Pengorganisasian Materi 1 Kompetensi, Indikator, dan Materi Pokok

Pemakaian bahasa Sunda yang nyata dipengaruhi berbagai konteks, antara lain, siapa penyapa dan pesapa, pada situasi bagaimana, di mana tempatnya, kapan waktunya, media apa yang digunakan, dan apa isi pembicaraannya. Untuk keperluan itu, dalam pembelajaran bahasa dapat digunakan berbagai pendekatan, antara lain, pendekatan kompetensi komunikatif dan pendekatan kontekstual dengan berbagai media dan sumber belajar. Juga dipertimbangkan penggunaan pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan PAIKEM. Murid adalah peserta aktif atau sebagai pelajar. Berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda, murid harus mendapat kesempatan yang sebanyak- banyaknya dan seluas-luasnya untuk beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda, melalui kegiatan reseptif menyimak, membaca dan kegiatan produktif berbicara, menulis. Di dalam hal ini perlu pula dipertimbangan pemakaian aspek- aspek kebahasaan yang berupa fonem, kata, kalimat, dan paragraf.

3. Pengorganisasian Materi 1 Kompetensi, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Inti mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda merupakan kerangka tentang standar kompetensi yang harus diketahui, dilakukan, dan dikuasai oleh peserta didik pada setiap tingkatan. Kerangka ini disajikan dalam dua komponen utama, yaitu kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi inti mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang diwujudkan melalui menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Masing-masing bersangkutan dengan kemampuan berbahasa dan pengalaman bersastra. Aspek-aspek tersebut dalam pembelajarannya dilaksanakan secara terpadu. Pada gambar berikut terlihat bagaimana sebuah tema atau kebahasaan dapat terpadu dalam dua aspek atau lebih. Penekanan bisa dilakukan pada salah satu aspek. Kompetensi dasar yang dicantumkan dalam sebuah kompetensi inti merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai murid. Oleh karena itu, guru di daerah atau di 32 sekolah dapat mengembangkan, menggabungkan, atau menyesuaikan bahan yang disajikan dengan keadaan dan keperluan setempat dalam silabus dan rencana pembelajaran. Perumusan kompetensi dasar dilakukan dalam bentuk konstruksi predikatif, yakni struktur predikat dan objek P-O, seperti menyimak dongeng atau struktur predikat dan keterangan P-Ket seperti membaca nyaring. Akibat kedua struktur predikatif tersebut, isi kompetensi dasar memperlihatkan kemampuan proses dan kemampuan substansi. Memang tampak adanya ketidakajegan, namun hal itu tidak dapat dihindari karena kompetensi dasar dapat mengacu kepada kemampuan proses maupun substansi. 4. Penomoran Kompetensi Penomoran dalam kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD dimaksudkan untuk memudahkan penandaan jumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang terdapat pada kelas tertentu I - XII. Kompetensi inti mengacu kepada empat aspek, yakni 1 sikap spritual, 2 sikap sosial, 3 pengetahuan, dan 4 keterampilan. Untuk menandai keterkaitan kelas dan KI, penomoran KD dibuat dalam tiga angka. Angka pertama menunjukkan kelas, angka kedua menunjukkan nomor KI, dan angka ketiga menunjukkan nomor KD. Contoh: KELAS VII 7.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkretmenggunaka n, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori 7.4.1 Menyusun dan memperagakan PERCAKAPAN tentang kegiatan SEHARI-HARI sesuai dengan kaidah-kaidahnya. 7.4.2 Mengekspresikan dan menanggapi jenis KAULINAN BARUDAK 7.4.3 Menyusun dan menggapi IKLAN LAYANAN MASYARAKAT sesuai dengan kaidah- kaidahnya secara lisan dan tulisan. 7.4.4 Menyusun dan menanggapi teks PENGALAMAN PRIBADI sesuai dengan kaidah-kaidahnya. 7.4.5 Menanggapi dan menyajikan isi serta nilai- nilai yang terkandung dalam DONGENG sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan. 7.4.6 Menafsirkan, menanggapi, dan mengekspresikan SAJAK sesuai dengan kaidah-kaidahnya. 7.4.7 Menafsirkan, menanggapi, dan mengekspresikan PUPUJIAN sesuai dengan kaidah-kaidahnya. 33 Nomor-nomor kompetensi dasar tersebut bukan urutan pembelajaran. Guru dapat memilih dan memulai dari nomor kompetensi dasar mana saja.

5. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar a. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi