Pada Gambar 4.3 dapat dilihat hasil batas cair pada pengujian Atterbrg Limit.
Gambar 4.3 Grafik Batas Cair Liquid Limit , Atterberg Limit
4.2.2. Pengujian Sifat Fisik Tanah dengan Bahan Stabilisator
Hasil pengujian sifat fisik tanah lempung yang telah distabilisasi dengan dengan campuran semen dan abu sekam padi ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data Hasil Uji Atterberg Limit
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL
IP
Tanah Asli 44,23
14,38 29,85
2 PC + 3 ASP , 7 hari 43,54
15,97 27,58
2 PC + 4 ASP , 7 hari 43,35
16,87 26,49
2 PC + 5 ASP , 7 hari 39,34
18,86 20,48
2 PC + 6 ASP , 7 hari 34,99
18,90 16,09
2 PC + 7 ASP , 7 hari 34,38
20,13 14,25
2 PC + 8 ASP , 7 hari 33,54
20,81 12,73
2 PC + 9 ASP , 7 hari 33,04
20,98 12,07
2 PC + 10 ASP , 7 hari 32,82
21,58 11,24
2 PC + 11 ASP , 7 hari 32,49
21,71 10,78
2 PC + 12 ASP , 7 hari 31,92
22,50 9,42
2 PC + 13 ASP , 7 hari 31,39
22,84 8,54
2 PC + 14 ASP , 7 hari 31,21
23,64 7,57
2 PC + 15 ASP , 7 hari 31,14
24,74 6,40
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik Hubungan antara Nilai Batas Cair LL dengan Variasi Campuran PC dan ASP dengan Waktu Pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penambahan bahan stabilisasi semen dan abu sekam padi memperlihatkan penurunan nilai batas cair.
Kecenderungan penurunan ini disebabkan tanah mengalami proses sementasi oleh semen dan abu sekam padi sehingga butiran-butiran tanah menjadi lebih besar dan
mengakibatkan gaya tarik-menarik antar partikel menjadi turun.
10 20
30 40
50
2 PC + 3
ASP 2 PC
+ 4 ASP
2 PC + 5
ASP 2 PC
+ 6 ASP
2 PC + 7
ASP 2 PC
+8 ASP
2 PC + 9
ASP 2 PC
+10 ASP
2 PC + 11
ASP 2 PC
+ 12 ASP
2 PC + 13
ASP 2 PC
+ 14 ASP
2 PC + 15
ASP LL
VARIASI CAMPURAN
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Grafik Hubungan antara Nilai Batas Plastis PL dengan Variasi Campuran PC dan ASP dengan Waktu Pemeraman selama 7 hari.
Hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.5 yang memperlihatkan terjadinya peningkatan nilai
batas plastis akibat penambahan bahan stabilisasi. Hal ini menunjukkan terjadinya pertukaran ion-ion K+ dan Na+ oleh ion-ion Ca++ dan Mg++ yang terkandung
dalam abu sekam padi.
5 10
15 20
25 30
PL
VARIASI CAMPURAN
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara nilai indeks plastisitas IP dengan variasi campuran dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Grafik Hubungan Antara Nilai IP dengan Variasi Campuran PC dan ASP dengan Waktu Pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.6 memperlihatkan bahwa dengan penambahan bahan stabilisasi maka nilai indeks plastisitas akan menurun. Hal ini terjadi seiring
dengan meningkatnya batas plastis. Penurunan nilai PI tersebut dapat mengurangi potensi pengembangan dan
penyusutan dari tanah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan terutama oleh proses hidrasi dari semen yang ditambahkan ke tanah. Proses ini memperkuat ikatan
antara partikel-partikel tanah, sehingga terbentuk butiran yang lebih keras dan stabil. Terisinya pori-pori tanah memperkecil terjadinya rembesan pada campuran
tanah-semen tersebut yang berdampak pada berkurangnya potensi kembang susut. Ditambah dengan bahan stabilisasi berupa abu sekam padi. Silika dan
alumina dari abu sekam padi bercampur dengan air membentuk pasta yang
10 20
30 40
50
2 PC + 3
ASP 2 PC
+ 4 ASP
2 PC + 5
ASP 2 PC
+ 6 ASP
2 PC + 7
ASP 2 PC
+8 ASP
2 PC + 9
ASP 2 PC
+10 ASP
2 PC + 11
ASP 2 PC
+ 12 ASP
2 PC + 13
ASP 2 PC
+ 14 ASP
2 PC + 15
ASP IP
VARIASI CAMPURAN
Universitas Sumatera Utara
mengikat partikel lempung dan menutupi pori-pori tanah. Rongga-rongga pori yang dikelilingi bahan sementasi yang lebih sulit ditembus air akan membuat
campuran tanah-abu sekam padi lebih tahan terhadap penyerapan air sehingga menurunkan sifat plastisitasnya
4.3. Pengujian Sifat Mekanis Tanah 4.3.1. Pengujian Pemadatan Tanah