RINGKASAN
Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing MIM pada tanggal 07 April 2014, yang berlokasi di Komplek
Jababeka Industrial Estate, Jalan Jababeka VII Kav.K-2, Cikarang – Bekasi 17530., dalam rangka untuk mempelajari kasus penerapan Material Requirement
Planning MRP dan Penerapan Process Layout Tata Letak Produksi di Pabrik MIM yang memproduksi biskuit Oreo, Ritz dan Biskuat.
Hasil yang kami peroleh yaitu pada penerapan MRP, PT. MIM menggunakan sistem SAP System Application and Products di dalam keseluruhan aktifitas
proses produksi dimulai dari perencanaan, pembelian, pengolahan, pengemasan, hingga proses distribusi dan penyimpanan produk. Penerapan tersebut telah
membantu perusahaan dalam efisiensi waktu di dalam menghasilkan produk dan mengirimkan produk kepada pelanggan dengan tepat waktu, dimana
keterlambatan barang berkurang, lead time minimal, dan manajemen persediaan menjadi lebih efisien. Sedangkan penerapan proses layout dilakukan pada
keseluruhan fasilitas pabrik yang ada mulai dari area administrasi, pergudangan, proses produksi, penyimpanan bahan baku, dan barang jadi.
Kata kunci: MRP, SAP, Layout, PT. MIM
I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Suatu perusahaan dalam pandangan ekonomi makro memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu Negara, yaitu dalam mengambil peran sebagai
penggerak roda ekonomi, sehingga akan meningkatkan total produksi sebuah Negara. Sedangkan secara mikro perusahaan mempunyai kegiatan utama yaitu
melakukan proses bisnis dalam rangka mendapatkan keuntungan secara ekonomi dengan beragam aktifitas, mulai dari perencanaan, proses produksi barang dan
jasa, pengelolaan personalia, manajemen keuangan, proses pembelian bahan baku dan bahan kemasan dan pendistribusian hasil-hasil produksi, kegiatan-kegiatan
tersebut berguna dalam pencapaian tujuan dari suatu perusahaan.
Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah keuntungan berupa uang, apapun bentuk jenis usaha yang dilakukan.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
maka perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar cepat dan hemat biaya, sehingga dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat kepercayaan
yang tinggi sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya kepercayaan dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat
akan dimanfaatkan oleh mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen akan produk yang diproduksi oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol
persediaan yang ada agar siap menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya, oleh karena itu perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem
atau metode yang efektif guna merespon masalah-masalah yang ada. Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode
Material Requirement Planning MRP. MRP merupakan teknik pendekatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan
kebutuhan akan material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya
dependen dan menjamin tercapainya produksi akhir. Material Requirement Planning muncul pada tahun 60an oleh Oliver Weight yang berasosiasi dengan
Joseph Oirlicky, yang pertama kali diterapkan di Toyota Company Jepang. Plenert, 1999
Plenert 1999 menyatakan banyaknya metode dalam manajemen material yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan volume pengadaan material,
mengharuskan para pengambil keputusan harus menguasai setiap metode pengadaan material dalam manajemen material, mengetahui kelebihan dan
kekurangan setiap metode serta dapat menggunakan metode yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Salah satu metode didalam manajemen material
adalah Material Requirement Planning MRP yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan material, maka pada saat ini metode tersebut telah digunakan
sebagai alat perencanaan dan pengawasan terhadap fungsi manajemen.Material requirement planning juga merupakan konsep dari suatu mekanisme untuk
menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Pada perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan yang menghasilkan
barang jadi, proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan tersebut. Produksi bisa berjalan dengan lancar apabila bahan baku yang merupakan input
dari proses produksi tersedia sesuai dengan kebutuhan. Tersedianya bahan baku tidak lepas dari perencanaan planning dan pengendalian controlling.
Perencanaan bahan baku bermanfaat untuk menjaga kelangsungan proses produksi yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan untuk
mengantisipasi pada setiap permintaan konsumen yang datang secara tidak terduga. Dengan adanya persediaan bahan baku maka perusahaan dapat
memenuhi permintaan konsumen. Sistem yang dapat digunakan untuk pengadaan bahan baku adalah MRP Material Requirement Planning atau sistem kebutuhan
bahan baku. Sistem MRP dapat digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk produksi dengan
memperhitungkan juga biaya-biaya yang akan timbul akibat dari persediaan, seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi
Wignjosoebroto, S., 1996. Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja
pada masing-masing stasiun kerja.Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam proses produksi tersebut, aliran bahan material handling terlihat bolak-balik. Hal ini mengakibatkan proses produksi terganggu atau akan berhenti,
karena material handling akan sejalan dengan pelaksanaan proses produksi. Selama proses produksi berlangsung, material handlingakan selalu muncul. Perlu
diingat bahwa material handling adalah seni dan ilmu yang meliputi penanganan, pemindahan, pembungkusan pengepakan, penyimpanan, sekaligus pengendalian
atau pengawasan dari bahan atau material dengan segala bentuknya, atau proses pemindahan bahan dari satu lokasi ke lokasi lain Wignjosoebroto, S., 1996 .
Kondisi tersebut menyebabkan proses produksi berlangsung lama dan dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang
dibuat dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil bagi perusahaan.
Perencanaan layout yang cermat tanpa diimbangi perencanaan material handling yang baik, akan sia-sia untuk diterapkan. Sebab akan terjadi kesulitan
pemindahan bahan, arus bahan baku sampai produk akhir terganggu, akibat lebih jauh tingkat produktivitas perusahaan menurun. Oleh karena itu perlu sekali
dilakukan perencanaan tata letak fasilitas dan perencanaan material handling. Hal ini dapat dilakukan dengan metode penyusunan layout yang tepat yang akan
menghasilkan perencanaan layout fasilitas baru yang terbaik.
I.2 Tujuan