PENDAHULUAN Tourism Makassar Laporan Kinerja Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN

Dengan terbentuknya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan nomenklatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara resmi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar, membawa pengharapan yang besar kepada kemajuan kepariwisataan dan juga Ekonomi Kreatif di Kota Makassar, Bagan susunan struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar dapat dilihat pada lampiran 1. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar mempunyai tugas pokok membantu walikota dalam merumuskan, membina dan mengendalikan kebijakan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif serta melakukan pembinaan dan pengawasan usaha industri pariwisata, melakukan penyiapan bahan promosi dan investasi pariwisata, Pengembangan sumber daya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif serta peningkatan peran serta masyarakat. Sebagai ibukota propinsi, Makassar merupakan tempat akumulasi dari berbagai etnis yang mempunyai adat dan budaya yang beranekaragam. Keragaman budaya yang dimiliki harus mampu dikemas ke dalam suatu produk wisata yang dapat dijual atau menjadi daya tarik bagi kaum pelancong Mancanegara maupun lokal. Sektor pariwisata diyakini mampu menggerakkan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Sejalan dengan potensi dan peran yang dimiliki Kota Makassar tumbuh dan berkembang sebagai Kota Metropolitan, perkembangan tersebut diharapkan senantiasa dapat memberi konstribusi terhadap peningkatan kesejahteraan warga masyarakat kota Makassar secara berkesinambungan. Namun, kenyataan ini tidak terlepas dari berbagai isu yang berkembang yang dapat mempengaruhi dinamika dan kinerja Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dari beberapa isu yang saat ini berkembang, ada beberapa isu strategis yang dianggap prioritas pada penentuan fokus arah kegiatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam penentuan strategi dan kebijakan untuk mewujudkan peran pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah kota Makassar, yakni; 1. Belum optimalnya dampak promosi dan pemasaran pariwisata 2. Rendahnya kualitas dan daya saing destinasi pariwisata 3. Masih rendahnya pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya 4. Belum optimalnya kompetensi dan kapabilitas SDM pariwisata 5. Belum optimalnya sinergitas dan kemitraan Untuk merespon isu strategis di atas maka Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan visi, misi, strategi, dan kebijakan sebagai landasan dalam pembangunan selama tahun 2014 sd 2019. Adapun visi Disparekraf adalah Terwujudnya Kota Makassar sebagai Destinasi Pariwisata Dunia. Pokok-pokok visi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah Destinasi Pariwisata yang artinya bahwa pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif kota Makassar didasarkan pada upaya untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara melalui perencanaan dan pembangunan terpadu dari alam, budaya, dan sejarah masyarakat sehingga terbentuk ikon pariwisata yang berdaya saing dan unggul dalam menggerakkan pembangunan ekonomi kota Makassar. Dunia artinya bahwa pelaksanaan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif kota Makassar harus memiliki daya saing yang unggul dan terkemuka sehingga mampu mengembalikan citra kota Makassar sebagai bandar dunia yang menarik dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara melalui penyediaan dan pengembangan aksesibilitas, atraksi wisata, aktivitas wisata, akomodasi, dan sarana prasarana penunjang kegiatan wisata yang berkualitas, ramah lingkungan, berkelanjutan dan berkelas dunia. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan selama lima tahun kedepan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan misi sebagai pernyataan dalam upaya atau cara mencapai visi yang dirumuskan yakni; 1. peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata yang terarah dan terencana; 2. penataan dan pengembangan usaha industri pariwisata dalam meningkatkan daya saing; 3. Peningkatan kompetensi dan daya saing SDM pariwisata dan ekonomi kreatif yang berstandar internasional; 4. Pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya; dan 5. Peningkatan kpasitas kelembagaan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka diperlukan sasaran strategi sebagai suatu landasan tindak lanjut untuk merespon isu strategis serta prospektif pembangunan selama lima tahun kedepan. Adapun sasaran rencana strategis Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar adalah sebagai berikut; 1. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan 2. Meningkatnya sarana prasarana penunjang kepariwisataan yang berdaya saing 3. Meningkatnya sistem pengembangan kualitas dan kuantitas SDM pariwisata melalui rekruitment berdasarkan standarisasi sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan 4. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata kuliner 5. Meningkatnya jumlah dan nilai produksi pelaku ekonomi kreatif 6. Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur melalui perluasan akses pendidikan dan pelatihan 7. Meningkatnya kualitas perencanaan program, anggaran dan barang milik daerah. Keterkaitan antara isu-isu strategis, strategi dan kebijakan, sasaran strategis, indikator kinerja utama, dan program strategis disajikan dalam tabel 1.1. Isu Strategis Strategi Sasaran Kinerja Indikator Sasaran Program Belum optimalnya dampak promosi dan pemasaran pariwisata Strategi : a. Meningkatkan kualitas media dan jangkauan promosi Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara Angka kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara Pengembangan pemasaran pariwisata b. Meningkatkan aksesibilitas informasi pariwisata Kebijakan : Pemanfaatan teknologi informasi dalam promosi dan pemasaran pariwisata Rendahnya kualitas dan daya saing destinasi pariwisata Strategi : Meningkatkan kualitas aksesibilitas, atraksi, aktivitas, akomodasi pada destinasi Meningkatnya sarana prasarana penunjang kepariwisataan yang berdaya saing Jumlah DTW yang berdaya saing Pengembangan Destinasi Pariwisata Kebijakan : Pengembangan sarana dan prasarana pada destinasi wisata Belum optimalnya kompetensi dan kapabilitas SDM pariwisata Strategi : Meningkatnya kompetensi teknis tenaga kerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Kebijakan : Penguatan kapasitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif a. Meningkatnya sistem pengembangan kualitas dan kuantitas SDM pariwisata melalui rekruitment berdasarkan standarisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan Jumlah sumber daya manusia pariwisata yang berkualitas Program pengembangan SDM Pariwisata b. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata kuliner Jumlah unit wisata kuliner yang dikembangka n di Biringkanal Pengembangan Wisata Kuliner Masih Rendahnya Pengembang an Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya Strategi : a. Mendorong pengembangan kreatifitas pelaku industri kreatif secara profesional Meningkatnya jumlah dan nilai produksi pelaku ekonomi kreatif Jumlah dan nilai produksi pelaku ekonomi kreatif Pengembangan Ekonomi Kreatif b. Meningkatkan sinergitas dalam pengembangan hasil karya seni di masyarakat Kebijakan : Pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya Belum optimalnya sinergitas dan kemitraan Strategi : a. Meningkatkan Kualitas pelayanan aparatur b. Meningkatkan dukungan a. Meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur melalui perluasan akses pendidikan dan Persentase pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur manajemen sumberdaya aparatur pelatihan c. Meningkatkan kualitas pengelolaan barang milik daerah Kebijakan : Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik b. Meningkatnya kualitas perencanaan program, anggaran, dan barang milik daerah dalam pencapaian kinerja melalui pengevaluasian laporan serta pengembangan sistem informasi 1. Persentase capaian kinerja program dan keuangan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 2. Persentase ketersediaan sarana dan prasarana penunjang terlaksanany a operasional kantor Pelayanan Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Disiplin Aparatur Upaya pencapaian target kinerja pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif lima tahun kedepan harus didukung oleh peningkatan kapasitas dan profesionalisme sumber daya manusia SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, penciptaan inovasi, peningkatan kualitas kinerja dan kuantitas