Wita Yulistia, 2015 PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SFAE
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari tahapan-tahapan di atas dapat dinyatakan bahwa kegiatan dalam teknik
SFAE
diawali dengan kegiatan guru menerangkan materi secara garis besar, kemudian siswa diajak untuk mengemukakan idegagasan serta menanggapi
pendapat siswa lainnya secara berkelompok, pada akhirnya guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan
diberikannya kebebasan pada siswa dalam mengemukaan idegagasan, akan menstimulus terjadinya komunikasi yang efektif antarsiswa, sehingga proses
pembelajaran yang dilakukan menjadi optimal.
2. Kemampuan Berkomunikasi
Proses komunikasi antar manusia terjadi jika adanya interaksi seorang penyampai pesan komunikator dengan seorang penerima pesan komunikan
melalui media tertentu sehingga terjadi sebuah interaksi yang mendalam dan timbul pengertian.
Proses komunikasi dalam penelitian ini berhubungan dengan proses belajar-menagajar di kelas. Komunikasi yang dimaksud didefinisikan sebagai
salah satu keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan siswa komunikator dalam menyampaikan idegagasan secara tepat dan jelas. Proses komunikasi
tersebut terjalin baik komunikasi antar dua orang, komunikasi dalam kelompok serta komunikasi publik yang nantinya ditujukan di depan kelas. Dalam
pengolahan pesan yang disampaikan komunikator, siswa lainnya bertugas menyimak
dan diperkenankan
untuk bertanya,
menyanggah, ataupun
berkomentar. Stiggins dalam Setiawati, 2011, hlm. 25 menyatakan bahwa, terdapat
beberapa kriteria atau aspek bekomunikasi yang dapat diamati atau dinilai saat proses pembelajaran, terutama saat diskusi berlangsung.
“Stiggins menggolongkan aspek-aspek berkomunikasi ke dalam kontribusi yang baik, kriterianya adalah a menyampaikan gagasan sesuai topik, b
menyimak dengan baik ketika siswa lainnya berpendapat, c meminta penjelasan pertanyaan, d membuat catatan singkat dan jelas, e menarik
siswa lainnya untuk terlibat diskusi, f tidak takut untuk menentukan sikap dan mempertahankannya.
”
Wita Yulistia, 2015 PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SFAE
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kemudian Johnson Supratiknya, 1995, hlm. 10-11 mengungkapkan untuk mampu mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan
produktif perlu adanya beberapa keterampilan berkomunikasi, beberapa keterampilan dasar komunikasi tersebut diantaranya:
‘
Pertama
, kita harus mampu saling memahami. Secara rinci, kemampu ini mencakup beberapa subkemampuan, yaitu sikap percaya, pembukaan diri,
keinsafan diri dan penerimaan diri.
Kedua
, kita harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita dengan jelas.
Ketiga
, kita harus saling mampu menerima dan saling memberikan dukungan atau saling menolong.
Keempat
, kita harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi lain yang
mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif.’
Dari kedua uraian di atas maka peneliti menentukan indikator kemampuan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu:
1. keberanian menyampaikan ide gagasan sesuai topik,
2. informasi yang diberikan jelas dan dapat dimengerti oleh komunikan,
3. menyimak dengan baik ketika siswa lain sedang berpendapat,
4. tidak takut untuk menentukan sikap dan mempertahankannya, serta
5. memiliki keberanian bertanya sesuai topik.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data