20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Kondisi Geografis Pantai Kedonganan
Pantai Kedonganan terletak di Kawasan Kuta, Kabupaten Badung dan merupakan wilayah Desa Adat Kedonganan. Desa adat Kedonganan memiliki wilayah yang
tidak begitu luas sekitar 1,20km atau setara 1020meter yang berbatasan langsung dengan Desa adat Jimbaran dan Desa adat Kelan. Pantai ini cukup landai,
memiliki hamparan pasir berwarna putih bersih dan ombak yang tenang. Secara administratif, Pantai Kedonganan merupakan wilayah dinas Kelurahan
Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Kelurahan Kedonganan didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 643 Tahun
1997 Profil Kelurahan Kedonganan Tahun 2013. Kelurahan Kedonganan mencakup wilayah seluas 1020meter, yang wilayahnya berbatasan dengan
Kelurahan Tuban di sebelah utara, Kelurahan Jimbaran di sebelah selatan, Samudera Indonesia di sebelah barat dan Selat Badung di sebelah timur.
Kelurahan Kedonganan memiliki karakteristik wilayah pesisir, dengan jenis tanah pasiran Profil Kelurahan Kedonganan Tahun 2013. Pantai Kedonganan berjarak
5 km dari Kuta, 26 km dari Mangupura atau ibukota Kabupaten Badung dan berjarak 20 km dari ibukota provinsi Bali yaitu kota Denpasar. Pantai
Kedonganan atau Desa adat Kedonganan dapat diakses dengan mudah didukung dengan ketersediaan infrastruktur jalan yang cukup memadai. Selain dapat diakses
dengan kendaraan pribadi, Kelurahan Kedonganan juga dapat diakses dengan sarana transportasi umum Profil Kelurahan Kedonganan Tahun 2013.
4.1.2 Gambaran Umum New Furama
Cafe Seafood
Timbulnya
cafe-cafe
disini awal mulanya dari komunitas nelayan pantai kedonganan. Awalnya nelayan usaha sendiri-sendiri seperti warung kecil-kecilan
milik pribadi. Awalnya warung-warung
seafood
disini terdapat 54 warung kecil- kecilan yang masih milik perorangan dan semua dari unsur nelayan. Kemudian
semakin berjalan dan semakin terlihat usaha para nelayan ini semakin tidak tertata dan tidak terorganisir karena semakin banyaknya warung-warung yang berdiri.
Kemudian desa adat dan beberapa tokoh masyarakat ingin menjadikan kawasan ini dan pengelola-pengelola warung disini menjadi satu kesatuan disepanjang
pesisir pantai Kedonganan sepanjang 1,20km1020meter. Kemudian pihak desa adat berkeinginan menjadikan kawasan ini basis
kerakyatan, pada akhirnya semua pengelola ini ditata ulang yang awalnya terdapat 54 pengelola warung ditata kembali menjadi 24
cafe
restoran atas pengawasan desa adat dan atas rekomendasi surat bapak bupati karena kawasan ini merupakan
tanah negara. Hal tersebutlah menjadi awal terbentuknya
cafe-cafe
disini dan itu telah didasari dengan aturan-aturan yang telah dibuat.
Cafe
dengan jumlah 24
cafe
restoran ini diawasi desa adat dan desa adat membuat suatu lembaga BPKP2K badan pengawasan keamanan pesisir pantai kedonganan lembaga
pengawasan tentang komunitas nelayan di sepanjang pesisir pantai Kedonganan ini berfungsi mengatur jalannya usaha
cafe
restoran di sepanjang pantai kedongan termasuk New Furama
Cafe Seafood
. Pada gambar 4.1 merupakan struktur organisasi BPKP2K badan pengawasan
keamanan pesisir pantai Kedonganan, berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPKP2K
Sumber: dokumentasi penelitian
Cafe
restoran yang terdapat di pantai kedonganan telah menjadi pengawasan desa adat melalui lembaga BPKP2K atas ijin pemda Badung diberikan lokasi ini
dikembangkan menjadi industri kuliner. Kemudian setelah keseluruhan dibentuk, desa adat setempat memberikan kepada masing-masing banjar yang ada di
kedonganan dan masing-masing banjar diberikan 4
cafe
restoran dari 24
cafe
tersebut. Ada 6 banjar di kedonganan banjar kubualit, banjar anyar gede, banjar ketapang, banjar pengenderan, banjar pasek dan banjar kertayasa, masing-masing
banjar tersebut mengawasi dan bertanggung jawab atas 4
cafe
yang nantinya dipertanggung jawabkan kembali pada desa adat setempat. Cara setiap banjar
mengelola
cafe-cafe
tersebut dengan masing-masing banjar menyerahkan pada warganya utk menjadi pemilik 4
cafe
tersebut misalnya dalam satu banjar memiliki warga sebanyak 150 orang, kemudian warga yang bersangkutan
diberikan tanggung jawab
cafe-cafe
tersebut kemudian diberikan pada 1 hingga 2 orang yang mampu mengelola
cafe
tersebut.
Kemudian dalam aturannya desa adat memiliki aturan untuk banjar dan aturan dari internal di
cafe
restorannya sendiri, jadi dari desa adat diberikan pada banjar kemudian banjar memberikan pada warganya kemudian dibentuknya
pengelola restoran dan dalam restoran itu sendiri juga memiliki aturannya sendiri untuk perkumpulan di dalam restorannya. Seperti di New Furama sendiri
membentuk manajemennya sendiri ada manajer ada marketing dan apabila disinggung siapa pemilik New Furama, pemilik New Furama adalah desa adat
Kedonganan sendiri. Dulu memang milik perseorangan tetapi sekarang telah menjadi keterikatan desa adat dan pemiliknya masyarakat kedonganan seluruhnya.
Kemudian pengelolaan
cafe
restoran dipercayakan warganya dan membentuk manajemen khusus pengelolaan restoran masing-masing. Dalam hal ini orang lain
tidak diperbolehkan masuk karena ini merupakan komunitas desa adat setempat. Didirikannya New Furama 10 tahun yang lalu sekitar tahun 2007, awalnya
komunitas ini tetapi sebelumnya telah ada cukup lama namun masih milik perseorangan. Berikut Gambar 4.2, struktur organisasi yang dibentuk di dalam
internal New Furama
Cafe Seafood
: Gambar 4.2
Struktur Organisasi Internal New Furama
Cafe Seafood
Sumber : Manajer New Furama
Cafe Seafood
Dalam komunitas masyarakat setempat ada aturan-aturannya ada perjanjian misal yang mengelola mendapatkan berapa persen dengan kata lain bagi hasil.
Apabila disinggung masalah kontribusi dan lain sebagainya itu diberikan pada
banjarnya kemudian pengelola
cafe
restoran diberikan hak 5tahun. Dapat disimpulkan bahwa desa adat yang terdiri dari 6 banjar tersebut, masing-masing
banjar memiliki tanggung jawab mengawasi dan mengelola 4
cafe
dan 4
cafe
tersebut harus memperhatikan dan memelihara banjarnya terlebih dahulu dan aturan desa masing-masing banjar harus lapor setiap 5tahun sekali bagaimana
keadaannya dan kemudian masing-masing kegiatan
cafe
restoran keseluruhan dibawah pengawasan dan tanggungjawab lembaga BPKP2K.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Hambatan yang terjadi pada saat Proses Meningkatkan Kualitas Produk di
New Furama
Cafe Seafood
: Dalam proses meningkatkan daya saing New Furama
Cafe Seafood
, pihak manajemen mengakui bahwa terdapat beberapa hambatan yang menghambat
