Pengaruh Celebity endorser Ringgo agus Rahman Terhadap Keputusan Pembelian CDMA Esia
THE INFLUENCE OF ADVERTAISING TO MAKE CELEBRITY ENDORSER RINGGO AGUS RAHMAN TOWARD PURCHASE
DECISION CDMA ESIA
( a Study at Student of Management of Economic Faculty Indonesian Computer Univercity )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Oleh :
NAMA : GURUH ABIDIN PUTRA
NIM : 21205057
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
(Suatu Studi Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia) / Dibawah Bimbingan Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si.
Ketatnya persaingan dalam industri telekomunikasi menyebabkan perusahaan harus membuat strategi pemasaran yang lebih kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan penayangan iklan di televisi. Agar informasi yang disampaikan melalui iklan bisa menarik perhatian konsumen dan tujuannya bisa dicapai, iklan perlu dibuat sedemikian rupa dan salah satunya yaitu dengan menggunakan celebrity endorser yang menarik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Mengetahui tanggapan mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM terhadap celebrity endorser (Ringgo Agus Rahman) pada CDMA Esia, (2). Mengetahui Keputusan Pembelian CDMA Esia pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM, (3). Mengetahui seberapa besarnya pengaruh celebrity endorser Ringgo Agus Rahman terhadap Keputusan Pembelian CDMA Esia pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan verifikatif, sedangkan teknik penarikan sampel menggunakan teknik sampel purposif. Sehingga diperoleh jumlah konsumen yang dijadikan responden sebanyak 90 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kuesioner, selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian CDMA Esia pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman, dimana untuk memudahkan pengolahan data penulis menggunakan software SPSS 15.0 for Windows.
Dari penyebaran kuesioner diketahui bahwa celebrity endorser Ringgo Agus Rahman telah memenuhi semua karakteristik yang harus dimiliki seorang celebrity endorser sehingga bisa membentuk keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil pengujian statistik didapatkan bahwa celebrity endorser Ringgo Agus Rahman berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian CDMA Esia pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM sebesar r=0.440. Dimana besarnya pengaruh celebrity endorser Ringgo Agus Rahman terhadap keputusan pembelian CDMA Esia pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM sebesar 19.36 % dan sisanya sebesar 80.64 % dipengaruhi olae faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
Kata Kunci : Celebrity Endorser, Ringgo Agus Rahman, Keputusan Pembelian.
(3)
Esia (a Study at Student of Management of Economic Faculty Indonesian Computer Univercity) / Under Educated Mrs. Raeny Dwisanty, SE., M.Si.
Tight of emulation him in telecommunications industry cause company have to make more marketing strategy more creative and innovative. One of them displayed advertisement in television. So that sent information through advertisement can draw attention cunsomer and target him can reach, advertisement require to be made insuch a manner one of the its way that is by using interesting endorser celebrity. As for intention of this research is (1). Knowing student of Management of Economic Faculty UNIKOM comment toward endorser celebrity (Ringgo Agus Rahman) at CDMA Esia, (2). Knowing decision of CDMA Esia purchase at Student of Management of Economic Faculty UNIKOM, (3). Knowing how big influence of celebrity endorser Ringgo Agus Rahman toward decision of CDMA Esia purchase at Student of Management of Economic Faculty UNIKOM.
Analisys method wich is used in this research is descriptive analisys and verifikatif, while technique withdrawal of sampel used technique purposive of sampel. So that obtained by the amount taken as responden counted 90 people. Technique data collecting the used is observation, interview, and kuesioner, here in after to know how far influence of endorser celebrity toward decision of CDMA Esia purchase at Student of Management of Economic Faculty UNIKOM hence by statistical test by using correlation analisys of rank spearman, where to facilitate data processing of writer use SPSS.15.0 for Windows software.
From spreading of kuesioner known that Ringgo Agus Rahman endorser celebrity have fulfilled all characteristic which must have by a endorser celebrity so that can form purchase decision consumer. Pursuant to result of examination of statistic got that Ringgo Agus Rahman endorser celebrity have aneffect on signifikan toward decision of CDMA Esia buying at Student Management of Economic Faculty UNIKOM correlation with of rate r=0.440. Where level of influence of Ringgo Agus Rahman endorser celebrity toward decision of CDMA Esia purchase at Student of Management of Economic Faculty UNIKOM equal to 19.36 % and the test equal to 80.64 % influenced by other factor which do not check by writer.
Keyword : Celebrity Endorser, Ringgo Agus Rahman, Purchase Decision
(4)
(Suatu Studi Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia)
Nama : Guruh Abidin Putra
NIM : 21205057
Jenjang : Strata Satu (S1) Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Bandung, Januari 2010 Menyetujui, Dosen Pembimbing
Raeny Dwisanty, SE., M.Si. NIP. 4127. 34. 02. 006
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen
Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si Linna Ismawati, SE., M.Si. NIP. 4127.34.02.015 NIP. 4127.34.02.008
(5)
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN……… ii
MOTTO……….. iii
ABSTRAK……….. iv
ABSTRACT………... v
KATA PENGANTAR………... vi
DAFTAR ISI……….. ix
DAFTAR GAMBAR………. xiii
DAFTAR TABEL……….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN………. xviii
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian………... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah………... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah……….. 7
1.2.2 Rumusan Masalah………... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….. 8
1.3.1 Maksud Penelitian………... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian………... 9
1.4 Kegunaan Penelitian……….……. 9
1.4.1 Kegunaan Praktis………...…. 9
1.4.2 Kegunaan Akademis………...….. 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian………..……….… 11
1.5.1 Lokasi Penelitian………...……… 11
1.5.2 Waktu Penelitian………....… 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 12 2.1 Periklanan……….…. 12
2.1.1 Pengertian Periklanan………..……. 12
2.1.2 Karakteristik Periklanan………... 13
2.1.3 Tujuan Periklanan………... 14
2.1.4 Pesan Periklanan ………... 15
2.1.4.1 Isi Pesan ……….. 17
2.1.4.2 Struktur Pesan ………... 18
2.1.4.3 Format Pesan……….…... 21 2.1.4.4 Sumber Pesan………... 2.1.5 Media Periklanan………...
21 22
(6)
2.2.5 Dampak Pengaruh Sumber ……….…. 34
2.2.6 Resiko Menggunakan Selebriti………...….. 35
2.4 Perilaku Pembelian………... 38
2.4.1 Keputusan Pembelian Konsumen………..………... 38
2.4.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian…..….... 40
2.4.3 Model Konsumen………...………….…..…... 41
2.4.4 Tahap-tahap Proses Pembuatan Keputusan Pembelian Konsumen……….... 43
5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….….. 49 2.5.1 Kerangka Pemikiran………... 49
2.5.2 Hipotesis………..…. 61
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 63 3.1 Objek Penelitian……… 63
3.2 Metode Penelitian……….…. 63
3.2.1 Desain Penelitian………...… 63
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data………..…………... 64
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian…...………...…. 65
3.2.3.1 Populasi………..….. 65
3.2.3.2 Sampel……….……….... 65
3.2.3.3 Metode Penarikan Sampel………..……... 66
3.2.4 Operasionalisasi Variabel………..…..…. 67
3.2.5 Teknik Analisis Data……….……... 69
3.2.5.1 Uji Validitas……...………... 69
3.2.5.2 Uji Reabilitas………... 71
3.2.6 Metode Analisa Data………..………... 3.2.7 Pengujian Hipotesis………..………... 76 79 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 82 4.1 Hasil Penelitian………. 82
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan………...……... 82
4.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan...……...….... 83
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan...……….... 83
4.1.3 Deskripsi Tugas………... 85
4.1.4 Karakteristik Responden ………... 88
4.2 Hasil Pembahasan………. 91
(7)
4.2.1.2 Tanggapan Mengenai Keputusan Pembelian CDMA Esia Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia…... 102
4.2.2 Hasil Uji Hipotesis (Kuantitatif) ……….... 114
4.2.2.1 Pengaruh Periklanan Menggunakan Celebrity Endorser Ringgo Agus Rahman Terhadap Keputusan Pembelian CDMA Esia Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonom Universitas Komputer Indonesia………... 114
4.2.2.2 Perhitungan Korelasi Rank Spearman………....114
4.2.2.3 Koefisien Determinasi……….. 116
4.2.2.4 Pengujian Hipotesis………. 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 120 5.1 Kesimpulan……….... 120
5.2 Saran……….. 121
DAFTAR PUSTAKA………..…….... 122 LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(8)
2.1 Meaning Movement and Endorsement Process…..………...……….... 29
2.2 Model Perilaku Pembelian ………...….…… 40
2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ………...…... 43
2.4 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian ………... 54
2.5 Paradigma Pemikiran ………...……. 61
4.1 Struktur Organisasi CDMA Esia Bandung……… 85
4.2 Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis Ho ... 119
(9)
1.1 Survey Awal Yang Melibatkan 30 orang Mahasiswa Manajemen
Fakultas Ekonomi UNIKOM…………... 5
1.2 Waktu Penelitian………... 11
2.1 Hasil Dari Peneliti Terdahulu Mengenai Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian……… 59
