Rehabilitasi Lingkungan SLHD 2014 Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab IV-1

A. Rehabilitasi Lingkungan

Gambar 4.1. Penanaman Pohon Durian oleh Masyarakat Penggunaan lahan adalah setiap bentuk intervensi atau campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik materiil maupun spiritual. Secara umum penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Tidak semua wilayah di Kabupaten Kulonprogo merupakan lahan subur, namun ada beberapa wilayah yang merupakan lahan kritis. Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak produktif untuk penggunaan tertentu sebagai lahan pertanian akibat degradasi lahan oleh proses erosi longsor lahan, dan atau kegiatan pertambangan. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan atau daya dukung untuk pertanian akan menimbulkan erosi degradasi lahan pada tingkat berat, lahan tidak produktif atau terjadi lahan kritis. BAB IV UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab IV-2 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis antara lain : penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan; kegiatan penambangan, pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan dan faktor alami seperti kekeringan. Penurunan kualitas lahan dipengaruhi oleh kegiatan manusia maupun alam. Kegiatan pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang berdampak negatif terhadap sumber daya lahan. Pada lokasi pertambangan sering dijumpai ketidakteraturan topografi berupa lubang bekas galian yang cukup dalam, sehingga lebih sulit untuk difungsikan menjadi produktif. Sedangkan upaya rehabilitasi lahan seringkali masih diabaikan oleh para penambang ataupun pengusaha pertambangan. Terlebih lagi kegiatan pertambangan tanah liat di lahan pertanian yang subur, akibatnya tanah menjadi rusak dan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Disamping itu adanya kerusakan hutan juga disebabkan oleh faktor manusia. Di Kabupaten Kulonprogo tidak ada kerusakan akibat kebakaran hutan tetapi karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pelestarian dan fungsi hutan, menyebabkan maraknya penjarahan dan pencurian kayu bahkan untuk kayu yang belum layak tebang, hal ini semata-mata hanya memperhatikan aspek ekonomi tanpa mempedulikan aspek lingkungan hidup. Mensikapi hal-hal tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo melakukan beberapa hal berkaitan dengan upaya rehabilitasi lingkungan tahun 2014, yaitu : 1. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau RTH, dengan pembangunan taman kota di wilayah Kecamatan Wates dan Pengasih; 2. Konservasi mata air, kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penanaman pohon disekitar mata air, untuk melindungi sumber-sumber air yang ada, antara lain : Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab IV-3 - Penanaman pohon untuk perlindungan mata air sejumlah 1.000 batang untuk 20 lokasi mata air yang dikelola oleh KT. Karya Tani di Pedukuhan Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo; - Konservasi 10 buah sumber mata air penanaman 500 batang dan pengembangan kearifan local di KT. Rukun Makaryo, Pedukuhan Girinyono, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih - Konservasi 5 sumber mata air penanaman dan pengembangan kearifan local di KT. Mekar Gerbosari, Pedukuhan Gerpule, Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang. 3. Pembangunan sumur resapan Selain perlindungan mata air juga upaya konservasi air melalui pembangunan sumur resapan dan lubang resapan biopori mulai tahun 2009. Data sumur resapan tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 sejumlah 197 unit, tahun 2013 sejumlah 39 unit dan 2014 sejumlah 60 unit terbangun di wilayah Kabupaten Kulonprogo. 4. Pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan, yakni pengawasan pengendalian usaha pertambangan dan energi. Pengawasan terutama untuk kegiatan reklamasipasca tambang sehingga keadaan lingkungan hidup tetap terjaga kelestariannya; 5. Kegiatan Pengendalian Longsor Pengembangan tanaman aren sangat potensial di lahan kritis dan lahan rawan bencana longsor di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Program ini bertujuan untuk menopang kehidupan petani dan sebagai penyangga lingkungan diatas. Untuk itu perlu dilakukan pengembalian kejayaan aren di bukit Menoreh Kulonprogo, antara lain dengan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha; 6. Rehabilitasi dan konservasi pesisir dan pantai Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab IV-4 Rehabilitasi dan konservasi pesisir dan pantai dilakukan bekerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah BLH DIY melalui kegiatan penanaman pandan pantai dan cemara udang pada tahun 2014 di Pasir Mendit, Jangkaran, Temon. Selain itu di di bidang kehutanan, Pemerintah Daerah Kabupaten Kulonprogo, melaksanakan kebijakan pembangunan kehutanan diarahkan pada peningkatan peranan hutan secara optimal sesuai dengan fungsinya dan juga sebagai upaya merehabilitasi hutan dan lingkungan secara umum, dengan cara : 1. Rehabilitasi hutan dan lahan baik secara sipil teknis maupun vegetatif; 2. Penyediaan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan untuk pengembangan aneka usaha kehutanan; 3. Optimalisasi peran stakeholders dalam rangka pengendalian penebangan kayu secara liar dan pengendalian tebang untuk yang belum memenuhi syarat; dan 4. Sosialisasi dan pemasyarakatan pengurusan dokumen penebangan dan pengangkutan kayu; Pemerintah Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2014 ini masih terus melanjutkan program untuk menanam 1,5 juta pohon hidup di seluruh wilayah kabupaten salah satunya melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulonprogo telah melakukan penghijauan lingkungan di 12 kecamatan dengan menanam pohon sejumlah 948.058 batang pada luasan 214,61 Ha. Sedangkan untuk tahun 2014 tidak ada kegiatan reboisasi pada hutan negara yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan DIY. Program penghijauan dilaksanakan dengan bekerjasama berbagai pihak, perusahaan daerah maupun swasta dengan kegiatan CSR, LSM, Pemerintah DIY maupun organisasi sosial masyarakat. Melihat hutan mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting, salah satunya adalah sangat berpengaruh terhadap munculnya persoalan lingkungan seperti Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab IV-5 kekeringan, banjir, erosi dan sebagainya, maka perlu upaya-upaya penyelamatan hutan. Untuk itu peran serta semua pihak khususnya masyarakat sangat diharapkan agar hutan sebagai kekayaan alam di Kabupaten Kulon Progo dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya serta tetap terjaga kelestariannya. Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab IV-6

B. Amdal