itu, perlu disusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan satuan pendidikan tersebut.
Pembelajaran bahasa Sunda diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan budaya Sunda, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat Sunda, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Sunda diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Sunda dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap budaya dan hasil karya sastra Sunda.
Kompetensi inti mata pelajaran Bahasa Sunda yang memiliki kesamaan dengan kompetensi inti mata pelajaran lainnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda. Kompetensi Inti ini
menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang sejalan dengan
pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni 1 sikap keagamaan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menghasilkan manusia yang pengkuh
agamana spiritual quotient, 2 sikap kemasyarakatan berakhlak mulia untuk menghasilkan manusia yang jembar budayana emotional quotient, 3 menguasai
pengetahuan, teknologi, dan seni berilmu dan cakap untuk menghasilkan manusia yang luhung elmuna intellectual quotient, dan 4 memiliki keterampilan kreatif dan
mandiri untuk menghasilkan manusia yang rancage gawena actional quotient.
Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan pendidikan nasional Undang-undang No. 202003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 3, yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda ini, selaras dengan alasan pengembangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik
memiliki 1. Kemampuan berkomunikasi;
2. Kemampuan berpikir jernih dan kritis; 3. Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;
4. Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab; 5. Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda; 6. Kemampuan hidup dalam maysrakat yang mengglobal;
7. Minat yang luas dalam kehidupan; 8. Kesiapan untuk bekerja;
9. Kecerdasan sesuai dengan bakatminatnya; dan 10.Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
B. Struktur Kurikulum Muatan Lokal
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
21
Kurikulum Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah SDMI, SMPMTs, SMASMKMA dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan terpisah
apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan
tersebut.
. Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Daerah merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat 1 dan Ayat 2 berbunyi sebagai berikut.
• Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan
sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian
dari kekayaan budaya Indonesia.
• Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di
bawah koordinasi lembaga kebahasaan. Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan
membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka untuk
Kurikulum 2013 ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap menjadi wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk pendidikan
bahasa daerah dan pendidikan seni budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi Jawa
Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Sunda juga
diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No. 4232372Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang SDMI, SMPMTs, SMASMKMA. Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum adalah sebagai
berikut.
Kedudukan muatan lokal dalam struktur kurikulum satuan pendidikan SMPMTs, tampak pada tabel berikut.
Tabel 4.2: Struktur Kurikulum SMPMTs.
22
No. Komponen
Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
VI VIII
IX Kelompok A
1. Agama dan Budi Pekerti
3 3
3 2.
Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
3 3
3 3.
Bahasa Indonesia 6
6 6
4. Matematika
5 5
5 5.
Ilmu Pengetahuan Alam 5
5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4
4 7.
Bahasa Inggris 4
4 4
Kelompok B 8.
Seni Budaya 3
3 3
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan 3
3 3
10. Prakarya
2 2
2 11.
Bahasa dan Sastra Daerah 2
2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40
40 40
C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda