BAB I PENDAHULUAN
Dengan terbentuknya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan nomenklatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara
resmi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar, membawa pengharapan yang besar kepada kemajuan
kepariwisataan dan juga Ekonomi Kreatif di Kota Makassar, Bagan susunan struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota
Makassar dapat dilihat pada lampiran 1.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar mempunyai tugas pokok membantu walikota dalam merumuskan, membina dan mengendalikan
kebijakan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif serta melakukan pembinaan dan pengawasan usaha industri pariwisata, melakukan penyiapan bahan promosi
dan investasi pariwisata, Pengembangan sumber daya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif serta peningkatan peran serta masyarakat.
Sebagai ibukota propinsi, Makassar merupakan tempat akumulasi dari berbagai etnis yang mempunyai adat dan budaya yang beranekaragam.
Keragaman budaya yang dimiliki harus mampu dikemas ke dalam suatu produk wisata yang dapat dijual atau menjadi daya tarik bagi kaum pelancong
Mancanegara maupun lokal. Sektor pariwisata diyakini mampu menggerakkan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas,
sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Sejalan dengan potensi dan peran yang dimiliki Kota Makassar tumbuh
dan berkembang sebagai Kota Metropolitan, perkembangan tersebut diharapkan senantiasa dapat memberi konstribusi terhadap peningkatan kesejahteraan
warga masyarakat kota Makassar secara berkesinambungan. Namun, kenyataan ini tidak terlepas dari berbagai isu yang berkembang yang dapat mempengaruhi
dinamika dan kinerja Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dari beberapa isu yang saat ini berkembang, ada beberapa isu strategis yang dianggap prioritas pada penentuan fokus arah kegiatan sektor pariwisata
dan ekonomi kreatif dalam penentuan strategi dan kebijakan untuk mewujudkan peran pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah kota Makassar,
yakni;
1. Belum optimalnya dampak promosi dan pemasaran pariwisata 2. Rendahnya kualitas dan daya saing destinasi pariwisata
3. Masih rendahnya pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni dan
budaya 4. Belum optimalnya kompetensi dan kapabilitas SDM pariwisata
5. Belum optimalnya sinergitas dan kemitraan
Untuk merespon isu strategis di atas maka Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan visi, misi, strategi, dan kebijakan sebagai landasan dalam
pembangunan selama tahun 2014 sd 2019. Adapun visi Disparekraf adalah
Terwujudnya Kota Makassar sebagai Destinasi Pariwisata Dunia. Pokok-pokok visi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah Destinasi
Pariwisata yang artinya bahwa pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif
kota Makassar didasarkan pada upaya untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara melalui perencanaan dan pembangunan
terpadu dari alam, budaya, dan sejarah masyarakat sehingga terbentuk ikon pariwisata yang berdaya saing dan unggul dalam menggerakkan pembangunan
ekonomi kota Makassar. Dunia artinya bahwa pelaksanaan pembangunan
pariwisata dan ekonomi kreatif kota Makassar harus memiliki daya saing yang unggul dan terkemuka sehingga mampu mengembalikan citra kota Makassar
sebagai bandar dunia yang menarik dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara melalui penyediaan dan pengembangan aksesibilitas, atraksi
wisata, aktivitas wisata, akomodasi, dan sarana prasarana penunjang kegiatan wisata yang berkualitas, ramah lingkungan, berkelanjutan dan berkelas dunia.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan selama lima tahun kedepan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan misi sebagai pernyataan
dalam upaya atau cara mencapai visi yang dirumuskan yakni; 1. peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata yang terarah dan terencana; 2. penataan dan
pengembangan usaha industri pariwisata dalam meningkatkan daya saing; 3. Peningkatan kompetensi dan daya saing SDM pariwisata dan ekonomi kreatif
yang berstandar internasional; 4. Pengembangan potensi ekonomi
kreatif berbasis seni dan budaya; dan 5. Peningkatan kpasitas kelembagaan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka diperlukan sasaran strategi sebagai suatu landasan tindak lanjut untuk merespon isu strategis serta
prospektif pembangunan selama lima tahun kedepan. Adapun sasaran rencana strategis Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar adalah sebagai
berikut;
1. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan 2. Meningkatnya sarana prasarana penunjang kepariwisataan yang
berdaya saing 3. Meningkatnya sistem pengembangan kualitas dan kuantitas SDM
pariwisata melalui rekruitment berdasarkan standarisasi sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan
4. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata kuliner
5. Meningkatnya jumlah dan nilai produksi pelaku ekonomi kreatif 6. Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur melalui perluasan akses
pendidikan dan pelatihan 7. Meningkatnya kualitas perencanaan program, anggaran dan barang
milik daerah.
Keterkaitan antara isu-isu strategis, strategi dan kebijakan, sasaran strategis, indikator kinerja utama, dan program strategis disajikan dalam tabel
1.1.
Isu Strategis
Strategi Sasaran Kinerja
Indikator Sasaran
Program
Belum optimalnya
dampak promosi dan
pemasaran pariwisata
Strategi : a. Meningkatkan
kualitas media dan jangkauan
promosi Meningkatnya
jumlah kunjungan
wisatawan nusantara dan
mancanegara Angka
kunjungan wisatawan
nusantara dan
mancanegara Pengembangan
pemasaran pariwisata
b. Meningkatkan aksesibilitas
informasi pariwisata
Kebijakan : Pemanfaatan
teknologi informasi dalam
promosi dan pemasaran
pariwisata
Rendahnya kualitas dan
daya saing destinasi
pariwisata Strategi :
Meningkatkan kualitas
aksesibilitas, atraksi, aktivitas,
akomodasi pada destinasi
Meningkatnya sarana prasarana
penunjang kepariwisataan
yang berdaya saing
Jumlah DTW yang berdaya
saing Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Kebijakan : Pengembangan
sarana dan prasarana pada
destinasi wisata
Belum optimalnya
kompetensi dan
kapabilitas SDM
pariwisata Strategi :
Meningkatnya kompetensi teknis
tenaga kerja sektor pariwisata
dan ekonomi kreatif
Kebijakan : Penguatan
kapasitas SDM pariwisata dan
ekonomi kreatif a. Meningkatnya
sistem pengembangan
kualitas dan kuantitas SDM
pariwisata melalui
rekruitment berdasarkan
standarisasi, sertifikasi dan
pendidikan berkelanjutan
Jumlah sumber daya
manusia pariwisata
yang berkualitas
Program pengembangan
SDM Pariwisata
b. Meningkatnya peran serta
masyarakat dalam
pengembangan wisata kuliner
Jumlah unit wisata
kuliner yang dikembangka
n di Biringkanal
Pengembangan Wisata Kuliner
Masih Rendahnya
Pengembang an Ekonomi
Kreatif berbasis
Seni dan Budaya
Strategi : a. Mendorong
pengembangan kreatifitas pelaku
industri kreatif secara profesional
Meningkatnya jumlah dan nilai
produksi pelaku ekonomi kreatif
Jumlah dan nilai produksi
pelaku ekonomi
kreatif Pengembangan
Ekonomi Kreatif
b. Meningkatkan sinergitas dalam
pengembangan hasil karya seni di
masyarakat Kebijakan :
Pengembangan ekonomi kreatif
berbasis seni dan budaya
Belum optimalnya
sinergitas dan
kemitraan Strategi :
a. Meningkatkan Kualitas pelayanan
aparatur b. Meningkatkan
dukungan a. Meningkatnya
profesionalisme SDM Aparatur
melalui perluasan akses
pendidikan dan Persentase
pegawai yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan
Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
manajemen sumberdaya
aparatur pelatihan
c. Meningkatkan kualitas
pengelolaan barang milik
daerah Kebijakan :
Penyelenggaraan tata pemerintahan
yang baik b. Meningkatnya
kualitas perencanaan
program, anggaran, dan
barang milik daerah dalam
pencapaian kinerja melalui
pengevaluasian laporan serta
pengembangan sistem informasi
1. Persentase capaian
kinerja program dan
keuangan Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
2. Persentase ketersediaan
sarana dan prasarana
penunjang terlaksanany
a operasional kantor
Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Peningkatan Disiplin
Aparatur
Upaya pencapaian target kinerja pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif lima tahun kedepan harus didukung oleh peningkatan kapasitas dan
profesionalisme sumber daya manusia SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, penciptaan inovasi, peningkatan kualitas kinerja dan kuantitas SDM Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sumber daya manusia merupakan modal utama pengembangan pariwisata
dan ekonomi kreatif, karena sumber daya inilah yang menjadi penghasil ide, kreativitas dan pengetahuan untuk dikembangkan menjadi produk dan jasa yang
bernilai ekonomi. Berdasarkan data per 31 Desember 2016, secara garis besar susunan kepegawaian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar
disajikan sebagai berikut :
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Menurut Kepangkatan
Urutan Pangkat Jumlah
orang Persentase
Pembina Golongan IV 6
6,59 Penata Golongan III
36 39,56
Pengatur Golongan II 19
20,88 Tenaga
Kontrak Honorer
30 32,97
Jumlah 91
100
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Menurut tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
orang Persentase
Master S2 13
14,29 Sarjana S1
37 40,66
Diploma D3 13
14,29 SLTA SMK
28 30,77
Jumlah 91
100
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Menurut tingkat Pelatihan Penjenjangan
Tingkat Pelatihan Jumlah
orang Persentase
PIM II 1
6,67 PIM III
2 13,33
PIM IV 12
80
Jumlah 15
100
Berdasarkan profil SDM aparatur diatas menurut kepangkatan dan pendidikan, dapat diketahui bahwa pegawai Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif sebagian besar cukup memadai, namun mengingat Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki tupoksi di bidang Ekonomi Kreatif yang baru, maka
masih dibutuhkan peningkatan keterampilan khusus terkait pengembangan ekonomi kreatif guna meningkatkan sumber daya aparatur yang semakin handal.
