TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEJARAH PER

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM
DI NUSANTARA

DISUSUN OLEH :

Nama

: Nurul Hidayah

Kelas

: VII-A

No

: 35

Pemerintahan Kabupaten Kudus
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
SMP 1 KUDUS


A. Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Sebelum Nabi Muhammad SAW. Lahir, masyarakat Mekah di kenal dengan sebutan
kaum jahiliyyah, artinya masyarakat yang bodoh. Kebodohan mereka bukannya tidak
mengetahui sesuatu, melainkan ketidaktahuan dari segi aqidah sehingga moral dan tingkah
laku mereka menjadi tidak manusiawi. Dalam kehidupan, mereka berprinsip bahwa orang
yang kuat itulah yang berkuasa dan yang lemah akan tertindas dengan menghalalkan
berbagai cara.
Pada saat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidup, lahirlah ke duani
dari keluarga yang sederhana, seorang bayi laki-laki yang kelak membawa perubahan besar
bagi sejarah peradaban dunia. Dialah Nabi besar Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW. Lahir di kota Mekah al-Mukkarramah pada hari senin, 12
Rabi’ul Awwal Tahun Gajah, bertepatan pada tanggal 20 April 571. Ibunya bernama Siti
Aminah binti Wahab dan ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalid yang telah
meninggal dunia kala Nabi Muhammad SAW, dalam kandungan ± 6 bulan. Tahun kelahiran
Nabi Muhammad SAW, dinamakan Tahun Gajah, karena pada tahun tersebut kota Mekah
diserang oleh pasukan yang berkendara gajah di bawah pimpinan Abrahah, seorang gubenur
dari kerajaan Nasrani Abesenia (Habsyi) yang memerintah Kota Yaman. Mereka datang ke
Mekah bermaksud ingin menghancurkan pasukan tersebut. Oleh karena itu, bala tentara
tersebut dinamakan pasukan bergajah dan tahunnya di sebut Tahun Gajah.

Nabi Muhammad SAW, adalah keturunan dari Qushai, pahlawan suku Quraisy yang
telah berhasil menggulingkan kekuasaan Khuza’ah atas kota Mekah. Pada waktu dilahirkan,
Nabi Muhammad SAW. Sudah termasuk anak yatim. Sesudah beliau lahir maka menjadi
kebiasaan orang Mekah jika mempunyai anak dicarikan orang yang menyususi dari daerah
dusun dan mereka memilih orang yang mempunyai keturunan yang baik, agar berpengaruh
pada bayinya. Menurut riwayat, Muhammad ketika lahir kemudian disusukan kira-kira tiga
atau enam hari kepada Tsuaibah, yaitu bujangan perempuan Abu Lahab. Kemudian
diserahkan pengasuhnya kepada orang lain yang bernama Halimah Sa’diyah dari Bani Saad
Hawazin
Selama dalam pengasuhan Halimah Sa’diyah, Nabi Muhammad SAW. Mengalami
pertumbuhan sangat bagus. Pada usia 5 bulan Nabi Muhammad SAW. Sudah bias berjalan,
pada usia 9 bulan sudah pandai bicara, dan pada saat berusia 2 tahun Nabi Muhammad SAW,
sudah bias mengikuti anak-anak Halimah Sa’diyah untuk mengembala kambing.
Setelah 5 tahun diasuh oleh Halimah Sa’diyah, Nabi Muhammad SAW. Diserahkan
kembali kepada ibunya. Tak lama kemudian ibu Nabi Muhammad SAW. Jatuh sakit, dan
akhirnya meninggal. Jasad beliau dimakamkan di Desa Abwa’ yang terletak 36 Km dari
sebelah selatan Madinah. Sepeninggal ayah dan ibunya Nabi Muhammad SAW. Hidup sebagi
yatim piatu.

Selanjutnya Nabi Muhammad SAW. Diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama 2

tahun. Setelah kakeknya meninggal, Nabi Muhammad SAW. Diasuh pamannya bernama Abu
Thalib sampai dewasa.
Ketika Nabi Muhammad SAW. Berusia 12 tahun, beliau mengikuti pamanya
berdagang ke negeri Syam. Mengabarkan pada Abu Thalib beretemu dengan seorang pendeta
Nasrani bernama Buhaira. Pendeta ini mengabarkan pada Abu Thalib agar memelihara dan
menjaga Muhammad baik-baik, karena Muhammad akan menjadi nabi akhir zaman seperti
diberitakan taurat dan injil.
Selain turut berniaga dengan pamannya, Nabi Muhammad SAW. Juga pernah
mengembalakan kambing. Pekerjaan ini banyak memberikan pelajaran yang amat baik pada
diri beliau, seperti berlatih ulet, sabar, tabah, tenang, dan terampil. Nabi Muhammad SAW.
Mendapatkan gelar “al-Amin” artinya yang dapat di percaya. Beliau dipercaya oleh seorang
janda kaya raya dan dihormati bernama Siti Khadijah untuk menjual barang dagangannya.
Karena kejujuran dan kepribadian beliau yang luhur, maka Siti Khadijah berniat
menjadikannya suami. Pada saat menikah usia Nabi Muhammad SAW 25 tahun. Sedangkan
Siti Khadijah berumur 40 tahun.
B. Nabi Muhammad SAW. Menjadi Rasul
Ketika mengijak usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW. Sering berkhalwat (berdiam
diri dengan merenungkan segala sesuatu dan memohon petunjuk kepada Allah). Hal tersebut
dilakukan seiring dengan berbagai masalah yang dihadapi, terutama berkaitan dengan situasi
masyarakat Mekah pada saat itu. Pada malam 12 Ramadhan bertepatan dengan tanggal 6

