Definisi Operasional Instrumen Penelitian

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan : O : Pretes dan Postes X1 : Perlakuan Pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan. X2 : Perlakuan Pembelajaran Konvensional

C. Metode Penelitian

Rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah yang harus ditempuh, sumber data, dan dengan cara bagaimana data tersebut dikumpulkan dan diolah. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dimana penelitian ini dilakukan untuk melihat sebab akibat.Maka dari itu, dalam penelitian ini menggunakan sebuah perlakuan terhadap subjek penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan terhadap kemampuan koneksi matematik.Karena peneliti tidak melakukan pengambilan sampel secara random terhadap titik sampelnya, maka penelitian ini merupakan penelitian kuasi ekperimen dimana dalam penelitian kali ini penetapan populasi dan sampel sudah ditentukan terlebih dahulu. Dalam penelitian kali ini terdapat variabel bebas yang berupa penggunaan pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan koneksi matematik. Sehingga penelitian ini akan lebih memfokuskan pada bagaimana pengaruh pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan terhadap kemampuan koneksi mtematik.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Realistic Mathematics Education Berbasis Kebersihan Lingkungan Pembelajaran RME adalah suatu pembelajaran yang diawali dengan masalah kontekstual dunia nyata sehingga siswa menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Dimana dalam penelitian ini , peneliti mengaitkan pembelajaran matematika dengan konsep kebersihan Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lingkungan. Sehingga dalam pembelajaran matematika, siswa belajar dari hal-hal nyata di sekitarnya berupa kebersihan lingkungan. 2. Kemampuan Koneksi Matematik Indikator kemampuan koneksi matematik yang diambil pada penelitian kali ini diantaranya adalah : a. Koneksi antar topik matematik b. Koneksi dengan disiplin ilmu lain bidang studi lain c. Koneksi dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari 3. Pembelajaran Konvensional Ruseffendi dalam Supriadi, 2014, hlm 37, menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konvensional tradisional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih menguntamakan hafalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari pada proses , dan pengajarannya berpusat pada guru, sementara siswa pasif. Adapun kekhasan yang lainnya, yaitu seperti interaksi 2 arah, yaitu antara guru dan siswa, guru sebagai sumber, dan berfokus pada Low Order Thinking LOT. Sejalan dengan hal di atas, pendekatan konvensional pada penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sedemikian hingga peranan siswa berkurang, pengajaran berpusat pada guru, proses belajar sangat mengutamakan pada metode ceramah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen peneltian adalah salah satu alat yang digunkan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini di sebut variabel penelitian Sugiyono, 2011:148. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah berupa tes dan non tes. Dimana dalam instrumen berupa soal-soal kemampuan koneksi matematik, sedangkan instrumen untuk non tes adalah lembar observasi, pedoman wawancara, skala sikap siswa dan jurnal harian siswa dari setiap selesai pembelajaran. Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik Pada penelitian ini, instrumen tes terdiri dari pretes dan postes.Pretes diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengukur kemampuan awal masing-masing kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dilakukan.Sedangkan postes digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penyusunan tes kemampuan koneksi matematik, diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan, kompetensi dasar, indikator, aspek kemampuan koneksi matematik yang diukur, serta jumlah butir soal.Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penetapan skor untuk setiap butir soal.Kisi-kisi penulisan soal, perangkat soal, serta pedoman penetapan skor untuk setiap butir soal. Tes kemampuan koneksi matematik yang digunakan adalah tes berbentuk uraian, dengan tujuan agar proses pengaitan konsep matematik siswa dengan hal kebersihan lingkungan dapat terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini, pengembangan dari instrumen yang telah dipaparkan sebelumnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pengujian tes kemampuan koneksi matematik untuk menilai sejauh mana keberhasilan tes tersebut, diantaranya yaitu : a. Validitas Tes Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu tes atau tingkat keabsahan.Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang tangguh adalah tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan tujuan.Menurut Supriadi 2014:60 mengatakan bahwa validitas soal yang dinilai oleh validator adalah 1 kesesuaian antara indikator dan butir soal, 2 kejelasan bahasa dalam soal, 3 kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa, dan 4 kebenaran meteri dan konsep. Berikut adalah analisis data validitas soal menggunakan anates pada soal pretes : Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Uji Validitas Soal Pretest Jml Subyek =25 Butir Soal =5 No Butir Soal No. Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,758 Sangat Signifikan 2 2 0,374 - 3 3 0,154 - 4 4 0,684 Signifikan 5 5 0,688 Signifikan Berdasarkan tabel 3.1 diatas terlihat bahwa kelima soal tersebut memiliki korelasi yang berbeda. Untuk korelasi soal nomor 1 menunjukkan nilai 0758, hal ini brarti soal nomor 1termasuk soal yang bevaliditas sangat tinggi. Korelasi soal nomor 2 termasuk soal yang tidak validkarena mnunjukkan nilai menunjukkan nilai 0,374. Korelasi untuk soal nomor 3 menunjukkan nilai 0,154, sama seperti soal nomor 2, soal mnunjukkan tidak valid. Korelasi untuk soal nomor 4 menunjukkan nilai 0,684, interpretasi soal nomor 4 tersebut termasuk soal yang validitasnya tinggi. Korelasi untuk soal nomor 5 menunjukkan nilai 0,688, interprestasi soal nomor 5 tersebut termasuk ke dalam soal yang bervaliditas tinggi Adapun nomor 2 dan 3 yang tidak valid karena jawaban yang diberikan responden tidak konsisten, hal tersebut bisa terjadi karena responden mengerjakan soal tersebut asal-asalan karena tidak paham atau malas menjawab soal tersebut. b. Validitas Butir Soal Supriadi 2014:61 mengatakan bahwa validitas soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total, untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total . Hasil Validitas butir soal akan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini : Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Uji Validitas Butir soal Pretest Rata-rata = 36,80 Simpangan baku =9,23 Korelasi XY=0,26 Reliabilitas tes = 0,42 Butir soal= 5 Jml Subyek =25 No No. Btr Soal T DP T.Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 2,83 42,86 Sedang 0,758 Sangat Signifikan 2 2 1,64 10,71 Sedang 0,374 - 3 3 1,00 3,57 Sukar 0,154 - 4 4 4,58 25,00 Sedang 0,684 Signifikan 5 5 3,29 21,43 Sedang 0,688 Signifikan c. Reliabilitas instrumen Suharsimi 1986:86 menyatakan bahwa ”Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan ketetapan hasil tes, maka pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes”Suharsimi,1986,hlm 86. Adapun hasil realiabilitas didapatkan dari aplikasi anates. Hasil tersebut menunjukkan koefisien realiabilitas 0,42 yang artinya dalam kriteria realiabilitas menurut Guilford bahwa dikatakan koefisien 0,40 – 0,70 termasuk kriteria realiabilitas sedang. Dapat disimpulkan bahwa 0,42 itu diantara koefisien 0,40 – 0,70 , menunjukkan bahwa tes tersebut memiliki realiabilitas sedang. Berikut ini analisis tingkat kesukaran menggunakan anates Adapun hasil tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini: Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Pretest Rata-rata = 36,80 Simpangan Baku = 9,23 Korelasi XY=0,26 Reliabilitas Tes = 0,42 No. Urut No. Subyek Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 S1 20 15 35 2 2 S2 40 20 60 3 3 S3 20 20 40 4 4 S4 15 15 30 5 5 S5 15 20 35 6 6 S6 15 20 35 7 7 S7 20 15 35 8 8 S8 35 20 55 9 9 S9 15 10 25 10 10 S10 35 15 45 11 11 S11 20 20 40 12 12 S12 20 20 40 13 13 S13 20 20 40 14 14 S14 15 15 30 15 15 S15 20 20 40 16 16 S16 30 15 45 17 17 S17 20 20 40 18 18 S18 15 15 30 19 19 S19 20 15 35 20 20 S20 15 20 35 21 21 S21 15 20 35 22 22 S22 15 10 35 23 23 S23 15 5 20 24 24 S24 20 20 40 25 25 S25 15 10 25 Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Tingkat kesukaran Menganalisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengkaji soal- soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Adapun hasil dari tingkat kesukaran tersebut menggunakan anates dandisajikan dalam bentuk tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Uji Tingkat Kesukaran Pretest Jml Subyek =25 Butir Soal = 5 No. Butir Baru No. Butir Asli T. kesukaran Tafsiran 1 1 46,43 Sedang 2 2 37,50 Sedang 3 3 23,21 Sukar 4 4 37,50 Sedang 5 5 39,29 