proses meningkatkan daya saing tersebut, antara lain: 4.2.1.1
Adanya Tujuan yang Tidak Tepat Tujuan yang tepat merupakan salah satu cara dalam menunjang
pencapaian yang hendak diinginkan. Dari hasil wawancara dengan narasumber yaitu Pak Made Sukra selaku pengelola New Furama
Cafe Seafood
sekaligus sebagai pengawas dari BPKP2K, menuturkan didalam manajemen New Furama
Cafe Seafood
tidak jauh beda dengan manajemen
cafe
restoran lainnya yaitu memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam meningkatkan daya saing
cafe
restorannya. Menurut pengelola dalam membuat dan menjalankan tujuan di New Furama cukup sesuai dengan
pencapaian yang diinginkan pihak manajemen New Furama selama ini. Pencapaian dari tujuan tersebut akan berkelanjutan untuk kembangkan lebih
baik lagi sehingga menghasilkan dampak positif terhadap kemajuan New Furama dikedepannya, berikut penuturan dari Pak Made Sukra selaku
manajer New Furama: “
Kalau disinggung mengenai kemungkinan adanya tujuan dari manajemen yang tidak tepat saya rasa kurang pas namun apabila adanya
hambatan saat proses melaksana kan tujuan tersebut pasti ada, entah dari
eksternal ataupun internal furama sendiri. Lebih tepatnya hambatan yang
terjadi, bukan tujuan yang tidak tepat” Penuturan Pak Made Sukra menjelaskan bahwa tujuan-tujuan New
Furama selama ini dalam melakukan pencapaian yang diinginkan cukup sesuai dengan sistem manajemen New Furama namun, tidak menutup
kemungkinan hambatan saat mencapai tujuan tersebut itu ada dan terjadi.
4.2.1.2 Lingkungan Eksternal yang Kompleks dan Dinamis yang Berubah-
ubah atau Sulit Diprediksi Mempengaruhi Kondisi yang Ada
Lingkungan eksternal tentu akan mempengaruhi proses persaingan yang terjadi antara
cafe
restoran satu dengan lainnya. Seperti yang dituturkan Pak Made Sukra, kondisi alam yang terjadi tentunya juga
mempengaruhi sarana yang ada. Seperti
dinner
atau makan malam yang dilakukan di bibir pantai, apabila pada musim hujan pantai menghasilkan
sampah-sampah kiriman. Sampah-sampah tersebut berdampak pada nilai jual produk, tidak hanya di New Furama namun juga
cafe
restoran lainnya di sepanjang pantai kedonganan. Karena selain menjual produk makanan,
New Furama juga menjual keindahan pantai di senja hari yang selama ini menarik tamu untuk datang menikmati
sunset
di sore hari. Apabila pantai kotor banyak sampah tentu juga mempengaruhi tingkat kepuasan
tamupengunjung, berikut penuturan Pak Made Sukra: “Kalau musim hujan bulan nov
-ma ret itu angin kencang da n hujan, pantai juga kotor tentu daerah pantai terkendala seperti adanya
sampah dan tidak enak untuk dinikmati tamu, nah kondisi ini yang kami belum terkendalikan sa mpe sekarang tidak ha nya disini caferestora n
sebelah pun juga sama itu pastinya hal ini cukup menghambat nilai daya jual kita ke tamupengunjung. Kalau kemudian bulan mei-oktober musim
panas masi bagus dan mendukung daya jual kita” Kemudian hambatan dari kondisi eksternal tidak hanya pada kondisi
alam namun target pasar. Target pasar yang dimaksud disini adalah
cafe
restoran yang terdapat di sepanjang pantai kedonganan yang terlalu mematok omset masing-masing manajemen
cafe
tanpa melihat kapasitas
daerah sekitar sehingga menimbulkan
overload
pengunjung dan berdampak pada akses sarana masuk seperti sarana parkir yang
overload
. Kondisi jalanan yang sempit dengan banyak tamupengunjung yang masing-masing
membawa kendaraan seperti mobil dan bus, kemudian lahan parkir kurang pada akhirnya juga akan mengganggu keluar masuknya tamupengunjung,
“Itu kan juga menjadi kendala kita, tamu rame musim rame kan
terganggu juga orang-
orang yang kesini” Ujar Pak Made Dua hal tersebut yaitu kondisi alam dan
overload
tamupengunjung di pantai kedonganan, merupakan pengaruh lingkungan eksternal yang dapat
menghambat jalannya New Furama dalam meningkatkan daya saing dan cukup sulit diprediksi oleh manajemen New Furama
Cafe Seafood
.
4.2.1.3 Kondisi Persaingan yang Semakin Tajam
Apabila bicara mengenai kondisi persaingan yang semakin tajam, pihak manajemen New Furama mengakui luar biasa keinginan
cafe
restoran disepanjang pantai kedonganan untuk mendapatkan keuntungan dan omset
yang ditentukan dapat mencapai atau melebihi target yang diinginkan. Seperti yang terjadi saat ini bahwa seluruh
cafe
restoran yang ada di sepanjang pantai kedonganan meskipun keseluruhan milik bersama
masyarakat namun tetap dibawah naungan desa adat dan BPKP2K agar tetap terorganisir jalannya usaha tersebut dengan baik. Tidak hanya itu ada
beberapa aturan yang mengatur tentang
cafe
restoran yang ada di sepanjang pantai kedonganan tersebut agar tetap tertata dengan baik, seperti peraturan
mengenai ketentuan harga keseluruhan
cafe
. Diberlakukan peraturan tersebut guna pemerataan untuk seluruh
cafe
restoran agar sesuai dengan kapasitas atau pemasukan yang seharusnya didapat oleh industri kuliner pantai kedonganan. Namun tak sedikit pihak
pengelola beberapa
cafe
restoran yang
menyalahi aturan
tanpa sepengetahuan pengawas BPKP2K yang mengatur industri tersebut contoh
sesuai dengan aturan BPKP2K seluruh
cafe
harus memasang harga 60.000porsi namun ternyata masih ada beberapa
cafe
yang mencuri harga
yaitu dengan memasang harga 50.000porsi. Tentunya kebanyakan tamu akan tertarik untuk memilih tempat dengan harga tersebut.
Hal tersebut telah menjadi rahasia umum bagi pihak pengawas BPKP2K dan cukup sulit untuk dikendalikan. Dari manajemen New Furama
sendiri menyadari bahwa sebisa mungkin kita dapat mengikuti arus bisnis tersebut. Kemudian selain dengan adanya persaingan harga, pada aturan
yang ada BPKP2K juga memberlakukan sistem komisi pada setiap orang yang membawakan tamu pada
cafe
restoran yang ada di pantai kedonganan. Menurut aturan tersebut memberlakukan komisi 25 dari harga produk dan
komisi diberikan pada yang membawa tamu tersebut. Namun masih ada beberapa
cafe
restoran yang tidak menjalankan peraturan komisi tersebut dengan sebaik mungkin. Berikut penjelasan Pak Made Sukra:
“Hal seperti itu sudah biasa kan terjadi, nah ini yang sangat susah
sekali untuk dia wa si seca ra baik karena bisnis dimana mana pun seperti itu, komisi dari 25 itu untuk tamu-tamu freelance atau grup kecil karena
aturan sekarang ma si berjalan kita memberikan komisi pada yang ba wa tamu itu 25. New furama sendiri mana bisa beri yang terbesa r karena
target saya kan bukan disitu ta rget customertamu kita kan sebagian besa r adalah overlandgrup. Jadi setiap ada yang ba wa tamu freelance atau grup
kecil kita harus memberikan 25 bagi yang bawa tamu tersebut nah kita tidak tau yang berada disana pada saat memberikan komisinya entah bisa
lebih kan siapa tau nah inilah pembisnis yang tidak bisa dipisah da ripada keinginan-
keinginan itu” Hal-hal tersebut juga berdampak pada sarana atau lahan parkir yang
overload
itu merupakan salah kendala juga yang dialami New Furama, dengan para pesaing telah menjual harga yang terjangkau dan memberikan
komisi yang cukup bagi pembawa tamu kemudian terjadinya
overload
pada tamu sehingga menciptakan ketidaknyamanan pada tamu tersebut
khususnya di New Furama. Tamu ramai datang tidak hanya sekedar menikmati makanan namun juga ingin menikmati keindahan pantai
kedonganan, musim ramai dan orang-orang yang datang akan terganggu dengan sarana parkir yang belum memadai dan mengakibatkan kemacetan.
