A. Latar Belakang Masalah
Peranan Bank dalam Perekonomian Indonesia
Bank fungsi dasarnya sebagai penghimpun dana dari masyarakat simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat kredit adalah
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kinerja Perbankan Secara Umum
Secara umum kondisi perbankan tahun 1998 ditandai dengan memburuknya indikator-indikator seperti: 1 permodalan yang negatif
dalam jumlah yang besar negatif CAR yang tinggi; 2 tingginya NPL baik netto maupun gross;3 perbankan nasional dalam keadaan merugi.
JoGjA
Tahun 1999 pemerintah melakukan rekapitalisasi perbankan, Hasil program tersebut, umumnya mulai terlihat pada tahun 2003 dengan
indikator: 1membaiknya struktur permodalan perbankan; 2 membaiknya CAR menjadi positif dan melewati batas minimal 8, 3
membaiknya NPL, baik gross maupun net; 4 perbankan nasional mulai membukukan laba.
Penurunan tingkat suku bunga kredit sampai akhir tahun 2002 tercatat relatif lambat dibandingkan tingkat suku bunga SBI. Namun pada tahun
2003 respon penurunan tingkat suku bunga kredit dapat lebih cepat.
JoGjA
Uji Bank
Memberikan gambaran mengenai sistematika dalam meningkatan kinerja perbankan.
ROA dipandang sebagai alat ukur yang berguna karena mengindikasikan seberapa baik manajemen sumber daya total
yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan profit.
Bank dengan rasio ROA 1,5 memiliki kondisi yang strategis di dalam memperkuat dan memperluas posisi pasar sehingga
mampu meningkatkan profitabilitas bank.
JoGjA
•
ROA Sebagai Dasar Analisis Profitabilitas Perbankan
Manajemen perlu mengenali variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank.
Variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas dapat diketahui melalui rasio-rasio keuangan. Melalui rasio tersebut dapat dilakukan
analisis guna mengungkap sistematika guna menghasilkan ROA maksimum, membantu manajemen dalam implementasi perencanaan
dan pengendalian keuangan sehingga profitabilitas dapat ditingkatkan.
JoGjA
B. Perumusan Masalah