3.1 Identifikasi Jumlah Populasi Objek Penelitian dan Besarnya Sampel Pada Masing - Masing Program Studi………... 67
3.2 Operasionalisasi Variabel……… 68
3.3 Hasil Uji Validitas Celebrity Endorser (Variabel X)…………... 70
3.4 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM (Variabel Y)………... 71
3.5 Hasil Uji Reliabilitas Celebrity Endorser (Variabel X)... 73
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM (Variabel Y)………... 74
3.7 Kriteria Pengklasifikasian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian CDMA Esia Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM………... 76
3.8 Derajat Hubungan dan Arti...………... 81
4.1 Jenis Kelamin Responden………... 88
4.2 Usia Responden………...………... 89
4.3 Pekerjaan Orangtua Responden………... 89
4.4 Responden Pernah Menyaksikan Iklan CDMA Esia Versi Ringgo Agus Rahman………...………….………... 90
4.5 Lama Responden Menggunakan CDMA Esia………... 90
4.6 Tanggapan Responden Terhadap Ringgo Agus Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Sangat Terkenal………... 92
4.7 Tanggapan Responden Terhadap Ketenaran Ringgo Agus Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Yang Memberikan Angin Segar Pada Iklan Tersebut………..………... 93 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Ringgo Agus Rahman Sebagai
Bintang Iklan CDMA Esia Merupakan Orang Yang Pandai Dan
(10)
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Ringgo Agus Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Mengetahui dan Memahami Produk
Tersebut………. 95
4.11 Tanggapan Responden Terhadap Ringgo Agus Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Berpenampilan Sopan Dan Menarik……... 96 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Penampilan Fisik Ringgo Agus
Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Mempengaruhi Responden Untuk Memperhatikan Iklan Tersebut………. 97 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ringgo Agus Rahman Sebagai
Bintang Iklan CDMA Esia Memiliki Kepribadian Yang Baik Dan
Menarik………..…... 98
4.14 Tanggapan Responden Mengenai Kesamaan Gaya Hidup Antara Ringgo Agus Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Dengan Responden………..…... 98 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Kharisma Yang Dipancarkan Ringgo
agus Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Dapat Mempengaruhi Responden Untuk Membeli Produk Tersebut……….... 99 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Predikat Artis Ringgo Agus Rahman
Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Dapat Mempengaruhi Responden Untuk Memilih Produk Tersebut... 100 4.17 Deskripsi Hasil Pengolahan Data Untuk Variabel X... 101 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Ringgo Agus Rahman Sebagai
Bintang Iklan CDMA Esia Membuat Responden Menyempatkan Waktu Untuk Membeli Produk Tersebut…... 103 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Ringgo Agus Rahman Sebagai
Bintang Iklan CDMA Esia Membuat Responden Menyadari Keberadaan Produk Tersebut………...……... 104 4.20 Ringgo Agus Rahman Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia
(11)
4.22 Tanggapan Responden Mengenai Iklan CDMA Esia Dapat Membangkitkan Perasaan Dan Emosi Positif Atas Informasi Yang Disampaikan………..……... 106 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Penampilan Ringgo Agus Rahman
Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Memberikan Kesan (Image) Produk Yang Baik………... 107 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Harga Yang Ditawarkan Sesuai
Dengan Kemampuan Untuk Membelinya………... 108 4.25 Tanggapan Responden Setelah Melihat Iklan CDMA Esia Memberi
Kecenderungan Untuk Melakukan Pembelian Produk Tersebut...…... 109 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Penampilan Ringgo Agus Rahman
Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Mendorong Responden Untuk Membeli Produk Tersebut... 109 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Penampilan Ringgo Agus Rahman
Sebagai Bintang Iklan CDMA Esia Mempengaruhi Responden Untuk Menggunakan Produk Tersebut………..………. 110 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kepuasan Yang Dirasakan
Setelah Menggunakan CDMA Esia……… 111 4.29 Tanggapan Responden Setelah Menggunakan CDMA Esia
Mendapatkan Kepuasan Sesuai Dengan Harapan Responden………… 112 4.30 Deskripsi Hasil Pengolahan Data Untuk Variabel Y... 113 4.31 Koefisien Korelasi Rank Spearman………... 115 4.32 Interprestasi Tingkat Hubungan Korelasi………... 116
(12)
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Skripsi……...……...……... 126
Lampiran 4 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian... 128
Lampiran 5 Lembar Revisi Sidang...……...……...……... 131
Lampiran 6 Lembar Kuesioner……...……...……...……... 134
Lampiran 7 Hasil Tabulasi Celebrity Endorser Ringgo Agus Rahman... 140
Lampiran 8 Hasil Tabulasi Keputusan Pembelian... 143
Lampiran 9 Tabel Penolong Koefisien Korelasi Rank Spearman……... 146
Lampiran 10 Tabel Hasil Uji Validitas Celebrity Endorser ... 149
Lampiran 11 Tabel Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian... 150
Lampiran 12 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Celebrity Endorser dan Keputusan Pembelian... 151
(13)
Banyaknya informasi yang diterima konsumen setiap hari, menyebabkan mereka hanya akan memperhatikan pesan yang menarik dan hanya akan menyimpan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya (selective perception), untuk kemudian memproses dan menginterpretasikan informasi tersebut sesuai dengan pandangan dan kepercayaanya (selective exposure & selective distortion). Untuk mendapatkan pesan yang mudah diingat, pemasar dapat mengemukakan beberapa bentuk daya tarik seperti slogan, model iklan, dan repetisi.
Berbagai studi menunjukan bahwa penggunaan selebriti dapat meningkatkan brand awarenees dan advertaising awareness, menarik perhatian mereka (konsumen) dan membuat iklan menjadi lebih diingat (Martinez, 2001), keuntungan lain adalah terciptanya persepsi tentang kualitas, nilai-nilai edukasi, dan image tertentu (Patrick Bishop, 2003 ).
Salah satu indikator keberhasilan selebriti dalam menyampaikan pesannya adalah sikap konsumen. Sikap individu konsumen dibentuk oleh informasi yang diserapnya, berarti sikap seseorang terhadap produk atau merek dapat dibentuk melalui terapan iklan. Sikap tersebut terbentuk melalui beberapa tahapan yaitu pembentukan kepercayaan (komponen kognitif), evaluasi merek (komponen afektif), dan maksud untuk membeli (komponen konatif) (Sutisna, 2002 : 46).
Penggunaan selebriti tentunya akan menimbulkan konsekuensi membengkaknya biaya iklan, karena perusahaan harus membayar dengan harga tinggi agar mereka mau meng-endorser suatu produk. Hal lain yang harus diperhatikan dari penggunaan selebriti adalah munculnya overshadowing effect dan vampire effect. Overshadowing effect terjadi apabila bintang mendominasi
(14)
produk, dimana ia lebih diingat dari produk itu sendiri sehingga recall iklan justru tertuju pada bintang iklan bukan pada benefit produk ( Sulaksana, 2003 : 77).
Strategi pemasaran CDMA Esia dengan mengembangkan komunikasi pemasarannya dengan menggunakan strategi periklanan yang tepat. Tujuan atau sasaran dari periklanan adalah suatu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audiensi spesifik dan periode waktu yang spesifik. Periklanan memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang di inginkan oleh perusahaan mengenai sebuah merek Esia dan juga kekuatan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada konsumen. Oleh karena itu periklanan dianggap sebagai salah satu strategi komunikasi pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan, menginformasikan, dan membentuk sikap merek Esia di dalam diri konsumen. Sebuah iklan memainkan peran yang sangat penting dalam mengubah perilaku konsumen terhadap merek dan penggunaan selebriti untuk mendukung atau mewakili sebuah merek (celebrity endorsement) merupakan suatu strategi dalam periklanan yang dapat membantu mewujudkan image dari merek Esia. Celebrity endorser Esia memilih artis yang terkenal dan sudah tidak asing lagi di dunia entertainment yaitu Ringgo Agus Rahman.
PT. Bakrie Telecom memilih Ringgo Agus Rahman untuk menjadi endorser produk Esianya. Bila sebelumnya menggunakan model iklan yang tidak terkenal, sehingga terkesan setengah-setengah, dan kurangnya keseriusan PT. Bakrie Telecom dalam mengiklankan produk Esianya, juga ditambah cara penyampaian pesan dalam iklan tersebut terkesan kurang kreatif atau bahkan tidak menarik dan kurang jelas, dan masyarakat pun dibuat bingung sehingga kurang
(15)
memahami isi iklan tersebut. CDMA Esia memilih endorser Ringgo Agus Rahman karena ia merupakan artis yang sedang bersinar kariernya di dunia keartisan dan pada saat ini sangat digemari oleh para kawula muda. CDMA esia dalam penjualan produknya membidik pasar orang-orang muda dan masyarakat yang berjiwa muda. Sejak pertama kali kemunculannya pada film Jomblo, karier Ringgo Agus Rahman naik sangat tajam. Setelah itu banyak tawaran main film datang padanya, seperti : Pocong 2, Maaf saya menghamili istri anda, Get Married, Si Jago Merah, dan masih banyak lagi film maupun tawaran sinetron lainnya.
Karena pasar sasaran PT. Bakrie Telecom adalah para kawula muda dan masyarakat yang berjiwa muda maka Ringgo Agus Rahman dipilih sebagai bintang iklan CDMA Esia, dia merupakan artis muda yang sedang bersinar kariernya dan banyak digemari oleh para kawula muda, hal ini menjadi target PT. Bekrie Telecom untuk mempengaruhi para kawula muda supaya mereka menggunakan produk CDMA Esia. Dan salah satunya adalah pada mahasiswa UNIKOM yang memiliki jiwa muda dan selalu identik dengan hal-hal yang sedang menjadi trendsetter.