Agustus tahun 1610M, waktu Nabi Muhammad SAW. Sedangn berkhlawat di Gua Hira’
datanglah Malaikat Jibril dengan membawa wahyu yang pertama yaitu surah al-Alaq ayat 15. Dengan diterimanya wahyu yang pertama ini, secara resmi Nabi Muhammad SAW.
Menjadi seorang rasul Allah SWT, untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat
manusia.
1. Cara-cara Dakwah Rasulullah SAW
a. Dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
Setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira
pada malam 17 Ramdhan bertepatan dengan tanggal 6 Agustus tahun 610 M.
kemudian selang lebih kurang dua setengah tahun lamanya barulah turun wahyu yang
kedua, yaitu Surah al-Muddatstsir ayat 1-7.
Sesudah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang kedua ini yang
menjelaskan tugas akan dirinya, mulailah beliau secara sembunyi-sembunyi menyeru
keluarganya yang tinggal dalam satu rumah dan sahabat-sahabat beliau yang terdekat,
seorang demi seorang agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya
menyembah Allah Yang Maha Esa

b. Dakwah dengan cara terang-terangan
Nabi Muhammad SAW berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama kurang
3 tahun. Secara umum masyarakat Mekah kebanyakan menolak ajakan Nabi
Muhammad SAW. Untuk meninggalakan agama Jahiliyah agar berpindah

menuhankan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan mereka menentangnya dan
berusaha dengan kerasa untuk mengehentikan dakwah Nabi Muhammad SAW.
Dalam keadaan seprti itu, turunlah ayat yang memerintahkan beliau berdakwah secara
terang-terangan. Perhatikan firman Allah SWT berikut !

Artinya : “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang
musyrik”. (Q.S. al-Hijr/15:94).
Dakwah pertama kali dilakukan Nabi Muhammad SAW secara terangterangan di Bukit Shafa. Dalam dakwah tersebut beliau mengatakan bahwa tidaklah
beliau diutus oleh Allah SWT. Melainkan untuk mengajak mereka menyembah Allah
SWT dan meninggalkan menyembah berhala. Kemudian dakwah kedua dilakukan
pada keluarga Nabi Muhammad SAW, sendiri dengan cara mengumpulkan seluruh
keluarganya di Bukit Shafa sebanyak 40 orang, termasuk Abu Lahab. Nabi
Muhammad Saw termenung sejenak memikirkan reaksi keras dari kaumnya terutama
pamannya sendiri Abu Lahab.
2. Orang-orang yang pertama kali memeluk Agama Islam
a. Khadijah Putri Khuwailid
Khadijah Putri Khuwailid, merupakan istri Nabi Muhammad SAW.,ibunya
bernama Fatimah seorang janda yang kaya di kota Mekah, dermawan, rupawan, dan
berbudi luhur. Khadijah adalah keturunan bangsawan Quraisy. Sewaktu Nabi

Muhammad SAW. Belum diangkat menjadi rasul, beliau pernah membatu Khadijah
menjalankan perdagangannya. Karena kejujuran dan kepribadian Nabi Muhammad
SAW. Yang luhur, akhirnya Khadijah menjadikannya suami.
Dalam kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Diliputi kebahagiaan
serta penuh pengabdian dan tawakal kepada Allah SWT. Ketika Nabi Muhammad
SAW. Mendapat wahyu yang pertama, jiwa beliau merasa tegang dan cemas penuh
kekhawatiran. Namun, khadijah dapat menenangkan jiwa dan menggembirakan
hatinya. Khadijah pula yang pertama kali memebenarkan wahyu Allah yang di terima
Nabi Muhammad SAW, dan menyatakana masuk Islam.
b. Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib adalah anak dari Fatimah, ia masih sepupu dengan Nabi
Muhammad SAW. Ketika lahir, Nabi Muhammad SAW, berusia 23 tahun dan sudah

berkeluarga dengan Khadijah. Saat Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul,
usia Ali bin Abi Thalib baru berusia 9 tahun.
Kemudian Ali menyatakan, “Kalau begitu aku sekarang masuk Islam, dan aku
akan menaatinya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad itu Rasulullah”. Ali merupakan satu-satunya dari kalangan
pemuda yang pertama kali masuk Islam. Selain itu Ali juga menjadi menantu
Rasulullah, yaitu dinikahkan dengan putrinya yang bernama Fatimah. Tentang