Sementara itu, salah satu faktor yang juga mempengaruhi efektivitas perlengkapan urusan pariwisata dan ekonomi kreatif adalah ketersediaan
perlengkapan kerja. Dalam lima tahun terakhir telah diupayakan secara terencana peningkatan rasio perlengkapan kerja dibandingkan dengan jumlah
pegawai dan beban kerja melalui penambahan berbagai kebutuhan prasarana dan sarana kantor seperti gedung kantor, peralatan dan perlengkapan kantor,
jaringan, dan aset tetap lainnya Sistem Informasi Manajemen. Walaupun secara keseluruhan, dukungan perlengkapan kerja kantor
semakin memadai, namun untuk mendorong implementasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pembangunan kota yang semakin handal tetap dibutuhkan
peningkatan kuantitas dan kualitas perlengkapan kerja. Untuk itu, setiap tahun juga disusun Rencana Kebutuhan Barang Unit RKBU guna memastikan
penyediaan yang efisien dan pemanfaatan secara efektif. Berikut tabel Data Aset berdasarkan fungsi dan kondisi :
Tabel 2.4 Jumlah Kendaraan Dinas
NAMAJENIS JUMLA
H KONDISI BARANG
BARANG BARAN
G BAIK
PERSENTAS E
RUSA K
PERSENTASE
1 2
3 4
5 6
Mobil 9
8 88.89
1 11.11
Sepeda Motor
14 13
92.86 1
7.14
Total 23
21 1
Tabel 2.5 Jumlah Mebuler
NAMAJENIS JUMLA
H KONDISI BARANG
BARANG BARAN
G BAIK
PERSENTAS E
RUSA K
PERSENTASE
1 2
3 4
5 6
Lemari 58
51 87.93
7 12.07
Kursi 258
64 24.81
194 75.19
Meja 97
89 91.75
8 8.25
Total 413
204 209
Tabel 2.6 Jumlah Peralatan Kantor
NAMAJENIS JUMLAH KONDISI BARANG
BARANG BARAN
G BAIK
PERSENTAS E
RUSA K
PERSENTASE
1 2
3 4
5 6
Komputer 35
21 60.00
14 40.00
Laptop 14
9 64.29
5 35.71
Printer+Scann er
22 14
63.64 8
36.36 Mesin Ketik
9 3
33.33 6
66.67 Televisi
11 10
90.91 1
9.09 Dispenser
6 5
83.33 1
16.67
Total 97
62 35
Tabel 2.7 Jumlah Peralatan Gedung Kantor
NAMAJENIS JUMLA
H KONDISI BARANG
BARANG BARAN
G BAIK
PERSENTAS E
RUSA K
PERSENTAS E
1 2
3 4
5 6
AC 2 PK 10
9 90.00
1 10.00
AC 1 PK 15
6 40.00
9 60.00
AC 34 PK 1
1 100.00
0.00
Total 26
16 10
Tabel 2.8 Jumlah Peralatan Multimedia
NAMAJENIS JUMLA
H KONDISI BARANG
BARANG BARAN
G BAIK
PERSENTAS E
RUSA K
PERSENTAS E
1 2
3 4
5 6
Camera Digital 6
1 16.67
5 83.33
Handycam 2
1 50.00
1 50.00
Proyektor 3
2 66.67
1 33.33
Total 11
4 7
Tabel 2.9 Jumlah Peralatan Musik
NAMAJENIS JUMLAH
KONDISI BARANG BARANG
BARAN G
BAIK PERSENTAS
E RUSA
K PERSENTAS
E
1 2
3 4
5 6
Alat Musik Band 1
1 100.00
Alat Musik Gendang
Pakkarena 10
10 100.00
Alat Musik Kecapi 6
6 100.00
Alat musik Pui-Pui 10
10 100.00
Alat Musik Tennong
4 4
100.00 Alat Musik Gong
Besar 1
1 100.00
Alat Musik Kannong Gong
Kecil 3
3 100.00
Alat Musik Suling 6
6 100.00
Alat Musik Biola 2
2 100.00
Alat Musik Parappasa
10 10
100.00 Alat Musik Katto-
Katto 20
20 100.00
Total 73
73
BAB II PERENCANAAN KINERJA