Penulis melihat fenomena mengenai produk CDMA Esia sebagai hal yang hangat diperbincangkan oleh kalangan mahasiswa, terutama pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM. Mereka menganggap produk CDMA Esia adalah identik dengan Ringgo Agus Rahman karena dialah yang membintangi iklannya, bahkan mereka menyebut produk CDMA Esia itu adalah “HP Ringgo”. Penulis melakukan survey awal yang melibatkan 30 orang
(16)
mahasiswa dengan memberikan pertanyaan sementara mengenai iklan CDMA Esia versi Ringgo Agus Rahman.
Tabel 1.1
Survey Awal Yang Melibatkan 30 Orang Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM
No Pertanyaan Ya
Tida k
Jumla h 1 Keberadaan Ringgo Agus Rahman pada iklan
CDMA Esia
21 9 30
2 Tanggapan (positif) mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM terhadap Ringgo Agus Rahman pada iklan CDMA Esia
19 11 30
3 Iklan CDMA Esia versi Ringgo Agus Rahman mendorong untuk melakukan pembelian produknya
21 9 30
4 Ringgo Agus Rahman pada iklan CDMA Esia memberikan kesan (image) yang baik di mata anda
20 10 30
5 Tarif CDMA Esia murah dan bintang iklannya mendorong anda untuk menggunakan produk ini
24 6 30
Dari data di atas penulis mendapatkan hasil yang signifikan bahwa dari 30 orang ada 21 orang yang mengakui keberadaan Ringgo Agus Rahman pada iklan CDMA Esia, dan 9 orang tidak. Ada 19 orang yang memiliki Tanggapan (positif) terhadap Ringgo Agus Rahman pada iklan CDMA Esia, dan 11 orang tidak. Ada 21 orang yang menganggap Iklan CDMA Esia versi Ringgo Agus Rahman mendorong mereka untuk melakukan pembelian produknya, dan 9 orang tidak. Ada 20 orang yang menganggap Ringgo Agus Rahman pada iklan CDMA Esia memberikan kesan (image) yang baik di mata mereka, dan 10 orang tidak. Dan
(17)
ada 24 orang yang terdorong untuk menggunakan CDMA Esia dikarenakan tarifnya murah dan bintang iklannya Ringgo Agus Rahman.
Pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, telah terdapat banyak yang menggunakan produk CDMA Esia, dari survey sementara yang penulis lakukan kepada 30 orang mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM yang menggunakan produk CDMA Esia, mereka sangat tahu mengenai iklan CDMA Esia versi Ringgo Agus Rahman. Mereka memiliki tanggapan positif mengenai iklan CDMA Esia versi Ringgo Agus Rahman. Mereka terdorong untuk menggunakan CDMA Esia karena bintang iklannya. Mereka memberikan kesan (image) yang baik pada iklan CDMA Esia versi Ringgo Agus Rahman. Mereka memilih menggunakan produk Esia di karenakan tarifnya yang murah serta harga produknya yang cukup terjangkau terutama oleh kalangan mahasiswa juga dikarenakan bintang iklannya yang sudah sangat mereka kenal yaitu Ringgo Agus Rahman.
Dilihat dari segmen pasar Esia yaitu membidik pasar orang-orang muda dan masyarakat yang berjiwa muda, maka tepatkah pemilihan Ringgo Agus Rahman sebagai endorser Esia? mengingat pesan iklan menunjukan bahwa Esia mencoba memposisikan diri sebagai alat komunikasi bagi semua kalangan, terutama kalangan kawula muda dan yang berjiwa muda. Apakah Ringgo Agus Rahman sebagai bintang iklan CDMA Esia akan mempengaruhi pembentukan keputusan pembelian konsumennya, terutama pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM. Seberapa signifikankah pengaruh periklanan menggunakan celebrity endorser Ringgo Agus Rahman terhadap keputusan
(18)
pembelian CDMA Esia pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia? mengingat perusahaan telah membayar harga yang tinggi.
Menurut Ridwan Gumilar (2006 : 1) Dengan menggunakan selebriti sebagai endorser dipercaya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan kemudian mendongkrak penjualan produk.
Yang harus diperhatikan bukan hanya isi pesan dalam iklan, tetapi bagaimana pesan disampaikan dan siapa yang menyampaikan pesan tersebut (presenter/endorser) sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian yang pada akhirnya dapat menciptakan loyalitas terhadap suatu merek produk tertentu (Shimp, 1998 : 139).
Dari latar belakang di atas, penulis sangat tertarik melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Periklanan Menggunakan Celebrity Endorser Ringgo Agus Rahman Terhadap Keputusan Pembelian CDMA Esia (Suatu Studi Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia).
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, yaitu PT. Bakrie Telecom memilih Ringgo Agus Rahman untuk menjadi endorser produk Esianya, setelah sebelumnya menggunakan model iklan yang tidak terkenal, sehingga terkesan setengah-setengah, dan kurangnya keseriusan PT. Bakrie Telecom dalam
(19)
mengiklankan produk Esianya, juga ditambah cara penyampaian pesan dalam iklan tersebut terkesan kurang kreatif atau bahkan tidak menarik dan kurang jelas, dan masyarakat pun kurang memahami isi iklan tersebut, dan akibatnya berdampak kurangnya sikap keputusan pembelian pada CDMA Esia di PT. Bakrie Telecom, dan hal ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana tanggapan mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM terhadap celebrity endorser Ringgo Agus Rahman pada iklan CDMA Esia
b. Bagaimana keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM terhadap CDMA Esia
c. Seberapa besar pengaruh periklanan menggunakan celebrity endorser Ringgo Agus Rahman terhadap keputusan pembelian CDMA Esia pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi, mengumpulkan, serta menganalisis pengaruh celebrity endorser Ringgo Agus Rahman terhadap keputusan pembelian CDMA Esia pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM.
(20)
3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi
UNIKOM terhadap celebrity endorser (Ringgo Agus Rahman) pada iklan CDMA Esia.
b. Untuk mengetahui Keputusan Pembelian CDMA Esia pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM.
c. Untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh periklanan menggunakan celebrity endorser Ringgo Agus Rahman terhadap Keputusan Pembelian CDMA Esia pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi konsumen yang sebenarnya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja produknya dipasaran serta dapat meningkatkan keuntungannya. Di samping itu sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan, untuk melihat sudah efektif atau tidaknya penerapan selebrity endorser oleh perusahaan terhadap produknya yaitu CDMA Esia.
(21)
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna dalam memberikan informasi dan masukan bagi peneliti, khususnya bagi mahasiswa yang hendak membuat skripsi dalam bidang yang sama sebagaimana yang ditulis dalam penelitian ini.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen.
Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan antara ilmu manajemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek), sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu manajemen yang sudah ada dan di tempatkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan bagi berbagai pihak.
b. Bagi Peneliti lain.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama bagi yang akan mengadakan penelitian tentang periklanan menggunakan selebrity endorser.
c. Bagi Peneliti Sendiri.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan penulis terutama mengenai pengaruh celebrity endorser Ringgo Agus Rahman terhadap keputusan pembelian dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh di bangku kuliah.
(22)
1.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam usulan penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Kampus Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program studi Manajemen, Jl. Dipati Ukur No. 112-114 Bandung.
1.5.2 Waktu Penelitian
Tabel 1.2 Waktu Penelitian No
. Jadwal Kegiatan
Bulan
Oktober November Desember Januari
Februar i
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penyusunan UP 2 Pengambilan data 3 Analisa data 4 Penulisan laporan 5 Sidang Skripsi
(23)
2.1 Periklanan
2.1.1 Pengertian Periklanan
Menurut Kleppner (1990:21) dalam Nurrahmawati (Mediator 2002:79), istilah periklanan merupakan terjemahan dari advertising, berasal dari bahasa latin advertere yang berarti mengalihkan pikiran. Kleppner juga memberikan definisi periklanan “sebagai suatu metode penyampaian pesan dari suatu sponsor melalui sebuah medium yang impersonal”.
Menurut Uyung Sulaksana (2003:90) mendefinisikan periklanan sebagai “semua bentuk presentasi non personal yang mempromosikan gagasan, barang atau jasa yang dibiayai pihak sponsor”. Menurut Sutisna (2002:276), periklanan adalah “paid nonpersonal communication from an identified sponsor using mass media to persuade or influence an audience” atau komunikasi non personal yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi menggunakan media massa untuk membujuk atau mempengaruhi masyarakat. Menurut Kotler (2005; 277) mendefinisikan Iklan sebagai “segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi, gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar”.
Dari ketiga definisi tersebut, maka dapat diketahui elemen-elemen yang yang membentuk iklan, yaitu :
a. Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang dibayar oleh sponsor.
(24)
Stage 2 2 Stage 1 Stage 3 product celebrity consumersproduct celebrity Objects Persons Contexs
Role 1
Sosial Pribadi Psikologi
Proses Keputusan Membeli : Pemahaman Masalah Pencarian Informasi
Pemilihan Alternatif Perilaku Pasca Pembelian
Rangsangan Pemasaran : Produk Harga Saluran Pemasaran Promosi Rangsangan lain: Ekonomi Teknologi Politik Kebudayaan Recognition Information Search Evaliation Alternative Purchase Decision Past Purchase Decision
Perilaku pasca pembelianPencarian informasiKeputusan pembelianEvaluasi alternatif Pengenalan kebutuhan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian
(Sumarwan, 2004 : 289 )
Sponsor iklan tidak hanya terbatas pada perusahaan,
namun juga mencakup semua pihak yang menyebarkan pesannya pada public sasaran, termasuk organisasi amal, sekolah, atau lembaga pemerintahan
b. Di dalam iklan terjadi identifikasi sponsor. Iklan tidak hanya menampilkan pesan tentang produk tetapi juga mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan.
c. Bertujuan atau digunakan untuk menginformasikan produk atau membujuk konsumen.
d. Adanya media yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
e. Iklan bersifat non persoanal atau bersifat masal karena menggunakan media massa.
f. Dibuat sesuai dan untuk mencapai sasaran. 2.1.2 Karakteristik Periklanan
Karena banyaknya bentuk dan penggunaan iklan, cukup sulit untuk membuat generalisasi, namun tetap ada ciri-ciri dan kelebihan iklan yang dapat ditemukan. Menurut Uyung Sulaksana (2003:25) memberikan empat ciri utama periklanan, yaitu :
a. Public presentation
Sifat publik dari iklan memberi semacam legitimasi pada produk dan mengesankan penawaran yang terstandarisasi artinya banyak orang akan menerima pesan yang sama.
(25)
b. Pervasiveness
Pemasar dapat mengulang pesan yang sama melalui iklan. Dengan iklan, pembeli dapat menerima dan membandingkan pesan dari berbagai perusahaan.
c. Amplified expressiveness
Iklan memberi peluang untuk mendramatisir perusahan dan produknya melalui pengunaan cetakan, bunyi, dan warna.
d. Impersonality
Audiens tidak wajib menaruh perhatian atau merespons iklan. Iklan lebih merupakan monolong di depan audiens.
2.1.3 Tujuan Periklanan
Menurut Colley dalam (Kotler, 2002:658) tujuan periklanan adalah “suatu tugas komuniksai spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode yang spesifik”. Tujuan periklanan harus ditetapkan berdasarkan pada keputusan sebalumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar, bauran pemasaran, dan situasi pemasaran.
Tujuan periklanan dapat digolongkan berdasarkan sasarannya apakah untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Penjelasannya sebagai berikut:
a. Iklan informatif, diadakan secara besar-besaran pada awal peluncuran produk, tujuanya adalah untuk membentuk permintaan pertama. Iklan jenis
(26)
ini biasanya menjelaskan tentang informasi dan manfaat produk secara terperinci.
b. Iklan persuasif, penting dilakukan pada tahap persaingan, tujuannya adalah untuk membentuk permintaan selektif terhadap suatu merek tertentu. Beberapa periklanan persuasif telah beralih ke jenis iklan perbandingan (comparative advertising), yang membandingkan atribut-atribut dua atau lebih merk.
c. Iklan pengingat, yang bertujuan untuk mengingatkan sangat penting untuk produk yang sudah mapan atau memasuki tahap kedewasaan.
d. Iklan penguat (reinforcement advertising), bertujuan untuk meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.
2.1.4 Pesan Periklanan
Pesan periklanan dapat berupa pesan verbal (tertulis atau terucap), non verbal (foto, ilustrasi, atau simbol), atau kombinasi dari keduanya. Pesan verbal dapat megungkapkan informasi lebih lengkap dari suatu produk dibanding pesan non verbal. Pesan non verbal dapat digunakan sebagai simbol komunikasi, biasanya para pemasar membuat logo atau simbol yang merupakan asosiasi dari produk tersebut.
Tugas komunikator adalah mengupayakan agar pesannya sampai kepada penerima. Komunikator harus mempertimbangkan sifat-sifat penerima dan respons yang diharapkan, hal ini berguna untuk meghindarkan kemungkinan sasaran tidak menerima pesan yang dimaksudkan.
(27)
Menurut Kotler (2002 : 628), terdapat tiga alasan mengapa sasaran tidak menerima pesan, yaitu sebagai berikut :
a. Perhatian selektif : konsumen hanya akan memperhatikan pesan yang menarik.
b. Penyimpangan selektif : penerima hanya akan mendengarkan apa yang sesuai dengan keyakinannya.
c. Ingatan selektif : penerima hanya akan menyimpan beberapa pesan dalam ingatan jangka panjang.
Menurut Maloney dalam Kotler (2002 : 662) memberikan dua metode dalam menciptakan daya tarik iklan, yaitu sebagai berikut:
a. Metode induktif
Dimana pembuat iklan mencari informas dari konsumen, penyalur, pakar, dan pasaing. Pembuat iklan berusaha memperoleh gambaran karakteristik sasaran dan bagaimana mereka menggunakan suatu produk.
b. Metode deduktif
Dimana pembuat iklan mengusulkan suatu kerangka kerja. Maloney mengatakan bahwa pembeli mengharapkan satu dari empat jenis imbalan dari suatu produk : rasional, perasaan, sosial atau kepuasan ego dan mungkin memvisualisasikan imbalan itu berdasarkan pengalaman hasil penggunaan (result of use experence), pengalaman dalam penggunaan (product in use experience), pengalaman penggunaan insidental (incidental to use). Dengan menggunakan kombinasi dari empat jenis
(28)
imbalan dengan tiga jenis pengalaman maka akan menghasilkan dua belas jenis pesan iklan.
Merancang pesan periklanan menuntut komunikator untuk menjawab empat pertanyaan yauitu : pesan apa yang akan disampaikan (isi pesan), bagaimana menyampaikannya secara logis (struktur pesan), bagimana mengatakan secara simbolis (format pesan), serta siapa yang akan menyampaikannya (sumber pesan).
2.1.4.1 Isi Pesan
Isi pesan (message content) mengacu pada strategi yang digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan kepada pemirsa, Mowen dan Minor (2002 : 410). Idealnya isi pesan harus dapat menarik perhatian (attention), menimbulkan minat (interest), memicu keinginan (desire) dan mendorong orang untuk berbuat (action).
Dalam menentukan isi pesan, komunikator harus dapat mengetahui karakteristik audiens seperti pendidikan, kebutuhan, dan pengalaman atas suatu produk. Konsep produk yang telah ditetapkan sebelumnya pun harus menjadi pertimbangan dalam menciptakan isi pesan. Komunikator harus dapat membuat pesan mudah dimengerti dan menarik perhatian audiens.
Menurut Kotler ( 2002 : 632), terdapat tiga jenis daya tarik yang biasa digunakan dalam periklanan yaitu:
a. Daya tarik emosional mencoba membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi pembelian, untuk itu komunikator berusaha merumuskan emotional selling proposition (ESP) yang tepat agar suatu
(29)
produk memiliki asosiasi unik yang dapat dipromosikan. Daya tarik emosional dapat menggunakan daya tarik positif (seperti rasa takut atau rasa bersalah) atau daya tarik positif (seperti cinta, kebahagiaan, atau humor).
b. Daya tarik rasional menggambarkan minat seseorang dan langsung menuju kepada kepentingan konsumen. Pesan yang disampaikan menunjukan bahwa produk akan menghasilkan manfaat seperti apa yang dikatakan. Pada umumnya pembeli atau konsumen industri lebih peka terhadap daya tarik rasional, bagitupun dengan konsumen yang membeli produk-produk mahal. Daya tarik rasional dapat berupa argumentasi faktual, potongan kehidupan, demostrasi produk, atau iklan perbandingan.
c. Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan tepat, daya tarik ini biasa digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial.
2.1.4.2 Struktur Pesan
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menuntukan struktur pesan adalah kompleksitas pesan, penarikan kesimpulan, pesan satu sisi atau pesan dua sisi, dan urutan penyajiannya yaitu:
a. Kompleksitas pesan
Agar sebuah pesan memiliki dampak, penerima pesan harus melalui tahap
exposure, perhatian, dan pemahaman. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kompleksitas pesan (message complixity). Jika pesan terlalu kompleks, misalnya dengan kata-kata yang membingungkan
(30)
maka penerima akan kurang dapat memahami dan akan sulit untuk dibujuk. Konsumen memiliki kemampuan terbatas untuk memproses informasi. Jika konsumen menerima terlalu banyak informasi, maka hal itu akan menjadi beban sehingga dapat beraksi secara negatif.
b. Penarikan kesimpulan
Pertanyaan yang sering muncul dalam mengembangkan isi pesan adalah apakah komunikator harus menarik kesimpulan untuk para konsumen?. Penelitian mengenai dampak penarikan kesimpulan (drawing coclusion) mengindikasikan bahwa jawaban atas pertanyaan tersebut tergantung pada kompleksitas pesan dan keterlibatan konsumen / audiens. Jika pesan relatif kompleks dan audiens tidak terlalu terlibat, maka akan lebih baik jika komunikator menarik kesimpulan dengan jelas. Sebaliknya apabila audiens sangat terlibat dan pesan yang disampaikan kuat atau tidak terlalu kompleks, maka lebih baik memberikan kesempatan kepada audiens untuk menarik kesimpulan.
c. Pesan dua sisi atau pesan satu sisi
Pesan dua sisi adalah suatu pesan yang yang menunjukan sisi positif dan negatif dari sebuah produk. Pesan dua sisi dapat menjadi teknik yang efektif karena penyajian dua sisi argumen memberikan kesaimbangan dan menurunkan tendensi konsumen untuk beragumen terhadap pesan dan sumbernya, Mowen dan Minor ( 2002 : 415). Pesan jenis ini akan efektif apabila audiens tidak bersahabat, muncul argumen berlawanan, audiens memiliki pendidikan yang baik, dan bagi audiens yang pada awalnya
(31)
menentang. Namun demikian pada situasi tetentu hanya memberikan satu sisi pesan dapat menjadi pilihan yang tepat. Pesan satu sisi dapat menjadi lebih efektif apabila audiens bersahabat, tidak ingin mendengar sisi argumen lain, konsumen tidak terlalu terlibat, atau konsumen tidak terlalu berpendidikan tinggi.
d. Urutan penyajian
Urutan penyajian mengacu pada bagaimana isi pesan disusun, Mowen dan Minor ( 2002 : 425). Dalam urutan penyajian dikenal dua istilah yaitu pengaruh utama (primary effect) dan pengaruh resensi (recency effect). Pengaruh utama terjadi terjadi apabila materi awal pesan sangat berpengaruh, sementara pengaruh resensi terjadi apabila materi di akhir pesan sangat berpengaruh. Pengaruh utama cenderung terjadi ketika audiens memiliki keterlibatan yang tinggi. Pengaruh utama akan lebih kuat pada materi verbal (iklan radio) daripada materi non verbal atau visual (seperti iklan cetak).
