2
gerakan P2KP, khususnya terhadap Satuan KerjaPerangkat Daerah SKPD sebagai agen pembawa perubahan agent of change.
Laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor
pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut perlu dilakukannya pendampingan. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan
program Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua
pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Menindak lanjuti arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan
Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait
denganhal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian
pangan rumah tangga.Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus
berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya.
Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis
sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu diaktualisasikan
dalam menggerakkan
kembali budaya
menanam di
lahanpekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
1.2. Dasar Pertimbangan
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL, selain bertujuan untuk peningkatan pengetahuan teknis budidaya tanaman
pekarangan juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman B2SA, serta peningkatan keterampilan dalam pengolahan pangan rumah tangga.
Optimalisasi pemanfaatan
pekarangan dilakukan
melalui upaya
pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai
3
jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber
karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan warga yang saling berdekatan. Dengan demikian akan
dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan.
Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan sustainable agriculture, antara lain dengan membangun kebun
bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal local wisdom sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga
Kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh P2KPdi Bengkulu tahun 2013 telah dilaksanakan di 10 Kabupaten dan Kota dengan jumlah kelompok lebih dari 100,
kegiatan yang sama juga dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui BKP Provinsi APBD I dan APBD Kabupaten yang sudah lebih dari 50 kelompok.
Perkembangan KRPL yang telah dibangun sebagian besar hanya berjalan 1 musim tanam, pada musim tanam berikutnya sebagian besar kawasan tidak
terbentuk lagi yang tersisa adalah rumah tangga RPL yang merasakan manfaat dan mau melanjutkan kegiatannya.
Permasalahan yang timbul mengapa kawasan yang ditumbuhkan tidak berkesinambungan antara lain : tidak tersedianya benih yang baik, bantuannya
telah selesai dan tidak membeli bibit lagi, terbatasnya pendampingan teknologi dari sumber teknologi, keberlanjutan pendampingan kurang berjalan. Minimnya
pengetahuan petani tentang teknis budidaya serta pengolahan hasil memerlukan dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan M-KRPL yang
dilaksanakan oleh BPTP menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang teknologi budidaya tanaman di pekarangan masih rendah, minat petani untuk
memilih jenis sayuran yang akan ditanam beralasan bahwa komoditas tersebut setiap hari dikonsumsi Cabe, laku dijual, dapat diolah menjadi bahan olahan
Kripik bayam, pisang, manisan terung, tomat, dll Tingkat adopsi teknologi pemanfaatan pekarangan di Provinsi Bengkulu
relatif masih rendahyang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan
pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan perlu ditingkatkan. Melalui Pendampingan KRPLdalam bentuk kegiatan sosialisasi,
4
apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran bahan informasi diharapkan dapatmeningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani
serta keberlanjutan kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu
1.3. Tujuan