9
Ultra Turax
Hot Plate Stirer
Packaging Machine
Homogenizer Alat Laboratorium Prosesteknik Kimia
Klem Aparatus Dan Stirer
Fermentor Alat Laboratorium Lainnya
Shaking Water Bath
Hot Plate General Laboratory Tool
Test Tube Shaker
Magnetic Stirrer Hot Plate
Orbital Shaker
Ultrasonic Cleaner
Thermohygrometer
Thermostat
1.2. Permasalahan Utama Strategic Issue
Hutan Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terluas di dunia dengan luas sekitar 133,7 juta hektar. Luas tersebut mencakup 10 dari total luas hutan tropis di dunia
sehingga menempatkan hutan tropis Indonesia berada pada urutan ketiga setelah Brazil dan Republik Demokrasi Kongo. Luas hutan tropis di Indonesia meliputi sekitar 60 dari
seluruh wilayah Indonesia. Dengan luasan tersebut menjadikan hutan tropis Indonesia pada urutan kedua dalam hal tingkat keanekaragaman sumber daya hayati SDH.
Kondisi ini membuat hutan tropis Indonesia memiliki peranan penting tidak hanya sebagai sumber kehidupan dan ekonomi tetapi sebagai paru-paru dunia. Bahkan, sebagai
penyeimbang iklim global. Tak pelak predikat negeri zamrud khatulistiwa layak disematkan untuk hutan Indonesia. Namun, sampai saat ini deforestasi konversi hutan
untuk penggunaan lain seperti pertanian, perkebunan, pemukiman, pertambangan, prasarana wilayah dan degradasi penurunan kualitas hutan akibat
illegal logging ,
kebakaran, over cutting
, perladangan berpindah dan perambahan masih terus terjadi. Kerusakan hutan Indonesia menghasilkan 80 sumber emisi karbon sehingga terjadi
peningkatan emisi Gas Rumah Kaca GRK yang berimbas pada laju pemanasan global. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara penyumbang emisi terbesar ketiga setelah
Tiongkok dan Amerika Serikat. Sudah berapa banyak plasma nutfah sumber
10 keanekaragaman hayati dari hutan Indonesia yang musnah akibat rusaknya hutan tropis
negeri ini. Pada tahun 2012, World Risk Report
mengungkapkan bahwa kerusakan hutan menjadi bagian dari rusaknya lingkungan yang berkorelasi dengan resiko bencana.
Semakin besar kerusakan lingkungan yang terjadi maka semakin besar resiko bencana yang akan dihadapi.
Salah satu bahan yang tingkat eksploitasinya cukup tinggi adalah kayu yang berasal dari hutan alam, karena tingkat kebutuhannya terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Terjadilah ekspansi besar-besaran di sektor produksi kayu lapis dan pulp serta kertas yang menyebabkan permintaan terhadap bahan baku
kayu jauh melebihi pasokan legal. Bisa ditebak dampaknya, degradasi hutan alam Indonesia semakin cepat hanya untuk memenuhi kerakusan industri perkayuan akan
bahan baku kayu. Eksploitasi hutan melalui pola HPH dan HTI ternyata telah menimbulkan kerusakan hutan lebih dari 50 juta ha. Oleh karena itu, SDH yang ada di
negeri ini perlu dimanfaatkan secara bijaksana agar keanekaragaman dan jumlahnya tetap terjaga serta tidak mengakibatkan kerusakan alam, sehingga dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kayu adalah bahan berlignoselulosa yang dapat dimanfaatkan terutama untuk pembuatan pulp dan kertas, furnitur, bahan bangunan serta energi. Komponen utama
kayu dan bahan berlignoselulosa lain, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin, merupakan polimer alam terbarukan yang potensial untuk menghasilkan aneka produk yang
mempunyai nilai tambah tinggi. Demikian juga halnya dengan senyawa atau bahan ekstraktif yang terdapat di dalam bahan-bahan tersebut, merupakan senyawa yang
potensial untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah. Penguasaan ilmu sifat dasar bahan serta teknologi dan rekayasa senyawa atau komponen kimia tersebut sangat
diperlukan agar senyawa-senyawa tersebut dapat diolah menjadi berbagai senyawa bioaktif, biopolimer, material komposit konvensional, material maju dan cerdik, energi
atau bahan kimia lain yang ramah lingkungan, mempunyai nilai tambah tinggi, dan ekonomis, sehingga dapat mensubstitusi bahan-bahan yang bersumber dari fosil yang
bersifat tidak terbarukan dan saat ini banyak digunakan. Selain itu, ada sumber bahan lignoselulosa yang berasal dari non kayu yaitu dari serat alam dan produk ikutan dari
pertanian serta perkebunan. Kedua sumber lignoselulosa tersebut sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai lebih dengan multifungsi.
Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI dalam Satuan Kerja Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati IPH Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI mempunyai
tugas melakukan penelitian dan pengembangan material unggul dan strategis dari bahan
11 alam hayati dalam upaya meningkatkan nilai tambah, mencari bahan baku alternatif,
mengembangkan proses ramah lingkungan, termasuk penggerak ekonomi hijau, serta melakukan kerjasama dengan pihak pengguna dalam rangka penerapan dan diseminasi
produkproses hasil penelitian dan pengembangan biomaterial. Kesadaran tentang pentingnya inovasi pemanfaatan material flora yang lebih arif dengan teknologi bio-nano
yang dapat meningkatkan kualitas biomasa dan nilai komersialnya meningkat dengan tajam. Penelitian dan pengembangan teknologi lanjutan pengolahan bahan baku
alternatif dari SDH potensial dan limbah biomassa untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan bernilai ekonomis merupakan kegiatan utama
Pusat Penelitian ini.
Dalam prakteknya, Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI lebih menitikberatkan pada penelitian yang mencakup sintesis dan karakterisasi biomaterial, hubungan struktur dan
sifat biomaterial serta aplikasi biomaterial untuk menghasilkan aneka produk strategis yang bernilai tambah tinggi dan bersifat ramah lingkungan melalui teknologi dan rekayasa
yang bersifat terobosan, inovatif dan juga ramah lingkungan sehingga pada gilirannya akan menggerakkan ekonomi hijau. Sebagai contoh dalam penelitian bidang
bio-based komposit yang mengembangkan komposit baru dengan memanfaatkan bahan SDH
potensial kayu, bambu, serat alam dan limbah biomassa untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, multifungsi, dan ramah lingkungan, dengan cara mengembangkan
metodologi baru, permesinan dan sistem secara terpadu. Penelitian bio-nano fiber komposit untuk berbagai keperluan industri otomotif, elektronik dan rumah tangga,
diharapkan mampu menjadi solusi ketergantungan terhadap minyak bumi sebagai bahan baku pengganti produk plastik yang ketersediaannya terus menurun dengan harga yang
terus meningkat. Produk bionanokoposit mempunyai sifat yang
biodegradable , sehingga
dalam penggunaannya dapat mengurangi beban pencemaran lingkungan akibat limbah plastik konvensional yang sulit terdegradasi secara biologis dan dapat menggunakan
bahan yang terbarukan
renewable resources seperti
nata de coco , serat alam dan
limbah biomasa yang mengandung lignoselulosa yang sangat melimpah di Indonesia. Selain diversifikasi bahan baku dan produk, hal lain yang juga penting untuk
diperhatikan adalah peningkatan kualitas, baik kekuatan fisik mekanik maupun keawetan, kayu cepat tumbuh dan produk biokomposit yang diolah dari biomaterial. Pusat Penelitian
Biomaterial-LIPI dapat berperan dalam meningkatkan kualitas tersebut melalui penerapan teknologi dan rekayasa terbaru yang bersifat “
terobosan ”, lebih efisien dan
ramah lingkungan, misalnya dengan teknik densifikasi yang dapat meningkatkan sifat fisik mekanik bahan dan dengan pengendalian hewan dan mikroba perusak secara biologis
12 yang bersifat ramah lingkungan sehingga mengurangi pemakaian zat kimia pembunuh
hama dan mikroba. Disamping itu, dapat digali potensi senyawa-senyawa ekstraktif yang terkandung di dalam tumbuhan tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian
hewan dan mikroba perusak tersebut.
Menipisnya persediaan minyak bumi dan sumber energi fosil lainnya seperti batu bara dan gas alam merupakan tantangan lain yang harus segera diantisipasi. Saat ini
minyak bumi, batu bara dan gas alam yang merupakan sumberdaya tak terbarukan masih menjadi sumber energi utama di tanah air. Berbagai senyawa turunan minyak bumi juga
merupakan sumber utama pasokan bahan kimia untuk berbagai produk polimer atau plastik dan bahan-bahan kebutuhan industri lainnya. Kebutuhan akan bahan-bahan ini
dapat disubstitusi dengan memanfaatkan biomaterial yang tersedia melimpah. Limbah dan hasil samping industri kehutanan, perkebunan, pertanian dan sisa kegiatan rumah
tangga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bionergi baik dalam bentuk padatan, cairan ataupun gas, bahan kimia dasar untuk sintesis polimer, serta bahan kimia lain yang
mempunyai nilai tambah tinggi yang dilakukan secara simultan dan terintegrasi menggunakan berbagai proses mulai dari proses termokimia sampai dengan proses
biokimia dalam suatu sistem
biorefinery .
Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI dapat berperan dalam melakukan penelitian cara-cara yang efisien untuk memanfaatkan biomaterial secara berkelanjutan dan
mengembangkan metode baru untuk mengkonversi biomaterial menjadi bahan bakar dan bahan-bahan kimia dasar lainnya. Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI mampu memainkan
perannya juga dalam hal kerjasama penelitian dan pengujian dengan pihak luar, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan melihat segala kemampuan dan cakupan
kegiatan yang tergambar di atas, maka Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI bisa menjadi acuan dan rujukan dalam penelitian bidang biomaterial di Indonesia baik oleh pihak
swasta maupun pemangku kebijakan di Indonesia. Oleh karena itu, Rencana Implementatif Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI menggambarkan kegiatan riset dan
pengembangan teknologi di Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI untuk tahun 2015-2019 sehingga diharapkan mampu memberikan panduan dan pedoman dalam inovasi riset
berbasis biomaterial.
13
2. BAB II