Metodologi Penelitian PENYUSUNAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF MATERI LAJU REAKSI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SMA ipi413384

JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Penyusunan Bahan … Ramlan S., 78-88 80 kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai Situmorang, 2013. Di samping itu, inovasi pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar dapat memberi peluang meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia Situmorang, 2013. Inovasi pembelajaran yang dituangkan di dalam bahan ajar sangat penting sehingga dapat memberikan hasil belajar lebih baik dan peningkatan kualitas lulusan dalam mengisi lapangan kerja Yusfani dan Situmorang, 2011; Situmorang, dkk ., 2006; Folb, 2011; Goto, dkk ., 2010; Machtmes, dkk ., 2009. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru tentunya seringkali menggunakan strategi pembelajaran yang beragam. Masing-masing strategi pembelajaran tersebut menuntut keterampilan mengajar yang berbeda pula, bahkan sebagai guru harus dapat memahami kondisi dan situasi dari masing-masing kegiatan pembelajaran.Sementara dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi pembelajaran yang aktif karena mereka dapat membaca atau mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian pengembangan bahan ajar kimia pada pokok bahasan laju reaksi sesuai dengan kurikulum 2013, dengan judul penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Laju Reaksi Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”. Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah : 1. Memperoleh data bagaimana persepsiguru kimia atas buku-buku teks kimia yang diterbitkan oleh beberapa penerbit yang dirujuk oleh pemerintah 2. Memperoleh bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan untuk SMA kelas XI semester I yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 3. Mengetahui apakah pengaruh dari penggunaan bahan ajar kimia inovatif untuk SMA kelas XI semester I memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif. 4. Mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif untuk SMA kelas XI semester I terhadap hasil belajar kimia siswa

B. Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Pemilihan Kota yang dijadikan lokasi penelitian bersifat terbatas, melalui pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau oleh penulis. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – Februari 2015. Populasi dalam penelitian semua guru kimia kelas X, XI, dan XII di Medan. Subjek Penelitian adalah bahan ajar kimia pokok bahasan Laju Reaksi. Sampel dalam penelitian adalah 20 orang guru kimia kelas XI yang telah mendapat pelatihan kurikulum 2013, memiliki kelayakan akademis S1 pendidikan kimia dan guru yang mengajar pada sekolah yang mudah dijangkau oleh penulis. Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling sampel dengan maksud. Purposive sampling adalah pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan dokumen sebagai objeknya. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan research and development . Penelitian dan pengembangan research and development merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2010. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Penyusunan Bahan … Ramlan S., 78-88 81 Prosedur penelitian dan pengembangan Research and Development meliputi tahap sebagai berikut : 1 Menganalisis bahan ajar kimia; 2 Pengembangan bahan ajar kimia SMA kelas XI semester 1 disesuaikan dengan kurikulum 2013; 3 Melakukan inovasi; 4 Melakukan standarisasi; 5 Melakukan revisi; 6 Uji coba I produk; 7 Revisi I produk; 8 Uji coba pemakaian; 9 Revisi II produk; 10 Menganalisis data. Desain penelitian lebih lanjut diperlihatkan pada gambar 1. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Penyusunan Bahan … Ramlan S., 78-88 82 Analisis Bahan Ajar Kimia Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Inovasi Bahan Ajar Kimia Standarisasi oleh ahli dan guru Revisi Bahan ajar kimia SMA inovatif Pre-test Uji coba Kelas eksperimen menggunakan bahan ajar kimia SMA inovatif Kelas kontrol tanpa menggunakan bahan ajar kimia SMA inovatif Post-test Analisis data Kesimpulan Gambar 1. Design pembelajaran Tahap persiapan dan pengembangan bahan ajar deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk mengetahui potensi dan masalah, kemudian mengumpulkan informasi data untuk perencanaan produk bahan ajar kimia pokok bahasan laju reaksi yang akan dikembangkan, serta validasi produk oleh ahli dosen dan praktisi guru untuk menentukan kelayakan isi dan kelayakan penyajian bahan ajar kimia pokok bahasan ikatan kimia yang sedang dikembangkan. Tahap revisi adalah memperbaiki bahan ajar yang telah dikembangkan setelah divalidasi. Tahap evaluasi sumatif adalah tahap menguji keefektifitasan bahan ajar yang telah dikembangkan. C. Hasil dan Pembahasan JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Penyusunan Bahan … Ramlan S., 78-88 83 Data yang dideskripsikan pada penelitian ini meliputi data analisis bahan ajar kimia kelas XI penerbit Platinum bahasan laju reaksi berdasarkan kurikulum 2013. Kemudian, analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dan BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan. Selain itu, juga dideskripsikan nilai siswa pada pokok bahasan laju reaksi dengan dan tanpa bahan ajar yang telah dikembangkan.  Analisis bahan ajar kimia kelas XI penerbit Platinumpokok bahasan laju reaksi. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap bahan ajar penerbit Platinum oleh dosen dan guru. Hasil analisis bahan ajar tersebut ditunjukkan pada gambar 2. berikut: Gambar 2. Hasil analisis buku ajar platinum  Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 ditunjukkan pada gambar 3. berikut: Gambar 3. Hasil analisis buku ajar yang telah dikembangkan Berdasarkan BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa dan kelayakan penyajian. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut: 1 Aspek kelayakan isi Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan isi ditunjukkan pada gambar 4. berikut: JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Penyusunan Bahan … Ramlan S., 78-88 84 Gambar 4. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek kelayakan isi 2 Aspek kelayakan bahasa Hasil analisis bahan ajar yang dikembangkan untuk aspek kelayakan bahasa ditunjukkan pada gambar 5. berikut: Gambar 5. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek kelayakan bahasa 3 Aspek kelayakan penyajian Hasil analisis bahan ajar yang dikembangkan untuk aspek kelayakan penyajian ditunjukkan pada gambar 6. berikut: Gambar 6. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek kelayakan penyajian JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Penyusunan Bahan … Ramlan S., 78-88 85  Hasil Uji Coba Pemahaman Siswa terhadap Bahan Ajar yang telah dikembangkan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar kimia ini maka penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Katolik Tri Sakti. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yang kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan dengan kurikulum 2013 dan satu kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif. Berhubung materi laju reaksi sudah diajarkan di sekolah namun berdasarkan data nilai sumatif rata-rata siswa masih ada nilai dibawah ketuntasan yaitu rata-rata 5, maka dilakukan uji terbatas dengan pembelajaran remedial. Adapun pembelajaran remedial menggunakan metode diskusi dimana masing-masing kedua kelas siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pengajaran dan membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang maksimal. Kegiatan remedial perbaikan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang telah deprogram dan disusun secara sistematis. Diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kimia pada siswa SMA Katolik Tri Sakti yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif dan kelas kontrol yaitu kelas yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif. Perolehan nilai rata-rata pretest di kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut adalah 34,72 dan 30,25. Perolehan nilai rata-rata posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 85,00 dan 74,25. Produk akhir dari penelitian ini adalah bahan ajar pokok bahasan ikatan kimia berdasarkan kurikulum 2013 dan terintegrasi pendidikan karakter. Berdasarkan hasil analisis terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan oleh dosen dan guru, didapatlah hasil bahwa bahan ajar yang telah kembangkan valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Dimana berdasarkan kurikulum 2013 didapat rerata sebesar 3,65 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Sedangkan, berdasarkan BSNP didapat rereata aspek kelayakan isi sebesar 3,42 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan bahasa sebesar 3,39 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan penyajian 3,45 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Untuk menilai keefektifitas bahan ajar yang telah dikembangkan dilakukan uji coba pemahaman terhadap siswa. Dari hasil uji coba pemahaman terhadap siswa terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat dibandingkan menggunakan bahan ajar yang beredar. Meningkatknya hasil belajar siswa, membuktikan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna terhadap prestasi belajar dan memenuhi kriteria standar mutu Labov, 2006; Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer, 2011; Faster, dkk ., 2010 Dengan menggunakan 2 kelas sebagai sampel yang di perlakukan sebagai kelas eksperimen dan kontrol, sebelum mengemplementasikan bahan ajar kimia inovatif laju reaksi dapat diketahui bahwa pemahaman kedua kelas tersebut homogen yang dapat diketahui dengan menggunakan Levene’s Test pada program SPSS dengan nilai signifikan 0.241 0.05. Dari data persen peningkatan hasil belajar data yang diperoleh 76 untuk kelas ekperimen dan 62 untuk kelas kontrol. Dari yang diperoleh terlihat bahwa kelas eksperimen yang menggunakan bahan ajar kimia inovatif memiliki persen peningkatan JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Penyusunan Bahan … Ramlan S., 78-88 86 hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif . Dari sebaran angket yang diberikan kepada tim validator yaitu guru kimia dan dosen rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing analisis standar kelayakan isi, bahasa dan penyajian yang diajukan kepada dosen dan guru kimia berturut-turut adalah 3,37; 3,39; dan 3,44 yang berarti bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia standar yang diajukan dan tidak perlu dilakukan revisi kembali. Hal ini meyakinkan bahwa bahan ajr hasil pengembangan tergolong efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pengajaran kimia.

D. Penutup Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :