Analisis Data METODE PENELITIAN

Deniaty Sinaga, 2015 Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang lahir dari orang tua tunarungu. Dokumentasi Bahasa Ekspresif Wawancara, Observasi Studi Dokumentasi Anak Orang tua 3. Kendala yang dihadapi orang tua tunarungu dan anaknya yang memiliki pendengaran normal dalam berkomunikasi. Kendala yang dihadapi Orang Tua Wawancara Observasi Orang tua tunarungu Kendala yang dihadapi Anak Wawancara Observasi Anak 4. Upaya yang dilakukan orang tua tunarungu dalam berkomunikasi dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Upaya Orang tua Wawancara Observasi Orang tua tunarungu Upaya Anak Wawancara Observasi Anak

D. Analisis Data

Stainback dalam Sugiono, 2009, hlm. 89 mengemukakan bahwa analisis data adalah : Proses pencarian dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan Deniaty Sinaga, 2015 Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif menurut Bogdan Biklen dalam Moleong, 2007, hlm. 248 adalah „upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ‟. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang disampaikan oleh Miles Huberman dalam Sugiono, 2009, h lm. 91 yaitu „Aktivitas analisis data secara kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh ‟. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclution drawingverification. 1. Reduksi Data “Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, peabsraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan.” Basrowi Suwandi, 2008, hlm. 209. Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dari isi data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini hasil wawancara dan observasi yang telah dikumpulkan peneliti mengenai pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal akan di reduksi sehingga dapat dipastikan validitasnya. Deniaty Sinaga, 2015 Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Penyajian Data Basrowi Suwandi 2008, hlm. 209 mengungkapkan bahwa “penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan ”. Bentuk penyajian data dapat berupa narasi, matrik, grafik, jaringan dan bagan untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dengan penyajian data, hasil wawancara dan observasi dalam penelitian tentang pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal akan lebih mudah untuk dibaca dan ditarik kesimpulannya. 3. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, alur sebab-akibat, dan proposisi. Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni validitas data itu sendiri. Dengan demikian, data yang telah dikumpulkan mengenai pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal ini dapat ditarik kesimpulannya dan diverifikasi. Deniaty Sinaga, 2015 Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu Dengan Anaknya Yang Memiliki Pendengaran Normal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pola komunikasi orang tua tunarungu dengan anaknya yang memiliki pendengaran normal diperoleh bahwa pola komunikasi yang terjadi diantara orang tua dan anak adalah komunikasi total. Orang tua tunarungu dan anak berkomunikasi dengan menggunakan perpaduan antara komunikasi verbal yaitu bahasa ujaran dan komunikasi nonverbal yaitu bahasa isyarat, bahasa tubuh gesture, mimik wajah, dan lain sebagainya. Perkembangan bahasa anak tidak menunjukkan adanya keterlambatan meskipun kondisi orang tuanya memiliki keterbatasan dalam pendengaran yang secara otomatis berdampak pula pada kemampuan bahasa orang tua. Anak tetap berkembang sebagaimana mestinya sesuai dengan tahap perkembangan bahasa diusianya. Anak mampu memahami tata bahasa dengan baik dan memiliki perbendaharaan kata yang sesuai dengan usianya. Selain itu anak kemampuan bahasa reseptif visual dan ekspresif visual anak telah berkembang dilihat dari kemampuan anak membaca dan menulis. Selain itu dengan adanya anggota keluarga lain seperti nenek, kakek, paman dan bibi, maka kebutuhan anak akan masukan bahasa dapat tercukupi. Kendala yang dialami orang tua tunarungu dan anaknya dalam berkomunikasi adalah ketidak jelasan saat menyampaikan pesan baik yang disampaikan oleh orang tua maupun anak. Selain itu masalah kesalahpahaman pun seringkali terjadi saat orang tua maupun anak berusaha memahami pesan yang disampaikan satu sama lain. Melihat dari kendala yang dihadapi, orang tua dan anak mengatasinya dengan melakukan upaya-upaya seperti melakukan pengulangan pesan yang disampaikan, memperlambat tempo pengucapan, menggunakan bahasa isyarat dan bahasa tulisan. Jika pada saat berkomunikasi anggota keluarga mereka yang lain sedang ada di sekitar mereka, maka anggota keluarga tersebut akan membantu mereka menjelaskan pesan yang disampaikan.