Pengelola masing-masing
cafe
restoran telah mempunyai target untuk dapat
mencapai omsetnya perbulan namun tanpa mereka sadari kapasitas tersebut telah
overload
melebihi kapasitas yang seharusnya. Untuk mendapatkan target yang diinginkan
cafe
restoran di sepanjang pantai kedonganan sudah terlalu dipaksakan, apabila telah dipaksakan untuk
mendapatkannya dapat diartikan tidak sesuai dengan keseimbangan atau kemampuan perusahaan untuk mengatur jalannya usaha tersebut.
Hendaknya manajemen
cafe
restoran terkait dapat mengukur kemampuan perusahaan seperti memiliki daya tampung parkir berapa, kemudian
karyawan yang dimiliki berapa dan penghasilan perbulan berapa akan tetapi yang ada dipikiran mereka adalah bersaing. Dengan kondisi persaingan
tersebut membuat manajemen New Furama harus mengikuti persaingan yang ada namun tetap dalam tujuan yang telah ditargetkan oleh manajemen
New Furama.
4.2.1.4 Pihak Manajemen Tidak Memahami Organisasi yang Semakin
Dinamis
Manajemen New Furama telah mempelajari pola-pola atau teknik- teknik dalam berbisnis, baik dari segi manajemen bisnis maupun dari segi
manajemen sumber daya manusia karyawan dan memberikan atau mengimplementasikannya kepada karyawan yang bekerja sehingga para
karyawan dapat menjalankan standar operasional prosedur dengan sebaik mungkin. Sejauh ini New Furama telah memahami apa yang dibutuhkan
oleh organisasi internal New Furama sendiri. 4.2.1.5
Pernah terjadinya konflik internal organisasi New Furama
Cafe Seafood
Konflik internal organisasi New Furama menurut penuturan Pak Made Sukra di dalam New Furama sendiri tidak ada konflik yang serius terjadi
karena dari pihak manajemen sendiri cukup memahami apa saja yang dibutuhkan para karyawannya dalam meningkatkan kinerja karyawannya,
agar karyawan yang bekerja dapat menjalankan pekerjaannya sesuai standar operasional prosedur dengan baik. Berikut penuturan Pak Made Sukra:
“Itu tadi kami manajemen sudah menyusun sedemikian rupa agar
bisnis ini dapat berjalan dengan semestinya yang menjadi istilahnya pertentangan atau perselisihan internal di new furama sendiri tidak ada
karena saya bena r-benar melihat kinerja ka rya wan saya bagaimana baik
marketing saya ataupun karyawan lainnya” Menurut penjelasan Pak Made Sukra selama ini belum terjadinya
konflik internal yang serius di dalam organisasi New Furama. Pihak manajemen New Furama sendiri telah menjalankan prosedur yang
seharusnya dijalankan dengan sebaik mungkin. Apabila internal organisasi berjalan dengan baik dan minimnya konflik tentunya akan mendukung
bisnis tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam berbisnis dan berdampak positif terhadap kelancaran bisnis tersebut
khususnya di New Furama
Cafe Seafood
.
