dukungan yang menyeluruh bagi remaja. Sebagai remaja, mereka dapat memperoleh dukungan sosial dari berbagai sumber, seperti dari keluarga, guru,
orang tua, pasangan, sahabat, dan teman sebayanya peers.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa-siswi SMA AL-AZHAR di MEDAN.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kebiasaan belajar terhadap tingkat kecemasan siswa-siswi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa
kelas
XII SMA AL-AZHAR di MEDAN
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh belajar siswa dalam menghadapi persiapan
ujian nasional 2.
Untuk mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa: memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa-siswi
mengenai pentingnya belajar dengan baik, serta dapat saling memberi dukungan secara positif kepada teman.
2. Menjadi studi awal untuk penelitian dalam bidang Psikologi Pendidikan
khususnya yang berfokus pada kecemasan UN maupun kebiasaan belajar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan ilmu
Universitas Sumatera Utara
psikologi dan memperkaya kajian teoritis, khususnya bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Pendidikan mengenai pengaruh dukungan
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. Kebiasaan Belajar dan Ujian Nasional
2.1 Pengertian Belajar Belajar menurut Slameto 2003:2 secara psikologis adalah”Suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Skinner dalam Dimyati 2002:9 menyatakan “belajar adalah suatu perilaku pada
saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Kata belajar oleh Hilgard yang disadur oleh Ahmadi didefinisikan bahwa
seseorang yang belajar, kelakuaannya akan berubah dari pada sebelumnya. Skinner mendefinisikan belajar sebagaimana yang dikutip oleh Barlow adalah
suatu proses adaptasi penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan Wittig mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku organisme sebagai hasil pengalaman.Sebagai hasil perubahan subjek didik,
prestasi belajar ditengarai dengan evaluasi belajar, dalam konteks ini, evaluasi belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
keberhasilan belajar seseorang, setelah mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Evaluasi penilaian hasil belajar adalah pengukuran dan
penilaian terhadap kemampuan warga belajar berdasarkan atas materi pelajaran yang sedang dan telah dipelajari.
2.1
.
1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prestasi belajar
Universitas Sumatera Utara
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, sehingga perlu diperhatikan sejumlah faktor esensial bagi terjadinya proses belajar yang efektif.
Diantaranya, 1 kematangan mental,
2 intensitas bimbingan guru kearah tercapainya tujuan pengajaran, 3 transfer belajar,
4 latihan-latihan dan persepsi siswa terhadap hasil belajarnya, 5 motivasi yang dapat membangkitkan, mengarahkan, dan
mempertahankan serta menentukan intensitas masalah belajar, dan 6 kondisi emosional yang memungkinkan siswa bebas dari rasa cemas
dalam menghadapi tugas-tugas belajarnya. 2.1.2 Hubungan Perilaku Penyesuaian Sosial dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi
Belajar 1.
Hubungan perilaku penyesuaian sosial dengan prestasi belajar Di lingkungan budaya Amerika, para orang tua dan guru sangat menaruh
perhatian terhadap aspek penyesuaian diri di lingkungan sosial yang dilakukan anak. Bagi masyarakat Amerika, popular atau tidaknya seorang anak begitu
penting. Meskipun budaya Amerika berbeda dengan budaya di Indonesia, pada hal-hal tertentu terdapat persamaan pandangan. Bahkan dalam hal peningkatan
usaha-usaha pendidikan, bangsa Indonesia masih lebih banyak meniru dan mengadopsi strategi yang dipergunakan di Amerika.
2. Hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
Pada dasarnya kebiasaan belajar seseorang bukanlah bakat yang dibawah sejak kecil tetapi merupakan sesuatu yang diperoleh melalui usaha dan pelatihan-
pelatihan yang dilakukan oleh seseorang dari waktu ke waktu sehingga menjadi sesuatu menetap dan terus menerus dapat dikembangkan lagi sampai pada puncak
kebiasaan belajar yang dapat mendukung prestasi belajar seseorang.
2.2 Ujian Nasional
Universitas Sumatera Utara
Ujian nasional sistem evaluasi standard pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang
dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan , depdiknas di indonesia berdasarkan undang-undang Republik Indonesia 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Lebih lanjut di nyatakan bahwa evaluasi di lakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai
pencapaian standar nasional pendidikan dengan proses pemantauan evaluasi tersebut harus di lakukan secara berkesinambungan.