Sedang e. Daya Pembeda Daya pembeda dimaksudkan untuk mengkaji suatu tes dari kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk kedalam kategori rendah, sedang dan kategori tinggi prestasinya. Berikut adalah hasil analisis daya pembeda menggunakan anates dan disajikan dalam bntuk tabel di bawah ini: Tabel 3.5 Daya Pembeda Pretest Jml Subyek = 25 Kelompok atasbawah n =7 Un:unggul As:Asor SB: Simpangan Baku No No. Btr Asli Rata- rata UN Rata- Rata AS Beda SB UN SB As SB Gab t DP 1 1 13,57 5,00 8,57 8,02 0,00 3,03 2,83 42,86 2 2 8,57 6,43 2,14 2,44 2,44 1,30 1,64 10,71 3 3 5,00 4,29 0,71 0,00 1,89 0,71 1,00 3,57 4 4 10,00 5,00 5,00 0,00 2,89 1,09 4,58 25,00 5 5 10,00 5,71 4,29 2,89 1,89 1,30 3,29 21,43 Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan mendalam mengeni perasaan dan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan.Wawancara dilakukan terhadap beberapa perwakilan siswa dari masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3. Lembar Observasi Observasi merupakn suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan Sutrisno Hadi,1986 dalam Sugiyono, 2011:203. Observasi yang dilakukan berupa lembaran untuk mencatat data aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran, interaksi siswa dan guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan.Instrumen lembar observasi ini diisi oleh observer, yakni peneliti. Aktivitas siswa yang diamati pada waktu pembelajaran berlangsung antara lain: mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, mempelajari Lembar Kerja Siswa LKS, menulis hal-hal yang relevan dengan KBM, berdiskusi antara siswa, dan aktivitas yang mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan KBM. Adapun aktivitas guru yang diamati antara lain: penyampaian tujuan pembelajaran, motivasi siswa, mejelaskan materi secara lisantertulis, mengajukan pertanyaan, memberi petunjuk dan membimbing aktivitas siwa, menutup kegiatan pembelajaran, dan aktivitas yang mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan KBM. Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Skala Sikap Instrumen skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan. Sikap tersebut meliputi kepercayaan diri dalam belajar matematika, kecemasan dalam belajar matematika, keberanian dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau tidak suka terhadap pemahaman konsep dan kesukaan terhadap susana kelas ketika pembelajaran berlangsung. Skala sikap ini diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran berakhir, yakni setelah dilaksanakan postes. Untuk menentukan baik atau tidaknya skala sikap ini tidak ada kriteria mutlak.Akan tetapi dalam penyusunannya dilakukan beberapa tahap.Tahap pertama penyusunan skala sikap ini adalah membuat kisi- kisi.Setelah kis-kisi dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji validitas isi dengan meminta pertimbangan dan konsultasi kepada dosen pembimbing. Skala sikap yang digunakan dalam penelitian berbentuk skala sikap Analisi tingkat Persetujuan yang terdiri atas empat pilihan yaitu: sangat setuju, SS, setuju S, tidak setuju ST dan sangat tidak setuju STS. Jumlah pertanyaan yang diberikan sebanyak 10 pertanyaan yang terdiri dari : 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pernyataan positif yaitu nomor 1,3,5,7, dan 9.Sedangkan pernyataan negatif yaitu nomor 2,4,6,8, dan 10. 5. Jurnal Harian Siswa Jurnal dalah tulisan bebas dan singkat yang dibuat oleh siswa disetiap akhir pertemuan selama penelitian dilangsungkan Dessy.T, 2014:24.Jurnal ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kesan dan pesan siswa selama mengikuti pembelajaran Realistic Mathematics Education RME berbasis kebersihan lingkungan, serta aspirasi mereka terhadap pembelajaran matematika secara umum. Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

3 27 213

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 5 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 1 11

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN SELF-EFFICACY SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP

2 3 8

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP Lisna Nurani *) Abstrak - REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP (lisna)

0 0 12

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DI MTS PONTIANAK

0 0 16

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

0 1 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen di Kelas V SDN Gununglipung Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2015/2016)

0 0 15