SDM Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sumber daya manusia merupakan modal utama pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, karena sumber daya inilah yang menjadi penghasil ide, kreativitas dan pengetahuan untuk dikembangkan menjadi produk dan jasa yang bernilai ekonomi. Berdasarkan data per 31 Desember 2016, secara garis besar susunan kepegawaian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar disajikan sebagai berikut : Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Menurut Kepangkatan Urutan Pangkat Jumlah orang Persentase Pembina Golongan IV 6 6,59 Penata Golongan III 36 39,56 Pengatur Golongan II 19 20,88 Tenaga Kontrak Honorer 30 32,97 Jumlah 91 100 Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Menurut tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah orang Persentase Master S2 13 14,29 Sarjana S1 37 40,66 Diploma D3 13 14,29 SLTA SMK 28 30,77 Jumlah 91 100 Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Menurut tingkat Pelatihan Penjenjangan Tingkat Pelatihan Jumlah orang Persentase PIM II 1 6,67 PIM III 2 13,33 PIM IV 12 80 Jumlah 15 100 Berdasarkan profil SDM aparatur diatas menurut kepangkatan dan pendidikan, dapat diketahui bahwa pegawai Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagian besar cukup memadai, namun mengingat Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki tupoksi di bidang Ekonomi Kreatif yang baru, maka masih dibutuhkan peningkatan keterampilan khusus terkait pengembangan ekonomi kreatif guna meningkatkan sumber daya aparatur yang semakin handal. Sementara itu, salah satu faktor yang juga mempengaruhi efektivitas perlengkapan urusan pariwisata dan ekonomi kreatif adalah ketersediaan perlengkapan kerja. Dalam lima tahun terakhir telah diupayakan secara terencana peningkatan rasio perlengkapan kerja dibandingkan dengan jumlah pegawai dan beban kerja melalui penambahan berbagai kebutuhan prasarana dan sarana kantor seperti gedung kantor, peralatan dan perlengkapan kantor, jaringan, dan aset tetap lainnya Sistem Informasi Manajemen. Walaupun secara keseluruhan, dukungan perlengkapan kerja kantor semakin memadai, namun untuk mendorong implementasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pembangunan kota yang semakin handal tetap dibutuhkan peningkatan kuantitas dan kualitas perlengkapan kerja. Untuk itu, setiap tahun juga disusun Rencana Kebutuhan Barang Unit RKBU guna memastikan penyediaan yang efisien dan pemanfaatan secara efektif. Berikut tabel Data Aset berdasarkan fungsi dan kondisi : Tabel 2.4 Jumlah Kendaraan Dinas NAMAJENIS JUMLA H KONDISI BARANG BARANG BARAN G BAIK PERSENTAS E RUSA K PERSENTASE 1 2 3 4 5 6 Mobil 9 8 88.89 1 11.11 Sepeda Motor 14 13 92.86 1 7.14 Total 23 21 1 Tabel 2.5 Jumlah Mebuler NAMAJENIS JUMLA H KONDISI BARANG BARANG BARAN G BAIK PERSENTAS E RUSA K PERSENTASE 1 2 3 4 5 6 Lemari 58 51 87.93 7 12.07 Kursi 258 64 24.81 194 75.19 Meja 97 89 91.75 8 8.25 Total 413 204 209 Tabel 2.6 Jumlah Peralatan Kantor NAMAJENIS JUMLAH KONDISI BARANG BARANG BARAN G BAIK PERSENTAS E RUSA K PERSENTASE 1 2 3 4 5 6 Komputer 35 21 60.00 14 40.00 Laptop 14 9 64.29 5 35.71 Printer+Scann er 22 14 63.64 8 36.36 Mesin Ketik 9 3 33.33 6 66.67 Televisi 11 10 90.91 1 9.09 Dispenser 6 5 83.33 1 16.67 Total 97 62 35 Tabel 2.7 Jumlah Peralatan Gedung Kantor NAMAJENIS JUMLA H KONDISI BARANG BARANG BARAN G BAIK PERSENTAS E RUSA K PERSENTAS E 1 2 3 4 5 6 AC 2 PK 10 9 90.00 1 10.00 AC 1 PK 15 6 40.00 9 60.00 AC 34 PK 1 1 100.00 0.00 Total 26 16 10 Tabel 2.8 Jumlah Peralatan Multimedia NAMAJENIS JUMLA H KONDISI BARANG BARANG BARAN G BAIK PERSENTAS E RUSA K PERSENTAS E 1 2 3 4 5 6 Camera Digital 6 1 16.67 5 83.33 Handycam 2 1 50.00 1 50.00 Proyektor 3 2 66.67 1 33.33 Total 11 4 7 Tabel 2.9 Jumlah Peralatan Musik NAMAJENIS JUMLAH KONDISI BARANG BARANG BARAN G BAIK PERSENTAS E RUSA K PERSENTAS E 1 2 3 4 5 6 Alat Musik Band 1 1 100.00 Alat Musik Gendang Pakkarena 10 10 100.00 Alat Musik Kecapi 6 6 100.00 Alat musik Pui-Pui 10 10 100.00 Alat Musik Tennong 4 4 100.00 Alat Musik Gong Besar 1 1 100.00 Alat Musik Kannong Gong Kecil 3 3 100.00 Alat Musik Suling 6 6 100.00 Alat Musik Biola 2 2 100.00 Alat Musik Parappasa 10 10 100.00 Alat Musik Katto- Katto 20 20 100.00 Total 73 73

BAB II PERENCANAAN KINERJA