Sesorang dikatakan lulus atau kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk
memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus di sebut batas kelulusan.
Standar nasional pendidikan Selama ini penentuan batas kelulusan ujian nasional ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara mengambil keputusan saja. Batas kelulusan itu ditentukan sama untuk setiap mata pelajaran. Padahal karakteristik mata pelajaran
dan kemampuan peserta didik tidaklah sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
a. Kerangka konsep
Variabel independen Variabel
dependen
b. Definisi operasional
1. Umur adalah lama waktu perjalanan hidup sejak di lahirkan sampai
sekarang yang di nyatakan dalam satuan waktu 2.
Jenis kelamin adalah perbedaan perempuan dan laki-laki secara biologis sejak lahir
3. Jurusan adalah pembelajaran siswa-siswi untuk menghasilkan lulusan
di bidangnya IPA atau IPS 4.
Belajar adalah proses atau usaha yang di lakukan tiap siswa-siswi untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk
pengetahuan ataupun keterampilan 5.
Kecemasan dalam menghadapi ujian nasional adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan diikuti perasaan
gelisah,khawatir,dan takut dalam menghadapi ujian nasional. 6.
Cara pengukuran : kuesioner Kebiasaan belajar
1. Umur
2. Jenis
kelamin 3.
Jurusan Kecemasan
siswa-siswi dalam
menghadapi ujian nasional
Universitas Sumatera Utara
7. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap,keyakinan,perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam orgnisasi yang bisa
terpengaruh oleh sistem yang di ajukan atau oleh sistem yang sudah ada yang akan dijawab siswa-siswi.
8. Alat ukur: kuesioner , pertanyaan kuesioner pertama 30 pertanyaan
yang diajukan,dan kuesioner yang kedua sebanyak 12 pertanyaan yang diajukan dengan 5 pilihan jawaban
Pada kuesioner pertama : 1.
SS Sangat Sesuai = 1
2. S Sesuai
= 2 3.
KR Kurang Sesuai = 3
4. TSTidak Sesuai
= 4 5.
STS Sangat Tidak Sesuai = 5 Pada kuesioner kedua :
1. PS Paling Setuju
= 5 2.
S Setuju = 4
3. KS Kurang Setuju
= 3 4.
TS Tidak Setuju = 2
5. STS Sangat Tidak Setuju = 1
6. Kategori
Pada kuesioner pertama: 0-20 - 30-59 = Sangat Cemas
21-405 - 60-89= Cemas 41-60 -90-119=Kurang Cemas
61-80 -120-149= Tidak Cemas 81-100 - 150 = Semakin Tidak Cemas
Pada kuesioner kedua:
Universitas Sumatera Utara
0-20 - 12-23= Buruk Sekali 21-40 - 24-35= Buruk
41-60 - 36-47= Sedang 61-80 - 48-59= Baik
81-100 - 60 = Sangat Baik
7. Skala pengukuran : ordinal
3.3 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi ujian nasional berdasarkan dukungan dari guru,orang tua,dan teman sebaya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional
untuk mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan tingkat kecemasan siswa-siswi SMA AL-AZHAR Medan dalam menghadapi Ujian
Nasional.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan juli sampai bulan oktober 2013
4.2.2Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas di Medan yaitu SMA AL-AZHAR Medan. Pemilihan lokasi ini dipilih secara purposive sampling
dengan alasan : 1.
Karena termasuk salah satu sekolah favorit di kota Medan 2.
Lokasi penelitian terjangkau dengan peneliti
4.2.3Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA AL-AZHAR Medan kelas XII yang berjumlah 188 siswa
4.2.4Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel dihitung dengan rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal n jika diketahui ukuran populasi N
pada taraf signifikansi α adalah:
n = N
1 + N α
2
Universitas Sumatera Utara
Dimana : N = Besar Populasi
n = Besar Sampel α = Tingkat kepercayaannilai presisi ketepatan yang diinginkan
95 atau 0,05 Maka :
355 355 , 5
355 ,
5 355
, 5
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 188 siswa.
Untuk pengambilan jumlah sampel dari tiap-tiap kelas dilakukan dengan cara proposional sampling. Dari perbandingan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan
jumlah populasi, diperoleh sample fraction dengan rumus :
Sample Fraction
=
Universitas Sumatera Utara
4.3 Metode Pengumpulan Data