Hasil penelitian lain yang penting diperhatikan adalah komunikator harus menghindari penempatan pesan di bagian tengah, karena pada umunya orang akan memiliki kesulitan lebih besar untuk memperhatikan informasi yang ditempatkan di bagian tengah. Visibilitas dan tingkat recall akan tinggi apabila pesan ditempatkan di bagian awal atau akhir sebuah media .
Penempatan informasi mengenai manfaat (benefit) produk di dalam iklan juga perlu mendapat perhatian. Schiffman dan Kanuk (2004 : 317) mengatakan bahwa apabila tingkat ketertarikan audiens terhadap produk rendah, maka pesan
(32)
harus dibuat untuk menarik perhatian. Sebaliknya jika tingkat ketertarikan
audiens tinggi, poin paling penting dapat ditempatkan di akhir. Ketika informasi yang menyenangkan (favorable information) dan informasi kurang menyenangkan (unfavorable information) akan disandingkan, maka penempatan informasi yang menyengkan di awal dapat menghasilkan toleransi yang lebih besar dan pengertian yang lebih baik terhadap pesan secara keseluruhan, Schiffman dan Kanuk ( 2004 : 317).
2.1.4.3 Format Pesan
Komunikator sebaiknya memiliki format pesan yang kuat dalam menciptakan pesan. Ilustrasi, kata-kata, dan warna merupakan faktor yang perlu diperhatikan ketika iklan akan dibuat dalam media cetak. Apabila pesan akan disampaikan melalui radio, maka komunikator harus teliti dalam menentukan kata, intonasi, dan vokalisasi suara. Schiffman dan Kanuk mengatakan pengaturan resonansi dalam iklan dapat meningkatkan sikap konsumen terhadap iklan dan merek, serta dapat meningkatkan recall iklan. Menurut mereka perubahan kecil terhadap format iklan (resonansi) akan memiliki dampak positif terhadap respon konsumen.
2.1.4.4 Sumber Pesan
Sumber pesan adalah orang atau karakter yang menyampaikan pesan, Mowen dan Minor (2002 : 401). Dari beberapa penjelasan yang diberikan beberapa ahli, penulis membagi beberapa sumber pesan, yaitu :
(33)
Seperti bintang film, atlet, politisi, pengusaha. seniman, bahkan dari kalangan militer.
b. Typical person (lay endorser)
Sumber lain yang biasanya merepresentasikan kelompok tertentu dan tidak dikenal oleh publik. Cara ini biasanya digunakan dalam bentuk testimonial advertising, dimana sumber memberikan kesaksian tentang keunggulan produk setelah mencobanya.
c. Seorang ahli (expert)
Ahli adalah orang yang dipersepsikan memiliki pengetahuan atau orang yang memiliki kompetensi di bidang tertentu.
d. Karakter tertentu yang sengaja diciptakan, biasanya merupakan animasi ciptaan manusia.
2.1.5 Media Periklanan
Definisi periklanan menurut Kotler (2000:578) yaitu : “periklanan adalah bentuk dari penyajian nonpersonal dan promosi ide,barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang melakukan pembayaran”.
Media iklan digunakan oleh perusahaan sebagai sarana informasi produk kepada konsumen, sehingga timbul perasaan tertarik untuk mencoba dan membuktikan kebenaran dari informasi yang disampaikan melalui iklan tersebut. Periklanan dalam penyajiannya dapat menggunakan berbagai media. Adapun media yang digunakan dapat berupa media elektronik,media cetak dan out door(pajangan luar).
(34)
Menurut Bilson Simamora (2003:292) Media-media periklanan yang dapat digunakan adalah : “media elektronik (radio, televisi), media cetak (surat kabar, majalah), dan media luar ruang (spanduk, poster, billboard dan catalog)”.
Beda periklanan dengan alat promosi yang lain adalah dalam penampilan public, daya, serap, ungkapan perasaan yang jelas dan tidak ada hubungan tatap muka. Agar kegiatan periklanan efektif maka didalam mengelola program periklanan harus memperhatikan keputusan utama yang disebut 5 (lima) M.
Menurut Kotler(2000:570) menyatakan, terdapat lima kiat keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yaitu :
1. Mission (Misi) : Apakah tujuan periklanan ?.
2. Money (Uang) : Berapa biaya yang dapat dibelanjakan ?. 3. Message (Pesan) : Pesan apa yang harus digunakan ?. 4. Media (Media) : Pesan apa yang harus digunakan ?.
5. Measurenment (Pengukuran) : Bagaimana mengevaluasi akhirnya ?.
Periklanan yang berhasil tergantung pada tingkat kerja promosi yang dimiliki oleh perusahaan. Periklanan dapat ditinjau pada aspek pesan yang digunakan dan aspek media yang terkandung dalam iklan tersebut.
Iklan yang digunakan oleh suatu produk harus mengandung pesan yang akan disampaikan kepada konsumen. Pesan yang menarik akan menghasilkan daya persuasive yang besar. Diperlukan daya kreasi yang tinggi untuk menciptakan suatu pesan yang jelas, menarik dan slalu di ingat oleh konsumen akan produk yang ditawarkan. Pesan yang akan disampaikan disesuaikan pula dengan jenis media yang digunakan.
(35)
Untuk menampilkan suatu pesan yang mampu membujuk, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi konsumen sasaran. Daya tarik iklan sangatlah penting agar sasaran tersebut memiliki minat untuk melakukan pembelian.
Pemilihan media melibatkan pencarian media yang paling efektif biaya untuk menyampaikan jumlah paparan yang diinginkan bagi audiens sasaran. Keberhasilan paparan untuk mempengaruhi audiens tergantung pada jangkauan, frekuensi, dan pengaruh paparan, Kotler (2002:668), yaitu:
a. Jangkauan adalah jumlah orang atau rumah tangga yang melihat paparan media setidaknya sekali dalam satu periode tertentu.
b. Frekuensi adalah rata-rata banyaknya orang atau rumah tangga yang melihat paparan pesan tersebut dalam satu periode tertentu,
c. Dampak (impact) adalah nilai kualitatif dari suatu paparan melalui media tetentu.
Sebelum memilih media yang akan digunakan, pengiklan harus mengetahui karekteristik media secara umum yaitu keunggulan dan keterbatasan media. Pemilihan media harus memperhatikan beberapa variabel seperti kebiasaan media audiens, produk, pesan yang ingin disampaikan, biaya, serta tujuan dari iklan tersebut.
2.2 Celebrity Endorser
Celebrity endorser menurut Grant McCracken (1989 : 310) adalah “any individual who enjoys public recognation and who uses this recognation on
(36)
behalp of a consumer good by appearing with it in an advertisement” atau individu yang dikenal oleh masyarakat dan menggunakan hal ini untuk mengiklankan suatu produk. Mowen dan Minor (2002 : 404), mendefinisikan
endorser “sebagai pembawa iklan. Selebriti tidak hanya terbatas pada bintang film atau televisi tetapi juga atlet, politisi, pengusaha, seniman, dan bahkan individu dari kalangan militer”. Beberapa ahli menyebut endorser dengan spokesperson
(David Berkowitz), opinion leader (Sutisna), beberapa perusahaan seperti PT. Bakrie Telecom bahkan menyebutnya sebagai ambassador.
Menutut McCraken (1989;310), kata Celebrity digunakan untuk menjelaskan variasi endorsement, termasuk yaitu:
a. Explicit mode yaitu endorser yang menyatakan secara langsung bahwa Ia mengiklankan suatu produk (I endorese this product).
b. Implicit mode yaitu endorser yang mengatakan bahwa Ia menggunakan suatu produk (I use this product).
c. Imperative mode yaitu endorser yang menyarankan orang untuk menggunakan suatu produk (You should use this product).
d. Copresent mode yaitu endorser yang hanya tampil atau menggunakan satu merek atau produk tertentu
2.2.1 Karakteristik Endorser
Terdapat sejumlah karakteristik yang memepengaruhi kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dan akan menentukan efektivitas pesan yang akan disampaikannya. Karakteristik yang harus dimiliki oleh sumber pesan, dalam hal ini selebrti antara lain sebagai berikut :
(37)
a. Credibility (Kredibilitas)
Kredibilitas mengacu pada sejauh mana sumber dipandang memiliki keahlian dan dipercaya, Mowen dan Minor ( 2002 : 402). Menurut Sutisna (2002 : 271), kredibilitas adalah keahlian dan kepercayaan konsumen kepada sumber pesan. Dari dua pengertian tersebut, dapat didefinisikan bahwa kredibilitas sumber (selebriti) dibentuk oleh dua hal yaitu tingkat keahlian dan tingkat kepercayaan.
1) Keahlian (Expertise)
Menurut Mowen dan Minor (2002 : 402), mengatakan bahwa keahlian mengacu kepada tingkat pengetahuan yang dimiliki sumber terhadap subjek dimana ia berkomunikasi. Sutisna (2002 : 271), secara lebih detail menjelaskan bahwa keahlian merupakan kemampuan sumber untuk membuat pernyataan yang sahih atau valid mengenai karakteristik dan kinerja produk. Maka pada intinya keahlian adalah pengetahuan dan kemampuan sumber pesan akan produk yang diiklankannya.
