Lokasi dan Subjek Penelitian Desain Penelitian

Wita Yulistia, 2015 PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SFAE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang dijabarkan dalam beberapa subbagian seperti lokasi penelitian, subjek penelitian, desain dan metode penelitian serta fokus dan instrumen penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan, penggalian dan pengolahan data serta bertujuan untuk menentukan dan memecahkan permasalahan yang ada, sehingga pada akhirnya menemukan kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan dalam sebuah ilmu pengetahuan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lembang yang berlokasi di Jalan Maribaya nomor 68, Kabupaten Bandung Barat dengan guru mata pelajaran sejarah adalah Bapak Iwan Setiawan S.Pd, yang sekaligus sebagai guru mitrakolaborator dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IIS 4 SMAN 1 Lembang yang berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Alasan peneliti menggunakan kelas tersebut menjadi subjek penelitian karena berdasarkan observasi prapenelitian dan hasil wawancara dengan guru mitra, diperoleh gambaran bahwa siswa kelas XI IIS 4 cenderung belum memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam pembelajaran sejarah. Sehingga peneliti berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam suatu sistem spiral atau dalam bentuk pengkajian berdaur siklus, yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan planning , pelaksanaan tindakan action , pengamatan observation , dan refleksi reflect . Alasan peneliti menggunakan desain ini karena di dalamnya memuat komponen dasar yang sesuai dengan penelitian, dalam model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart setiap siklusnya Wita Yulistia, 2015 PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SFAE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terdiri atas satu tindakan, hal tersebut sesuai dengan solusi yang akan dikembangkan sebagai pemecahan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Berikut adalah desain PTK Kemmis dan Mc Tagart : Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc. Taggart Sumber : Wiriaatmadja, 2008, hlm. 66 Berikut penjelasan mengenai empat tahapan model Kemmis dan Mc Taggart pada penelitian tindakan kelas menurut Wiriaatmajda 2008, hlm. 66-68: 1. Perencanaan planning Tahap perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam tahap penelitian tindakan kelas. Pada tahapan ini, peneliti menentukan objek penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, tempat penelitian, orang yang akan melaksanakan tindakan kelas dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan kelas. Selain itu peneliti pun mengidentifikasi permasalahan yang mucul di dalam kelas, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan. Dalam tahap perencanaan tersebut di dalamnya terdapat penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, pemilihan media dan materi yang akan dikembangkan, serta menentukan instrumen penelitian yang akan digunakan. 2. Pelaksanaan Tindakan action Pada tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu menerapkan tindakan di Wita Yulistia, 2015 PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SFAE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelas. Dalam hal ini peneliti harus berusaha konsisten dan menaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar singkron dengan maksud semula. Penelitian ini dilakukan atas dasar pertimbangan empiris dan teoritis, agar harapan akhir dari penelitian tindakan kelas ini dapat diperoleh yakni berupa peningkatan kemampuan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah. 3. Pengamatan observation Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas dari tindakan yang diberikan. Dalam hal ini peneliti mencatat setiap proses pembelajaran agar dapat dijadikan pertimbangan. Pengamatan ini dipergunakan sebagai teknik pengumpulan data. 4. Refleksi reflect Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan replanning ditentukan. Jumlah siklus pada penelitian ini tergantung pada tingkat ketercapaian hasil penerapan teknik student facilitator and explaining untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa. Penelitian ini diakhiri apabila sudah tidak ditemukan lagi permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan penerapan teknik pembelajaran di kelas XI IIS 4 SMA Negeri 1 Lembang, atau hingga data berada pada titik stabil jenuh dan dimungkinkan tidak akan mengalami peningkatan kembali.

C. Metode Penelitian