Persepsi dan Definisi Agregasi dan Organisasi Representatif Penyusunan Agenda

yang tepat tetapi terhadap masalah yang salah. Dalam kaitan ini, Jones 1991:93-109 mengusulkan untuk memusatkan kegiatan-kegiatan seperti yang ditampilkan pada tabel 6.1. dibawah ini. Tabel 6.1. Fokus Kegiatan-kegiatan Mengajukan Permasalahan Kebijakan Kegiatan-kegiatan fungsional Dikategorikan dalam pemerintahan Dengan sebuah produk potensial Persepsidefinisi Agregasi Organisasi Representatif Penyusunan Agenda Problem pada pemerintahan Problem Tuntutan Akses Prioritas Sumber : Jones 1991:93

a. Persepsi dan Definisi

Persepsi terbentuk karena kita mengalami suatu kejadian langsung yang dapat terproses lewat indra penglihatan, pendengaran maupun indra penciuman. Persepsi mengacu pada suatu kejadian event tertentu dan definisi – permasalahan Persepsi -------- kejadian event Definisi --------- permasalahan

b. Agregasi dan Organisasi

Agregasi adalah sekumpulan orang yang terkena sesuatu yang terjadi di dalam masyarakat tetapi kumpulan orang ini tidak terorganisasi. Mereka yang terkena oleh perubahan dalam masyarakat perlu dipertimbangkan untuk memperoleh konsekuensi yang secara sistematis terjaga oleh karena itu organisasi adalah suatu hal yang mutlak perlu dalam menanggapi segala peristiwa atau kejadian dalam masyarakat-organisasi yang terbentuk oleh agregasi akan sangat mempengaruhi proses kebijakan dan hasil-hasilnya.

c. Representatif

Representasi dapat dikatakan sebagai suatu persendian antara masyarakat, permasalahan mereka, dan pemerintah yang perlu dilihat disini adalah bagaimana para wakil ini bertindak menghadapi tuntutan sebuah permasalahan yang spesifik sifatnya. Apabila kita ingin menilai bidang isu tertentu serta permasalahan umum yang khusus sifatnya, maka perlu pula mempertimbangkan bahwa representasi dan akses pada para legistator akan selalu berubah dari isu ke isu dimensi isu dan juga keterlibatan memformulasikan suatu tindakan tertentu dimensi formulas] dan juga tahap-tahap proses legislatif dimensi proses legistatif tindakan mengatur kebijakan terhadap problem tersebut dimensi administrasi serta kegiatan pelayanan dikantor-kantor legislative dimensi pelayanan bagi para pemilih.

d. Penyusunan Agenda

61 Agenda adalah sebuah istilah tentang pola-pola tindakan pemerintahan yang spesifik sifatnya. Sebuah agenda dibuat atau dimulai dengan sederet panjang daftar isu utama yang harus ditangani pemerintah atau sebagai agenda pemerintah. Dalam kaitan ini agenda dipilahkan menjadi dua macam: yakni agenda sistematis systematic agenda dan agenda institusional institusional agenda. Agenda sistematis diartikan sebagai semua isu yang secara umum dipersepsikan oleh anggota masyarakat politik sebagai masalah publik dan masalah-masalah yang terlibat dalam kekuasaan resmi dari otoritas pemerintah yang ada. Agenda konstitusional adalah serangkaian masalah yang secara eksplisit diangkat untuk pertimbangan aktif dan serius dari pengambil keputusan yang berwenang. Agenda institusional juga terdiri dari isu-isu yang secara teratur ditangani oleh para pengambil keputusan dalam lembaga yang spesifik seperti kepresidenan, birokrasi, konggres dan pengadilan, dimana masing-masing lembaga tersebut memiliki daftarnya sendiri- sendiri. Ada 3 pilihan options dalam penyusunan agenda Jones, 1991:114- 119 : 1 Biarkan hal itu terjadi let it happen. Dalam pilihan ini pemerintah melalaikan peran yang relatif pasif dalam penyusunan agenda. Hal ini dimaksudkan untuk tetap memelihara saluran- saluran akses dan komunikasi sehingga yang terkena parmasalahan dapat didengar. 2 Doronglah hal itu supaya terjadi. Dalam pilihan ini pemerintah menjangkau keluar untuk membantu masyarakat menentukan dan mengartikulasikan problem mereka. Jadi yang ditekankan disini adalah bagaimana melengkapi seseorang sehingga ia dapat berpartisipasi lebih lanjut. 3 Buatlah hal itu terjadi make it happen. Dalam pilihan ini pemerintah memainkan peran aktif dalam mendefinisikan problem dan menyusun tujuan yang hendak dipakai. Ketiga pilihan di atas, nampak bahwa pemerintah harus mendefinisikan problem, menyusun prioritas dan menciptakan sasaran-sasaran tetapi dalam dua pilihan yang pertama kegiatan- kegiatan baru berjalan setelah ada tuntutan-tuntutan dari publik. Ada 3 ciri yang memungkinkan bagi sebuah isu untuk mendapatkan perhatian menjadi agenda kebijakan : 1 Bila isu itu menyangkut hajat orang banyak. Karakteristik ini berkenaan dengan ruang lingkup dari isu dan dukungan yang dapat dikumpulkan untuk melintas kearah diterimanya isu tersebut ke dalam agenda, 2 Harus memberikan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa legislasi yang dianjurkan dan yang diusulkan dialamatkan pada sebuah masalah yang nyata dan serius. Pada karakteristik ini problem atau isu dinilai cukup penting, dan 3 Kasus tersebut akan masuk dalam agenda apabila pemecahan 62 problem itu sendiri dapat dengan mudah dipahami. Pada karakteristik ini sudah adanya jalan keluar atau solusi yang mungkin dapat dikerjakan dengan mudah. Ciri lain yang juga perlu ditambahan agar isu menjadi agenda pemerintah, berkaitan dengan: 1 Isu tersebut memperoleh perhatian luasdapat menimbulkan kesadaran masyarakat, 2 Adanya persepsi dan pandangan-pandangan publik mengenai tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah, dan 3 Adanya persepsi yang sama dari masyarakat mengenai kewajiban dan tanggungjawab pemerintah untuk mengatasinya. Selain ciri-ciri di atas, ada faktor yang biasanya mendorong pemerintah menjadikan isu sebagai agenda kebijakan : 1 Adanya ancaman, 2 Kepentingan politik, 3 Timbulnya krisisperistiwa yang luar biasa, 4 Adanya gerakan-gerakan protes termasuk tindakan kekerasan, dan 5 peran media komunikasi. Meskipun demikian, mengajukan permasalahan publik untuk menjadi agenda kebijakan pemerintah pada dasarnya tergantung pada sistem politik, tanggapan pengambil kebijakan mengingat tidak semua pembuat keputusan menaruh perhatian dan memiliki minat yang sama terhadap masalah publik tersebut.

6.2. Memformulasi Usulan Kebijakan Publik