2) Kepercayaan (Trustwortiness)
Menurut Kotler (2002 : 637) menilai kepercayaan berkaitan dengan anggapan tingkat objektivitas dan kejujuran sumber pesan. Senada dengan Kotler, Mowen dan Minor (2002 : 402), menyatakan bahwa kepercayaan menunjukan sejauh mana sumber dapat memberikan informasi yang tidak memihak dan jujur.
(38)
Sumber yang dipercaya dapat mempengaruhi pemirsa meskipun sumber tersebut dirasa memiliki keahlian yang relatif sedikit. Hal ini berlaku sebaliknya sumber yang tidak dapat dipercaya, jika dirasa memiliki keahlian paling tidak memiliki beberapa kemampuan persuasif Mowen dan Minor (2002 : 402). Sumber yang kredibel dapat mempengaruhi konsumen dengan cara-cara berikut :
a.Mereka menimbulkan perubahan sikap yang positif terhadap posisi yang mereka dukung.
b.Mereka mendorong lebih banyak perubahan berperilaku daripada sumber yang kurang kredibel.
c.Mereka meningkatkan kemampuan pengiklan menggunakan daya tarik rasa khawatir, yang melibatkan ancaman fisik atau sosial.
d.Mereka menghambat pembentukan arguman tandingan terhadap pesan. Hal ini terjadi karena orang akan merendahkan pertahanannya dan tidak berpikir banyak tentang tanggapan kognitif (tanggapan positif atau negatif terhadap pesan).
Dari penjelasan tersebut penting sekali untuk memperhatikan kredibilitas sumber, selain karena empat poin diatas, kredibilitas juga dapat mengurangi persepsi negatif bahwa apa yang disampaikan sumber di iklan hanya untuk kepantingan pemasaran atau persepsi bahwa endorser produk hanya termotivasi oleh uang bukan pada kepercayaan terhadap produk.
Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi juga akan mempengaruhi kredibilitas pesan. Konsumen seringkali beranggapan bahwa sumber yang
(39)
kredibel tidak akan mengiklankan produk yang tidak bagus. Menurut Schiffman dan Kanuk (2004 : 300) kunci utama kredibilitas pesan adalah kemampuan pesan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (ability of the product), pelayanan (service), konsistensi kualitas, nilai, dan kepuasan bagi konsumen.
b. Attractiveness (Daya Tarik)
Daya tarik ditentukan oleh kemampuan sumber menyampaikan pesan serta membuat kesamaan dengan konsumen (Sutisna, 2002 : 272). McGuire dalam McCrecken (1989 : 311) menjelaskan tiga komponen daya tarik sehingga pesan akan diperhatikan, yaitu :
1) Familiarity
“Familiarity is defined as knowladge of the source through exposure” atau
familiarity berkenaan dengan tingkat keterkenalan sumber.
2) Likability
“Likability as affection for the source as a result of the source’s physical appearences and behavior” artinya bahwa daya tarik berkaitan dengan hal yang bersifat fisik dan non fisik seperti kepribadian, yang mengacu kepada perasaan positif dan negatif konsumen sebagai akibat dari daya tarik tersebut.
3) Similarity
“Similarity as a supposed resamblance between the source and receiver message”. Dengan kata lain sumber harus berusaha membuat kesamaan antara pesan yang disampaikan dengan kondisi yang diinginkan konsumen.
(40)
Hal ini berkaitan dengan perhatian dan ingatan selektif konsumen karena banyaknya informasi yang diterima.
2.2.2 Sumber Yang Penuh Arti (Meaning)
McCracken (1989 : 72-73) mengatakan bahwa “meanings began as something resident in culturally constituted world, in a physical and social consituted by the catagories and principles of the prevailing culture”, dengan kata lain arti didasarkan atas peran yang melakat pada diri selebriti dan Ia diartikan sebagai simbol budaya. Para pengiklan dapat menghubungkan sumber yang memiliki arti dengan merek untuk kemudian ditransfer ke produk.
2.2.3 Proses Transfer Arti
Terdapat tiga tahap dalam proses transfer arti, pertama arti budaya diturunkan dari peran profesional selebriti sehingga mereka menjadi simbol budaya, selanjutnya arti yang telah dimiliki ditransfer kepada produk, tahap terakhir melakukan transfer arti produk ke konsumen.
Gambar 2.1
Meaning Movement and Endorsement Process
Sumber , McCrecken (1989 : 315)
Penjelasan dari tiga tahap dalam proses transfer arti, yaitu sebagai berikut:
(41)
Proses transfer ini dimulai ketika pengiklan mengidentifikasi arti budaya yang ada dalam produk (seperti usia, jenis kelamin, gaya hidup, status dan tempat), atau ketika pengiklan menentukan apa yang ingin disampaikan oleh suatu produk. Setelah keputusan dibuat, mereka mulai melakukan survey objek, individu, dan konteks (hubungan) yang memiliki arti yang diinginkan, tujuannya adalah agar konsumen dapat melihat bahwa apa yang ada dalam objek, individu, atau konteks tersebut juga tekandung dalam produk yang diiklankan.
2. Tahap 2 (Stage 2 )
Begitu seorang selebtiti telah dipilih, kampanye iklan ini harus dapat mentransfer arti tersebut ke dalam produk. Proses ini harus mengungkapkan seluruh arti yang diinginkan dari selebriti dan menghindarkan arti yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dipenuhi dengan cara mengisi atau memenuhi iklan dengan objek, individu, atau konteks pendukung yang memiliki dan mendukung arti yang sama dengan selebriti.
Dalam proses transfer ini, iklan harus dibuat dengan menonjolkan kesamaan arti antara selebriti dan produk, sehingga konsumen dapat melihat arti yang terkandung pada selebriti sesuai dengan produk yang diiklankannya.
Proses kampanye iklan juga dapat mentransformasi selebriti, karena proses ini terkadang membuat citra / peran baru yang lebih dramatis atau memperkuat citra yang sebelumnya telah dimiliki, sehingga mengubah pesona yang dimiliki selebriti.
(42)
Pertanyaan penting pada tahap ini adalah bagaimana proses endorement
dapat menolong konsumen mentransfer dari produk ke dalam diri mereka. Menurut McCrecken (1989 : 316) tidak ada transfer atau transformasi yang terjadi secara otomatis pada diri konsumen. “the meaning of the object do not merely lift off the object and enter into the consumer’s concept of self and world ”, artinya konsumen harus menerima, memperhatikan, dan menggunakan produk untuk mengambil arti (meaning). Konsumen dapat memilih dan mengkombinasikan arti tersebut dalam proses percobaan (eksperimental) saat mereka menggunakan produk.
Selebriti memainkan peran dalam tahap ini, karena mereka telah membagun dirinya dengan publikasi yang sangat luas, menarik, dan dilakukan sangat sempurna, sehingga konsumen melihat bagaimana selebriti berubah seiring waktu, dan secara langsung maupun tidak langsung konsumen telah memilih, mengkombinasikan dan menerapkan arti yang ada pada selebriti pada dirinya.
Perubahan yang telah dilakukan dengan sangat sempurna ini memberikan inspirasi bagi konsumen. Konsumen secara konstan selalu mencari dan menggunakan simbol yang memperlihatkan siapa dirinya, sehingga tidak mengherankan apabila mereka selalu mengagumi figur yang dianggap sesuai dengan gambaran dirinya. Dengan kata lain, konsumen melihat selebriti sebagai figur yang mereka inginkan dan proses transformasi yang telah dilakukan menyakinkan konsumen untuk dapat melakukan hal yang sama. Hal ini menunjukan bahwa selebriti telah mentransfer beberapa arti ke dalam diri konsumen.
(43)
Hal lain yang sangat dikagumi oleh konsumen adalah bagaimana selebriti dapat bereksperimen dan melakukan perubahan kreatif terhadap diri dan image -nya dengan cara yang terkadang sangat dramatik “celebrity becomes a kind of experiment in self construction”, sehingga konsumen melihatnya sebagai “an inventor of a new self the consumer can use”. McCracken( 1989 : 317).
2.2.4 Alasan Menggunakan Selebriti
Banyak iklan menggunakan selebriti sebagai sumber informasi, pertanyaannya adalah mengapa selebriti harus digunakan dalam iklan dan bagaimana selebriti dapat menambah nilai dalam proses pentransferan nilai ?. McCrecken memberikan alasan mengapa selebriti digunakan dalam iklan, antara lain :
a. Selebriti menyajikan semua arti (meaning) dengan ketepatan yang tinggi dibanding model yang tidak terkenal.
b. Selebriti memperlihatkan atau menyajiakan serangkaian kepribadian dan gaya hidup yang tidak dapat diperlihatkan oleh model tidak terkenal.
c. Selebriti lebih diekspos oleh media dibanding model tidak terkenal sehingga mereka dapat mengirim arti dengan lebih kuat.
d. Selebriti membagkitkan pesonanya secara lebih hidup (vividness) dan lebih jelas (Clearly), hal ini dapat terjadi kerena selebriti telah membentuk dirinya secara terbuka melalui publikasi yang luas.
Alasan yang sering digunakan oleh para manajer periklanan menurut Erdogen dan Baker dalam jurnal Celebrity Endorser : Advertising Agency Managers Perspective adalah sebagai berikut :
(44)
a. Standing Out
Setiap saat iklan muncul di tengah program acara atau artikel berita dan mayoritas audiens menganggap ini sabagai gangguan. Banyak dan seringnya iklan ditayangkan membuat audiens mengangap bahwa iklan tidak istimewa, maka agar iklan dapat diperhatikan perusahaan menggunakan selebriti “advertiser have got to stand out from the crowd and celebrity potentially achieve this’.
b. Celebrity value define and refresh the brand imageadd new dimensions to the brand image
Selebriti dapat membangun, memperbaharuhi, dan menambahkan dimensi baru pada merek dengan mentransfer nilai-nilai yang mereka anut, apa yang diyakini oleh selebriti akan terikat dengan merek yang diiklankannya.
c. Instant credibility or aspiration
Para praktisi percaya bahwa selebriti dapat menghemat waktu perusahaan dalam membangun kredibilitasnya.
d. PR coverage
Para manajer berpendapat bahwa selebiti merupakan sosok yang topical
sehingga mendapat publikasi yang luas.
(45)
Alasan lain yang dikemukan oleh manajer adalah bahwa selebriti akan menjadi pilihan ketika semua ide tidak dapat diterima atau salah “when agencies desperate for an idea or all else fails”.
f. Convincing clients
Alasan lain yang digunakan adalah karena selebriti dapat dengan mudah meyakinkan klien, karena kampanye iklan yang berhasil dapat membuat manajer pemasaran menjadi terkenal dan dapat mempertahankan posisinya “successful celebrity campaign could make clients marketing managers famous and keep them comfortable in their position for a while”.
g. Selain itu, Pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik umunya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi ( Sulaksana, 2003 : 75).
h. A Publication of the World chiropractic Alliance menjelaskan : When celebrities say that chiropractic has helped them, and it could help other, people tend to listen and believe, after all most people assume “he wouldn’t say if it weren’t true.” Selebriti mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi konsumen karena mereka cenderung lebih dipercaya oleh masyarakat.
i. Selain itu, World Chiropractic Alliance juga mangatakan bahwa obviously, celebrity endorsements work. In fact, they work so well that about 20% of all television commercials feature a celebrity. Artinya kemungkinan perubahan sikap melalui penggunaan selebriti cukup besar.
(46)
j. Studi menunjukan bahwa penggunaan selebriti dapat meningkatkan
awareness konsumen dan membuat iklan menjadi lebih diingat “studies show that using celebrities can increase consumers awareness of the ad, capture their attention and make ads more memorable” (Martinez, May 2001 dalam A Publication of World chiropractic Alliance).
k. “High profile endorsement from athlete and celebrities will set you apart from your competitors, and you can become a contender in a playing field – a celebrities spokesperson can work for companies of all size” selebriti yang kredibel dapat menjauhkan perusahaan dari persaingan (Jonathan Gaines dalam A Publication of World chiropcractic Alliance).
2.2.5 Dampak Pengaruh Sumber
Mowen dan Minor memberikan penemuan-penemuan utama dampak pengaruh sumber pesan, sebagai berikut :
a. Variabel pengaruh sumber yang penting meliputi kredibilitas, keahlian, kepercayaan, dan daya tarik, menyenangkan, berarti, dan sesuai dengan produk.
b. Keahlian sumber memiliki dampak yang lebih besar terhadap tanggapan konsumen daripada variabel sumber lainnya.
c. Sumber dengan kredibilitas yang tinggi lebih efektif karena dapat meningkatkan kemampuan pengiklan untuk menggunakan daya tarik rasa khawatir dan membatasi pembentukan argumen pembanding.
d. Secara umum orang yang secara fisik menarik lebih efektif daripada orang yang secara fisik kurang menarik.
(47)
e. Untuk memaksimalkan efektivitas sumber, sumber harus memiliki kesesuaian yang layak.
f. Arti yang diturunkan dari karakteristik sumber dapat ditransfer ke produk melalui asosiasi yang erat.
g. Karekteristik dan kepribadian sumber harus dirasakan berinteraksi dengan sifat alami produk, sehingga dalam keadaan tertentu orang yang memiliki fisik menarik atau sangat menyenangkan mungkin tidak efektif sebagai sumber informasi.
2.2.6 Resiko Menggunakan Selebriti
Pada umumnya para ahli menyetujui penggunaan celebrity endorser
karena mereka memiliki daya tarik yang sangat tinggi. Namun demikian pemasar tetap harus mempertimbangkan resiko yang mungkin dihadapi. Resiko itu antara lain adanya overshadowing Effect dan vampire effect.
a. Overshadowing Effect terjadi apabila bintang mendominasi produk, dimana ia lebih diingat dari produk itu sendiri sehingga recall iklan justru tertuju pada bintang iklan bukan pada benefit produk, Sulaksana (2003:77).
b. Vampire Effect adalah pengurangan nilai terahadap merek atau perusahaan karena tindakan yang dilakukan oleh selebriti (Rossiter dan Percy, 1996 : 261) atau disebabkan oleh informasi negatif tentang selebriti.
Brian D dan Shimp meneliti pengaruh informasi negatif selebriti dengan menggunakan associative network framing yaitu suatu prinsip yang berdasarkan pada pengertian bahwa memori terdiri dari node-node yang dihubungkan oleh
(48)
kumpulan assosiasi “associative learning principles are based on a conception of memory as a network consisting of various nodes connected by associative links” (Hinton and McClelland dalam Brian D dan Shimp). Hasil penelitiannya sebagai berikut :
a. Informasi negatif selebriti akan mengurangi daya pikat slebriti dan produk yang di-endorse. “Any negative news about celebrity may reduce the celebrity allure, and therefore the appeal of the brand the celebrity has endorsed”. Resiko ini sangat mungkin terjadi pada merek yang baru atau kurang terkenal dibanding merek yang telah mapan, dimana kumpulan asosiasi (association set) relatif masih kurang dan selebriti merupakan atribut utama yang menjadi bahan evaluasi. “The risk is potentially great for new or unfamiliar brands for which association set is relatively scant and for which the celebrity the primary attribute on which consumers from evaluation on brand”.
b. Pengaruh informasi negatif lebih besar ketika kumpulan asosiasi (association set) antara merek dan selebriti sangat kuat. “Effect of negative celebrity information is greater when the associative link between the brand and celebrity is strong”.
c. Informasi negatif akan memiliki dampak yang lebih besar apabila informasi tersebut dipublikasikan sebelum ia meng-endorse suatu merek produk. “Negative celebrity information presented prior to the brand / celebrity pairing had a greater effect on the endorsed brand then negative celebrity information presented after the pairing”.
(49)
4. Perilaku Pembelian
4.1. Keputusan Pembelian Konsumen
Tujuan utama dari pemasaran adalah untuk melayani serta memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen, oleh karena itu pemasar perlu memahami bagaimana konsumen berperilaku dalam usahanya memenuhi dan memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Terdapat berbagai definisi mengenai perilaku konsumen diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Kanuk ( 2000:7 ) : “ customer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for purchasing using and evaluating product, source, and idea which they will satisfy their needs. “ Menurut Wilkie ( 1994 : 145 ) : “ The mental, emotional, physical activities that people engage when selecting, purchasing, using, disposing product or service as to satisfy their needs and desires “.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dalam rangka bereaksi terhadap rangsangan atau stimulus.
Setiap saat kita selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan mulai dari keputusan yang paling sederhana seperti membeli sabun merek A dan merek B, sampai pada keputusan yang sulit seperti membeli rumah. Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip dari Shciffman dkk ( 2004 : 289 )
(50)
bahwa : “ Keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif “.
Menurut Kotler ( 2002:223 ), dalam keputusan membeli barang seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Adakalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun sering pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kelima peran tersebut meliputi :
Pencetus ( imitator ), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi, dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
Pembeli pengaruh ( influencer ), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
Pengambil keputusan ( decider ), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membelinya atau dimana membelinya.
Pembeli ( buyer ), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
Pemakai ( user ), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli.
Suatu keputusan pembelian baik yang sederhana maupun yang rumit selalu dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada faktor yang dapat dikendalikan
(51)
perusahaan ( marketing stimuli and other stimuli ), dan faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan ( cultural, social, phsycological ).
Untuk itulah perusahaan harus memfokuskan usaha pemasarannya pada faktor yang dapat dikendalikan yang intinya adalah bagaimana konsumen memberikan jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang biasanya diatur oleh perusahaan.
Untuk lebih jelasnya model perilaku pembelian konsumen dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.2
Model Perilaku Pembelian
Sumber Kotler 2002 : 18
4.2. Faktor Utama Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler ( 2000:183 ), mengatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi.
Faktor Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor dasar yang menirukan keinginan dan tingkah laku seseorang. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial.
(52)
Faktor sosial dipengaruhi oleh kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
Faktor Personal
Terdiri dari usia dan tahap siklus produk, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian.
Faktor Psikologi
Dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.
4.3. Model Konsumen
Schiffman dan Kanuk ( 2000 : 555 ), mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh model dari orang tersebut, model konsumen terdiri dari economic man, passive view, cognitive view, dan
emotional view.
Economic Man
Seseorang yang membuat keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Konsumen model ini biasanya mengetahui alternatif dari produk yang tersedia dipasar, kemudian mereka dapat membuat urutan dari semua alternatif secara tepat dilihat segi kelebihan dan kekurangan produk, dan akhirnya mereka dapat mengidentifikasi satu alternative produk terbaik. Karena banyaknya hal yang menjadi bahan pertimbangan, maka konsumen jenis ini tidak efisien atau harus melalui proses yang lama dalam pengambilan keputusan.