kelebihan pribdai Ali, Rasulullah pernah berkata, “Hai Ali saudaraku, andai kata aku
menjadi kota pengetahuan, maka kamulah yang menjadi pintu gerbangnya.”
c. Zaid bin Haritsah
Zaid bin Haritsah adalah seorang budak yang dibeli dan dimerdekakan oleh
Rasulullah SAW. Kemudian dibesarkan dan dijadikan anak angkat. Setelah Zaid bin
Haritsah beriman, maka seluruh anggota rumah tangga Rasulullah SAW. Berada
dalam naungan keimanan Islam.
d. Abu Bakar bin Abi Quhafah
Abu Bakar bin Abi Quhafah adalah seorang sahabat Rasulullah SAW. Yang
jujur, setia, baik hati, dan berbudi luhur. Setelah ia masuk Islam, ia tekun beribadah
kepada Allah SWT. Dan meninggalkan pemujaan terhadap berhala. Melalui perantara
Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk agama Islam, Utsman bin Affan,
Zubair bin Awwan, Said bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin ‘Auf, Talhah bin
‘Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khattab beserta
suaminya Said bin Zaid’al-Adawi dan beberapa orang penduduk Mekah lainnya dari
Kabilah Quraisy. Mereka di beri gelar Assabiqunal Awwalun, artinya orang-orang
yang pertama masuk Islam. Pusat kegiatan dakwah tersebut dilakukan di rumah
Arqam bin Abil Arqam.
3. Reaksi Masyarakat Mekah terhadap Kedatangan Islam
Pada awal Nabi Muhammad SAW berdakwah ditengah-tengah masyarakat yang

belum mengenal agama, perilaku masyarakat Mekah senantiasa bertentangan dengan
nilai-nilai kebaikan. Tidak ada yang menyembah Allah. Masa itu di kenal dengan zaman
Jahiliyah, yakni zaman kebodohan atau kegelapan terhadap kebenaran. Namaun,
Rasulullah tetap sabar dan tawakal dalam berdakwah, walapun selalu dihina, diejek, dan
dilempar batu. Hal ini dikarenakan dalam berdakwah beliau dianggap membawa ajaran
baru.
Ajaran agaman Isalam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, kepada
penduduk tersebut ada yang langsung diterima ada pula yang di tolak. Dengan
kesabarannya ajakan dakwah Nabi Muhammad SAW makin berkembang dan banyak
yang mengikuti ajaran agama Islam. Setalah diperjuangkan oleh Rasulullah SAW, selama
13 tahun di Mekah, islam menjadi agama pilihan orang-orang di Jazirah Arab. Mereka

yang tadinya cerai berai saling bermusuhan, berhasill disatukan oleh satu tujuan yaitu
Dinul Islam. Selama kerasulannya lebih 23 tahun beliau menyampaikan ajaran islam.
Selama itu pula ajaran islam telah disampaikan secara utuh dan sempurna, sekaligus
ditetapkan Allah sebagai agama yang paling sempurna.
Islam menjadi agama yang sempurna sebagaimana dinyatakan oleh Allah SWT,
dalam surah al-Maa’idah ayat 3 berikut :

Artinya : “….. pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama

bagimu…..” (Q.S. al-Maa’dah/5:3)
Berikut alasan yang menunjukkan bahwa islam adalah agama yang sempurna :
a. Agama Islam merupakan agama untuk seluruh manusia. Berbeda halnya dengan
agama samawi sebelumny, terbatas hanya untuk satu kaum saja.
b. Ajaran islam meliputi semua aspek kehidupan
c. Agama islam berfungsi sebagai rahmatan lil’alamin
4. Manfaat dakwah Rosulullah di Mekkah :
a. Beriman dan beramal kebaikan.
b. Berdakwah.
c. Bersabar.
C. MISI NABI MUHAMMAD SAW UNTUK SEMUA MANUSIA DAN BANGSA
1. Pada nabi sebelum Nabi Muhammad SAW di utus hanya untuk kaum dan bangsa tertentu,
sedangkan Nabi Muhammad untuk seluruh umat dan seluruh bangsa.
2. Ajaran para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW beresifat sangat terbatas,hanya untuk
kaum dan masa tertentu.Sedangkan ajaran Nabi Muhammad SAW belaku sepanjang masa.
3. Nabi Muhammad SAW adalah rosul terakhir (penutup para nabi).
4. Nabi Muhammad SAW adalah nabi untuk seluruh alam semesta dan penghuninya.
5. Seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah untuk kesejahteraan selurih
alam semesta dan penghuninya.
6. Nabi Muhammad adalah rosul pembawa ajaran dan berita gembira bagi seluruh umat

manusia.
Firman Allah :

Artinya: “Tiada Kami utus Engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia
guna memberikan berita gembira dan berita peringatan….”(Q.S. Saba’/34:28)