4.2.2 Upaya manajemen New Furama
Cafe Seafood
dalam Meningkatkan kualitas produk yang dapat Meningkatkan Daya Saing Restoran:
New Furama
Cafe Seafood
memiliki cara atau strategi manajemen tersendiri dalam proses meningkatkan daya saing, antara lain dengan cara sebagai berikut:
4.2.2.1 Factor Condition
Hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan usaha yang berdaya saing dengan melihat peluang kondisi faktor saat itu juga yang sedang
terjadi karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi daya saing pada suatu usaha. Kondisi faktor itu sendiri dengan mengetahui situasi dan
kondisi lingkungan saat ini yang sedang berkembang dan diminati oleh pangsa pasar. Seperti yang terjadi pada New Furama saat ini proses
meningkatkan kualitas produk yang memiliki daya saing, berikut penuturan Pak Made Sukra:
“Semua strategi yang bisa meningkatkan daya saing new furama
kita mengadobsinya agar dapat meningkatkan daya saing New Furama, kalau bicara kondisi faktor kayak contoh produk unggulan disini adalah
seafood dan hampir semua cafe pun juga seafood karena produk itu yang
unggul di pantai kedonganan. Nah bagaimana cara Furama agar produk kita memiliki sedikit perbedaan dengan lainnya. Kalau di furama sendiri
kan seafood dengan bumbu balinya dan ditambah varian saus lainnya kemudian dipadukan dengan apa lagi mungkin makanan lainnya mungkin
orang yang ingin makan disini gak suka seafood juga dapat memilih makanan dengan varian lainnya, kalau kita sendiri mainnya lebih ke
mengolah macam-
macam saus biar lebih varian” Kondisi faktor yang dijalankan New Furama mengikuti situasi atau
kondisi lingkungan yang sedang berkembang di pasaran. Apabila dilihat dari kualitas produk, manajemen New Furama memiliki strategi agar
kualitas produk tersebut berdaya saing dengan mengolah macam-macam saus agar produk tersebut memiliki rasa yang varian dan tidak monoton,
namun tetap tidak meninggalkan keciri khasannya bali yaitu bumbu bali yang tetap menjadi produk keunggulan yang utama di New Furama. Selain
itu New Furama juga membuat program lainnya dengan berdasar pada kondisi faktor saat ini seperti membuka cabang restoran di Lombok. Ada
dua cabang yang dibuka oleh manajemen New Furama
Cafe Seafood
di Lombok, restoran pertama bernama sama New Furama yang berlokasi di
Senggigi dan memiliki produk sama yaitu
seafood
lain halnya di Jimbaran yang menggunakan varian bumbu Bali namun di Senggigi masakan
seafood
menggunakan varian bumbu khas Lombok. Kemudian restoran yang kedua bernama New Furama Tepi Sawah Sayang Sayang yang berlokasi di jl.
Ahmad Yani, Cakranegara Sayang Sayang dengan produk sama
seafood
dan tambahan makanan lainnya khas Lombok seperti ayam taliwang. Hal
tersebut merupakan upaya New Furama dalam bersaing, ada beberapa alasan utama manajemen New Furama melakukan upaya tersebut yaitu
sebagai strategi promosi New Furama karena pariwisata Lombok saat ini hampir menyamai Bali dan sedang berkembang sehingga banyak para
wisatawan yang berkunjung di Lombok. Selain itu dengan adanya New Furama di Lombok, untuk mempermudah pelanggan New Furama pada saat
berwisata di Lombok. Upaya-upaya tersebut merupakan contoh manajemen
New Furama dalam mengetahui kondisi faktor yang ada sehingga dapat mengikuti perkembangan pasar saat ini.