(53)
Menggambarkan konsumen yang melayani diri sendiri, dan patuh pada usaha atau promosi pemasaran. Konsumen dipandang sebagai pribadi yang impulsif dan rasional, yang biasanya konsumen akan mudah terbujuk oleh rayuan seorang penjual yang sudah terlatih.
Cognitive View
Menggambarkan konsumen sebagai orang yang berpikir untuk memecahkan masalah. Konsumen model ini sering digambarkan sebagai orang yang mau menerima atau secara aktif mencari informasi tentang produk atau jasa yang mereka butuhkan. Model ini digambarkan sebagai konsumen yang lebih realistis, karena konsumen ini tidak mencari informasi untuk setiap pilihan yang ada. Usaha pencarian informasi akan berhenti jika mereka sudah mendapatkan informasi yang dirasakan cukup untuk membuat keputusan.
Emotional View
Dalam kenyataanya setiap manusia selalu melibatkan perasaan atau emosi dalam pembuatan keputusan. Seseorang yang membuat keputusan berdasarkan emosi akan lebih menekan pada moods ( suasana hati ) dan
feeling ( perasaan ), sehingga dalam membuat keputusan sering kali tidak rasional. Emosi merupakan hal yang penting dalam membuat keputusan. pembelian konsumen, karena hal ini berdampak pada kapan dan dimana mereka akan berbelanja, serta apakah merka akan berbelanja sendirian atau mengajak orang lain untuk berbelanja.
(54)
4.4. Tahap-tahap Proses Pembuatan Keputusan Pembelian Konsumen
Dalam proses pembuatan keputusan pembelian konsumen, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Untuk lebih jelas mengenai proses keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.3
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Sumber Kotler ( 2000 : 204 )
Menurut Kotler ( 2000 : 204 ), ada lima tahap yang biasa dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Kebutuhan ( Needs Recognition )
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Kebutuhan ini dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar diri seorang konsumen. Untuk itu para pemasar perlu mengenal
(55)
beberapa hal yang dapat menggerakkan kebutuhan dan minat konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Sumarwan yang mengutip Engel, Blackwell, dan Miniard ( 2004:302 ), bahwa pengenalan kebutuhan atau aktivasi kebutuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
Waktu
Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen. Usia konsumen yang semakin tua akan menyebabkan ia memiliki aspirasi dan nilai yang berbeda. Konsumen yang lebih tua mungkin akan lebih memperhatikan kesehatannya, sehingga ia banyak membutuhkan makanan yang sangat selektif agar terhindar dari berbagai penyakit.
Perubahan Situasi
Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. konsumen yang masih bujangan akan lebih banyak menghabiskan pengeluarannya untuk hiburan. Jika konsumen tersebut menikah maka ia akan banyak mengenal kebutuhan yang lain, misalnya ia harus lebih banyak menabung untuk persiapan kelahiran anaknya. Maka ia mungkin mengurangi pengeluarannya untuk hiburan tersebut.
Pemilikan Produk
Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain. Misalnya saja seorang konsumen yang membeli sebuah mobil baru,
(56)
maka konsumen akan menyadari perlunya produk lain yang berfungsi sebagai produk tambahan atau pelengkap dari produk utama.
Konsumsi Produk
Kebiasaan mengkonsumsi produk akan memicu pengenalan kebutuhan. Dalam banyak situasi pembelian, suatu kebutuhan dikenal hanya karena ada situasi kehabisan persediaan.
Perbedaan Individu
Dalam hal ini konsumen dibedakan kedalam dua tipe, yang pertama konsumen yang membeli berdasarkan fungsi produk dan yang kedua konsumen yang membeli produk berdasarkan prestise atau karena ia ingin kelihatan trendi didepan orang lain.
Pengaruh Pemasaran
Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan atau dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya. Produk yang dikomunikasikan menarik akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya tersebut.
2. Pencarian Informasi ( Information Search )
Setelah mengenal masalah yang dihadapinya, mungkin konsumen akan mencari informasi lebih lanjut.atau mungkin pula tidak. Jika dorongan konsumen kuat dan produk tersebut dapat memuaskan kebutuhannya,
(1)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan mengenai Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian CDMA Esia Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Celebrity Endorser Ringgo Agus Rahman memperoleh tanggapan baik dari responden. Dengan demikian Ringgo Agus Rahman sebagai celebrity endorser telah mampu menunjukan karakteristik untuk mempengaruhi konsumen CDMA Esia, yang ditunjukan oleh Visibility, Credibility, Attrectiveness dan Power, yang memperoleh tanggapan setuju dari responden. 2. Keputusan Pembelian konsumen yang meliputi Pengenalan Kebutuhan,
Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Pembelian dan Perilaku Pasca Pembelian telah memperoleh tanggapan yang baik, dimana mayoritas responden menyatakan setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan celebrity endorser Ringgo Agus Rahman mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada iklan CDMA Esia.
3. Dari pembahasan penelitian terbukti bahwa terdapat hubungan yang sedang antara celebrity endorser dengan keputusan pembelian Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yaitu sebesar 0.440, dan besarnya pengaruh celebrity endorser terhadap pembentukan keputusan pembelian Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yaitu sebesar 19.36 %, sedangkan sisanya sebesar 80.64 % dipengaruhi oleh faktor lain (seperti
(2)
121
penggunaan slogan yang mudah diingat, jingle, dan melakukan penayangan iklan yang berulang-ulang) yang tidak diteliti oleh penulis.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Agar konsumen menganggap celebrity endorser yang mengiklankan produk sebagai orang yang jujur dan layak dipercaya hendaknya dipilih celebrity yang tidak terlalu banyak mengiklankan produk. Untuk menghindarinya hendaknya perusahaan membatasi jumlah produk yang bisa didukung oleh celebrity yang bersangkutan.
2. Celebrity endorser Ringgo Agus Rahman telah mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Namun agar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen lebih besar lagi, hendaknya PT. Bakrie Telecom mencari lagi celebrity endorser yang akan digunakan dalam penayangan iklan mendatang.
3. Agar konsumen merasa memiliki kesamaan gaya hidup dengan celebrity endorser, hendaknya dipilih celebrity endorser yang memiliki kesamaan gaya hidup dengan responden baik dari faktor usia, hobi, aktivitas yang dijalankan, maupun kesamaan masalah yang dihadapi.
(3)
Desyeni, Marya. 2009. Pengaruh Selebriti Pendukung (Celebrity Endorser) Gita Gutawa Terhadap Minat Pembelian Ulang Indomie (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia). Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Djaslim Saladin, Yevis Marty Oesman. 2002. Perilaku Konsumen dan pemasaran
Strategi. Lida Karya : Bandung.
Gumilar, Ridwan. 2006. Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Bebek 4 Tak Honda, Yamaha, Suzuki (Survei Pada Anggota Honda Astrea Supra Fit, Jupiter Auto Club, Dan Shogun Club Bandung). Skripsi. Jurusan Pendidikan Tata Niaga, Universitas Pendidikan Indonesia 2006.
Husein Umar. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan kedua. Gramedia. Pustaka Utama.
Julianto, Rusmawan. 2003. Analisis Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser Pada Iklan Terhadap Minat Beli The Botol Freshtea. Skripsi. Jurusan Bisnis Dan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol Edisi Indonesia. Jakarta : PT. Prenhallindo Indonesia.
Kotler, Philip. 2002. Marketing Management, Millenium Edition North Western University New Jersey, Prentice Hall Inc.
Limantoro, Wiratno. 2006. Perbandingan Pengaruh Penggunaan Bintang Iklan dan Paduan Animasi Kartun Pada Iklan Televisi Untuk Produk Makanan Ringan Terhadap Minat Membeli Konsumen. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Unisba.
McCraken, Grant.1989. Who Is celebrity Endorser? Cultural foundations of the Endorsement process, Journal of Consumer Research Vol. 16.
Nugroho, Agung. 2008. Efektifitas Iklan Produk Yang Menggunakan Celebrity Endorser Dalam Mempengaruhi Minat Beli (Studi Kasus: Iklan Tolak Angin versi ”Agnes Monica” di Media Televisi). Skripsi. FIA (Fakultas Ilmu Administrasi) Unika Atma Jaya, Jakarta.
(4)
(5)
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2002. Consumer Behavior and Marketing Strategy Sixth Edition. McGraw-Hill Irwin.
Rossiter, R John and Percy, Larry. 1996. Advertising Comunication and Promotion Management. 2nd Edition. Irwin / MCGrw-Hill : Singapore. Till, Brian D dan Shimp, Terence A. Spring 1998. Endorser in Advertising : The
Case of Negative Celebrity Information. Journal of Advertising.
Umi Narimawati, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Unikom, Bandung.
Uyung Sulaksana. 2003. Integrated Marketing Communications Teks dan Kasus. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Internet :
Bishop Patrick. 2003. A publication of the World chiropratic Alliance March edition. The Chiropractic Journal : Philbrook San Diego California. Melalui < http://worldchiropracticalliance.org>
http://www.huawei.com http://www.agusringgo.com
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Guruh Abidin Putra
Tempat / Tgl. Lahir : Kuningan / 03 Februari 1987
Jenis Kelamin : Pria
Golongan Darah :
-Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Otista No. 205 Rt/Rw. 06/05 Kuningan
Jawa Barat 45511
No. Telepon : 0856.217.0808
Data Pendidikan
No Keterangan Tahun
1 SD Negeri IV Kuningan 1996 - 2001
2 SLTP Negeri II Kuningan 2001 - 2003
3 SLTA Negeri I Kadugede, Kuningan 2003 - 2005
4 Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi