Revisi Instrumen Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data.

c. Menentukan besar peluag untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z, selanjutnya disebut dengan Q z. d. Menghitung frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z, selanjutnya disebut dengan S z. e. Menentukan nilai Lo = F z – S z dan membandingkannya dengan nilai Lt dari tabel Liliefors. f. Kaidah keputusan : Ho : sampel berdistribusi normal H1 : sampel berdistribusi tidak normal Lo Lt , maka terima Ho yang berarti sampel berdistribusi normal Lo Lt, maka tolak Ho yang berarti sampel tidak berdistribusi normal.

3.7.3.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggnakan uji Bartleth. Sesuai dengan ketentuan, kriteria homogenitas menurut uji Barleth adalah χ ² h χ ² t, maka data mempunyai varian yang homogen atau berasal dari populasi yang homogen. Untuk melakukan pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlet yaitu dengan menggunakan rumus: χ 2 hitung = lon10.[B- Σdk Log S i 2 ] Riduan 2008 : 178 dimana : ..... ..... . . 2 1 2 2 1 1 2 + + + + = n n S n S n S i dan ∑ − = 1 . 2 n S Log B Selanjutnya membandingkan χ 2 hitung dengan χ 2 tabel untuk alpa α= 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 1. Kriteria pengujian: Jika χ 2 hitung χ 2 tabel maka distribusi data tidak homogen. Jika χ 2 hitung χ 2 tabel maka distribusi data homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas pada lampiran 4

3.7.3.3 Tahap Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan teknik analisis korelasi dan regresi linear sederhana sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga digunakan teknik korelasi dan regresi linear ganda. Uji keberartian menggunakan uji t dan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05. Sesuai dengan hipotesis dan desain penelitian yang telah dikemukakan, maka dalam pengujiannya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Untuk mengetahui hubungan antara X 1 dengan Y; X 2 dengan Y; digunakan rumus korelasi sederhana Pearson Product Moment berikut: Riduan 2008 : 136 Dimana : r xy = Koefisien korelasi ∑x = Jumlah skor item ∑y = Jumlah skor total seluruh item n = Jumlah sampel Nilai korelasi PPM dilambangkan r, apabila nilai r telah diperoleh dari hasil perhitungan, selanjutnya ditafsirkan dengan tabel interpretasi tabel 3.3. } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 y x x n y x y x n r xy n y {

3.7.3.3.1 Uji Multikoliner

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel bebas apakah variabel bebasnya saling independent atau tidak independent. Rumus yang digunakan untuk mencari korelasi antar variabel bebas adalah Pearson Product Moment berikut: { } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 . 1 . . X X n X X n X X X X n r X X Jika harga 8 , 2 1 ≥ X X r artinya X1 dan X2 tidak independent. Jika harga 8 , 2 1 ≤ X X r artinya X1 dan X2 saling independent.

3.7.3.3.2 Kontribusi variabel X terhadap Y.

Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut : Dimana : KD = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi Untuk uji signifikansi variabel X terhadap Y digunakan rumus seperti dibawah ini, sedangkan mencari t tabel menggunakan bantuan MsExcel. Dimana : t = Nilai t hitung KD = r 2 x 100 Riduan 2008: 136 Riduan 2008: 137 2 1 2 r n r t − − = r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden Untuk mengetahui hubungan secara simultan X 1 , X 2 , terhadap Y menggunakan koefisien korelasi ganda, perhitungan dilakukan dengan bantuan program MsExcel. Dan SPSS Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variabel digunakan metode regresi :

3.7.3.3.3 Regresi Linear Sederhana

Uji regresi ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X dan Y. Persamaan regresi ini dinyatakan dengan rumus : bX a Y + = Dimana : Y = Variabel terikat variabel yang diduga X = Variabel bebas a = Intersepkonstanta b = Koefisien regresi Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu melalui persamaan berikut : 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 X x n Y X X X Y a ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ = 2 1 2 1 1 1 1 1 X x n Y X Y X n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Riduan 2008: 145 Riduan 2008: 145 Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian signifikansi arah koefisien dengan menggunakan analisis varians ANAVA yang diolah dengan bantuan MsExcel dan SPSS Menguji Signifikansi Liniearitas 1 Mencari jumlah kuadrat eror JK E 2 Mencari jumlah kuadrat tuna cocok JK tc 3 Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok RJK rc 4 Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna eror RJK E 5 Mencari nilai F hitung Kaidah pengujian linearitas : F hitung ≥ F tabel , maka terima H 0, dan tolak H a artinya data berpola tidak linear. F hitung ≤ F tabel , maka tolak H , terima H a artinya data berpola linear. Dengan taraf signifikan α = 0,05; mencari F tabel menggunakan rumus: F tabel = F 1- α dk= TC, dk= E Selanjutnya pada umumnya semua besaran yang diperoleh, disusun dalam sebuah daftar yang disebut analisis varians ANAVA sebagaimana terlihat pada lampiran Tabulasi data pengelompokan variable X1, X2 terhadap Y ∑ ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ Σ − Σ = k E n Y Y JK 2 2 E s TC JK JK JK + = Re 2 − = k JK RJK TC TC k n JK RJK E E − = E TC hitung RJK RJK F =

3.7.3.3.4 Regresi Linear Ganda.

Uji regresi linear ganda bertujuan untuk membuktikan ada atau tidak adanya hubungan fungsional atau kausal antara variabel bebas X 1 , X 2 , terhadap Y. Pengujian data dilakukan menggunakan bantuan program MsExcel.. Persamaan regresi linear ganda dinyatakan dalam rumus : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 = − = ∑ ∑ ∑ n X X X 2 2 2 2 2 2 = − = ∑ ∑ ∑ n Y Y Y 2 2 2 = − = ∑ ∑ ∑ ∑ n Y X Y X Y X 1 1 1 = − = ∑ ∑ ∑ ∑ n Y X Y X Y X 2 2 2 = − = ∑ ∑ ∑ ∑ n X X X X X X 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 . . . . . ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = x x x x y x x x y x x b ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − = ∑ ∑ ∑ n x b n x b n y a 2 2 1 1 . . = − = ∑ ∑ ∑ n X X X 2 1 2 1 2 1

3.8 Hipotesis Statistik.

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis I : Ho : r y1 = 0 Tidak terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kinerja guru dengan kompetensihasil belajar. H 1 : r y1 ≠ 0 Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kinerja guru dengan kompetensihasil belajar. Hipotesis II : Ho : r y2 = 0 Tidak terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara motivasi dengan kompetensihasil belajar. H 1 : r y2 ≠ 0 Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara motivasi dengan kompetensihasil belajar. Hipotesis III : Ho : r y12 = 0 Tidak terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kinerja guru, motivasi secara bersama-sama dengan kompetensihasil belajar. H 1 : r y12 ≠ 0 Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kinerja guru, motivasi secara bersama-sama dengan kompetensihasil belajar. Keterangan : Ho : Hipotesis Nol. H 1 : Hipótesis Alternatif. r y1 : Koefisien korelasi antara kinerja guru X 1 dengan kompetensihasil belajar Y. r y2 : Koefisien korelasi antara motivasi X 2 dengan kompetensihasil belajar Y. r y12 : Koefisien korelasi antara kinerja guru X1, motivasi X 2 dengan kompetensihasil belajar Y.

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Terdapat hubungan yang erat signifikan antara kinerja guru dengan kompetensihasil belajar. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif kinerja guru akan diiringi dengan meningkatnya kompetensihasil belajar. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kinerja guru, akan diiringi dengan menurunnya kompetensihasil belajar. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja guru dengan kompetensi hasil belajar “ dapat diterima. 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi dengan kompetensihasil belajar Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin tinggi motivasi, akan diiringi dengan meningkatnya kompetensihasil belajar. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif motivasi, akan diiringi dengan menurunnya kompetensihasil belajar yang telah teruji linear dan signifikan. Kekuatan hubungan antara variabel X 2 dan Y ditunjukkan oleh koefisien korelasi y x r 2 sebesar 0,721 dan koefisien determinasi KD = r 2 x 100 = 0,5198 sehingga kontribusi variabel X 2 terhadap Y sebesar 51,98 . Hal ini berarti 51,98 variasi nilai kompetensihasil belajar ditentukan oleh motivasi. Oleh karena itu hipótesis yang menyatakan “Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kompetensihasil belajar “ dapat diterima. 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan secara bersama-sama antara pembelajaran berbasis kerja dan motivasi dengan kompetensihasil belajar. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif baik pembelajaran berbasis verja dan motivasi, maka semakin tinggi pula kompetensihasil belajar. Sebaliknya semakin negatif kinerja guru dan motivasi, maka semakin rendah pula kompetensihasil belajarnya. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan oleh persamaan regresi Y’ = 58,802 + 0,129 X 1 + 0,143 X 2 . Berdasarkan uji linearitas dan signifikansi persamaan tersebut telah teruji linear dan signifikan. Kekuatan hubungan ditunjukkan oleh koefisien korelasi multiple sebesar y x x R 2 1 sebesar 0,752 sehingga koefisien determinannya 0.5655. Hal ini menunjukkan 56,55 variasi yang terjadi pada kompetensihasil belajar ditentukan secara bersama-sama oleh kinerja guru dan motivasi. Walaupun diakui bahwa ada hubungan yang positif dari kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat kompetensihasil belajar, namun kompetensihasil belajar tidak semata-mata dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut, tetapi masih ada lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhinya namun tidak menjadi fokus dalam penelitian ini.