TINJAUAN PUSTAKA 11. PL 3 FIX BERSATU unlocked

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini sudah dilakukan oleh Nikasius Jonet 2013 dengan judul “ Green Hotel sebagai Daya Saing suatu Destinasi ”. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah green hotel sebagai daya saing industri perhotelan Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengembangkan bisnis hotel sekaligus sektor pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta dengan memperhatikan indikator lingkungan sebagai penentu daya saing, namun dalam penerapannya terdapat beberapa kendala yaitu adanya sikap kurang konsisten yang dilakukan oleh staff hotel, kurangnya kesadaran tamu, minimnya sosialisasi serta adanya anggapan bahwa penerapan green hotel justru membutuhkan biaya yang mahal menjadi permasalahan yang diangkat dalam penelitian Nikasius. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah memiliki tema pembahasan yang sama mengenai peningkatan daya saing suatu akomodasi pada daerah tujuan wisata. Sedangkan perbedaan yang ada dalam penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah lokasi, waktu dan konsep penelitian yang diteliti, serta permasalahan yang diangkat. Penelitian lain yang masih berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh Rina Kurniawati2014 melakukan penelitian tentang “Analisis SWOT Dalam Meningkatkan Daya Saing Bisnis Di Hotel Ibis Jakarta Slipi ”. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan dan juga untuk mengetahui alternatif strategi yang dapat dipakai oleh Hotel Ibis Jakarta Slipi. Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah memiliki pembahasan atau tema yang sama mengenai daya saing. Perbedaannya, penelitian Rina Kurniawati menganalisis SWOT di Hotel Ibis Jakarta kemudian diketahui daya saing yang harus dilakukan oleh hotel Ibis, sedangkan penelitian ini mengupayakan dalam meningkatkan daya saing melalui kualitas produk yang dimiliki sehingga memiliki nilai daya saing dengan para kompetitornya. Penelitian lainnya yang juga masih berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh Chantika Widya Purwantoro 2016 melakukan penelitian tentang “Daya Saing Agrowisata Bumiaji”. Penelitian tersebut mengangkat upaya meningkatkan daya saing agrowisata di desa Bumiaji. Di dalam desa Bumiaji memiliki berbagai jenis agrowisata mulai dari buah-buahan, sayuran hingga bunga. Upaya meningkatkan daya saing agrowisata tidak lepas dari campur tangan pemerintahan kota Batu dan peran masyarakat yang ikut menjalankan budidaya agrowisata yang ada di desa Bumiaji. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang memanfaaatkan wawancara terbuka kepada staff instansi pemerintahan kota Batu dan masyarakat sekitar desa Bumiaji guna untuk mengetahui peran dari masing-masing masyarakat dan pemerintahan kota Batu. Untuk teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa bahan dokumen yang telah didapat dari hasil wawancara. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini meneliti tentang upaya meningkatkan daya saing melalui kualitas produk yang dimiliki oleh manajamen restoran sehingga memiliki nilai daya saing pada pangsa pasar yang dituju dan pada kompetitornya, sedangkan penelitian Chantika Widya meneliti upaya meningkatkan daya saing agrowisata melalui peran pemerintah terkait dan masyarakat setempat untuk berupaya dalam meningkatkan daya saing, selain itu obyek penelitian dari kedua penelitian tersebut berbeda. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu tema yang diangkat sama mengenai daya saing berserta metode yang digunakan sama dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. 2.2 Tinjauan Konsep 2.2.1 Tinjauan Tentang Pariwisata Pariwisata sebagai suatu industri memiliki cakupan yang sangat luas baik dari segi subyek, obyek, maupun aktivitasnya. Perkembangan pariwisata yang semakin pesat disebabkan karena kebutuhan manusia untuk berekreasi semakin meningkat. Berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata bermunculan, tumbuh dan berkembang dengan pesat, industri pariwisata saat ini juga sebagai menunjang perekonomian masyarakat. Tujuan utama dari kegiatan pariwisata yang dilakukannya adalah untuk memperoleh kesenangan atau menghilangkan perasaan tertekan karena rutinitas kerja. Pariwisata menurut Yoeti 2001:47 adalah kegiatan bersenang-senang. Syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan wisata antara lain: 1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain di luar tempat tinggal 2. Perjalanan yang dilakukan minimal 24 jam atau lebih 3. Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang, dan tidak untuk mencari nafkah atau bekerja di tempat atau negara yang dikunjungi dan orang tersebut semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya. Pengertian Pariwisata berdasarkan undang-undang RI No.10 tahun 2009 tentang pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Batasan teknis diberikan oleh the world tourism organization WTO dalam Pitana dan Gayatri 2005:45, bahwa pariwisata terdiri dari aktivitas orang-orang, bepergian dan tinggal disuatu tempat diluar lingkungan mereka yang biasanya untuk tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis, dan tujuan lainnya. 2.2.2 Tinjauan tentang Hambatan Hambatan menurut kamus besar bahasa Indonesia 2002: 385, halangan atau rintangan. Hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Hambatan cenderung bersifat negatif, memperlambat laju suatu hal atau kegiatan yang akan dikerjakan. Dalam melakukan kegiatan seringkali ada beberapa hal yang menjadi penghambat tercapainya tujuan, baik itu hambatan dalam pelaksanaan program maupun dalam hal pengembangannya. Berdasakan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hambatan adalah suatu keadaan yang tidak lancar atau mengalami gangguan. 2.2.3 Tinjauan Tentang Daya Saing Pengertian Daya Saing Menurut Sumihardjo 2008:8, kata daya dalam kalimat daya bermakna kekuatan dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain atau beda dengan yang lain dari segi mutu atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu. Menurut Barat Atmaja 1994 Daya saing adalah kekuatan, kemampuan atau kesanggupan untuk bersaing. Menurut Muhardi 2007:39 Daya saing operasi merupakan fungsi operasi yang tidak saja berorientasi ke dalam internal tetapi juga keluar eksternal yakni merespon pasar sasaran usahanya dengan proaktif. Dalam meningkatkan daya saing tentunya harus ada cara-cara yang harus dilakukan agar pelaksanaan daya saing tersebut dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila mengacu pada Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Nasional tahun 2005 – 2009, maka pembangunan kepariwisataan nasional diarahkan untuk peningkatkan daya saing destinasi, produk dan usaha pariwisata nasional; peningkatan pangsa pasar pariwisata melalui pemasaran terpadu di dalam maupun di luar negeri; peningkatan kualitas, pelayanan dan informasi wisata; pengembangan incentive system usaha dan investasi di bidang pariwisata; pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata; Pengembangan SDM standarisasi, akreditasi dan sertifikasi kompetensi; Sinergi multi- stakeholders dalam desain program kepariwisataan. 2.2.4 Tinjauan Tentang Kualitas Produk Produk merupakan arti penting bagi suatu perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak dapat melakukan apapun dari usahanya. Konsumen akan membeli produk apabila mereka tertarik dan merasa nyaman, oleh sebab itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar penjualan produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik ditujukan pada keinginan pasar atau konsumen. Menurut Kotler 2005:49, “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan ”. Dengan adanya kualitas produk yang baik akan membuat para konsumen puas dan percaya. Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas dari agen tersebut Mowen,1995. Apabila yang diinginkan oleh konsumen terpenuhi akan membuat konsumen semakin puas. Produsen harus mempunyai strategi untuk meningkatkan kualitas produk agar konsumen tetap membeli produk secara berkelanjutan. Pembelian berkelanjutan mengartikan bahwa konsumen memiliki loyalitas terhadap produk. Oleh karena itu produsen harus menjual kualitas produk mereka yang sesuai dengan harga sebanding dengan kualitas produk yang dimilikinya. 13

BAB III METODE PENELITIAN