Latar Belakang Penelitian PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI DESA TOMPASO II KECAMATAN TOMPASO BARAT | SINGAL | JURNAL EKSEKUTIF 3376 6337 1 SM

1 PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI DESA TOMPASO II KECAMATAN TOMPASO BARAT Oleh : PRESLY SINGAL Abstract Pembangunan pada hakekatnya merupakan proses perubahan sosial yang berlangsung secara terencana dan berkesinambungan untuk mencapai kondisi yang lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Pembangunan daerah dirancang dengan mengoptimalkan potensi- potensi: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang tersedia di lingkungan setempat. Dengan demikian otonomi daerah dapat dijadikan sebagai momentum untuk melakukan pembaharuan pendekatan pembangunan yang lebih berpihak, melindungi dan memberdayakan masyarakat daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan pendapat Susetiawan Daryanto 2003: xxviii bahwa otonomi daerah tersebut menjadi entry point bagi perubahan paradigma pembangunan dari pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi ke arah model pembangunan alternatif yang lebih menekankan pada partisipasi dan pemberdayaan terhadap masyarakat. Pada penelitian ini mengkaji tentang bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program PNPM-MP di Desa Tompas II Kecamatan Tompaso, dari keseluruhan penelitian menggambarkan dampak yang positif dalam program tersebut. Key Word : Partisipasi Masyarakat, PNPM BAB I P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang Penelitian

Partisipasi masyarakat mutlak diperlukan dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan agar mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa memiliki demi keberlanjutan program pembangunan. Namun konsepsi partisipasi dalam era otonomi daerah harus dimaknai kembali. Mubyarto dan Sartono Kartodirjo 1998: 36 mengungkapkan bahwa seringkali pengertian partisipasi diinterpretasikan secara agak keliru, yaitu seakan-akan rakyat memang harus mendukung atau ikut program-program pemerintah secara gratis dengan alasan program-program tersebut, pada akhirnya akan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Disini partisipasi masyarakat diartikan sebagai besarnya dana yang dapat dihemat merupakan sumbangan masyarakat kepada proyek-proyek pemerintah. Partisipasi masyarakat yang terjadi pada waktu yang lalu juga bersifat semu. Penjaringan aspirasi masyarakat melalui musyawarah pembangunan hanya formalitas saja karena kebijakan yang dibuat tidak memperhitungkan aspirasi masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat pada waktu yang lalu juga dimaknai sebagai mobilisasi masyarakat yang digerakkan oleh para pejabat birokrasi atau pelaksana pembangunan agar masyarakat terlibat dalam proses pembangunan. Pemerintah atas nama pembangunan seringkali menggunakan otoritasnya memaksa rakyat untuk mendukung program pembangunan walaupun program tersebut bukan merupakan usulan atau kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. 2 Kondisi tingkat partisipasi masyarakat yang masih rendah menunjukkan bahwa masyarakat di DesaTompaso II pada umumnya belum berdaya. Mengenai hal ini Tilaar 1997: 238 menyatakan bahwa : suatu masyarakat yang berpartisipasi adalah masyarakat yang mengetahui potensi dan kemampuannya termasuk hambatan-hambatan karena keterbatasannya. Masyarakat yang mampu berdiri sendiri adalah masyarakat yang mengetahui arah hidup dan perkembangannya termasuk kemampuannya untuk berkomunikasi dan bekerjasama dengan masyarakat lainnya bahkan pada tingkat regional dan internasional. Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam pembangunan hanya dapat terwujud manakala masyarakat memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengkontribusikan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan kemajuan daerahnya. Masyarakat hanya akan memiliki kemampuan dan kemauan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupannya apabila dilakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Jadi, partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat merupakan dua konsep yang saling berhubungan dimana tidak ada partisipasi masyarakat tanpa pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat Desa mendapatkan momentum sejak digulirkannya otonomi daerah. Pemberdayaan masyarakat di kabupaten ini didasari pertimbangan sebagai berikut: pertama, walaupun telah banyak kemajuan yang dicapai tetapi keadaan tersebut di atas ternyata belum banyak mengubah sikap dan perilaku penduduk asli yang masih tetap hidup miskin; masih tetap menjadi petani subsisten dengan hanya mengandalkan hasil pertanian dengan skala yang sangat kecil dan tradisional baik dalam hal kualitas, kuantitas, maupun variasinya, sama seperti yang dihasilkan oleh masyarakat sebelumnya. Kedua, dalam hal kegiatan pembangunan masyarakat masih sebatas menjadi obyek pembangunan, belum menjadi subyek pembangunan sebagaimana yang diharapkan. Di Desa Tompaso II Kecamatan Tompaso Barat, menurut pengamatan penulis, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan melalui program PNPM-MP tahun 2012 masih kurang, dilihat dari adanya program-program pembangunan namun masih tidak berjalan dengan baik, seperti pembangunan drainase, pembangunan trotoar jalan, jalan yang mengarah ke perkebunan warga, penulis mengkaji kurangnya partisipasi masyarakat sehingga menghambat pembangunan yang ada, pemberdayaan terhadap masyarakat yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari pemerintah kecamatan menurut amanat undang-undang belum dilaksanakan secara optimal, pemberdayaan yang telah ada di Desa Tompaso II Kecamatan Tompaso Barat seperti Musrenbang, PNPM-MP namun hal-hal tersebut menurut pengamatan penulis belum berjalan optimal terlihat dari pembangunan yang ada di desa yang lambat,. Berdasarkan fenomena dan latar pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Partisipasi Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Tompaso II Kecamatan Tompaso Barat . 1.2. Perumusan Masalah Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data kedalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Bertolak dari latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Partisipasi Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Tompaso II?

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PERAN HUKUM TUA DALAM PENDAFTARAN PERTAMA KALI HAK ATAS TANAH DI DESA TOMPASO II KECAMATAN TOMPASO BARAT | Suak | JURNAL EKSEKUTIF 16041 32166 1 SM

0 0 13

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA | Kawulur | JURNAL EKSEKUTIF 15467 31043 1 SM

0 0 14