4.2.2.2 Demand Condition
Pelayanan merupakan hal yang utama dalam industri jasa. Pelayanan tersebut akan lebih terasa sempurna apabila didukung dengan berbagai
permintaan tamu yang dapat dipenuhi menjadi kepuasaan tersendiri bagi tamu tersebut tentunya akan mendukung restoran dalam meningkatkan
kualitas produk yang memiliki nilai daya saing. Didalam manajemen New Furama sendiri dengan sebaik mungkin memenuhi permintaan tamu, seperti
apabila ada tamu yang tidak suka
seafood
New Furama menyediakan menu pilihan lainnya selain
seafood
. Berikut penuturan Pak Made Sukra: “Kita sebisa mungkin memenuhi permintaan tamu, karena hal
tersebut juga bagian dari pelayanan kami, kalo ada tamu yang datang kesinoi rombongan terus ada yang gak suka seafood masak iya kita biarin
saja kan ya gak mungkin tengtunya kita beri menu lain selain seafood dan sebelumnya sudah kita siapkan menu tersebut. Pintar-pintarnya manajemen
melihat kondisi dan permintaan pasartamu. Terus misal ada rombonga n yang ingin disiapkan pengisi acara sebagai hiburan acara tamu tersebut
kita sebisa mungkin memenuhi permintaan tersebut. Kalo tamu merasa nyaman dengan pelayanan yang kita berikan pasti dia gak bakal kemana -
mana dan kemungkinan balik lagi ke kita itu ada” Dapat terlihat bahwa manajemen New Furama selalu berusaha
memenuhi permintaan pasar atau tamu agar kepuasaan pelanggan itu dapat tercipta di New Furama sehingga mempengaruhi peningkatan daya saing di
New Furama dan dapat membuat para pelanggan tersebut kembali lagi di New Furama secara berkelanjutan. Seperti contoh beberapa permintaan dari
pelanggan atau tamu yang telah dipenuhi oleh pihak manajemen New Furama di waktu sebelumnya yaitu ada pengalaman dari beberapa
pelanggan yang membuat acara tertentu atau acara khusus seperti acara reuni, arisan, perpisahan dan lain-lain kemudian pelanggan meminta pihak
manajemen menyiapkan acaranya seperti dekorasi tempat, pengisi acara dan sebagainya agar disiapkan dengan bagus dan menarik. Hal-hal tersebut telah
dipenuhi oleh pihak manajemen sesuai dengan permintaan pelanggan atau tamu agar terciptanya kepuasan pelanggan pada saat menikmati pelayanan
dan sajian-sajian yang ada di New Furama
Cafe Seafood
.
4.2.2.3 Keadaan Penyalur Industri Satu dengan Lainnya Saling Mendukung
Selain harus memperhatikan permintaan tamu atau pelanggan yang ada sehingga terciptanya kualitas produk dan pelayanan yang dapat
meningkatkan daya saing, pihak manajemen New Furama juga harus memperhatikan hubungan dengan penyalur industri lain yang mendukung
jalannya produktivitas di New Furama. Seperti yang sedang dilakukan pihak manajemen dengan pedagang ikan, pihak manajemen sangat memperhatikan
dan menciptakan hubungan yang baik dengan pedagang ikan. Sikap saling keterbukaan merupakan cara manajemen untuk menciptakan hubungan yang
baik agar tidak saling dirugikan satu sama lain dan menghindari konflik, dengan adanya sikap keterbukaan tersebut membantu proses jual beli yang
baik antara pihak manajemen New Furama dengan pedagang ikan. Seperti yang dikatakan Pak Made Sukra, berikut:
“Kalau ingin bagu
s loh ya harus memperhatikan hal-hal tersebut jadi jangan menang sendiri kita harus terbuka, sama dengan hubungan
saya dengan pedagang ikan kita harus terbuka saya beli ikan itu keuntungan saya berapa persen saya bilang ke dia dan saya harus
berani kal
au ingin untung” Menciptakan hubungan dengan pedagang ikan yang saling
keterbukaan tersebut menurut pihak manajemen dapat mendukung produktivitas yang ada pada New Furama tentunya juga akan berdampak
pada daya saing New Furama sendiri. Karena terciptanya daya saing tidak hanya dilihat dari tingkat kepuasan pelanggan dan bersaing dengan usaha
lainnya akan tetapi juga harus tetap memperhatikan hubungan antara internal manajemen dengan penyalur industri lainnya. Hal tersebut
merupakan contoh upaya dari hubungan manajemen New Furama dengan penyalur industri lainnya yang akan mendukung jalannya proses
meningkatkan daya saing pihak manajemen New Furama.
