk 5.
GJTL= PT Gajah Tunggal,Tbk 6.
IMAS= PT Indomobil Sukses Internasional,Tbk 7.
INDS= PT Indospring,Tbk 8.
LPIN= PT Multi Prima Sejahtera,Tbk 9.
NIPS= PT Nipress,Tbk 10.
PRAS= PT Prima Alloy Steel,Tbk 11.
SMSM= PT Selamat Sempurna,Tbk 12.
SQMI= PT Sanex Qianjiang Motor International,Tbk 13.
SUGI= PT Sugi SamaPersada, Tbk Sumber: Lampiran data diolah
Tabel 4.1 menunjukkan nilai variabel secara umum yaitu rata-rata masing- masing variabel independen yang terdiri dari Long Term Debt To Total Assets
Ratio, Debt Ratio, Debt To Equity Ratio dan Time Interest Earned Ratio serta variabel terikat yaitu Return On Equity ROE dari 13 perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama kurun waktu penelitian yaitu 4 tahun.
1. Debt Ratio
Berdasarkan data-data yang terdapat pada Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa INDS mempunyai rasio Debt Ratio yang tertinggi dibandingkan
12 perusahaan lain yaitu sebesar 1,331. Hal ini berarti bahwa INDS membiayai total aktivanya lebih dari 100 dengan menggunakan utang.
Sedangkan SQMI memiliki rasio Debt Ratio yang terendah selama 4 tahun dengan nilai 0,229. Nilai tersebut menjelaskan bahwa SQMI membiayai total
aktivanya sebagian besar dengan modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Debt to Equity Ratio DER
Tabel 4.1 di atas memberikan informasi bahwa untuk rasio Debt to Equity Ratio DER tertinggi ada pada perusahaan IMAS yaitu sebesar 18,090.
Sedangkan nilai terendah ada pada SQMI yaitu sebesar 0,363. Hal ini menjelaskan bahwa IMAS menggunakan utang yang jauh lebih besar dari
modal sendiri. Sedangkan SQMI masih menggunakan utang yang lebih kecil daripada modal sendiri.
3. Long Term Debt To Total Assets Ratio
Tabel 4.1 di atas memberikan gambaran tentang nilai Long Term Debt To Total Assets Ratio yang tertinggi ada pada INDS. Nilai tertinggi tersebut
menjelaskan bahwa INDS menggunakan utang tak lancar untuk membiayai aktivanya yaitu sebesar 0,767. Nilai terendah ada pada SQMI yang
membiayai aktivanya dengan utang tak lancarnya dengan nilai sebesar 0,006.
4. Time Interest Earned Ratio
Tabel 4.1 diatas juga memberikan gambaran tentang nilai dari Time Interest Earned Ratio, yaitu nilai yang menggambarkan ketersediaan laba
usaha untuk menutupi beban bunga perusahaan. Nilai tertinggi ada pada perusahaan GDYR yaitu sebesar 43,113. Nilai tersebut menjelaskan
perusahaan mampu untuk menghasilkan laba yang lebih dari cukup untuk menutupi beban bunga perusahaan. Sedangkan nilai terendah ada pada SQMI
dengan nilai sebesar -1,679. Nilai tersebut menjelaskan LPIN menderita kerugian sehingga tak akan mampu membayar beban bunga perusahaan. Hal
ini dapat terjadi antara lain karena penjualan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan biaya operasional perusahaan yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
5. Return On Equity ROE