4.2.2.4 Strategi dari Perusahaan seperti Struktur Industri dan Kompetisi
Dalam Industri Strategi pada internal manajemen New Furama baik dilihat dari
strategi struktur industri dan kompetesi dalam industri, pihak manajemen menjelaskan bahwa New Furama tetap memiliki target omset tersendiri
dalam meningkatkan daya saing, namun tetap bersaing secara sehat dan tidak menyalahi aturan yang telah dibuat oleh lembaga terkait yaitu
BPKP2K. Seperti yang dituturkan Pak Made Sukra berikut: “Jadi karena saya juga pengelola sekaligus menjadi pengawas di
BPKP2K, saya ha rus tetap memberi teladan yang baik buat caferestoran
terkait” Selain itu Pak Made Sukra juga menjelaskan bahwa:
“Kalau untuk yang lain seperti marketing kan telah memiliki pola
masing masing dalam hal memasarkan dan mempromosikan, karya wa n juga begitu apabila mengacu pada aturan karya wan saya juga memiliki
aturan juga untuk karya wan saya tentang bera pa persen dia punya ha k untuk mengelola ini dari penghasilan ini tetapi saya juga memiliki target
atau omset yang saya ingin capai berapa banya knya karena menyangkut masalah persaingan juga kan kita disini kan saling bersaing nah kemudia n
daya jual kita juga kalau kita jual mahal sedangkan kompetitor lainnya murah mana mau orang makan disini iya kan jadi penga wasan dala m
pengelolaan itu penting”
Jadi industri kuliner di pantai Kedonganan merupakan industri kuliner dalam memasarkan antara mudah dan susah, mudahnya karena industri
kuliner di pantai Kedonganan telah cukup terkenal kebanyakan orang atau wisatawan pasti tertarik untuk mengunjunginya. Berikut ujar Pak Made
Sukra: “Kalau kata orang jawa yang kesini, anda kebali kalau
anda belum dapat jimbaran jadi anda belum ke ba li. Nah itu bagian dari
persaingan disini juga jadi menu sama namun harga terjangkau pasti itu yang itu yang dicari kan nah contoh kecilnya seperti itu, oleh karena itu kita
juga harus jeli melihat kondisi pa sar. Mengikat customer dengan hubunga n kerja kita itu hal penting dan harus bagus kalau tidak seperti itu saya yakin
customer itu tidak akan balik kesini lagi dengan meningkatkan kualitas produk yang ena k tempat nyaman tentu customer itu tidak akan lari
kemana-mana. Misal ada pelanggan yang bilang pak saya disana dapat
murah disini masa tidak nah itu tingkat persainga n yang cukup susah juga, karena disini dan cafe lainnya memiliki produk yang sama itu yang menjadi
persaingan kita” Meningkatkan pelayanan yang cepat tanggap sehingga meminimalisir
guest complain
merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan daya saing, sehingga kualitas produk tersebut juga memiliki
nilai daya saing tersendiri. Pintar-pintarnya pihak internal manajemen dapat membaca situasi atau kondisi saat itu dan memiliki strategi yang cocok
untuk dikembangkan agar kualitas produk tersebut memiliki nilai daya saing apabila dibandingkan dengan kualitas produk lainnya. Seperti yang telah
dijelaskan oleh manajer New Furama ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pihak manajemen dalam membuat strategi untuk mendukung
jalannya peningkatan daya saing. Strategi tersebut berupa mengikuti perkembangan kompetisi harga dengan kompetitor lainnya dan strategi
promosi yang lebih ditingkatkan pada pangsa pasar yang dituju. Dari segi kompetisi harga dengan cara mengimbangi harga pasar yang sedang terjadi
dengan harga yang dimiliki oleh New Furama. Kemudian dari segi pangsa pasar yang dituju, pihak manajemen menjelaskan bahwa pangsa pasar New
Furama lebih unggul dengan tamu yang berjumlah banyak atau tamu grup dari hal itu pihak manajemen New Furama selalu berupaya agar setiap
waktu target New Furama dalam meningkatkan jumlah pelanggan dapat tercapai yang kemudian dapat menguntungkan dalam meningkatkan daya
saing New Furama dengan kompetitor lainnya.
35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN